You are on page 1of 46

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN


KARSINOMA MAMMAE

PENGERTIAN
Carsinoma Mammae adalah pertumbuhan dan pembelahan sel
khususnya sel pada jaringan mammae yang tidak normal / abnormal
yang terbatas yang bertumbuh perlahan karena suplai limpatik yang
jarang ke tempat sekitar jaringan mammae yang banyak mengandung
banyak pembuluh limfa dan meluas dengan cepat dan segera
bermetastase.
Penyakit kanker payudara / mammae adalah penyakit
keganasan yang berasal dari struktur parnchim payudara. Paling
banyak berasal dari epitel duktus laktiferus (70%), epitel lobulus
(10%) sisanya sebagian kecil mengenai jaringan oot dan dan kulit
payudara. Kanker payudara / mammae tumbuh lokal ditempat semula,
lalu selang beberapa waktu menyebar melalui saluran limfe
(penyebaran sitemik) ke organ vital lain seperti paru-paru, tulang, hati,
otak dan kulit.

ETIOLOGI
Korsinoma mammae secara posti tidak diketahui penyebabnya
tapi pencetus yang sering disebabkan oleh esterogen yang lebih
dikenal esterogen denpendent mengandung eseptor yang mengikat
estradid, suatu tipe esterogen yang pertumbuhannya dirangsang
dirangsang oleh esterogen, karena reseptor ini tidak muncul pada
jaringan payudara yang normal.
TANDA-TANDA GEJALA
Tanda tanda gejala paling dini adalah berupa tumbuhnya
benjolan pada daerah mammae.

KLASIFIKASI TNM KANKER PAYUDARA / MAMMAE


Tahapan ukuran Keterlibatan nodul metatasis
tumor
I. Kurang dari 2 cm Tidak ada NO Tidak ada
II. Kurang dari 5 cm Axillary nodes dapat (MO)
(T1 dan T2) berpindah (N1) Tidak ada
III. Lebih dari 5 cm Axillary nodes tetap atau (MO)
dengan invai kulit / dapat berpindah (N dan
melebar pada N2) Tidak ada
dindidng dada (MO)
IV. Setiap ukuran
Setiap nodes

Ya (M1)
PATOFISIOLOGI

Gangguan
Mutasi gen Berfungsinya
mekanisme
Infeksi virus pengendali enkogen
pengendalian
(Virus SV-4) pertumbuhan (Carsiogenic
pertumbuhan
tumor supresor gen Agent)
normal)

Perubahan parenklim sel payudara / mammae

Jinak (Epidermoid, sel Ganas /kanker (sel


besar, adeno carsinoma kecil/out cell)
Kohesif Kurang kohesif
Tumbuh lambat Pertumbuhan cepat
Pola tidur teratur
Ketakutan
(Kecemasan)

Kompetisi Metastase
pemakaian nutrisi, Hemarogen /
rangsangan organ Limfogen /
viseral melalui langsung
transmitor H1
Serotinin (5HT 3)
Host Multi organ
failure sepsis

Penekanan reseptor Peningk


Respon Syok atan
pada parenklim Neuroendokrin
payudara Sepsis suhu
prostalagnin, tubuh
Serotonin,
Maladaptasi
Bradikinin,
Norefinefin, Ion

Morbiditas dan mortalitas

Nyeri Resiko infeksi Gangguan nutrisi

Kelemahan / Intoleransi
aktivitas
PENATALAKSANAAN CA MAMMAE / KANKER PAYUDARA
1. Pembedahan
Terapi bedah bertujuan kuratif dan poliatif
Jenis terapi : lokal / loko regional
Jenis terapi : terapi utama / terapi tambahan
Prinsip erapi kuratif bedah
Pengangkatan sel kanker secara kuratif dapat dilaksanakan
dengan cara :
• Modifed radikal mastektomi
• Breast conversing treatment (BCT) ± rekonstruksi
payudara
• Tumorektomi / Lumpektomi / kuadran tektomi / parsial
mastektomi ± diseksi oxsila
Pengobatan bedah kuratif dilakukan pada kanker payudara dini
(stadium 0, I, dan II), dan pengobatan paliatif bedah adalah
dengan mengangkat kanker payudara secara makroskopis dan
masih meninggalkan sel kanker secara mikroskopis dan biasanya
dilakuakan pada stadium II dan IV dan juga untuk mengurangi
keluhan-keluhan penderita baik pendarahan, patah tulang dan
pengobatan ulkus.
Tipe – tipe pembedahan untuk membuang ca mammae :
• Lympectomy :
Pembuangan sederhana benjolan tumor.
• Mastektomi parsial :
Pembuangan tumor dan 2,5 – 7,5 cm (1 sampai 3 inci)
jaringan sekitarnya ubcutaneous.
• Mastektomy :
Pembuangan seluruh jaringan yang mendasari tumor
payudara. Meninggalkan / membiarkan kulit, aerola dan
memasukkan puting (intact).
• Mastectomy sederhana :
Menghilangkan seluruh payudara tapi tidak dengan nodus
oxillary.

• Modifikasi mastectomy radikal :


Menghilangkan seluruh payudara ( dengan atau tanpa
pectoralis minor) menghilangkan beberapa axilla lympa
nodes.
• Mastectomy radikal :
Menghilangkan seluruh payudara, acillary lympa nodes,
pectorolis muscle (besar atau kecil), dan lemah dan fasia
yang berdekatan dengan pembedahan.
2. Radio terapi
Pengobatan radioterapi adalah untuk pengobatan lokal / loko
regional yang sifatnya bisa kuratif datau paliatif. Radioterapi
dapat merupakan terapi utama. Misalnya pada operasi BCT dan
kanker payudara stadium lanjut III. Sebagai terapi tambahan /
adjuvan biasanya diberikan bersama dengan terapi bedah dan
kemoterapi pada kanker stadium I, II, dan III A. Pengobatan
kemoterapi biasanya mono faramasi / mono terapi.
3. Hormon terapi
Pengobatan hormon terapi untuk pengobatan sistemik unuk
meningkatkan survival, yaitu dengan pemberian anti esterogen.
Pemberian hormon aromatase inhibitas, anti Gn RH, ovorektomi.
Pemberian hormon ini sebagai adjuvan stadium I, II, III, IV
terutama pada pasien yang reseptor hormon positif, hormon terapi
dapat juga digunakan sebagai terapi Pravelensi kanker payudara.
4. Terapi paliatif dan pain
Terapi paliatif untuk dapat dikerjakan sesuai keluahan pasien.
Untuk tujuan perbaikan kualitas hidup. Dapat bersifat medika
mentosa. Paliatif (pemberian obat-obat paliatif) dan non medika
mentosa (radiasi paliatif dan pembedahan paliantif).
5. Immunoterapi dan ioterapi
Sampai saat ini penggunaan immunoterapi seperti pemberian
interferon, modified molekuler, biologi agent masih bersifat
teratas sebagai terapi adjuvan untuk mendukung keberhasilan
pengobatan- pengobatan lainnya.
Pengobatan bioterapi dengan rekayasa genetika untuk
mengoreksi mutasi genetik untuk mengoreksi mutasi masih
dalam penelitian.
6. Rehabilitas fisik dan psikis
Penderita kanker payudara sebaiknya setelah mendapatkan
pengobatan konvensional seperti pembedahan, Penyinaran,
kemoterapi. Sebaiknya dilaksanakan rehabilitasi fisik untuk
mencegah timbulnnya komplikasi akibat treatment tersebut.
Rehabilitasi psikis juga digunakan untuk mendorong semangat
hidup yang lebih baik.
7. Kemoterapi
Pengobatan kemoterapi adalah pengobatan sistemik yang
menggunakan obat-obat sitostatika malalui aliran sistemik.
Sebagai terapi pada kanker stadium lanjut (stadium III B dan IV)
dan sebagai terapi tambahan
Pada kasus karsinoma mammae dapat dilakukan pengobatan
dengan radiasi dan pengangkatan mammae (mastektomi).
Pengankatan tergantuang sejauh mana pertumbuhan dan
penyebarannya dipilih berdasarkan stadiumnya dan chemoterapy.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


CA MAMMAE
Pengkajian
1. Biodata
Ca mammae terutama terjadi pada usia lanjut (diatas 50 tahun),
tetapi 80% terjadi pada usia 35 tahun – 65 tahun cenderung
meningkat 6 kali lipat jenis kelamin laki-laki dibanding
perempuan 1 : 100
2. Keluhan utama
DS : Klien mengeluh adanya benjolan / ulkus pada
payudara kadang-kadang timbul nyeri , serta perasaan
takut atau cemas
DO : Pada payudara terdapat adanya borak / nodul-nodul
yang mengeras serta bau tidak enak yang menyengat.
Klien tampak enggan bergaul dan berintegrasi dengan
pasien lain klien terlihat sedih dan sering malamun.
Observasi gejala memegang payudara dan wajah
tampak menyeringai.
3. Riwayat penyakit
a. Sekarang : Klien mengeluh adanya benjolan / ulkus pada
payudara dan kadang-kadang timbul nyeri, serta
perasaan takut / cemas. Pada payudara terdapat
adanya borak / nodus-nodus yang mengeras serta
bau tidak enak yang menyengat klien tampak
enggan bergauld an berintegrasi dengan pasien lain
klien terlihat sedih dan sering melamun. Observasi
memegang payudara dan wajah tampak
menyeringai.
b. Dahulu : Adanya siklus perubahan hormonal yang lama-
lama tidak ada henti-hentinya menarche awal.
Manopause terlambat dan tidak ada kehamilan
(long 1996). Adanya riwayat kanker sebelumnya,
riwayat kehamilan (nullipasa, multipasa),
penggunaan onbat-obatan hormonal kontrasepsi,
riwayat menstruasi (cadly meneteclate
manopause). Adanya paparan radiasi riwayat
peminum alkohol.
c. Keluarga : Ibu dan anak perempuan khususnya dengan kanker
premanopause / kanker payudara bilateral. Adanya
anggota yang menderita ca mammae.

4. Pemeriksaan ca mammae / kanker payudara meliputi :


• Pemeriksaan Skreping
Tujuan untuk menemukan kanker payudara dini pada
penderita asimplomatis (tanpa keluhan) dengan tujuan
menurunkan angka kematian standar pemeriksaan skrining
payudara dapat dilakukan dengan :
Mammografi : terbukti lebih akurat mendeteksi
kanker payudara berdiameter kurang dari 0,5
cm dengan accuration rate : ± 80 -90 %
• Pemeriksaan diagnostik
Meliputi :
1. Anamnesa, cermat mengenai waktu timbulnya tumor
dan ada tidaknya faktor resiko
2. Inspeksi tanda-tanda kecurigaan kanker payudara.
3. Palpasi. Tanda-tanda kanker payudara.
• Pemevilis. Imaging
Terdiri dari :
1. Manimografi
2. USG
3. MRI
• Pemeriksaan Mikroskopik terdiri dari :
1. Pemeriksaan Biopsi trbuka (Open Biopsy), insisional
biopsi dan sksisional biopsi
2. Pemeriksaan Biopsi tertutup (minimal invasif biopsy),
needle aspiration biopsy, trucul biopsy needle aspiration
nierup. Pilihan utama untuk pemeriksaan diagnostik
tumor payudara yang palpable maks. Accuration rate ±
95%.
• Pemeriksaan tambahan
1. Pemeriksaan torak foto
2. Pemeriksaan bone scanning / bone survey
3. Pemeriksaan USG Abdomen / bone survey
4. Pemeriksaan USG Abdomen / CT Scan Abdomen
5. Pemeriksaan tumor marker
6. Pemeriksaan darah / fungsi liver dan tulang
7. Pemeriksaan head CT - Scan
5. Komplikasi Kemotherapi :
• Efek samping :
- Nausea voniting
- Alopecia
- Rasa pengecap (menurun)
- Mucositis

• Toksik
- Hematoogin : depresi susmsum tulang, anemia.
- Ginjal, hepar.

A. Sistem Integumen
1. Perhatian : nyeri, Gengkak, klibitis, ulkus.
2. Inspeksi kemerahan dan gatal, eritema
3. Perhatian pigmentasi kulit.
4. Kondisi gusi, gigi, mukosa dan lidah.
B. Sistem Gastro intestinalis
1. kaji frekwensi, mulai durasi, berat ringannya mual dan
muntah setelah pemberian kemotherapi.
2. Observasi perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Kaji diare dan konstipasi
4. Kaji anoreksia
5. Kaji : jaudice, nyeri abdomen kuadran atas kanan
C. Sistem Hematopoetik
1. Kaji Netropenia
- Kaji tanda infeksi
- Avekultasi paru
- Perhatikan garuk produktif dan nafas dispnoe
- Kaji suhu
2. Kaji Trombositepemia = < 50.000 / m3 menengah < 20.000 /
m3 – berat
3. Kaji Aemia
- Warna kecil , Cappilarry refill
- Disponae, lemah, palpitasi, vertigo.
D. Sistem Respiratorik dan kardiovaskuler
1. Kaji terhadap fibrasis paru yang ditandai :
Dispnol, kering, batuk non produktif. Terutama kleomisi.
2. Kaji tanda CHF
3. Lakukan pemeriksaan ECG
E. Sistem Neuoomuskuleo
1. Perhatikan adanya perubahan aktivitas motorik.
2. Perhatikan adanya parestesia.
3. Evaluasi refles.
4. Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki.
5. Kaji gangguan pendengaran.
6. Diskusikan ADL
F. Sistem genitokoinari
1. Kaji frekwensi BAK
2. Perhatikan ban, warna, kekeruhan urine
3. Kaji : hematuria, Oliguria, Anvria
4. Monitor BUN, Kreatinin

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi infeksi ybd. Netropenia
2. Resiko penularan ybd. Trombositopenia
3. Lemah berhubungan dengan anemia
4. Perubahan nutrisi : kurang darah kebal ybd efek samping
5. Cemas/takut ybd. Situasi krisis (kanker)
6. Perubahan gambaran diri ybd. Alopecia.

INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Mencegah infeksi
2. Mencegah pendarahan
3. Meningkatkan nutrisi
4. Mengurangi kecemasan
5. Meningkatkan koping pada perubahan gambaran diri.

THERAPI RADIASI
Terapi radiasimenggunakan energi tinggi dan getaran ion dapat
menimbulkan kerusakan molekul sel dan perubahan biokimia :
mematikan sel kanker.

Jenis terapi radiasi :


• Tile therapy : cobact,lineaca
• Brokhitherapy : dosis tinggi lebih terlokalisasi
• Intra operative radioterapi. Hipertermia.
Pertimbangan klinis :
• Indikasi : digunakan tersendiri / kombinasi
• Perencanaan pengab.
KOMPLIKASI
Komplikasi terjadi dari lokasi jenis radiasi,dosis,status kesehatan
klien.
1. Efek samping akut 1 – 6 bulan
- Eritemia
- Lemah dan lunglai
- Nausea, muntah, diare
- Oral : kering, mucositis, xerostomia
- Dispnae, pneumonia
- Sistitis
2. Efek Samping Kronis > dari 6 bulan
- Kulit : fibradis, kehitaman permanent atrpi
- Gsastro intestinal ; fibrsis, obstruksi, ulkus, sriktur
- Oral : xerostomia, pengecapan menurun, caries gigi
- Paru : fibrosis
- Ginjal : nefritis, fibrasis
- Kanker lain 5-7% leukemia

Pengkajian
1. Sistem terkait
2. emosi /psikologis klien

Intervensi Keperawatan :
1. Mempertahankan perawatan kulit secara optimal
- Informasikan tentang reaksi kulit
- Jangan menggunakan lotion, minyak kosmetik pada lokasi
therapi hanya tepung maroka
- Hindari penekanan, penggosokan, garuk.
2. Memastikan terlindungi dari efek radiasi

F. Prioritas keperawatan Pre dan Post Operasi


PREOPERASI
1. Ansietas ybd. Kurng pengetahuan tentang pre dan
pascaoperasi dan takut akan kecacatan.
Batasan karakteristik : mengungkapkan keluhan khusus.
Merasa tidak mampu, meminta informasi, mengungkapkan
kurang mengerti dan gelisah, menolak operasi :
Tujuan : Cemas berkurang atau hilang
Ket : Mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara
terbuka, melaporkan berkurangnya cemas dan
takut, mengungkapkan mengerti tentang pre dan
post operasi. Secara verbal mengemukakan
menyadari apa yang diinginkannya yaitu
menyesuaikan diri terhadap perubahan fisiknya.
Rencana tindakan :
1. Jelaskan apa yang terjadi sel;ama periode pre operasi
dan pasca operasi, termasuk tes laboratorium
praoperasi, persiapan kulit, alas an ststus puasa obat-
obatan pra operasi, obat-obatan post operasi, tinggal di
ruang pemulihan, dan program pasca operasi.
Informasikan pada klien obat nyeri tersedia bila
diperlukan untuk mengontrol nyeri.
Rasional : pengetahuan tentang apa yang diperkirakan
membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan
kerja sama pasien.
2. Jika mastektomi akan dilakukan, konsultasikan dulu
dengan pasien dan dokter untuk mendapatkan
kunjungan dari tim medis yang bersangkutan. Atur
waktu untuk berdiskusi dengan terapi tentang
alternative metoda-metoda untuk rehabilitasi suara.
Rasional : mengetahui apa yang diharapkan dan melihat
hasil yang sukses membantu menurunkan kecemasan
dan memungkinkan pasien berfikir realistic.
3. Izinkan pasien untuk mengetahui keadaan pasca operasi
: satu atau dua hari akan dirawat di UPI sebelum
kembali keruangan semula.
Rasional : pengetahuan tentang apa yang diharapkan
dari intervensi bedah membantu menurunkan
kecemasan dan memungkinkan pasien untuk
memikirkan tujuan yang realistic.
4. Jika akan dilaksanakan masektomi, ajarkan pasien dan
latih cara-cara latihan sebagai berikut :
Latihan awal bagi pasien pasca masektomi :
- Pada hari pembedahan dan meluaskan gerakan jari-
jari membalikkan lengan.
- Hari pertama pasca operasi harus sudah dimulai
pisio terapi pasif dan aktif seperti
• Fisioterpi aktif : melatih gerakan-gerakan sendi
bahu reduksi , rotasi sendi bahu jika fisioterpi
diterapkan sedini mungkin tidak akan terjadi
kontraktur sendi bahu di kemudian hari dan
juga dengan fisioterapi dini, aliran darah lebih
aktif dan lancer.
• Selanjutnya pasien dapat menggosokkan gigi
dan mnyisir rambut, pasien harus mengetahui
gerakan apa yang dilakukan dalam setiap
latihan.
Misal dapat mengankat lengan keatas,
kesamping, dan kedepan, dapat menyisir
rambut sendiri danj dapat memakai rambut
sendiri dengan lengan yang sakit, latihan harus
kontinyu dan istirahat bila merasa sakit.
2. Menolak operasi ybd kurang pengetahuan tentang prosedur
pre dan pasca operasi kecemasan, ketakutan akan kecacatan
dan ancaman kematian.
Karakteristik data : kurang keraa sama dan menolak untuk
dioperasi, menanyakan informasi tentang persiapan pre dan
prosedur post operasi.
Tujuan : Klien akan bersedia di operasi
KH : mengungkapkan perasaan dan pikirnnya secara
terbatas, mengatakan mengerti pre dan post operasi,
mengatakan berkurangnya kecemasan klien dioperasi
Rencana tindakan :
1. Kaji faktor-faktor yang menyebabkan klien
menolak untuk dioperasi
2. Anjurkan keluarga untuk memberikan support
seperti dukungan spiritual
3. direncanakan tindakan sesuai diagnosa
keperawatan no 1.

POST OPERASI
1. Mempertahankan jalan napas tidak terbuka, ventilasi
adekwat
2. Membantu pasien dalam mengembangkan metode
komunikasi alternative.
3. Memperbaiki / mempertahankan integritas kulit.
4. Membuat atau mempertahankan nutrisi adekuat
5. Memberikan dukungan emosi untuk penerimaan
gambar diri yang terganggu.
6. Memberikan informasi tentang proses penyakit /
prognosis dan pengobatan

Tujuan pemulangan :
1. Ventilasi / oksigenasi adekuat untuk kebutuhan individu
2. Komunikasi dengan efektif
3. Komplikasi tercegah atau minimal.
4. Memulai untuk mengatasi gambaran diri
5. Proses penyakit / prognosis dan program tertapi dapat
dipahami.

DAFTAR PUSTAKA

1. dunna.D.I. Et. Al.1995. Medical surgical nursing: A Nursing

Process Approach 2nd edition : WB Sauders.


2. Long.C.Barbara (1996). Essential Of Medical. Surgical Nursing
A Nursing Process Approcach. C.V mosby Company St
Louis.USA.
3. Rothrock, CJ 2000. Perencanaan Asuhan Keperawatan
Perioperatif ECG : Jakarta.
4. Sjamsu hidayat & Wim De Jong 1997. Bahan Ajar Ilmu Bedah
ECG : Jakarta.
PENGKAJIAN
Tgl / Jam MRS : 25 Juli 2007 jam 13.35
Ruang : Bedah Dahlia
No. Register : 38.81 75
Dx. Medis : Ca Mammae Sinistra
Tgl. Pengkajian : 2 Agustus 2007 jam 08.00

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. “N” Suami :
Umur : 40 tahun Nama : Tn “NS”
Jenis Kelamin: Perempuan Pekerjaan : Tani
Agama : Islam Alamat : Kejawan
Suku / Bangsa: Madura RT 16/ RW
3
Bahasa : Madura Grujugan
Pendidikan : SD TT Penanggung jawab :
Pekerjaan :- Nama : Tn NS
Status : Kawin Alamat : Kejawan
Alamat : Kejawan RT 16 RW 3 RT 16 RW 3
Grujugan Grujugan

B. KELUHAN UTAMA
Benjolan dan luka pada mammae sebelah kiri

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Klien mengatakan : biasanya klien rutin menstruasi setiap bulan
dan lamanya 7 hari mulai ± 10 bulan ini menstruasi sedikit sekali
dan ada benjolan pada mammae sebelah kiri ± ½ bulan ini
benjolan pada mammae sebelah kiri tiba-tiba poecah dan keluar
nanah. 5 hari kemudian keluar darah dan gumpalan-gumpalan
daging. Kemudian dipijat-pijat terus kemudian bidan setempat
mendengar hal tersebut dari tetangga klien lalu langsung dibawa
ke RS dengan menggunakan kendaraan carry.
Upaya yang telah dilakukan : Sebelum dibawa ke RS klien hanya
mengobati penyaklitnya dengan membeli obat superteta dan
remaksil di toko.
Terapi yang telah diberikan :
- TKTP R/ Ampisilin 4 x 1gr
- Cek lab Antrain 3 x 1 amp
- BWC 2x / hr Adona 3 x 1 gr
- FN AB
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mempunyai penyakit reumatik
E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti klien

Genogram :

F. Keadaan lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit


Klien mengatakan rumahnya permanen dari tembok, ada jendela
alas rumah keramik. Kebiasaan klien memasak memakai
penyedap rasa / vetsin.
G. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan
Klien mengatakan kalau keluarganya sakit biasa nya hanya
beli obat di toko. Persepsi klien saat di RS : petugas RS sangat
baik
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum di RS : Frekuensi makan 3 x sehari dengan
nasi, sayur dan lauk pauk, nafsu makan
biasa, minum 4-5 gelas /hr
Saat di RS : Makan terasa tidak enak dan hanya makan
sedikit (2 sendok) minum 3 – 4 gelas / hr
3. Pola eliminasi
Sebelum di RS : Kebiasaan b.a.b 1x/hr pada pagi hari
dan b.a.k 3-4x/hr
Saat di RS : b.a.b 1x/hr padat dan hanya sedikit b.a.k 3-
4x/hr

4. Pola aktifitas
Sebelum di RS : Aktivitas klien setiap hari
mengerjakan pekerjaan rumah tangga
memasak dan sebagainya. Kadang-kadang
membantu suami di sawah
Saat di RS : - Klien hanya berbaring dan
- Termenung
- Ada benjolan dan luka di mammae sebelah
kiri
Dan terasa nyeri
5. Pola istirahat-tidur
Sebelum di RS : - Tidur malam ± 6 jam (jam 22.00 –
04.00)
- Tidur siang ± 2 jam
Saat di RS : Tidur tidak nyenyak dan sering terbangun

6. Pola kognitif dan persepsi sensori


- Status mental : sadar
- Pendengaran : tidak ada kelainan
- Penglihatan : tidak ada kelainan
- Penciuman : tidak ada kelainan
- Pengecapan : tidak ada kelainan
- Perabaan : tidak ada kelainan
7. Pola konsep diri
- Citra tubuh : Klien merasa malu dengan keadaannya
tersebut
- Ideal diri : Klien ingin penyakitnya segera sembuh dan
dapat pulang sehingga bias melakukan
aktifitas di rumah lagi.
- Peran diri : Klien mengatakan penyakitnya sangat
mklien dalam menjalankan aktivitas
sehari-hari
- Harga diri : sebagai ibu rumah tangga klien ingin cepat
sembuh dan menjalankan tugasnya di
rumah.
8. Pola hubungan peran
Klien mengatakan klien sah menikah dan bekerja sebagai
petani. Bahssa sehari-hari bahasa Madura klien tinggal bersama
suami. Jika ada masalah klien meinta bantuan kepada suami.
Pengambil keputusan dalam keluarga suami.
Komunikasi dengan perawat RS : baik
9. Pola fungsi seksual – seksualitas
Klien mengatakan mulai pertama dating bulan pada umur 14
tahun dan rutin setiap bulan ± 10 bulan ini menstruasi hanya
sedikit-sedikit klien mempunyai anak 2 dan sudah meninggal
semua.
10. Pola mekanisme koping
Klien mengatakan bila ada masalah klien membicarakan
dengan suami
11. Pola nilai dan kepercayaan
Sebelum di RS : Klien sholat 5 waktu, ikut tiba’an
(pengajian dsb)
Saat di RS : Klien tidak bias melkukan sholat 5 waktu
dan hanya berbaring saja.

H. STATUS MENTAL (PSIKOLOGIS)


Klien mengatakan sangat sedih dan cemas
I. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status kesehatan umum
Keadaan / penampilan umum : lemah
Kesadaran : Composmentris
BB sebelum sakit : Tidak terkaji
BB saat ini : Tidak terkaji
BB ideal : Tidak terkaji
Perkembangan BB : Tidak terkaji
GCS :456
TB : Tidak terkaji
Tanda – tanda vital :
TD : 120/70 mmHg
N : 88 x/mnt
Suhu : 37.50 C
RR : 24 x / mnt

2. Kepala
- Rambut : lurus warna hitam
- Bentuk : ukuran simetris
- Mata : Skelra icterus - / -, konjugtiva : pucat - / -
- Telinga : Pendengaran baik / tidak ada kelainan
- Hidung : tidak ada kelainan
- Mulut : basah / lembab
3. Leher
Tidak ada pembesaran vina yugularis
Tidak ada pembesaran tyooid
4. Thorax (dada)
Inspeksi - Bentuk dan pergerakan simetris
- Terdapat benjolan dan luka pada mammae
sebelah kiri dengan ukuran 25 x 20 cm
baras tegas terdapat ulkus (+) darah (+)
- Pernafasan normal / teratur
Palpasi : vocal fremitus (+)
Perkusi : sonor
Auskultasi : cor : S1S2 tunggal , Ronchi (-), wheezing (-)
suara jantung teratur
5. Abdomen
Inspeksi : flat (tidak ada kelainan)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada
pembesaran
Auskultasi : Bising usus (+) 10 x / mnt
Perkusi : tympani

6. Tulang belakang
Tidak ada iordosis, kifosis dan skeliosis
7. Ekstrimitas
- Aksal dingin + +
+ +

- -
- Aedem
- -

8. Genetalia dan anus


Tidak terkaji

9. Pemeriksaan neurologist
- GCS :456
- Reflek babrinsky (-)
- Reflek bisep (-)
- Reflek trisep (-)

J. PEMERIKSAAN DIGNOSTIK
1. Laboratorium
LED : 99 mm
HB : 10,3 gr%
Lekosit : 13.200 mm
lo ba st sg lym mc
- - - 83 3 4

Gula darah sewaktu : 118 mgr %


LFT : SGOT : 99 u/l
SGPT : 82 U/L
RFT : Kreatinin : 0,84 mgr %
Urea : 29 mg%
Uric Acid : 5,0 mgr%
Lemak : cholesterol : 198 mgr%
2. Radiology
hasil PA tgl : 2/8 07 Kesp : tumor jinak +
Bronchupneumonia
K. TERAPI
1. Oral
2. Parenteral
- Diit TKTP tgl 3/8 07 advis dari akit
- Lnj. Ampialin 4 x 1 gr lnj : Diaz 4 amp / hr
- Lnj. Antrain 3 x 1 amp Infus RC : 05 % 2 : 2
- Lnj. Adona 3 x 1 amp
- Lnj dexametasome 3 x 0,5 gr

3. Lain-lain
B W C 2 x / hr

Bondowoso, 2 Agustus 2007


Mahasiswa,

SRI SETYOWATI
NIM : 06-32.KB
ANALISA DATA

Tgl / Jam Pengelompokan Data Masalah Kemungkinan TTD


Penyebab
2-8-2007 Ds Resiko tinggi Infeksi
08.00 - Luka sejak ± ½ bulan perluasan infeksi
yang lalu tidak
sembuh-sembuh
- Klien mengeluh badan
terasa panas dingin

DO
- Luka lebar 25 x 20 cm
merah campour nanah
darah dan berbau
- Perawatan luka 2 x / hr
dengan BWO
- Suhu : 37,5 0 C
- Lab
LED : 99 mm
HB : 10,3 gr %
Lekosit : 13.200 mm
Gula darah
Sewaktu : 118 mgr %
LFT
SGOT : 0,9 u/l
SGPT : 82 u/l
RFT
Kreatinin : 0,84 mgr
%
Urea : 29 mgr %
Uric Acid : 5,0 mgr
%
Lemak
Cholesterol : 198 mgr
2-8-2007 % Situasi krisis Cemas
08.00 (Kanker)

DS
- Klien menanyakan
bagaimana dengan
penyakitnya apakah
perlu dioperasi atau
tindakanlainnya
- Kalau opersi kapan
operasinya
dilaksanakan karena
biaya selama
menunggu dioperasi
semakin menipis
(Klien peserta JPS)
- Klien belum
mempunyai
pengalaman tentang
operasi
DO
- Rencana tindakan
masih menunggu
pemeriksaan PA
- Klien tmpak lelah
- Aksal dingin
- Menghindari kontak
mata
- Skala cemas sedang
- TTV
Suhu : 370 C
Nadi : 92 x / mnt
Tensi : 110/60 mmHg
-

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN URUTAN


PRIORITAS

NO TGL / JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF


1 2-8-2007 Kerusakan Integritas jaringan Ybd infeksi / tidak
08.00 adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan
system imun yang ditandai dengan
DS :
- Luka sejak ± ½ bulan yang lalu tidak
sembuh-sembuh
- Klien mengeluh badan teras panas dingin
DO :
- Luka lebar 25 x 20 cm. merah campur
nanah, darah dan berbau
- Perawatan luka 2x/hr dengan BWC
- Suhu 37,5 0 C

2 2-8-3007 Ansietas / cemas ybd situasi krisis (kanker),


08.00 perubahan kesehatan, tindakan dan operasi yang
mungkin akan dijalani yang ditandai dengan :
DS :
- Klien menanyakan bagaimana dengan
penyakitnya apakah perlu dioperasi atau
tundakan lainnya
- Kalau opersi kapan operasinya dilaksanakan
karena biaya selama menunggu dioperasi
semakin menipis (Klien peserta JPS)
- Klien belum mempunyai pengalaman
tentang operasi
DO
- Rencana tindakan masih menunggu
pemeriksaan PA
- Klien tmpak lelah
- Pandangan klien tampak kososng
- Klien tampak berkeringat dan tegang
- Menghindari kontak mata
PERENCANAAN
NO TGL / JAM Dx KEP. TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL PARAF
KH
1. 02 Agustus Dx. I 1. Berikan penjelasan 1. Klien dan keluarga
2007 Tujuan ; tentang penyakit, tanda- mengerti tentang
08.00 - Klien mampu tanda infeksi kepada penyakit & tanda-
mengidentifikasi dan klien dan keluarga tanda / gejala infeksi
berpartisipasi dalam 2. Cuci tangan sebelum 2. Mencegah terjadinya
tindakan pencegahan melakukan tindakan infeksi silang
infeksi yang lebih luas rawat luka 3. Menurunkan /
dengan waktu 3 hari 3. Anjurkan klien dan mengurangi adanya
keluarga ikut menjaga organisme hidup
KH : personal hygiene klien 4. Dengan gizi yang cukup
- Badan tidak panas, tidak dan lingkungan dengan dapat meningkatkan
nyeri dan klien bisa baik daya tahan tubuh
tidur 4. Tingkatkan daya tahan 5. Mencegah terjadinya
- Tidak menunjukkan tubuh klien dengan infeksi
tanda-tanda infeksi lebih makan & minum TKTP 6. Peningkatan suhu
luas 5. Hindarkan / batasi merupakan tanda
- Tidak menunjukkan prosedur invasif & jaga terjadinya infeksi
tanda-tanda infeksi lebih aseptif prosedur 7. Mencegah / mengurangi
luas (suhu 36 – 375oC) 6. Monitor temperatur / terjadinya resiko infeksi
dan penyembuhan luka TTU 8. Segera dapat diketahui
primer 7. Observasi tanda-tanda apabila terjadi infeksi.
infeksi Adanya indikasi yang
8. Laksanakan hasil jelas sehingga antibiotik
kolaborasi dengan yang diberikan dapat
dokter dengan mengatasi organisme
2. pemberian Ampisillin penyebab infeksi
02 Agustus 4x 1 gr.
2007
08.00 Dx II 1. Menjelaskan tentang
Tujuan : prosedur operasi dan 1. Dengan memahami /
- Klien dapat bahaya yang bisa timbul mengerti prosedur
mengurangi rasa pada saat operasi operasi klien tidak takut
cemas dalam waktu 2. Pertahankan kontak untuk operasi
1 hari dengan klien, bicara dan 2. Klien mendapatkan
- Klien lebih rileks sentuhlah dengan wajar kepercayaan diri dan
dan dapat melihat 3. Berikan informasi keyakinan bahwa dia
dirinya secara tentang penyakit, benar-benar ditolong
obyektif penatalaksanaan, 3. Pemberian informasi
- Menunjukkan prognosis secara akurat dapat membantu klien
koping yang efektif 4. Berikan lingkungan memahami proses
serta mampu yang tenang dan penyakitnya
berpartisipasi dalam nyaman 4. Dapat menurunkan
pengobatan 5. Beri kesempatan pada kecemasan klien
klien untuk 5. Membantu klien dalam

KH : mengepresikan rasa memahami kebutuhan


- Klien merasa marah dan takut. Beri untuk pengobatan dan
senang bila diajak informasi dengan emosi efek sampingnya
ngobrol yang wajar dan ekspresi 6. Pola koping klien serta
- Klien tampak rileks yang sesuai mengatasinya /
dan dapat tertawa 6. Monitor koping yang memberikan solusi
wajar tidak efektif seperti dalam upaya
- Klien mengerti akan kurang interaksi sosial, meningkatkan kekuatan
prosedur operasi ketidakberdayaan dan dalam mengatasi
- Klien mengerti akan lain-lain. kecemasan
prosedur operasi 7. Anjurkan untuk 7. Agar klien memperoleh
- Klien tidak cemas mengembangkan dukungan dari orang
lagi interaksi dengan support terdekat / keluarga.
sistem 8. Untuk mengetahui
8. Observasi tanda-tanda tingkat kecemasan klien
kecemasan
PENATALAKSANAAN
Dx TGL / JAM TINDAKAN PARAF
KEP
Dx I 2 – 8 – 2007 1. Mencuci tangan dan menggunakan

08.00 handscoen bila akan melakukan tindakan


perawatan luka
R/ klien berbaring
2. Mengobservasi tanda-tanda infeksi dan
tingkatkan daya tahan tubuh klien dengan
makan dan minum TKTP
10.00 R/ klien menghabiskan 2 sendok makan
3. Menganjurkan klien dan keluarga ikut
menjaga personal hygiene klien dan
lingkungan dengan baik
12.00 R/ klien dan keluarga mau melaksanakan
anjuran petugas
4. Melakukan kolaboratif yaitu :
Infeksi Ampicillin 1 gr
Infeksi Antrain 1 amp
Infeksi Adona 1 amp
Infeksi Dexametasone 0,5 mg
R/ klien berbaring
5. Memonitor temperatur suhu
Dx II 2 – 8 – 2007 R/ suhu klien 375oC
08.00
1. Mempertahankan kontak dengan klien,
bicara dan sentuhlah dengan wajar dan
menjelaskan kontrak yang akan dilakukan
pada klien dan keluarganya.
R/ klien bersedia untuk dilakukan tindakan
2. Mengatur lingkungan yang tenang dan
nyaman
R/ Klien tampak rileks
3. Memberikan informasi tentang penyakit,
12.00 penatalaksanaan, prognosis secara akurat
R/ klien menerima / bersedia untuk dilakukan
tindakan yang sudah ditentukan / yang akan
dilaksanakan
4. Memberi kesempatan pada klien untuk
mengekpresikan rasa marah, takut dsb. Beri
informasi dengan emosi wajar dan ekspresi
yang sesuai
R/ klien merasa lega setelah amarahnya
Dx I 3 – 8 – 2007 keluar
5. Menganjurkan dan melibatkan
keluarganya untuk mengembangkan interaksi
dengan support system
R/ klien bisa tertawa dan tampak lebih
tenang.

10.00 1. Mencuci tangan dan menggunakan


hanscoen bila akan melakukan tindakan
perawatan luka
R/ klien berbaring
12.00 2. Mengobservasi tanda-tanda infeksi dan
tingkatkan daya tahan ubuh klien dengan
makan dan minum TKTP
Dx II 3 – 8 – 2007 R/ klien menghabiskan 2 sendok makan
08.00 3. Menganjurkan klien dengan ikut menjaga
10.00 personal hygiene klien dan lingkungan
dengan baik
R/ klien dan keluarga mau melaksanakan
anjuran petugas
12.00 4. Memonitor temperatur suhu
R/ suhu klien 37oC

1. Mengatur lingkungan yang tenang dan


nyaman
R/ klien tampak rileks
2. Memberikan informasi tentang penyakit,
penatalaksanaan, prognosis secara akurat.
R/ klien bersedia untuk dilakukan tindakan
yang sudah ditentukan / yang akan
dilaksanakan
3. Memberi kesempatan pada klien untuk
mengekpresikan rasa marah, takut dsb. Beri
informasi dengan emosi wajar dan ekspresi
yang sesuai.
R/ klien merasa lega setelah amarahnya
keluar
4. Menganjurkan dan melibatkan
keluarganya untuk mengembangkan interaksi
dengan support system
R/ klien bisa tertawa dan tampak lebih tenang

EVALUASI
Dx TGL / JAM CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
KEP
Dx I 2 – 8 – 2007 S : Klien mengatakan :
13.30 Mampu mengidentifikasi tanda-tanda infeksi
lanjut (panas badan, nyeri, nanah dan
gangguan istirahat) dan berpartisipasi dalam
tindakan pencegahan infeksi yang lebih luas
dengan menjaga kebersihan tempat tidur dan
lingkungan terutama sekitar luka.

C:
Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi lebih
luas dan penyembuhan luka dari tepi nanah
minimal luka merah, nekroning. Suhu 375oC,
N : 92x/mnt T: 120/70 mmHg RR : 24x/mnt
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intertensi 1, 2, 3, 4 dan 6
Dx II 2 – 8 – 2007
13.30 S : Klien mengatakan
Dapat mengurangi rasa cemasnya dengan
diajak ngobrol. Klien menunjukkan koping
yang efektif serta mampu berpartisipasi
dalam pengobatan dan tindakan
C:
Klien tampak rileks dan dapat melihat dirinya
secara obyektif.
Tidak cemas, akral hangat suhu 375oC N :
92x/mnt T : 120/70 mmHg RR : 24x/mnt
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi : 2, 3, 4 dan 5
Dx I 3 – 8 – 2007
13.30 S : Klien mengatakan :
Mampu mengidentifikasi tanda-tanda infeksi
lanjut dan berpartisipasi dalam tindakan
pencegahan infeksi yang lebih luas dengan
menjaga kebersihan tempat tidur dan
lingkungan terutama sekitar luka.
O:
10.00 Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi lebih
luas suhu 37oC N : 84x/mnt T : 110/70 mmHg
RR 22x/mnt
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 6
EVALUASI
TGL / JAM Dx KEP CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
3 – 8 – 2007 Dx II S:
13.30 Klien mengatakan dengan diajak
ngobrol klien dapat mengurangi rasa
cemasnya
Klien menunjukkan koping yang
efektif serta mampu berpartisipasi
dalam pengobatan dan indakan
O : Klien tampak rileks
Klien tidak cemas, akral hangat, suhu :
37oC N : 84x/mnt T : 110/70 mmHg
RR : 22x/mnt
A : Masalah teratasi sebagian
3 – 8 - 2007 Dx III P : Lanjutkan intervensi 2, 3, 4 dan 5

S : Klien mengatakan sakit menelan


O : - Klien hanya makan 2 sendok
- Klien trismus
- Klien sakit menelan
- Klien sulit membuka mulut
A : Resiko Nutrisi kurang ybd disfagia
sekunder terhadap kelainan Neuro
Muskuler (timbul masalah baru)
P:
1. Jelaskan tentang pentingnya nutrisi yang
adekuat
2. Pasang sonde
3. Beri makanan melalui sonde
4. Observasi intake dan out put
5. Kolaborasi dengan tim gizi dan tim
medis

You might also like