Diktat Pendukung

KALKULUS I K0424

Drs. Sangadji, M.Sc., Ph.D.

D1808

FST

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

 JAKARTA

DAFTAR ISI

halaman

DAFTAR ISI 2

KATA PENGANTAR 4

ABSTRAK 5

BAB 1. LIMIT FUNGSI 6

BAB 2. KEKONTINUAN FUNGSI 12

BAB 3. DERIVATIF FUNGSI 16

BAB 4. EKSTREM FUNGSI 29

BAB 5. LIMIT BENTUK TAK TERTENTU DAN RUMUS KHAS LIMIT 32

BAB 6. PENERAPAN DERIVATIF 37

BAB 7. INTEGRAL TIDAK TERTENTU 44

BAB 8. RUMUS-RUMUS REDUKSI 45

BAB 9. SUBSTITUSI GONIOMETRI 47

BAB 10. INTEGRASI FUNGSI RASIONAL 50

BAB 11. INTEGRAL TERTENTU 53

BAB 12 APLIKASI INTEGRAL 56

BAB 13 DERIVATIF PARSIAL DARI FUNGSI DUA PEUBAH 65

BAB 14 EKSTREM DARI FUNGSI DUA PEUBAH 69

BAB 15 BILANGAN KOMPLEKS 71

BAB 16 BARISAN TAK BERHINGGA DAN DERET TAK BERHINGGA 77

BAB 17 DERET POSITIF 82

BAB 18 DERET ALTERNATING 87

BAB 19 DERET PANGKAT 89

BAB 20 DERET MACLAURIN DAN DERET TAYLOR 91

DAFTAR PUSTAKA 93
 KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah s.w.t. atas limpahan rahmat dan karuniaNya,
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Diktat Pendukung Kalkulus I K0424 ini.
Mudah-mudahan diktat ini dapat bermanfaat dan khususnya dapat membantu para
mahasiswa dan memperlancar jalannya perkuliahan. Atas kesalahan maupun kekurangan yang
ada dalam diktat ini, penulis mohon maaf dan mohon saran untuk perbaikannya.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penerbitan diktat ini, khususnya Angger Aji Winanto.

Jakarta, November 2010

Penulis,

Drs. Sangadji, M.Sc., Ph.D.

 ABSTRAK

Penulisan diktat ini dimaksudkan untuk membantu pembaca, terutama mahasiswa yang
mengambil mata kuliah Kalkulus I K0424 dengan 4 sks. Diktat ini terdiri dari 20 bab. Tidak
semua topik-topik dalam Kalkulus I dapat tertampung dalam diktat pendukung ini. Bab 1 tentang
limit fungsi, Bab 2 tentang kekontinuan fungsi, Bab 3 mengenai derivatif fungsi, Bab 4 tentang
ekstrem fungsi, Bab 5 mengenai limit bentuk tak tertentu dan rumus khas limit, Bab 6 tentang
penerapan derivatif, Bab 7 tentang integral tidak tertentu, Bab 8 mengenai rumus-rumus reduksi,
Bab 9 tentang substitusi goniometri, Bab 10 tentang integrasi fungsi rasional, Bab 11 tentang
integral tertentu, Bab 12 mengenai aplikasi integral, Bab 13 mengenai derivatif parsial dari
fungsi dua peubah, Bab 14 mengenai ekstrem dari fungsi dua peubah, Bab 15 mengenai bilangan
kompleks, Bab 16 mengenai barisan tak berhingga dan deret tak berhingga, Bab 17 tentang deret
positif, Bab 18 tentang deret alternating, Bab 19 tentang deret pangkat, dan Bab 20 tentang deret
MacLaurin dan deret Taylor.
Kata-kata kunci: Kalkulus, Kalkulus Dasar.
 BAB 1. LIMIT FUNGSI

Definisi 1.1
Diberikan fungsi f dengan domain D f dan kodomain K f di mana D f  R and

K f  R. Bila untuk setiap   0 terdapat   0 sedemikian sehingga untuk setiap x  D f di

mana 0  x  x 0   , berlaku f ( x)  L   , maka kita katakan limit dari f (x) untuk x

mendekati x 0 adalah L dan kita tulis

lim f ( x)  L.
x  x0

L+ε y=f (x)

L
L–ε

O x0–δ x0 x0+δ x

Gambar 1.1

Contoh 1.1
Diberikan fungsi f dari R ke R dengan f ( x)  2 x  3. Akan kita perlihatkan
bahwa
 lim f ( x)  3.
x 0

Untuk setiap   0 terdapatlah    / 2 sedemikian sehingga untuk setiap x  R , di

mana 0 x0 

atau 0  x  , f ( x )  3  (2 x  3)  3  2 x  2 x  2   berlaku, i.e. f ( x)  3  

berlaku.
Jadi dengan definisi di atas kita simpulkan bahwa
lim f ( x)  3.
x 0

Contoh 1.2
Pandang fungsi g dari R \ {1} ke R dengan g ( x )  ( x 2  1) /( x  1). Kita akan
memperlihatkan bahwa
lim g ( x)  2.
x 1

Dalam hal ini 1  D g . Perlu dicatat bahwa untuk x  1,

( x  1)( x  1)
g ( x)   x  1.
( x  1)
Untuk setiap   0 terdapatlah    sedemikian sehingga untuk setiap x  R \ {1} ,
di mana 0  x 1   , g ( x )  2  ( x  1)  2  x  1     berlaku, yaitu g ( x)  2  

berlaku. Jadi dengan definisi di atas kita simpulkan bahwa

lim g ( x )  2.
x 1

Definisi 1.2
Misalkan f suatu fungsi dengan domain D f dan kodomain K f di mana D f  R dan

K f  R. Bila untuk setiap   0 terdapat   0 sedemikian sehingga untuk setiap x  D f di

mana x0    x  x0 , f ( x)  L   berlaku, maka kita katakan bahwa limit kiri dari f (x )

untuk x mendekati x 0 adalah L , dan kita tulis

lim f ( x)  L.
x  x0 

Definisi 1.3
 Misalkan f suatu fungsi dengan domain D f dan kodomain K f di mana D f  R dan

K f  R. Bila untuk setiap   0 terdapat   0 sedemikian sehingga untuk setiap x  D f di

mana x0  x  x 0   , f ( x)  L   berlaku, maka kita katakan bahwa limit kanan dari f (x )

untuk x 0 adalah L dan kita tulis

lim f ( x)  L.
x  x0 

Catatan
Notasi untuk limt kiri dan limit kanan di atas berturut-turut dapat disajikan dengan

lim f ( x)  L and lim f ( x)  L.

x  x0 x  x0
kiri kanan

Definisi 1.4
Misalkan f suatu fungsi dengan domain D f dan kodomain K f di mana D f  R and

K f  R. Bila untuk setiap M  0 terdapat   0 sedemikian sehingga untuk setiap x  D f di

mana 0  x  x 0   , f ( x)  M berlaku, maka kita katakan bahwa limit dari f (x ) untuk x

mendekati x 0 adalah  dan kita tulis

lim f ( x)  .
x  x0

Untuk kasus f ( x)  M kita tulis

lim f ( x)  ,
x  x0

dan untuk kasus f ( x)   M kita tulis

lim f ( x)  .
x  x0

Definisi 1.5
Misalkan f suatu fungsi dengan domain D f dan kodomain K f di mana D f  R and

K f  R. Bila untuk setiap   0 terdapat M  0 sedemikian sehingga untuk setiap x  D f

di mana x  M , f ( x)  L   berlaku, maka kita katakan bahwa limit dari f (x ) untuk x
 is L, dan kita tulis
lim f ( x )  L.
x 

Untuk kasus x  M kita tulis

lim f ( x)  L,
x  

dan untuk kasus x   M kita tulis

lim f ( x)  L.
x  
Contoh 1.3

Pandang fungsi f dari R ke R dengan aturan

 1 bila x  0,
f ( x)  
 x bila x  0.

Menggunakan kurva fungsi f , mudah disimpulkan bahwa

lim f ( x)  1 and lim f ( x)  0.

x 0  x 0

Karena limit kiri dan limit kanan tidak sama, kita simpulkan bahwa

lim f ( x) tidak eksis.

x0

O x

-1

Gambar 1.2

Contoh 1.4

Pandang suatu fungsi g dari R \ {0} ke R dengan aturan

 1
g ( x)  .
x

Menggunakan kurva dari g , mudah disimpulkan bahwa

lim g ( x)  , lim g ( x)   , lim g ( x)  .

x 0 x 0  x 0 

O x

Gambar 1.3

Contoh 1.5

Pandang suatu fungsi h dari R \ {0} ke R dengan aturan

x 1
h( x )  .
x

Menggunakan kurva dari fungsi h , tidaklah sulit untuk disimpulkan bahwa

lim h( x)  , lim h( x)   , lim h( x)  ,

x 0  x 0  x 0

lim h( x )  1, lim h( x )  1 , lim h( x)  1.

x   x   x 

o (1,2)
 1

x
-1 O

Gambar 1.4
Sifat-sifat limit fungsi

Misalkan f , g fungsi-fungsi dan a, b, k konstanta. Sifat-sifat di bawah ini berlaku:

1. lim  f ( x)  g ( x)  lim f ( x)  lim g ( x);

x  x0 x  x0 x  x0
6. lim  f ( x)  lim f ( x) ;
x  x0
a

x  x0
 a

lim  f ( x)  g ( x)  lim f ( x)  lim g ( x);

lim f ( x )
2. x  x0 x  x0 x  x0
7. lim b f ( x )  b x x0 ;
x  x0

3. xlim
x
kf ( x)  k lim f ( x);
0 x x 0
8. lim  f ( x)
x  x0
g ( x)

 lim f ( x)
x  x0

lim g ( x )
x  x0 ;

f ( x) g ( x)  lim f ( x) lim g ( x); sin x

4. xlim
x x x x x
9. lim  1;
0 0 0 x 0 x

lim f ( x)
f ( x ) x  x0 tg x
5. lim  ; 10. lim  1.
x x 0 g ( x) lim g ( x) x 0 x
x  x0

Catatan

Rumus-rumus 6 and 7 adalah kejadian khusus rumus 8.

Soal-soal

Carilah nilai limit dari fungsi-fungsi aljabar dan goniometri di bawahini:

x5 1 sin (3 )
1. lim ; 5. lim ; 9. lim 21 / x
x 1 x 1 0 sin  x 0 

x2  9  3 sin x  cos x
2. lim ; 6. lim ; 10. lim 21 / x
x 0 x x  / 4 x  / 4 x 0
 sin  x2  5  5 ax 2  bx  c
3. lim ; 7. lim ; 11. lim ;
0 tg  x 0 x x  x3

1  cos( 2 ) 4  x2
4.  lim ; 8. lim ; 12. lim 1  x .
 / 2 cos  x2
3 x2  5 x 1

BAB 2. KEKONTINUAN FUNGSI

Definisi 2.1
Misalkan f suatu fungsi dengan domain D f dan kodomain K f di mana D f  R

and K f  R. Bila untuk setiap   0 terdapat   0 sedemikian sehingga untuk setiap

x  D f di mana x  x0   , f ( x )  f ( x 0 )   berlaku, maka kita katakan fungsi f kontinu

di x  x 0 .

f (x0)+ε y=f (x)

f (x0)

f (x0)–ε

O x0–δ x0 x0+δ x

Gambar 2.1

Definisi 2.1 kenyataannya ekivalen dengan definisi berikut ini.

Definisi 2.2
Misalkan f suatu fungsi dengan domain D f dan kodomain K f di mana D f  R dan

K f  R. Fungsi f kontinu di x  x 0 bila ketiga syarat di bawah ini dipenuhi, yaitu

(i). f ( x0 ) eksis atau terdifiisikan di dalam R;

lim f ( x) eksis di dalam R;

(ii). x x
0

(iii). xlim f ( x)  f ( x0 ).
x 0

Contoh 2.1
Pandang fungsi f dari R \ {3} ke R dengan f ( x )  1 /( x  3). Karena f (3) tidak

eksis, fungsi f tidak kontinu di di x  3. Tetapi, f kontinu untuk setiap x  3.

y

O 3 x
-1/3

Gambar 2.2
Contoh 2.2

Pandang fungsi g dari R ke R dengan aturan

 x  1 bila x  0,
g ( x)  
 x 2 bila x  0.

Mudah untuk dicek bahwa

lim g ( x)  1 and lim g ( x)  0,
x 0  x 0
sehingga g tidak kontinu di x  0. Tetapi, g kontinu untuk setiap x  0.

x
o-1

Gambar 2.3

Bila suatu fungsi F kontinu untuk setiap x  A, A  R , kita katakana bahwa fungsi F kontinu
pada A. Setiap polinomial kontinu pada domainnya. Setiap fungsi rasional tidak kontinu di titik-
titik yang merupakan nilai nol dari penyebutnya, tetapi kontinu di titik-titik lainnya.
Setiap fungsi kuadrat y ( x)  ax 2  bx  c, a  0, dari R ke R adalah kontinu pada R.

  
Tetapi fungsi rasional y ( x)  x 2  4 x  3 / x 2  6 x  8 dari R \ {2,4} ke R tidak kontinu di

x  2 maupun di x  4, dan kontinu pada R \ {2,4} .

Sifat-sifat fungsi kontinu

1. Bila fungsi-fungsi f dan g kontinu di x 0 maka fungsi-fungsi f  g , f  g , fg and f / g

juga kontinu di x 0 , di mana g ( x0 )  0. Diperluas, titik x 0 di atas dapat diperluas ke
himpunan bagian A dari R. Untuk kejadian khusus yang ke tiga, bila k adalah konstan
sembarang, maka fungsi kf is juga kontinu bila f kontinu.

M o

m o
a b
x
O

Gambar 2.4
2. Teorema Nilai Ekstrem:
Bila fungsi f kontinu pada selang [a, b], maka f dapat mencapai nilai minimumnya m dan
nilai maksimumnya M pada selang [a, b].

c
f

O a x0 b

Gambar 2.5

3. Teorema Nilai Antara:

Bila suatu gungsi f kontinu pada selang [a, b] dengan f (a )  f (b), maka untuk setiap
bilangan real c dengan f ( a )  c  f (b) atau f (b)  c  f (a), terdapatlah sekurang-
kurangnya satu bilangan real x o yang memenuhi f ( x o )  c.

Soal-soal

Selidiki kekontinuan setiap fungsi dari fungsi-fungsi berikut ini:

1. f ( x)  x  2 dari R ke R.

2. g ( x)  ( x  1) /( x  3) dari R \ {3} ke R.

3. h( x )  tan x dari (  / 2,  / 2) ke R.

4. F ( x)  5  x dari R ke R.

5. G ( x )  log x dari (0,  ) ke R.

6. H ( x )  [ x] dari R to R di mana [ x ] adalah the bilangan bulat terbesar yang lebih kecil
atau sama dengan x.
  x  1, bila x  0
7. p( x)  
 x  1, x  0 dari R ke R.

8. q ( x)  9  x 2 dari [3, 3] ke R.

9. r ( x )  ( x  3) / x  3 dari R \ {3} ke R.

10. s ( x)  ( x 4  16) /( x 2  4) dari R \ {2,  2} ke R.

BAB 3. DERIVATIF FUNGSI

Definisi 3.1

Diberikan fungsi f dengan domain D f  R dan kodomain C f  R . Untuk suatu

x 0  D f , bila
f ( x 0  x)  f ( x 0 )
lim
x  0 x

eksis dan nilainya di dalam R, maka kita katakan bahwa f diferensiabel di x0 dan derivatif dari
f di x0 adalah nilai limit tersebut. Dalam hal ini kita tulis
f ( x0  x)  f ( x0 )
f ' ( x0 )  lim .
x  0 x
Bila nilai limit di atas tidak eksis, maka kita katakana f tidak diferensiabel di x 0 .

df ( x)
Fungsi f ' ( x)  dari domainnya ke R disebut fungsi derivatif dari fungsi f.
dx

Bila fungsi f diferensiabel untuk setiap x  A, maka kita katakana bahwa f diferensiabel
pada A.
Contoh 3.1

Diberikan fungsi f ( x)  x 3 dari R ke R. Untuk bilangan real sembarang x0  R ,

maka

f ( x 0  x )  f ( x 0 ) ( x  x) 3  x 03
lim  lim 0
x  0 x x  0 x

 lim 0
 x  3x0 x  3x0 (x)  (x) 3   x03
3 2 2

x  0 x
3x 0 x  3 x0 (x)  (x) 3
2 2
 lim
x  0 x
 lim (3x0  3x 0 x  (x) 2 )  3x02 .
2
x  0

Jadi untuk sembarang bilangan real x0  R , f ( x)  x 3 diferensiabel di x 0 , dan derivatif dari

f ( x)  x 3 adalah fungsi f ' ( x)  3 x 2 dari R ke R.

Contoh 3.2

Diberikan fungsi g ( x)  cos x dari R ke R. Untuk bilangan real sembarang x0  R ,

maka

g ( x0  x)  g ( x0 ) cos( x0  x)  cos x0

lim  lim
x 0 x x  0 x

 2 x  x   x 
 2 sin 0  sin 
 2   2 
 lim
x  0 x
 x 
sin 
 2 x0  x   2 
  lim sin 
x  0
 2   x 
 
 2 
 x 
sin 
 2 x0  x   2 
  lim sin  lim
x  0
 2  x 0  x 
 
 2 
  sin x 0  1   sin x0 .
Jadi, untuk bilangan real sembarang x0  R , g ( x)  cos x diferensiabel di x 0 , dan derivatif
dari g ( x)  cos x adalah fungsi g ' ( x)   sin x dari R ke R.

Sifat-sifat derivatif fungsi

1. c '  0, c konstan; 4. (cf )'  cf ' , c konstan;

2. ( f  g )'  f ' g ' ; 5. ( fg )'  fg ' f ' g ;
gf ' fg '
3. ( f  g )'  f ' g ' ; 6. ( f / g )'  .
g2

Rumus-rumus derivatif fungsi-fungsi fundamental

  
1. x n  nx n 1 , n konstan;
2. (sin x )'  cos x;
3. (cos x )'   sin x;
4. (tan x )'  sec 2 x;
5. (cot x )'   cos ec 2 x;
6. (sec x)'  sec x tan x;
7. (cos ec x)'   cos ec x cot x;
8. (arcsin x)'  1 / 1  x 2 ;
9. (arccos x)'  1 / 1  x 2 ;
10. (arctan x)'  1 /(1  x 2 );
11. (a x )'  a x ln a, a konstan positif;
12. ( a log x)' ( a log e) / x;
13. (sinh x )'  cosh x;
14. (cosh x )'  sinh x;
15. (tanh x)'  1 / cosh 2 x;
16. (coth x )'  1 / sinh 2 x;
Soal-soal 3.1

Tentukan derivatif dari fungsi-fungsi berikut :

1. y  1 /( 43 x 2 ); 7. y  5 x cot x;

8. y  sec x ln x;
2. y  x 2 tan x;
y  ( x 2  7 x  10) 3 log x;
3. y   5 x 3 / 4  2 x 2 / 7  ;
2 9.

10. y  e x 1   2
x ;
4. y  (1  x ) /(1  x );

5. y  (sin x ) / x; 11. y  3t 2 / 5 (1  t 1 / 3 ) 2 ;

6. y  3(1  t ) cos ec t ; 12. y  x 2 (1  cos x)  (1  sin x) / x 3 .

Soal-soal 3.2

Carilah derivative dari fungsi-fungsi berikut:

1. y  sin (2t );
2. y  cos(2t );
3. y  tan(2t ); 9. s  sinh 2 x  cosh 2 x;

4. y  x arccos x; 10. z  sinh x tanh x;

5. y  x 2 arccos x; 11. z  x sin x sinh x;

12. z  x cos x cosh x;
6. y  arctan x /( x 2  1);
13. w  sinh x cosh x;
7. s  1 /(sinh t  1);
14. y  x 3 tanh x  arccos x;
8. s  cosh t /(t 2  t  1).
Derivatif dari fungsi komposit

Pandang fungsi-fungsi

y  f (u ), u  g ( x) Rg  D f ; D f , C f , Dg , C g adalah himpunan bagian dari R. Dibentuk fungsi kompo

y  ( f  g )( x)  f ( g ( x)). Untuk mencari derivatif fungsi ini, kita gunakan aturan rantai, yaitu

dy dy du
 .
dx du dx

Sebagai kejadian khusus dari aturan rantai, kita peroleh

dy 1
 .
dx  dx 
 
 dy 

Contoh 3.3

dy
1. Carilah dari fungsi komposit y  (3 x 2  4 x  1) 2 dengan substitusi
dx

u  3 x 2  4 x  1.

Ambil fungsi y  f (u )  u 2 , u  g ( x )  3 x 2  4 x  1. Maka kita peroleh

y  ( f  g )( x)  f ( g ( x)) dan dengan aturan rantai di ats kita peroleh
dy dy du
  2u (6 x  4)  2(3 x 2  4 x  1)(6 x  4)  4(3 x  2)(3x 2  4 x  1).
dx du dx
Dengan cara biasa, kita harus menghitung dulu
y  (3 x 2  4 x  1) 2
 9 x 4  16 x 2  1  24 x 3  6 x 2  8 x
 9 x 4  24 x 3  22 x 2  8 x  1,

Kemudian diperoleh
dy
 36 x 3  72 x 2  44 x  8  4(3 x  2)(3 x 2  4 x  1).
dx
Jelas bahwa aturan rantai lebih baik dari cara biasa.

Contoh 3.4
dy
Carilah dari fungsi komposit y  tan 3 x dengan substitusi u  tan x.
dx
 Ambil fungsi-fungsi y  f (u )  u 3 , u  g ( x )  tan x. Maka kita peroleh
y  ( f  g )( x)  f ( g ( x)), dan dengan aturan rantai kita dapatkan hasil
dy dy du
  3u 3 sec 2 x  3 tan 2 x sec 2 x.
dx du dx

Contoh 3.5

dy
Carilah dari fungsi y  arcsin x, / 2  y   / 2.
dx

Menggunakan definisi dari fungsi yang diberikan di atas, kita peroleh

dx
x  sin y, / 2  y   / 2 dengan  cos y  1  sin 2 y  1  x 2 . Kemudian
dy
dy 1 1
  .
dx  dx  1 x2
 
 dy 

Menggunakan cara ini kita juga bisa mencari derivative dari fungsi-fungsi
y  arccos x, 0  x   dan y  arctan x, / 2  x   / 2.

Soal-soal 3.3
Carilah derivatif dari fungsi-fungsi di bawah ini:
1 x 
1. y  45 3 x  2 ; 16. y  arctan  ;
1 x 

2. 
y  5 x  2 / 7  11 x 3 / 4 10
;  
17. y  ln ln 3 x 2  5 ; 
5/8

3.
1
y  
x 

 ;  
18. y  ln tan 2 x 3  x  1 ; 
1 x 

4. y  cos 5 x x 2  x  1; 19. y  ln  3

2x  5 ;

 x2  
5. y  x 2 tan  ; 20. y  x e  e x ;
 5 2


y  cot 3 (5t  ); also find y ' ( / 4); 21. y   x 2  1  10 x
10 2
1
6. ;
2
  x4 
7. 
z  1 
x ln 5 (3 x  1); also find z ' ( 2); 22. y  ln ;
 (3 x  4)
2

2
 x 1
8. s  3x (1  x ); also find s' (1); 23.

y  x ln x ; also find y  (ln x ) x ;

9. y  x sin x ; also find y  (sin x) x ; 24. y  x x ;

10. y  x cos x ; also find y  (cos x ) x ; 25. y  ( x x ) x ;

y  x sinh x ; also find y  (sinh x) x ; 26. y  x x  x  x  ;

x x
11.
 x2
12. y  x cosh x ; also find y  (cosh x ) x ; 27. y  x e ;

cos(4 x)
13. y ; 28. y  (ln x) ln x ;
1  sin( 4 x )
14. y  arccos x ; also find y  arcsin x; 29.

y  (ln x)1/ x ; also find y  (1 / x) ln x ;

x  x
15. y   arcsin , a is a constant; 30. y  (1 / x)1 / x .
a x2
a
2

Derivatif tingkat tinggi

Pandang fungsi diferensiabel y  f (x ) dengan D f  R, C f  R. Dapat kita tulis

df ( x )
y (1) ( x )  y ' ( x)   f ' ( x)
dx
sebagai derivatif pertama dari y  f (x ). Bila y  f ' ( x) diferensiabel, maka dapat ditulis
df ' ( x)
y ( 2) ( x)  y ' ' ( x)   f ' ' ( x)
dx
sebagai derivatif ke dua dari y  f (x ). Bila y  f ' ' ( x) diferensiabel, dapat ditulis juga
df ' ' ( x)
y ( 3) ( x )  y ' ' ' ( x )   f ' ' ' ( x)
dx

sebagai derivatif ke tiga dari y  f (x ).

Secara umum , dapat ditulis
  d n 1 f 
d  n 1  n
dx   d f ( x)
y ( n) ( x)  
dx dx n
sebagai derivatifke-n dari y  f (x ).

Contoh 3.6
1 x
Carilah y ' ' ( x ) dari fungsi y  .
1 x
Pertama,kita hitung

y ' ( x) 
1  x 1  x   1  x 1  x 
1  x  2

x 1/ 2 1
 
1  x 
1/ 2 2 x 1/ 2
 2 x  x3/ 2

dan kemudian kita hitung

dy' ( x ) d ( x1/ 2  2 x  x 3 / 2 ) 1
y ' ' ( x)  
dx dx
2 d  x  2 x  x3/ 2 
   x1 / 2  2 x  x 3 / 2 
1/ 2

dx
  x1/ 2  2 x  x 3 / 2   x 1/ 2  2  x1/ 2 
 2 1 3 
 2 2 
 3 x1/ 2  4  x 1/ 2
 .
2( x 3 / 2  2 x  x1/ 2 ) 2

Contoh 3.7
Carilah y ' ' ( x ) dari fungsi y  x 2 tan x dan y ' ' ( / 4).
Pertama kita hitung
y ' ( x)  x 2 (tan x)' tan x( x 2 )  x 2 sec 2 x  2 x tan x

Dan kemudian kita hitung

y ' ' ( x)  ( x 2 sec 2 x  2 x tan x )'
 x 2 (2 sec 2 x tan x )  2 x sec 2 x  2 tan x
 2 x 2 sec 2 x tan x  4 x sec 2 x  2 tan x.

Jelas, diperoleh
 y ' ' ( / 4)  2( / 4) 2  2  (1)  4( / 4) 2 
2 2
 2(1)
  / 4  2  2.
2

Soal-soal 3.4
1
1. Carilah y ' ' dari fungsi y  dan juga y ' ' (1).
7 x  2x  3
3 2

sin 3 x
2. Carilah y ' ' dari fungsi y  dan juga y ' ' ( / 3).
1 x
1
3. Carilah z (n ) dari fungsi z  , n  Ν
1 x
4. Carilah y ( n ) dari fungsi y  ( At  B ) n , di mana A, B adalah konstan dan n  N.
1 t
5. Carilah s ( n ) dari fungsi s  , n  N.
1 t
6. Carilah s (n ) dari fungsi s  ln(ax  b) , di mana a, b adalah konstan dan n  N.

7. Carilah y ( n ) dari fungsi y  cos x, n  N.

8. Carilah y ( n ) dari fungsi y  sin x, n  N.

9. Carilah y ( n ) dari fungsi y  cosh x, n  N.

10. Carilah y ( n ) dari fungsi y  sinh x, n  N.

11. Tentukan y ' ' dari fungsi y  ln sin x, n  N.
12. Tentukan y ' ' dari fungsi y  a 2  x 2 , a konstan.

x3
13. Tentukan y ( 3) dari fungsi y  .
1 x

Soal-soal 3.5
Carilah y ' ' dari setiap fungsi-fungsi di bawah ini:

1. y 
2

a x/a
e 
 e  x / a , a konstan; 5. y  sinh x arccos x;

2. y  arcsin x; 6. y  x sin x ;
3. y  arccos x; 7. y  (cos x) x ;
4. y  arctan x; 8. y  x x ;
Derivatif dari fungsi implisit
Suatu persamaan f ( x, y )  0 pada selang tertentu dapat menentukan y sebagai fungsi
dari x secara implisit. Sebagai contoh, misalnya
f ( x, y )  x 2  y 2  25  0, g ( x)  x 2  y 3  1  0.

dy
Derivatif dari y terhadap x, yaitu y ' or dapat diperoleh dengan cara:
dx
a) Ubah bentuk implisit f ( x, y )  0 ke bentuk y sebagai fungsi eksplisit dari x, misalnya
y  h(x). Kemudian cari derivatifnya secara biasa.

df ( x, y ) dy
b) Dari f ( x, y )  0 , dapatkan  0. Kemudian cari y '  menggunakan aturan
dx dx
rantai.

Contoh 3.8
dy
Carilah dari fungsi implisit f ( x, y )  x 2  y 2  25  0.
dx
a) Karena x 2  y 2  25  0 kita peroleh y   25  x 2 , x    5,5. Kemudian,

dy x
 .
dx 25  x 2

d ( x 2  y 2  25) d 0 dy
b) Karena x 2  y 2  25  0 kita peroleh  0, 2x  2 y  0,
dx dx dx

dy x dy x
 or  , x    5,5.
dx y dx 25  x 2

Contoh 3.9
dy
Carilah dari fungsi implisit g ( x, y )  x 2  y 3  1  0.
dx

a) Karena x 2  y 3  1  0 kita peroleh y  ( x 2  1)1/ 3 . Kemudian,

dy 2

 x x2 1
dx 3
2 / 3

.

b) Karena x 2  y 3  1  0 kita peroleh

 x  x 2  1
d ( x 2  y 3  1) 2 dy dy 2x 2 2 / 3
 0 , 2x  3y  0,  2
.
dx dx dx 3 y 3
Soal-soal 3.6
dy d2y
Carilah dan juga dari fungsi-fungsi implicit di bawah ini:
dx dx 2

1. xy  x  2 y  1  0; 9. sinh( x  y )  x  y;

2. xy  3 y  10 x; 10. e x  x  e y  y;
3. x 2 y  xy 2  x 2  y 2  0; 11. e xy  x 2  1;
4. 6x  2 xy  xy 3  y 2 ; 12. xy  cos x  y 2 ;
5. x  xy  y  2; 13. tan( xy )  x  1;
6. ( y 2 / x3 )  1  y 3/ 2 ; 14. sin( xy )  x 2  x  1;

7. ln( x  y )  x  5; 15. tan( x  y )  x 3 ;

8. 4 xy 3  x 2 y  x 3  5 x  6  0; 16. sec( x  y )  x.

Derivatif dari fungsi parameter

Pandang fungsi parameter; yaitu y sebagai fungsi dari x disajikan dengan
 y  f (t )

 x  g (t ),

di mana f and g sebagai fungsi dari parameter t. Note Perlu dicatat bahwa dengan eliminasi t
menggunakan y = f (t) dan x = g (t) pada umumnya kita mendapatkan y sebagai fungsi dari x.
Derivatif dari y terhadap x is disajikan dengan

 dy   df (t ) 
   
dy  dt   dt 
  .
dx  dx   dg (t ) 
   
 dt   dt 

Contoh 3.10
Diberikan fungsi parameter
 y  3t 2

x  t  5
di mana t parameter. Bila kita eleminasi t, kita peroleh y  3t 2  3( x  5) 2 . Jelas

dy
 6( x  5). Menggunakan rumus di atas, kita peroleh juga
dx
dy 6t
  6t
dx 1
yang sama dengan hasil sebelumnya.

Contoh 3.11
Diberikan fungsi parameter
 y  b sin t

 x  a cos t

di mana konstan-konstan a  0, b  0 dan t parameter. Bila kita eleminasi t, kita peroleh

x2 y 2
2
 2  cos 2 t  sin 2 t  1. Menggunakan rumus di atas, kita juga mendapatkan
a b
dy b cos t
  (b cot t ) / a.
dx  a sin t

Soal-soal 3.7
dy d2y
Carilah dan juga dari fungsi-fungsi parameter ini:
dx dx 2
 y  a  b cos t
1. 
 x  at  b sin t di mana a and b konstan positif.


 y  3at
2
/(1  t 3 )
2. 

 x  3at /(1  t
3
) di mana a konstan positif.

 y  2 A sin
3
 / cos 
3. 

 x  2 A sin
2
 di mana A konstan positif.
 y  A sin 
4. 
 x  A(ln cot( / 2)  cos  ) di mana A is konstan positif.


x  e
1
d2y
5. 

y  e
2t
. Cari juga di t = 1.
dx 2


x  t
3
 3t d2y
6. 

y  t
2
 5t  1. Cari juga di t = 2.
dx 2


 x  a cos
3
t
7. 

 y  a sin
3
t. di mana a is a konstan positif.
  x  A(t  sin t )
8. 
 y  B (1  cos t )
di mana A dan B konstan positif.

x  A ln t
9. 
y  Be t di mana A dan B konstan positif.


 x  A cos
4
t
10. 

 y  A sin
4
t. di mana A konstan positif.
BAB 4.EKSTREM FUNGSI

Fungsi-fungsi naik dan turun

Definisi 4.1
Suatu fungsi y  f (x ) dikatakan naik pada selang [ a, b], bila untuk setiap

x1 , x 2  [ a, b] dengan x1  x 2 maka berlaku f ( x1 )  f ( x 2 ) . Suatu fungsi y  g (x )

dikatakan turun pada selang [ a, b], bila untuk setiap x1 , x 2  [ a, b] dengan x1  x 2 maka

berlaku g ( x1 )  g ( x2 ).

Bila suatu fungsi naik atau turun pada [ a, b] kita katakan kurvanya berturut-turut naik
atau turun pada [ a, b] . If f ' ( x)  0 pada [ a, b] maka f naik pada [ a, b] . If f ' ( x)  0

pada [ a, b] maka f turun pada [ a, b] . Sebagai contoh sederhana, the fungsi y  x 2 turun
pada [1, 0] dan naik pada [0,1].

Nilai-nilai ekstrem (maksimum atau minimum)

Bila f ' ( x 0 )  0 maka x 0 disebut titik kritis dari fungsi f. Jelas bahwa fungsi

y  x 2 punya titik kritis di x  0.

Bila f ' ( x 0 )  0 and f ' ' ( x0 )  0 maka f mencapai maksimumnya (relatif atau lokal) di

x  x 0 dan nilainya adalah f ( x 0 ). If g ' ( x 0 )  0 and g ' ' ( x 0 )  0 maka g mencapai

minimumnya (relatif atau lokal) di x  x 0 dan nilainya adalah g ( x0 ).

Untuk mencari maksimum atau minimum absolut dari suatu fungsi pada selang yang
diberikan, kita memerlukan pengamatan lebih lanjut pada selang tersebut.
 Sebagai contoh sederhana, fungsi y  x 2  5 achieves mencapai minimum absolutnya di

x  0 pada R dan nilainya 5. Sedangkan fungsi y   x 2 mencapai maksimum absolutnya di

x  0 pada R dan nilainya 0. Fungsi y  x 2  5 tidak punya maksimum pada R, sedangkan

fungsi y   x 2 tidak punya minimum pada R.

Kecekungan dan kecembungan

Definisi 4.2
Kurva y  f (x) disebut cekung atas (cembung bawah) pada [ a, b] bila untuk setiap
titik yang terletak di kurva f pada [ a, b] , garis singgungnya terletak di bawah kurva dari f.
Kurva y  f (x) disebut cekung bawah (cembung atas) pada [ a, b] bila untuk setiap titik
yang terletak di kurva f pada [ a, b] , garis singgungnya terletak di atas kurva dari f.

Kurva y  x 2 pada R cekung atas sedangkan kurva y   x 2 pada R is cekung bawah.

Bila f ' ' ( x )  0 pada selang [ a, b] , kurva f cekung atas pada [ a, b] . Bila
f ' ' ( x)  0 pada selang [ a, b] , kurva f is cekung bawah pada [ a, b] .

Definisi 4.3
Titik belok dari kurva f adalah titik di kurva f di mana terjadi perubahan dari cekung atas
ke cekung bawah atau dari cekung bawah ke cekung atas.

Bila f ' ' ( x o )  0 and f ' ' ' ( x o )  0 maka kurva f punya titik belok di x  x 0 . Kurva dari

fungsi y  x 3 punya titik belok di O (0,0).

Soal-soal 4.1

1. Diberikan fungsi y  x 3 / 3  3x 2 / 2  2 x  5 pada R.

(i) Tentukan di mana kurva dari fungsi tersebut naik atau turun.
(ii) Tentukan titik-titik belok dari kurva fungsi tersebut.
(iii) Tentukan nilai-nilai ekstrem dari fungsi tersebut.
2. Tentukan di mana kurva dari fungsi y  x 5  20 x  6 on R naik atau turun.
2 3. Pandang fungsi kuadrat y  ax 2  bx  c pada R. Buktikan:
 (i) Bila a  0 maka fungsi tersebut mencapai minimumnya di x  b / 2a dan nilainya
 (b 2  4ac) / 4a.

(ii) Bila a  0 maka fungsi tersebut mencapai maksimumnya di x  b / 2a dan nilainya

 (b 2  4ac) / 4a.

3 4. Tentukan titik di parabola x 2  8 y yang berjarak minimum terhadap titik (2, 4).
5. Tentukan nilai-nilai ekstrem dari fungsi y  e  x ( x 2  x  1) pada R dan titik-titik belok dari
kurvanya. Sket kurva dari fungsi tersebut.
6. Jumlah dua bilangan real adalah 150. Berapakah nilai dari bilangan-bilangan tersebut agar
hasil kalinya maksimum.
7. Tentukan titik-titik belok dari kurva fungsi-fungsi berikut:
(i) y  cos x; (ii) y  cos(x / 2); (iii) y  sin( 2 x).
8. Tentukan titik-titik belok dari kurva fungsi-fungsi berikut:
(i) y  tan x; (ii) y  cosh x; (iii) y  sinh x.
 BAB 5. LIMIT BENTUK TAK TERTENTU DAN RUMUS KHAS LIMIT

Bentuk tak tertentu dari 0/0 ( Aturan L’Hopital)

Diberikan bilangan real a. Bila f (x ) dan g (x ) diferensiabel dan g ( x)  0

untuk semua x pada selang 0 xa  , dan bila lim f ( x)  0 and lim g ( x)  0, maka
x a xa

f ( x) f ' ( x) f ' ( x)
lim  lim lim
bila x a g ' ( x ) eksis atau tak berhingga.
xa g ( x) x a g ' ( x)

Catatan:

Aturan L’Hopital masih sahih bila lim

x a
diganti dengan limit kiri atau limit kanan, yaitu

lim or lim .
x a  x a

Bentuk tak tertentu /

Kesimpulan dari Aturan L’Hopital tidak berubah, bila satu atau kedua perubahan berikut
dipakai dalam hipotesisnya:

1. “ lim f ( x)  0 and lim g ( x)  0 ” diganti dengan “ lim f ( x)   dan lim g ( x)   .”

x a xa xa xa

2. “ bilangan real a “ diganti dengan “ a  ,  , atau  ” dan “ 0  xa  ” diganti

dengan “ x  M.”

Contoh 5.1

tan  cx  c sec 2 (cx)

1. lim  lim  c, c konstan;
x 0 x x0 1

 x 2  9  3  x/ x 2  9  0
2. lim   lim   0;
x 0  x  x 0  1  3
   

 x5 1 5x 4 5
lim 
3. x1  3 
  lim  ;
 x  1  x 1 3 x
2
3
 ax 2  bx  c 2ax  b 2a a
4. lim  lim  lim  , di mana a , b, c , p , q , r konstan,
x  px 2  qx  r x  2 px  q x  2 p p
a  0, p  0.

Cara mengubah bentuk tak tertentu yang lain ke 0/0

1. Bentuk tak tertentu /

 1 
 
f ( x )  g ( x ) 
Bila lim f ( x)   dan lim g ( x)   maka ubah  .
xa xa g ( x)  1 
 
 f ( x) 

2. Bentuk tak tertentu 0  

f ( x)
f ( x ) g ( x)  .
Bila lim f ( x)  0 dan lim g ( x)   maka ubah  1 
x a xa  
 g ( x) 

3. Bentuk tak tertentu 0 0

g ( x)
Bila lim f ( x)  0 dan lim g ( x)  0 maka ubah
x a xa f ( x) g ( x )  e g ( x ) ln f ( x )  e  1 / ln f ( x )  .

4. Bentuk tak tertentu  0

g ( x)
Bila lim f ( x)   and lim g ( x)  0 maka ubah
xa xa f ( x) g ( x )  e g ( x ) ln f ( x )  e  1 / ln f ( x )  .

5. Bentuk tak tertentu 1 

ln f ( x )

Bila lim f ( x)  1 dan lim g ( x)   maka ubah  1 

 
xa xa  g ( x) 
f ( x) g ( x )  e g ( x ) ln f ( x )  e .

6. Bentuk tak tertentu 

 Bila lim f ( x)   dan lim g ( x)   maka ubah
xa xa

 1 1 
  
f ( x) g ( x)  g ( x) f ( x) 
f ( x)  g ( x)   f ( x)  g ( x)   .
f ( x) g ( x)  1 
 
 f ( x) g ( x) 

Contoh 5.2

x
  2  lim 1
1. lim  x   tan x  lim
  cos ec x
2
x 
 2 x
 cot x
x


2 2 2

  lim sin x  1.

2

x
2

1 1   sin x  x   cos x  1 
2. lim    lim    lim 

x 0 x sin x  x  0
 x sin x  x  0
 sin x  x cos x 
 sin x 0
 lim   0.
x  0 2 cos x  x sin x 2
Soal-soal 5.1
Carilah nilai limit-limit di bawah ini:
x  sin( 2 x ) 1
1. lim ; 10. lim x x 1 ;
x0 x  sin(2 x ) 
x 1

1
e2x  1
2. lim ; 11. lim (cos x ) x 2 ;
x 0 x x 0

ln x lim (tan x) x ;
3. lim ; 12.
x   x x 0 

3x 2  5x  7 lim x tan x ;
4. lim ; 13.
x  x 2  4x x 0 

x
2 1
5. lim x ln x; 14. lim   ;
x 0  x 0  x 

15. lim  sin x 

2 x sin x
6. lim x e ; ;
x   x 0

16. lim 1 / x 
2 x tan x
7. lim x e ; ;
x   x 0
 lim  tan x 
cos x
1 1  ;
8. lim   x ; 17. 
x 0
 x e 1 x
2

lim  sin x 
tan x
 1 1  .
9. lim   ; 18. 
x 0
 x cos x cos x sin x  x
2

Rumus khas limit

Menggunakan rumus lim

x 0
1  x  1/ x
 e  2,718282 adalah jelas bahwa, bila

lim 1  u ( x) 
1 / u ( x)
lim u ( x)  0 maka  e. u ( x)  0 maka
x  x0
x  x0 Bila xlim
x 0

lim 1  u ( x) 
x  x0
v( x)
x  x0

 lim 1  u ( x)  
1/ u ( x ) u ( x )v( x )

 
maka lim u ( x ) v ( x )
  lim 1  u ( x)
1 / u ( x )  x  x0
lim u ( x ) v ( x )
 e x  x0 .
 x x0 

Contoh 5.3
5 / 3 5 / 3
 1 
5 x
 1  
3x
  1  
3x

1. lim 1    lim 1      lim 1     e 5 / 3 .

x 
 3x  x 
 3 x    x   3 x  

2. lim 1  sin x 
x 0
cos x
x0

 lim 1  sin x  
1 / sin x sin x cos x

 lim 1  sin x 
x 0

1 / sin x xlim
0
sin x cos x
 e 0  1.

Soal-soal 5.2
10 x x 5
 4x  1 1  x 
1. lim   ; 5. lim   ;
x 
 4x  x 
 x 

2 x x
 1   x 2  3x  2 
2. lim 1   ; 6. lim   ;
x 
 3x 2  x 
 x2 

3. lim
  cos(2 x)  tan 2 x
; 
7. lim 1 
1 
 ;
x

x x 0  ln x 

2

5x
 3x 2  2 
8. lim 1  sin x 
ln x
4. lim  2  ; .
x 
 3x  1  x 0
 BAB 6. PENERAPAN DERIVATIF

A. Menentukan garis-garis singgung dan normal

Diberikan fungsi diferensiabel y  f (x) pada R. Misalkan titik P ( x P , y P ) terletak

di kurva dari fungsi f. Misalkan garis k adalah garis singgung di P terhadap kurva dari f.
Misalkan garis l lewat P and dan tegak lurus k. Maka l disebut garis normal di P terhadap
kurva f. Misalkan  sudut antara k dan sumbu-x. Kemiringan atau gradien dari garis singgung

k adalah tg   f ' ( xP ). Jadi persamaan garis singgung k adalah

y  y P  f ' ( x P )( x  x P )
dan persamaan garis normal l adalah
1
y  yP   ( x  x P ).
f ' ( xP )

y=f(x)
k
y
P

O Q S R x

Gambar 6.1

Misalkan garis singgung k memotong sumbu-x di titik Q dan garis normal l memotong

sumbu-x di titik R.. Maka x P  x Q  SQ disebut panjang subtangen dari k di P, and

x P  x R  SR disebut panjang subnormal dari l di P (lihat Gambar 6.1).

Contoh 6.1

Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal di titik A(2, 8) terhadap kurva dari fungsi
y  f ( x )  x 3 . Tentukan juga panjang subtangen dari garis singgung dan panjang subnormal
dari garis normal di A.

Karena y  x 3 diperoleh y '  3 x 2 . Jelas bahwa titik A di kurva dari f. Persamaan

garis singgung di A terhadap f adalah y  8  f ' (2)( x  2)  12( x  2) atau y  12 x  16.

Persamaan garis normal l di A terhadap f adalah
1 1 49
y 8   ( x  2) or y   x .
12 12 6
Titik potong k dan sumbu-x adalah (4/3, 0). Jadi panjang subtangen dari k di A adalah
2  4 / 3  2 / 3 . Titik potong l dan sumbu-x adalah (98, 0). Jadi panjang subnormal dari l di A

adalah 98  2  96.

Soal-soal 6.1

1. Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal di P ( / 6, 1 / 2) terhadap kurva

y  sin x . Tentukan juga panjang subtangen dari garis singgung dan subnormal dari garis

normal di P.

2. Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal terhadap parabola y   x 2  5 x  6 di

titik-titik potong parabola dan sumbu-x.

4
3. Titik P dengan x P  1 terletak di kurva y  . Tentukan persamaan garis singgung dan
x 1
garis normal terhadap kurva tersebut di titik P.
4. Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal terhadap kurva x 2  3 xy  y 2  5 di
titik A(1,1).
5. Buktikan bahwa persamaan garis singgung terhadap parabola y 2  px dengan gradien
m  0 is y  mx  p / m.
 x2 y2
6. Buktikan bahwa persamaan garis singgung terhadap elips   1 di titik ( x 0 , y 0 )
a 2 b2

x0 x y0 y
yang terletak pada elips tersebut adalah  2  1.
a2 b

B. Soal-soal tentang maksimum atau minimum

Diberikan fungsi diferensiabel y  f (x) pada selang [ a, b] . Bila f ' ( x 0 )  0 and

f ' ' ( x0 )  0 maka f mencapai maksimumnya (relatif atau lokal) di x  x 0 dan nilainya f ( x 0 )

sedangkan bila f ' ( x 0 )  0 and f ' ' ( x 0 )  0 maka f mencapai minimumnya (relatif atau lokal) di

x  x 0 dan nilainya f ( x 0 ).

Contoh 6.2
Bagilah bilangan 120 menjadi dua bilangan, sedemikian sehingga jumlahnya 120 dan
hasil kali bagian pertama dan kuadrat bagian kedua maksimum.

Misalkan 120  x bagian pertama dan x bagian kedua. Maka y ( x)  x 2 (120  x)

adalah hasil kali bagian pertama dan kuadrat bagian kedua , di mana 0  x  120. Jelas,

dy d2y y ' ( xo )  0
 3 x(80  x ) dan  6 x  240. Untuk x0  80 diperoleh
dx dx 2
and y ' ' ( x0 )  240  0. Dengan hasil ini dan pengamatan kelakuan fungsi

y ( x )  x 2 (120  x) pada selang 0  x  120 , dapat kita simpulkan bahwa maksimum dari

y (x ) dicapai untuk x0  80 and y (80)  256,000.

Soal-soal 6.2

1. Carilah persamaan garis lurus lewat titik (3,4) yang memotong kuadran dalam suatu segitiga
dengan luas minimum.

2. Buktikan bahwa segitiga sama sisi dengan tinggi 3r adalah segitiga sama kaki dengan luas
terkecil yang melingkupi dan menyinggung lingkaran berjari-jari r.
 x2 y2
3. Suatu empat persegi panjang dilingkupi oleh elips   1 (titik-titik sudutnya terletak
400 225
pada elips) di mana sisi-sisinya sejajar sumbu-sumbu elips. Tentukan ukuran empat persegi
panjang tersebut supaya (a) luasnya maksimum dan (b) kelilingnya maksimum.

C. Gerak pada garis lurus

Gerak partikel P sepanjang garis lurus dapat digambarkan dengan persamaan s  f (t ) ,
di mana t adalah waktu dan s adalah jarak berarah P dari titik O pada lintasannya.
ds
Kecepatan P pada waktu t adalah v = . Bila v > 0 maka P bergerak dengan arah
dt
naiknya s, sedangkan bila v < 0 P bergerak dengan arah turunnya s.
Kelajuan dari P adalah nilai absolut dari kecepatannya.

dv d 2 s
Percepatan atau akselerasi dari P adalah a   . Bila a > 0 maka v naik dan
dt dt 2
bila a < 0 maka v turun. Bila v dan a bertanda sama, kelajuan P naik . Bila v dan a bertanda
sama, kelajuan P naik If v and a tandanya berlainan, kelajuan P turun.
Contoh 6.3
1 3
Suatu bodi bergerak sepanjang garis lurus dengan persamaan s  t  2t , di mana s
2
dalam kaki dan t dalam detik . Tentukan kecepatan dan percepatannya setelah dua detik.

ds 3 2 dv
Karena v   t  2, a   3t, diperoleh v(2)  4kaki / dtk and a(2)  6 kaki / dtk 2 .
dt 2 dt

Contoh 6.4
Suatu partikel bergerak sepanjang garis lurus dengan persamaan s  t 3  6t 2  9t  4 di
mana s dalam kaki dan t dalam detik .
(a) Tentukan s and a ketika v=0. (d) Kapan v naik?
(b) Tentukan s and v ketika a=0. (e) Kapan arah gerak berubah?
(c) Kapan s naik?
Jelas bahwa
 ds dv
v  3t 2  12t  9  3(t  1)(t  3), a   6(t  2).
dt dt
(a) Ketika v=0, t = 1 & t =3. Ketika t = 1, s = 8 & a = -6. Ketika t = 3, s = 4 & a = 6.
(b) Ketika a = 0, t = 2. Ketika t = 2, s = 6 and v = -3.
(c) s is decreasing when v > 0, yaitu ketika t < 1 dan t >3.
(d) v naik ketika a > 0, yaitu ketika t > 2.
(e) Arah gerak berubah ketika v = 0, dan a  0. Dengan (a) arah gerak berubah ketika t = 1 dan
t = 3.

Soal-soal 6.3

Untuk soal-soal berikut ini, satuan-satuan yang dipakai adalah kaki dan detik.
1. Suatu partikel bergerak sepanjang garis lurus dengan persamaan s  t 3  6t 2  9t. Tentukan
posisi partikel terhadap posisi awal (t = 0) at 0, tentukan arah dan kecepatannya, dan
tentukan percepatannya naik atau turun ketika (a) t = ½, (b) t = 3/2, (c) t = 5/2, (d) t = 4.
2. Jarak lokomotif dari dari suatu titik tertentu pada lintasan garis lurus pada waktu t diberikan
oleh persamaan s  3t 4  44t 3  144t 2 . Kapan lokomotif tersebut berbalik arah?
3. Suatu bodi bergerak sepanjang garis horizontal menurut persamaan s  t 3  9t 2  24t.
(a) Kapan s naik or turun?
(b) Kapan v naik atau turun?
(c) Kapan kelajuan bodi naik atau turun?
4. Suatu partikel bergerak sepanjang garis horizontal menurut persamaan

s  t 4  6t 3  12t 2  10t  3.
(a) Kapan kelajuan partikel naik atau turun? (b) Kapan arah gerak berubah? (c) Tentukan
jarak total yang ditempuh setelah 5 detik.

5. Suatu partikel bergerak sepanjang garis lurus dengan persamaan s  2t 3  12t 2  18t  5 di
mana s dalam kaki dan t dalam detik.
(a) Tentukan s and a ketika v = 0. (d) Kapan v naik?
(b) Tentukan s and v ketika a = 0. (e) Kapan arah gerak berubah?
(c) Kapan s naik?
6. Lintasan partikel yang bergerak sepanjang garis lurus diberikan oleh persamaan

s  3t 4  28t 3  90t 2  108t di mana s dalam kaki dan t dalam detik.

 (a) Tentukan s and a ketika v = 0. (d) Kapan v naik?
(b) Tentukan s and v ketika a = 0. (e) Kapan arah gerak berubah?
(c) Kapan s naik?

D. Solusi pendekatan persamaan

Pandang persamaan f ( x)  0. Bila solusi eksak atau akar-akarnnya sulit dicari, kita
gunakan metode Newton-Raphson untuk mencari solusi pendekatannya. Dalam hal ini
diasumsikan f ( x), f ' ( x ) and f ' ' ( x) kontinu.
Prosedur metode Newton-Raphson :
1. Pilih atau tebak pendekatan pertama dari f ( x )  0. Sket dari kurva y  f (x ) akan
membantu.
2. Gunakan pendekatan pertama untuk mencari pendekatan ke dua, yang ke dua untuk mencari
yang ke tiga dan seterusnya memakai rumus
f ( xn )
x n 1  x n  , n  1, 2, 3, .1
f ' ( xn )

3. Kita dapat mengakhiri proses iterasi setelah pendekatan ke-n ketika f ( x n ) is relatif kecil.

Contoh 6.5
Tentukan akar positif dari persamaa f ( x)  x 2  2  0.

Jelas, rumus Newton-Raphson di atas menjadi

x n2  2
x n 1  xn  .
2 xn
Untuk memakai perhitungan dengan efisien, kita tulis lagi formula di atas yang lebih baik, yaitu
xn 1
x n 1   .
2 xn

Dengan memilih atau menebak x1  1.5 diperoleh x 2  1.41667 .

Soal-soal 6.4

1
 Menggunakan metode Newton-Raphson, tentukan akar-akar pendekatan dari persamaan-
persamaan berikut:
1. f ( x )  x 2  5  0; 5. f ( x)  x 3  25  0;

2. f ( x )  x 2  x  1  0; 6. f ( x )  x 3  x  1  0;

3. f ( x)  x 4  15  0; 7. f ( x)  x 4  3 x  1  0;
4. f ( x)  sin x  0.7  0; 8. f ( x)  cos x  0.3  0.

Soal-soal 6.5

1. Menggunakan metode Newton-Raphson, estimasikan di mana kurva y  x 3 memotong

garis lurus y  x  1 .
2. Menggunakan metode Newton-Raphson, estimasikan di mana kurva y  sin x memotong
parabola y  x 2  1.
3. Menggunakan metode Newton-Raphson, estimasikan di mana kurva y  cos x memotong
parabola y  x 2  1.
4. Menggunakan metode Newton-Raphson, estimasikan di mana kurva y  tan x memotong
parabola y  x 2  2 dalam selang (  / 2,  / 2).

BAB 7. INTEGRAL TIDAK TERTENTU

Definisi 7.1
dF ( x )
Bila d  f ( x) pada suatu selang dari R maka fungsi F (x ) dapat disebut
dx
integral tidak tertentu atau antiderivatif dari f (x ) pada interval tersebut, dan kita tulis

F ( x)   f ( x ) dx. Dalam ekspresi  f ( x ) dx, fungsi f (x ) dapat disebut integran.

Contoh-contoh 7.1
dF ( x )
1. Diberikan F ( x)  3 x 2  2 x  5 pada R. Jelas,  6 x  2 pada R. Kita dapat
dx

menulis F ( x)   (6 x  2) dx.

dG ( x)
2. Diberikan G ( x)  cos x pada R. Jelas,   sin x pada R. Dapat kita tulis
dx

G ( x)   ( sin x) dx.

Sifat-sifat integral tidak tertentu

1.  ( f ( x)  g ( x)) dx   f ( x) dx   g ( x) dx.
2.  ( f ( x)  g ( x)) dx   f ( x ) dx   g ( x) dx.

3. c f ( x ) dx  c  f ( x ) dx, c konstan sembarang.

4. Metode substitusi: Bila  f ( x ) dx  F ( x ) dan u  u (x) maka  f (u ) du  F (u )

dF ( x)
5.  dx
dx  F ( x)  c, c konstan sembarang.

6. Integrasi parsial:  u ( x) dv( x)  u ( x)v( x)   v( x) du ( x).

BAB 8. RUMUS-RUMUS REDUKSI

Menggunakan integrasi parsial, kita dapat menurunkan rumus-rumus reduksi berikut:

sin m 1 x cos x m  1
 sin x dx   
m 
sin m  2 x dx, m  0.
m
1.
m
 cos m 1 x sin x m  1
 cos x dx   
m 
cos m  2 x dx, m  0.
m
2.
m
sin m 1 x cosn 1 x n  1
 sin x cos x dx    sin m x cosn  2 dx, m  n, m, n  0.
m n
3.
mn mn
sin m 1 x cos n 1 x m  1
 sin x cos x dx     sin m  2 x cos n dx, m  n, m, n  0.
m n
4.
mn mn
xm m
 x sin(bx) dx   cos(bx)   x m 1 cos(bx) dx, m  0.
m
5.
b b
xm m
 x cos(bx) dx  sin(bx)   x m 1 sin(bx) dx, m  0.
m
6.
b b
x m e nx m
 x e dx    x m 1e nx dx, m, n  0.
m nx
7.
n n
1 m2
 sec x dx  sec m  2 x tan x   sec m  2 x dx, m  2.
m
8.
m 1 m 1
1 m2
 cos ec x dx   cos ec m  2 x cot x 
m 1 
cos ec m  2 x dx, m  2.
m
9.
m 1
1
 tan x dx  tan m 1 x   tan m  2 x dx, m  2.
m
10.
m 1
1
 cot x dx   cot m 1 x   cot m  2 x dx, m  2.
m
11.
m 1
Contoh 8.1
Turunkan rumus reduksi:
sin m 1 x cos x m  1
 sin x dx   
m 
sin m  2 x dx, m  0.
m

m
Menggunakan integrasi parsial, dapat diperoleh:

 sin x dx    sin m 1 x d cos x   cos x sin m 1 x  ( m  1)  sin m  2 x cos 2 x dx

m


  cos x sin m 1 x  ( m  1)  (sin m  2 x) 1  sin 2 x dx 
  cos x sin m 1
x  ( m  1)  sin m2
x dx   m  1  sin m x dx.

Maka
m  sin m x dx   cos x sin m 1 x  ( m  1)  sin m  2 x dx,

dan dengan pembagian oleh m kita peroleh hasil:

sin m 1 x cos x m  1
 sin x dx   
m 
sin m  2 x dx, m  0.
m

m
Contoh 8.2
Derive the reduction formula:
xm m
 x cos(bx) dx  sin(bx)   x m 1 sin(bx) dx, m  0.
m

b b
Using integration by parts we get

x
m
cos(bx) dx 
1
b
x m d sin(bx) 
1 m
b

x sin(bx)  m  x m 1 sin(bx) dx

xm m
b 
 sin(bx)  x m 1 sin(bx ) dx.
b

Soal-soal
Turunkan rumus-rumus 2, 3, 4, 5, dan 7 di atas menggunakan integrasi parsial.

BAB 9. SUBSTITUSI GONIOMETRI

Beberapa integrasi dapat diredusir menggunakan substutusi goniometri berikut:

a) Bila integran mengandung a 2  x 2 , gunakan substitusi x  a sin t or x  a cos t.

b) Bila integran mengandung a 2  x 2 , gunakan substitusi x  a tan t.

c) Bila integran mengandung x 2  a 2 , gunakan substitusi x  a sec t.
Contoh 9.1

Carilah  16  x 2 dx menggunakan substitusi x  4 sin t ,0  t   / 2.

Jelas bahwa x  4 sin t , dx  4 cos t dt , 16  x 2  4 cos t ,0  t   / 2. Maka

 16  x 2 dx  16 cos 2 t dt  8 1  cos(2t ) 

x 16  x 2
 8 arcsin( x / 4)  8 sin t cos t  c   8 arcsin( x / 4)  c.
2

Contoh 9.2
1
Carilah x 2
x2  9
dx menggunakan substitusi x  3 tan t ,0  t   / 2.

Jelas bahwa x  3 tan t , dx  3 sec 2 t dt , x 2  9  3 sec t ,0  t   / 2. Maka

1 sec t 1 cos t
x 2
x 9
2
dx   2
9 tan t
dt  
9 sin 2 t
dt

1 1 1 x2  9
  2
9 sin t
d sin t  
9 sin t
c  
9x
 c.

Contoh 9.3

x 2  25
Carilah  dx menggunakan substitusi x  5 sec t ,0  t   / 2.
x3
Jelas bahwa x  5 sec t , dx  5 sec t tan t dt, x 2  25  5 tan t ,0  t   / 2. Maka

x 2  25 5 tan t 1
 x 4
dx   4
625 sec t
5 sec t tan t dt 
25  sin 2 t cos t dt

1 1 
x 2  25  3/ 2

25 
 sin 2
t d sin t  sin 3
t  c    c.
75 75 x 3

Kita dapat menurunkan rumus-rumus berikut ini:

x a2  x2 a2
1.  a 2  x 2 dx   arcsin( x / a )  c, a  0;
2 2

2.  x 2  a 2 dx 
x x2  a2 a2
2

2
 
ln x  x 2  a 2 , a  0;

x x2  a2 a2
3.  x 2  a 2 dx   ln x  x 2  a 2 , a  0;
2 2
 1 x
4.  dx  arcsin    c;
a2  x2 a

5. 
x a
2
1
2
 
dx  ln x  x 2  a 2  c;

1
6.  a x2 2
dx  ln x  x 2  a 2  c.

Soal-soal 9.1
Carilah integral-integral di bawah ini menggunakan substitusi yang sesuai:
dx dx
1.  a 2
x 
2 3/ 2
; 7.   25  x  2 3/ 2
;

a2  x2 dx
2.  x
dx; 8. x 2
4  x2
;

dx x 2 dx
3. x 2
a2  x2
; 9.  x2  4
;

x 2 dx
4.  a 2
 x2  3/ 2
; 10. x
3
a 2  x 2 dx;

x2  a2 dx
5.  dx; 11.  a 2
 x2  3/ 2
;
x

x 2 dx dx
6.  4  x  2 5/ 2
; 12. x 9  16 x 2
.

BAB 10. INTEGRASI FUNGSI RASIONAL

Suatu fungsi R ( x )  f ( x ) / g ( x ) dengan f (x ) dan g (x ) polinomial disebut fungsi

rasional. Bila derajat f (x ) lebih kecil dari derajat g (x ) , maka R ( x )  f ( x ) / g ( x ) disebut
fungsi rasional sejati, bila tidak demikian disebut fungsi rasional tidak sejati.
Suatu fungsi rasional tidak sejati dapat dinyatakan sebagai jumlah dari suatu polinomial
dan suatu fungsi rasional sejati. Fungsi rasional sejati sembarang dapat dinyatakan sebagai
jumlah dari fungsi-fungsi rasional yang lebih sederhana yang penyebut-penyebutnya berbentuk

( ax  b) m and (cx 2  dx  e) n , m and n bilangan-bilangan bulat positif.

Contoh 10.1
dx
Carilah x 2
 5x  6
.

Sebelum melakukan integrasi, kita perlu mengubah integran sebagai berikut.

1 1 a b a ( x  3)  b( x  2)
    ,
x  5 x  6 ( x  2)( x  3) x  2 x  3
2
( x  2)( x  3)
a ( x  3)  b( x  2)  1; x  2, a  1; x  3, b  1.

1 1 1
Sehingga diperoleh a  1, b  1 dan ini memberikan   .
x  5 x  6 x  2 ( x  3)
2

Jadi
dx 1 1
x 2
 5x  6

x2
dx  
x3
dx   ln( x  2)  ln( x  3)  C.

Contoh 10.2
x3
Carilah  x2 1
dx.

Kita selesaikan langsung menggunakan metode yang telah dibicarakan di atas.

x3 ( x 3  x)  x x
 x 2  1 dx   x 2  1 dx   x dx   x 2  1 dx
1 d ( x 2  1) 1 2 1
1
 x2   2
2 2 x 1 2 2

 x  ln x 2  1  c. 

Contoh 10.3
x2
Carilah  ( x  1)3 dx.
Sebelum melakukan integrasi, kita perlu mengubah integran sebagai berikut.
 x2 a b c a ( x  1) 2  b( x  1)  c
    ,
( x  1) 3 x  1 ( x  1) 2 ( x  1) 3 ( x  1) 3
a ( x  1) 2  b( x  1)  c  x 2 ; x  1, c  1; x  0, a  b  1  0; x  2, a  b  3  0.
Sehingga kita peroleh a  1, b  2, c  1 dan ini memberikan

x2 1 2 1
   .
( x  1) 3
x  1 ( x  1) 2
( x  1) 3
Jadi
x2 1 2 1
 ( x  1)3 dx   x  1 dx   ( x  1) 2 dx   ( x  1)3 dx
2 1
 ln( x  1)    C.
x  1 2( x  1) 2

Contoh 10.4
2x 1
Carilah x 3
 x2  4x
dx.

Sebelum melakukan integrasi, kita perlu mengubah integran sebagai berikut.

2x 1 a bx  c a( x 2  x  4)  x(bx  c)
   ; dalam hal ini untuk setiap
x3  x 2  4x x x 2  x  4 x ( x 2  x  4)
x, x 2  x  4  0,2 x  1  a ( x 2  x  4)  x(bx  c)  ( a  b) x 2  ( a  c) x  4a.

Sehingga diperoleh a  b  0, a  c  2,4a  1, dan ini memberikan

a  1 / 4, b  1 / 4, c  7 / 4.

Jadi
2x 1 1 x7
x 3
 x  4x
2
dx    2
4 x x4
dx

1 1 ( 2 x  1)  15
  ln x   2 dx
4 8 x x4
1 1 2x 1 15 dx
  ln x   2 dx  
4 8 x x4 8 x x4
2

1 1 15 1
  ln x  ln( x 2  x  4) 
4 8 
8 ( x  1 / 2) 2  15 / 4
dx

1 1 15  2x 1 
 ln x  ln( x 2  x  4)  arctan    C.
4 8 4  15 
Problems
Tentukan integral-integral berikut menggunakan metode yang dibicarakan di atas:

x3 x4
1.  x 2  3x  2
dx; 5.  (2  x)3 dx;
x 2  3x  1 1
2.  x3  5x 2  4 x
dx; 6. x 4
 x2
dx;

x2  2x  8 x3  x 2  x  1
3.  x2  7x  6
dx; 7.  ( x 2  3)( x 2  5)dx;
1 sin x
4. e 2x
 5e x
dx; 8.  cos 3
x  2 cos x
dx.

BAB 11 INTEGRAL TERTENTU

b
Bila  f (x)dx  F ( x)  c maka  a
f ( x)dx  F ( x) |ba  F (b)  F (a ) disebut integral

tertentu dari f (x) dengan batas bawah a dan batas atas b, di mana a and b konstan.

Contoh 11.1
3
Tentukan 1
( 2 x  5) dx .

 (2 x  5)dx  x  5 x  c maka
2
Karena
3
1
(2 x  5)dx  ( x 2  5 x  c ) |13  (9  5  c )  18.

Contoh 11.2
  /2
Tentukan  0
sin( x / 2) dx.

Karena  sin( x / 2) dx  2 cos( x / 2)  c maka

 /2
0
sin( x / 2)dx   2 cos( x / 2) |0 / 2  2 cos( / 4)  2 cos 0  2  2 .

Contoh 11.3
 /4
Tentukan  0
cos 3 t sin t dt.

1
 cos t sin t dt   cos 4 t  c maka
3
Karena
4
 /4 1 1 1 3

0
cos3 t sin t dt  
4
cos 4 t |0 / 4    
16 4 16
.

Sifat-sifat integral tertentu

b b
1.  a
c f ( x) dx  c  f ( x) dx, c konstan.
a

b b b
2.  a
( f ( x )  g ( x )) dx   a
f ( x ) dx   g ( x ) dx.
a

b b b
3.  a
( f ( x )  g ( x )) dx   a
f ( x ) dx   g ( x ) dx.
a

b a
4.  a
f ( x ) dx    f ( x ) dx.
b

b c c
5.  a
f ( x) dx   f ( x ) dx 
b a
f ( x ) dx.

6. Integrasi parsial untuk integral tertentu:

b b

a
u ( x ) dv( x )  u ( x )v ( x ) |ba   v ( x ) du ( x ).
a

7. Bila f (x ) kontinu pada [ a, b] maka terdapat x0  [a, b] sedemikian sehingga

b
a
f ( x ) dx  (b  a ) f ( x0 ).

x d
8. Bila F ( x)   a
f (t ) dt then
dx
F ( x)  f ( x ).

Contoh 11.4
 /2
Tentukan  0
x sin x dx.

 /2  /2  /2
0
x sin x dx   
0
x d cos x   x cos x |0 / 2  
0
cos x dx
 sin x |0 / 2  sin( / 2)  1.

Contoh 11.5
 1
Tentukan  0
xe  x dx.

1 1 1 2
0
xe  x dx    x de  x   xe  x |10   e  x dx  e 1  e  x |10  1 
0 0 e
.

Soal-soal
Tentukan nilai dari integral-integral tertentu di bawah ini:
1 1 x2
1. 0
( 2 x  3)10 dx; 7. 
0 x 1
dx;

 /2  /4
2.  /3
cos 3 x sin x dx; 8. 
0
tan x dx;

 /2 1/ 2 x2
3. 0
t cos t dt ; 9. 
0
1  x6
dx;

0 ydy a 1
4. 1
1 y 2
; 10.  dx,0  a  1;
0 1 x2
 /2 2 / 3 1
5.  /4
(sin 3 t cos t  5t  2 / 3 ) dt ; 11. 
0 5  4 cos
d ;

 /2  /3 1
6. 0
sin 2 t dt ; 12. 
0 1  sin x
dx.

BAB 12. APPLIKASI INTEGRAL

A. Luas daerah pada bidang datar

Diberikan fungsi kontinu nonnegatif y  f (x) on interval [a, b]. Luas A dari
daerah R pada bidang xOy yang dibatasi oleh y  f (x ), sumbu-x, garis-garis vertikal
x  a dan x  b diberikan oleh
b
A a
f ( x ) dx.

Lebih jauh, luas A dari daerah R pada bidang xOy yang dibatasi oleh kurva-kurva
dari fungsi-fungsi kontinu kontinu y  f (x) dan y  g (x ) dengan f ( x)  g ( x),
sumbu-x, garis-garis vertikal x  a dan x  b diberikan oleh

  f ( x)  g ( x) dx.
b
A
a

y
y  f (x )
 A

y  g (x )

O xa xb x

Gambar 12.1

Contoh 12.1
Carilah luas daerah pada bidang xOy plane yang dibatasi oleh parabola y  x 2 ,
sumbu_x, garis x  1 dan garis x  2 .

1 3 2 1
x |1   8  ( 1)   3.
2
Luas daerah tersebut diberikan oleh A  1 x 2 dx 
3 3

Contoh 12.2
Carilah luas daerah pada bidang xOy yang dibatasi oleh parabola y   x 2 , dan
garis lurus y  x .

Titik-titik potong parabola y   x 2 dan garis lurus y  x adalah titik asal O (0,0) dan
titik P ( 1,1). Jadi luas daerah yang ditanyakan adalah
0 1
0  x3 x2   x3 x2  1 1 1
A 1 ( x  x)dx    3  2    3  2    3  2  6 .
2

1 0
Contoh 12.3
Carilah luas daerah pada bidang xOy yang dibatasi oleh kurva dari fungsi y  2 x ,
garis y  2 dan garis x  3.
Titik potong kurva dari fungsi y  2 x dan garis y  2 adalah titik S (1,2). Jadi luas
daerah yang ditanyakan adalah

3
 2x 
 2 
3
A x
 2 dx    2 x 
1
 ln 2 1
 23   2  6
   6     2   4.
 ln 2   ln 2  ln 2

2 y2

y  2x 1

O x3 x

Gambar 12.2

B. Volume dari benda pejal putar

Diberikan fungsi kontinu nonnegatif y  f (x) pada selang [a, b]. Daerah R dari
bidang xOy yang dibatasi oleh kurva dari fungsi y  f (x ), sumbu-x , garis-garis
vertikal x  a dan x  b diputar mengelilingi sumbu-x. Maka, volume V dari benda
pejal putar yang terjadi, diberikan oleh

 f ( x) 2 dx.
b
V 
a

y
 y  f (x )

0 a b x

Gambar 12.3

Contoh 12.4
Daerah pada bidang xOy yang dibatasi oleh kurva dari fungsi y  sin x, sumbu-x,

dan garis-garis vertikal x  0 and x   diputar mengelilingi sumbu-x. Carilah volume

benda pejal putar yang terjadi.

Volume V dari benda pejal yang terjadi, adalah



1  cos( 2 x) dx   x  sin( 2 x)    .
  2
b 
V    sin x dx  V 
2

a 2 0 2 2 0 2

Contoh 12.5
Carilah volume bola dengan jari-jari R.

Volume V dari bola dengan jari-jari R adalah

V 
R
R
 
R 2  x 2 dx   
2 R

R
R 2

 x 2 dx
R
 x3   R3  4
   R 2 x    2  R 3    R 3 .
 3  R  3  3

Contoh 12.6
 Daerah pada bidang xOy yang dibatasi oleh kurva y  x 3 , sumbu-y, garis-garis
horizontal y  0 dan y  8 , diputar mengelilingi sumbu-y. Carilah volume benda pejal
putar yang terjadi.

Volume V dari benda pejal yang terjadi, adalah

3 5 / 3 8 96
 
2 2
V     x( y ) dy    y1/ 3 dy    y 2 / 3dy 
8 8 8
y  .
0 0 0 5 0 5

C. Panjang busur
Diberikan fungsi y  f (x) pada selang [ a, b] di mana f ' kontinu pada selang
[ a, b].

Panjang busur AB dari kurva fungsi y  f (x) di mana A(a, f (a )) dan B (b, f (b))
diberikan oleh
2
 dy 
1   f ' ( x)  dx.
b b
L 
2
1   dx 
a
 dx  a

B
y  f (x )

O a b x

Gambar 12.4

Diberikan fungsi parameter

 y  y (t )

 x  x (t ) ,
di mana x  x (t ), y  y (t ) dan x  x ' (t ), y  y ' (t ) kontinu pada t1  t  t 2 . Misalkan
x A  x(t1 ), y A  y (t1 ) dan x B  x(t 2 ), y B  y (t 2 ).

Maka, panjang L dari busur AB diberikan oleh

2 2
t2  dx   dy 
L     dt.
t1
 dt   dt 

Contoh 12.7
Carilah panjang busur dari kurva y  x 3 / 2 dari titik asal O (0,0) ke titik P (1,1).
2 2
1  dy  1  3 x1 / 2 
L 
0
1   dx 
 dx 

0
1  
 2
 dx


 
1

0
1
9x
4
dx 
1
27
 4  9 x  3 / 2 0  1 13 13  8 .
1

27
 
Contoh 12.8

y  t
dari t  0 ke t  4.
3

Carilah panjang busur dari kurva 


x  t
2

2 2
t2  dx   dy  4
L 
t1

 dt
 

 dt 
 dt 

0
4t 2  9t 4 dt

3/ 2 4

 
1/ 2
4 4  9 2  9  8  9 2 8

9 
0
1  t 
 4 
d 1  t 2  
 4  27 
1  t 
4 

27
37 37  1 .
0

D. Luas dari luasan putar

Diberikan fungsi y  f ( x)  0 pada selang [ a, b] di mana f and f ' kontinu pada
[ a, b]. Busur AB dari kurva y  f (x ), A(a, f (a )) and B (b, f (b)) yaitu A dan B
pada kurva y  f (x ), diputar mengelilingi sumbu-x. Maka, luas A dari luasan putar
yang terjadi, diberikan oleh
2
b  dy 
A  2  y 1    dx.
a
 dx 

y
 y  f (x ) B
A

O a b x

Figure 12.5
Contoh 12.9
Busur dari kurva y  x 3 dari x  0 ke x  2 diputar mengelilingi sumbu-x.
Carilah luas A dari luasan putar yang terjadi.
 2
A  2  x 3 1   3 x 2  dx  1  9 x 4  d 1  9 x 4 
2 2 1/ 2

0 
18 0

1  9 x 4  3 / 2 
145 
2
  145  1 .
27 0 27

Contoh 12.10
Carilah luas A dari bola dengan jari-jari R.

Menggunakan fungsi y R 2  x 2 , R  x  R, maka

2 2
R  x  R  x 
A  2  R x
2 2
1    dx  4  R 2  x 2 1  
 
 dx

R
 R2  x2  0
 R2  x2 
R (R2  x2 )  x2 R
 4  R2  x2 dx  4R  1 dx  4R 2 .
0 R x
2 2 0

Soal-soal
1. Carilah luas daerah-daerah pada bidang xOy yang dibatasi oleh kurva-kurva:
a) y  x 2 , y  x 2 / 2, x  2;
b) y  sin x, y  cos x;
 c) y  3  x , sumbu - x, sumbu - y, garis x  2;
d) y  4 x  x 2 , sumbu - x;
e) y  6 x  x 2 , y  x 2  2 x;
f) x   y 2  2 y  8, sumbu - y, y  -1, y  3;

g) y  e x , y  e  x , y  1 / e;
h) lingkaran x 2  y 2  R 2 , R  0.
2. Daerah R pada bidang xOy yang dibatasi oleh kurva-kurva
y  cos x, sumbu - x , x   / 2, x   / 2 diputar mengelilingi sumbu-x. Carilah
volume dari benda pejal putar yang terjadi.
3. The region R of xOy plane bounded by parabola
y  x 2 , x axis, lines x  0 and x  5 is revolved about x axis. Find the volume of
the solid of revolution.
4. The region R of xOy plane bounded by the graph y  ln x, y axis, lines y  1 and
y  2 is revolved about y axis. Find the volume of the solid of revolution.

5. Find the length of the circumference of the circle x 2  y 2  R 2 , R  0.

6. Find the length of arc of the curve y  x 2 / 3 from the point A(1,1) to the point
B (8,4).

7. Find the length of arc of the curve y  cosh x from the point A(0,1) to the point
B (1, cosh 1).

 y  e sin t
t

8. Find the length of arc of the curve 


 x  e cos t
t
from t  0 to t  4.

 y  arctan t

1. Find the length of arc of the curve 

 x  ln 1  t
2
from t  0 to t  1.

2. The arc of the graph of y x from x  0 to x  4 is revolved about x axis. Find

the area A of the surface of revolution.
3. The arc of the graph of x  y 3 from y  0 to y  1 is revolved about y axis. Find
the area A of the surface of revolution.
4. The arc of the graph of y  ln x from x  1 to x  7 is revolved about x axis. Find
the area A of the surface of revolution.
 CHAPTER 13. PARTIAL DERIVATIVES OF
A FUNCTION OF TWO VARIABLES

Partial derivatives
Given z  f ( x, y ) as a function of two independent variables x and y. If x varies
but y is fixed, then z is a function of x and the derivative of z with respect to x is given
by
z f ( x  x, y )  f ( x, y )
f x ( x, y )   lim
x x0 x
and it is called the partial derivative of z  f ( x, y ) with respect to x.
Conversely, if y varies but x is fixed, then z is a function of y and the derivative of
z with respect to y is given by
z f ( x, y  y )  f ( x, y )
f y ( x, y )   lim
y y  0 y

and it is called the partial derivative of z  f ( x, y ) with respect to y.

Example 13.1
Given z  f ( x, y )  2 x 2  3 xy  4 y 2 . Then,
z z
fx   4 x  3 y, f y   3 x  8 y.
x y

Example 13.2
x2 y2
Given z  g ( x, y )   . Then,
y x

z x y2 z x2 y
gx   2  2 , gy   2 2 .
x y x y y x
Example 13.3
Given z  h( x, y )  sin( 2 x  3 y ). Then,
z z
hx   2 cos(2 x  3 y ), hy   3 cos(2 x  3 y ).
x y

Partial derivatives of higher orders

z
The partial derivative of z  f ( x, y ) can be differentiated partially with
x
respect to x and y, yielding the second partial derivatives
2z   z   2 z   z 
 f xx ( x , y )   ,  f xy ( x, y )   .
x 2
x  x  yx y  x 
z
Also, from y can be obtained

2z   z   2 z   z 
 f yx ( x, y )   ,  f yy ( x, y )   .
xy x  y  y 2
y  y 

If z  f ( x, y ) and its partial derivatives are continuous, it can be proved that the

2z 2z
order of differentiation is immaterial, i.e.  .
xy yx

Example 13.4
Given z  f ( x, y )  x 2  3xy  y 2  5. Then,
z z 2 z 2 z 2 z
 2 x  3 y,  3 x  2 y,   3, 2  2.
x y xy yx y

Example 13.5
 2
 xy
Given z  g ( x, y )  e x . Then,

z 2 z 2
 (2 x  y )e x  xy ,  xe x  xy ,
x y

2z x 2  xy 2 x 2  xy  z
2
2
 2e  ( 2 x  y ) e ,  x 2 e x  xy ,
x 2
y 2

2 z 2 2 2 z 2 2
 e x  xy  x( 2 x  y )e x  xy ,  e x  xy  x( 2 x  y )e x  xy .
yx xy

Partial derivatives of implicit functions

If z is defined implicitly as a function of independent variables x and y by the

z z
equation F ( x, y, z )  0, then the partial derivatives and y can be determined
x
by the method shown in the following examples.

Example 13.6
z z
Find and y of the implicit function x 2  y 2  z 2  25.
x

 ( x 2  y 2  z 2 )  ( 25) z z x
 ,2 x  2 z  0,  .
x x x x z
Similarly,
 ( x 2  y 2  z 2 )  (25) z z y
 ,2 y  2 z  0,  .
y y y y z

Problems
 z z
1. Find
x
 
and y of the function z  arctan x 2 y  arctan xy 2 .  
z z
2. Find and y of the implicit function x 2  2 y  3z   xyz.
x

2z 2z
3. Find and of the function z  x cos y  y cos x.
x 2 y 2

2z 2z
4. Find and of the function z  x cos y  y cos x.
xy yx

z z
5. Find and y of the implicit function xy  xz  yz  1.
x
z z
6. Find and y of the implicit function ( x  y ) sin z  ( x  y ) cos x  xy sin x  5.
x
z z
7. Given z  ln x2  y2 . Show that x x  y y  1.

 x  y z z
8. Given z  e sin   e cos . Show that x x  y y  0.
x/ y y/x

 y x

xy  z 2
 z 2
 z 2

9. Given z  x  y . Prove: x 2 2  2 xy  y2  0.
x xy y 2

 2 z  2 z z
10. Given z  e 1 (sin x  cos y ). Prove:   .
x 2 y 2 t

CHAPTER 14. EXTREME OF A FUNCTION OF TWO VARIABLES

 Given a function z  f ( x, y ) where its partial derivatives of first and second
orders exist. If at ( x0 , y0 ) we have f x  0 and f y  0 , then the point ( x0 , y0 ) is
called the critical point of f.
If at the critical point ( x0 , y0 )
f 
xy
2
 f xx f yy  0 and f xx  0,

Then f yields a relative (local) minimum at ( x0 , y0 ) and its value is f ( x0 , y0 ).

If at the critical point ( x0 , y0 )
f 
xy
2
 f xx f yy  0 and f xx  0,

Then f yields a relative (local) maximum at ( x0 , y0 ) and its value is f ( x0 , y0 ).

If at the critical point ( x0 , y0 )
f 
xy
2
 f xx f yy  0,

Then f does not yield a relative maximum nor a relative minimum at ( x0 , y0 ) .

If at the critical point ( x0 , y0 )
f 
xy
2
 f xx f yy  0,

then we can not conclude anything aout the extreme of f.

Example 14.1
Investigate the extreme of the function z  f ( x, y )  x 2  xy  3 y 2  11x  6.
Equations f x  2 x  y  11  0 and f y  x  6 y  0 give the critical point
( 6,1). Obviously, f xx  2, f xy  1, f yy  6. For the critical point ( 6,1),

f 
xy
2
 f xx f yy  (1) 2  (2)(6)  11  0 and f xx  2  0, then f yields a relative (local)

minimum at ( 6,1) and its value is f (6,1)  39.

Problems

1. Investigate the extremes of the following functions:

 a) z  2 x  4 y  x 2  y 2  3;
b) z  x 3  y 3  3 xy;
c) z  x 2  2 xy  2 y 2 ;
d) z  ( x  y )(1  xy );
e) z  2 x 2  y 2  6 xy  10 x  6 y  5;
f) z  3 x  3 y  2 x 3  xy 2  2 x 2 y  y 3 ;

g) z  xy(2 x  4 y  1);
h) z  x 3  y 3  3 xy;
i) z  x 2  y 2  4 x  6 y  25.

2. Determine positive numbers x, y, z such that:

a) x  y  z  18 and xyz
b) x  y  z  20 and xyz 2
c) xyz  27 and x  y  z
d) x  y  z  12 and xy 2 z 3

3. a) The surface area of a right open box is 108 cm 2 . Find the maximum volume
possible.
a) The volume area of a right open box is 500 cm3 . Find the minimum surface area
possible.

CHAPTER 15. COMPLEX NUMBERS

The system of complex numbers

Every real number x satisfies x 2  0. Therefore, no real number x satisfying
x 2  1  0 or x 2  1.
 A complex number is a number with the form a  bi, where a and b are real
numbers, i is an imaginary unit satisfying i 2  1. If z  a  bi is a complex number
then a is called a real part of z and b an imaginary part of z. We can write
a  Re z , b  Im z.

Two complex numbers a  bi and c  di are equal if a  c and b  d . The set

of all real numbers R is a subset of the set of all complex numbers C. A complex number
bi with b  0 is called a (pure) imaginary number.
If z  a  bi then z  a  bi is called a conjugate of z. For instance,
2  3i  2  3i, 5  5, 4i  4i.

Fundamental operations
1. Addition: (a  bi)  (c  di)  (a  c)  (b  di).
2. Subtraction: (a  bi )  (c  di )  (a  c)  (b  d )i.
3. Multiplication: (a  bi )(c  di )  (ac  bd )  (ad  bc)i.
a  bi a  bi c  di (ac  bd )  (bc  ad )i ac  bd bc  ad
4. Division:    2  i.
c  di c  di c  di c2  d 2 c  d 2 c2  d 2

Absolute value (modulus)

The absolute value (modulus) of a complex number z  a  bi is
z  a  bi  a 2  b 2  0. For example
 3  4i  (3) 2  4 2  25  5,  2  2,  7i  7.

If z1 and z 2 are complex numbers the following properties hold:

1. z1 z 2  z1 z 2 ;

z1 z
2.  1 , z 2  0;
z2 z2

3. z1  z 2  z1  z 2 , triangle inequality;
4. z1  z 2  z1  z 2 , triangle inequality.
Fundamental properties
If z1 , z 2 , z3 are complex numbers then the following properties hold:
1. z1  z 2  z 2  z1 , commutativity for addition;
2. z1 z2  z 2 z1 , commutativity for multiplication;
3. z1  ( z 2  z3 )  ( z1  z 2 )  z3 , assosiativity for addition;
4. z1 ( z 2 z3 )  ( z1 z 2 ) z3 , assosiativity for multiplication;
5. z1 ( z 2  z3 )  z1 z 2  z1 z3 , distributivity;
6. ( z  z ) / 2  Re z;
2
7. zz  z ;

8. ( z  z ) /( 2i )  Im z;

9. z1 z 2  z1 z 2 ;
10. ( z1 / z2 )  z1 / z2 , z 2  0.

Polar form of complex numbers

If z  a  bi is a complex number in Cartesian form then z can be expressed in
polar form using the following rule:
z  r (cos  i sin  ), where r  a 2  b 2 ,  arctan(b / a ).

Make sure to choose the correct  .

For example,
1  i  2  cos( / 4)  i sin( / 4)  ,1  3i  2 cos(2 / 3)  i sin( 2 / 3)  ,
 2  2 cos   i sin   ,5i  5 cos( / 2)  i sin( / 2) .

De Moivre theorem
If z1  r1  cos1  i sin 1  , z2  r2  cos  2  i sin  2  , then

z1 z 2  r1r2  cos(1   2 )  i sin(1   2 )  ,

z1 r1
  cos(1   2 )  i sin(1   2 )  , z 2  0.
z 2 r2
 De Moivre theorem:
If z  r (cos  i sin  ) then z n  r (cos(n )  i sin(n )), n  N.

Roots of a complex number

A complex number w is called an n th root of a complex number z if w n  z ,
Written by w  z1/ n  n z . Using De Moivre Theorem, we get the following formula.

Formula to find roots of a complex number:

If z  r (cos  i sin  ) then
    2k     2k 
z1/ n  r 1/ n cos   i sin  , k  0,1,2,..., n  1.
  n   n 

Euler formula
e i  cos  i sin  .

Using Euler formula we can get:

z  x  iy  r  cos   i sin   ,
z  re i ,
e z  e x e iy  e x  cos y  i sin y .

Example 15.1
1 3
Given z1  2  i, z 2  3  2i, z3    i. Calculate:
2 2
2
3 2 2 z 2  z1  5  i
a) 3 z1  4 z 2 , b) ( z3 ) , c) z  3 z1  4 z1  8,
2
d) .
1
2 z1  z 2  3  i
a) 3z1  4 z 2  3(2  i )  4(3  2i )   6  11i
 (6) 2  112  157 ,
2
 1 3   1 3 
2

b)  z    
2
i     i
3
 2 2   2 2 
 

1 3 3 1 3
  i  i2    i,
4 2 4 2 2
3 2
c) z1  3 z1  4 z1  8  (2  i ) 3  3( 2  i ) 2  4(2  i )  8
 (8  12i  6  i )  ( 12  12i  3)  (8  4i )  8
 7  3i,
2 2
2 z 2  z1  5  i 2(3  2i )  ( 2  i )  5  i
d) 
2 z1  z 2  3  i 2( 2  i )  (3  2i )  3  i
2 2
3  4i 3  4i 32  ( 4) 2 25
     1.
4  3i 4  3i
2
4 2  32 25

Example 15.2
Show that for all complex numbers z and w: a) z  w  z  w, b) zw  z w.

Let z  z1  iz 2 , w  w1  iw2 . Then,

a) z  w  ( z1  iz 2 )  ( w1  iw2 )  ( z1  w1 )  i ( z 2  w2 )
 ( z1  w1 )  i ( z 2  w2 )  ( z1  iz 2 )  ( w1  iw2 )
 zw

b) zw  ( z1  iz2 )(w1  iw2 )  ( z1w1  z 2 w2 )  i ( z1w2  z 2 w1 )

 ( z1w1  z 2 w2 )  i ( z1w2  z 2 w1 )  ( z1  iz 2 )(w1  iw1 )
 z w.

Example 15.3
Find all complex numbers w satisfying w3  1  i, i.e. to find all ( 1  i )1 / 3 .
   3   3 
We write 1  i in polar form, i.e.  1  i  2  cos   i sin   .
  4   4 
Then, using the formula to find roots of a complex number we get
  (3 / 4)  2k )   (3 / 4)  2k ) 
w  21/ 6 cos   i sin , k  0,1,2,
  3   3 
w1  21/ 6  cos( / 4)  i sin( / 4)  ,
w2  21/ 6  cos(11 / 12)  i sin(11 / 12)  ,
w3  21/ 6  cos(19 / 12)  i sin(19 / 12) .

Problems
1. Given z1  1  i, z 2  2  4i, z3  3  2i. Find:
2
a) z1  2 z1  3, b)
2
2 z 2  3 z1 , c) z1 z 2  z 2 z1 ,

z1  z 2  1 z z 
e)  z3  z3  , f) Im 1 2 .
5
d) ,
z1  z 2  i  z3 

2. Find:
a) 81 / 3 , b) 4 2  i4 2 
1/ 2
, c)   16  16i 3 
1/ 5
,

d)   27i  1/ 6 , e)   81 1/ 4 , f) 11 / 8.

3. Calculate:
a)  5(cos 20 0  i sin 200 )  3(cos 40 0  i sin 400 ) ,

b)  2(cos 500  i sin 500 )  ,

6
 c)
8(cos 40 0
 i sin 400 ) 3

,
 2(cos 60 0
 i sin 60 ) 
0 4

5
1 i 
d)   .
1 i 

4. Prove:
a) cos    ei  e i  / 2, b) sin    ei  e i  / 2i.

CHAPTER 16. INFINITE SEQUENCES AND SERIES

Infinite sequence
An infinite sequence ( sn )  s1 , s2 ,..., sn ,... is a function of n whose domain is N
andd its values are numbers.
An infinite sequence ( sn ) is called bounded if there exist some numbers P and Q

 2n  1 
such that for every n, P  sn  Q. As an example, the sequence  , n  N is
 2n 

bounded since for every n, 1  sn  2. As another example, the sequence

(2n  1), n  N is not bounded since there is no Q such that for every n, sn  Q.

An infinite sequence ( sn ) is called monotonically increasing or increasing if

sn 1  sn for every n. An infinite sequence ( sn ) is called monotonically decreasing or

decreasing if sn 1  sn for every n.

 An infinite sequence ( sn ) is called strictly increasing if sn 1  sn for every n.

An infinite sequence ( sn ) is called strictly decreasing if sn 1  sn for every n.

A sequence ( sn ) is called to converge to a finite number s as limit, written by

lim sn  s, if for every positive number

n  
 there exists a positive integer N such that
s  sn   for every positive integer n  N . If the sequence ( sn ) has a limit it is called

a convergent sequence; otherwise it is called a divergent sequence. A sequence ( sn ) is

called to diverge to  if for every positive number M there exists a positive integer N

such that sn  M for every positive integer n  N , written by nlim sn  .

 

A sequence ( sn ) is called to diverge to   if for every positive number M there exists

a positive integer N such that sn  M for every positive integer n  N written by

lim sn  . A sequence ( sn )

n  
is called to diverge to  if for every positive

number M there exists a positive integer N such that sn   M for every positive integer

n  N , written by nlim sn  .

 

Theorems on sequences

1. Every bounded increasing (decreasing) sequence is convergent.

2. Every unbounded sequence is divergent.
3. A convergent (divergent) sequence remains convergent (divergent) when any or all of
its first n terms are altered.
4. The limit of a convergent sequence is unique.
5. lim  csn   c lim sn , c is a constant.
n   n  

6. lim  sn  t n   lim sn  lim t n .

n   n   n 

7. lim  snt n   lim sn lim t n .

n   n   n  

 sn  nlim sn
lim 
8. n      
, provided t n  0 for all n and lim tn  0.
t lim
 n  n n t n  

1
9. If ( sn ) is a sequence of nonzero terms and nlim sn  , then lim  0.
  n   sn

10. If c  1 then nlim

 
c n  .

11. If r  1 then nlim

 
r n  0.

Example 16.1
 1
Show that the sequence 1   is convergent.
 n

  1
The sequence ( sn )  1   is bounded since 0  sn  1 for all n. The sequence
 n

1 1 1 1
( sn ) is increasing since sn 1  1   1   sn   sn for all n.
n 1 n n( n  1) n( n  1)

Hence using Theorem 1 on sequences, ( sn ) is convergent.

Example 16.2
 n! 
Show that the sequence  n  is divergent.
2 
 n! 1  2  3    n 1 3 4 n n
Since sn        for n  4, the sequence is unbounded.
2n 2  2  2    2 2 2 2 2 2
 n! 
By Theorem 2 on sequences we conclude that the sequence  n  is divergent.
2 

Problems 16.1
1. Investigate whether the following sequences are bounded, decreasing, increasing,
convergent or divergent:

 n
2
a)  n  , b) 
 (1) n
 n

, c)

 3
   n  
n 2 , d)  sin 
  4 
 .

2. Prove Theorem 10 on sequences.

Infinite series
Let ( sn ) be an infinite sequence. We define the infinite series


s
n 1
n  s1  s2  s3  ...  sn  ...

as the following sequence  S n  of partial sums S n :

S1  s1 , S 2  s1  s2 , S3  s1  s2  s3 ,..., S n  s1  s2  s3  ...  sn ,...

The numbers s1 , s2 , s3 ,... are the terms of the series s
n 1
n .

If nlim S n  S , S is a finite number, then the series is called to converge and S is

 

called its sum. If nlim

 
S n does not exist, then the series is called to diverge. A series

diverges either because nlim S n   or because, as n increases, S n increases or

 

decreases without approaching a limit. An example of the first is the series 1+1+1+1+…
whereas an example of the latter is the series 1  1  1  1  ... .
 Since any series is a sequence, hence the theorems above on sequences can be applied
on series. The following are more theorems on series.

Theorems on series
1. A convergent (divergent) series remains convergent (divergent) after any or all of its
first n terms are altered.
2. The sum of a convergent series is unique.
3. If s n converges to S, then  cs n , c is any constant, converges to cS . If s n

diverges then  cs n also diverges, c  0.

4. If s n converges then nlim s n  0.

 

Example 16.3
Prove that the infinite geometric series a  ar  ar 2  ...  ar n 1  ..., where a  0,

a
converges to if r  1 and diverges if r  1.
1 r
n 1
a  ar n a a n
In this case, S n   ar k    r , r  1.
k 0 1 r 1 r 1 r
a
If r 1 then nlim r n  0, and so lim S n  and the series above converges to
  n   1 r

a
.
1 r

If r 1 then nlim r n  , and so S n is divergent and the series above is also divergent.
 

If r 1 then the series above has the form a  a  a  a  ... or a  a  a  a  ... and the
series above is also divergent, a  0.

Problems 16.2
1. Investigate whether the following series are convergent or divergent. If convergent,
find their sums:
1 1 1 1 1
a) 1     ... b) 4  1    ...
2 4 8 4 16
3 9 27 3 9 27
c) 1     ... d)  1     ...
2 4 8 2 4 8
1 1 1
2. Prove that the harmonic series: 1     ... diverges.
2 3 4
3. Prove Theorem 4 on series.
4. Find partial sum S n and the sum S for these series:
1 1 1 1 1 1 1 1
a)     ... b)     ...
5 5 2 53 5 4 1 2 2  3 3  4 4  5

CHAPTER 17. POSITIVE SERIES

A series whose all terms are positive is called a positive series. The following are
theorems or tests for convergence and divergence of positive series.

1. The boundedness of partial sum test

A positive series s n is convergent if the sequence of partial sum  S n  is bounded.
2. The integral test
If s n is a positive series with sn  f (n) and f ( x)  0 is decreasing for

x  N, n N then respectively s n is convergent or divergent depends on


N
f ( x ) dx is finite or infinite.

3. The comparison test for convergence

Given a convergent positive series u n and 0  vn  u n for all n  N , N  N.

Then, v n is also convergent.

4. The comparison test for divergence
Given a divergent positive series u n and u n  vn for all n  N , N  N. Then,

v n is also divergent.
5. The ratio test
sn 1
Given a positive series s n and let nlim
  sn
 L. If L  1 then series converges.

If L  1 then the series diverges. If L  1 or does not exist then we can not conclude
anything.

Example 17.1
Investigate the convergence or divergence of the series
1 1 1 1
    ...
4 16 36 64
using the integral test.


1 1
The series can be written as s
n 1
n with sn 
4n 2
 f (n) and f ( x) 
4x2
. On the

interval x  1, f ( x)  0 and decreasing. We get:

b
 1 b 1 1  1 1  1  1
1
f ( x ) dx 
4 b
lim  2 dx 
  1 x 4 b
lim    
 
 x 1 4 b
lim    1  .
 
 b  4

Since the value of the integral above is finite, hence the series converges.

Example 17.2
Investigate the convergence or divergence of the series
1 1 1 1
    ...
3 5 7 9

using the integral test.

 
1 1
The series can be written as s
n 1
n with sn 
2n  1
 f (n) and f ( x) 
2x 1
.

On the interval x  1, f ( x)  0 and is decreasing. We get:

1

f ( x)dx  lim 
b

b   1
1
2x 1
dx  lim
b  
 2x 1  b

1
 lim
b  
2b  1  3  .

Since the value of the integral above is infinite, hence the series diverges.

Remark
Using the integral test it can be shown that the p-series

1 1 1 1
n
n 1
p
 1
2 p
 p  p  ...
3 4

converges if p  1 and it diverges if p  1.

Example 17.3
Investigate the convergence or divergence of the series
1 1 1 1
    ...
2 5 10 17
using the comparison test of convergence.


1 1
The series can be written as sn 1
n with sn 
n 1
2
. Since sn  2 for every n
n


1
and the series n
n 1
2 converges, the series above also converges.

Example 17.4
Investigate the convergence or divergence of the series
 1 1 1 1
    ...
1 2 3 4

using the comparison test of divergence.


1 1
The series can be written as s
n 1
n with sn 
n
for every n. Since sn  for
n


1
every n and the series n
n 1
diverges (harmonic series), the series above also diverges.

Example 17.5
Investigate the convergence or divergence of the series
1 2 3 4
    ...
3 32 33 34
using the ratio test.


n
The series can be written as s
n 1
n with sn 
3n
. Since

n 1
sn 1 n 1 n 1 1
lim  lim 3  lim   1,
n   s
n
n   n n   3n 3
n
3
the series above converges.

Example 17.6
Investigate the convergence or divergence of the series
1 2! 3! 4!
    ...
3 32 33 34
using the ratio test.
 
n!
The series can be written as s
n 1
n with sn 
3n
. Since

(n  1)!
sn 1 n 1 n 1
lim  lim 3  lim    1,
n   s
n
n   n ! n   3

3n
the series diverges.

Problems

Investigate whether each of the following series converges or diverges:

1   1   1  
1. sin   sin   sin   sin   ...;
4 2 9  3  16 4
3 4 5
2. 2     ...;
23 33 43
1 1 1 1
3.     ...;
1 2 2  2 3  2 4  2 4
2 3

  
100 1 n
4. a)  , b)  , c) e ,
n 1 n ( n  1) n 2 n ln n n 1
n


n2 
ln n 
1
5. a) 
n 1 n3
, b) 
n 1 n
, c) 3
n 1
n
1
,

n2
 
5n 
( n  1) 2 n
6. a)  2 n , b)  , c)  .
n 1 2 n 2 n! n 1 n!
 CHAPTER 18. ALTERNATING SERIES

The general form of an alternating series can be written as



 (1)
n 1
n 1
sn  s1  s2  s3  s4  ...  (1) n 1 sn  ...,

where sn  0 for every n.

We have the following theorem for convergence or divergence of alternating
series.

Theorem
The alternating series


 (1)
n 1
n 1
sn  s1  s2  s3  s4  ...  (1) n 1 sn  ...

converges if:
(i) sn  sn 1 for every n, and

(ii) nlim s n  0.
 

Example 18.1
Using the theorem above it can be shown that the alternating series
1 1 1
1 2
 2  2  ... converges.
2 3 4
Example 18.2
Using the theorem above it can be shown that the alternating series
1 2 3 4
 2  3  4  ... also converges.
e e e e

Problems
Investigate whether each of the following alternating series converges or diverges:
1 1 1 1
1)     ...;
2 5 10 17

n 1
2)  (1)
n 1
n 1

n
;


( 1) n 1
3)  ;
n 1 2 n  1


ln n
4)  (1)
n 1
n 1

3n  2
;


1
5)  (1)
n 1
n 1
n
3
;


1
6)  (1)
n2
n 1

ln n
.
 CHAPTER 19. POWER SERIES



An infinite series of the form c

n 0
n x n  c0  c1 x  c2 x 2  ...  cn x n  ... where all

the c’s are constants is called a power series in x. Furthermore, an infinite series of the


form c
n 0
n ( x  a ) n  c0  c1 ( x  a )  c2 ( x  a ) 2  ...  cn ( x  a ) n  ... where all the c’s and

a are constants is called a power series in x-a.

The radius of convergence of the power series in x above is a number  such
that for every x satisfying x   the series converges and for every x satisfying x  

the series diverges. The value of the radius of convergence can be determined by the
formula:
cn
  lim .
n   cn 1

Example 19.1

xn
Determine the values of x where the power series 
n 1 n
2 converges or diverges.

Using the formula above, we get

1
n2 (n  1) 2
  lim  lim 1
n   1 n   n2
(n  1) 2
Therefore, for every x satisfying x 1 the series converges and for every x satisfying


(1) n
x 1 the series diverges. For x  1 , the series has the form 
n 1 n2
i.e. a


1
convergent alternating series. For x  1 , the series has the form n
n 1
2 i.e. a

convergent p-series with p  2  1.

Example 19.2

xn
Determine the values of x where the power series 
n 0 n!
converges or diverges.

Using the formula above, we get

1
  lim n!  lim ( n  1)  .
n   1 n  

( n  1)!

Hence the series above converges for all values of (real) x.

Problems
For each of the following problems determine the values of x where the power
series converges or diverges:


1 n x2 x3 x4
1)  (1)
n 1
n 1

n
x ; 5)  
2  3 3 4 4 5
 ...;


n x x2 x3
2) 2 n
xn
; 6)    ...;
n 1 5 2  5 2 3  53

( x  3) n
3) x  2 x 2  3 x 3  4 x 4  ...; 7) 
n 1 n2
;

x 2 x3 x 4 
( x  2) n
4) x   
2 2 33 4 4
 ...; 8) 
n 1 n
;
 CHAPTER 20. MACLAURIN SERIES AND TAYLOR SERIES

Let the function y  f (x) have derivatives of all orders on some interval
containing x  0. Then, Maclaurin series of y  f (x) on that interval is given by

f ( n ) (0) n f ' (0) f ' ' (0) 2 f ( 3) (0) 3 f ( n ) (0) n
f ( x)   x  f (0)  x x  x  ...  x  ...
n 0 n! 1! 2! 3! n!

Let the function y  f (x) have derivatives of all orders on some interval
containing x  a , where a is a finite number. Then, Taylor series of y  f (x ) around a

on that interval is given by


f ( n ) (a)
f ( x)   ( x  a) n
n0 n!

f ' (a ) f ' ' (a) f ( 3) ( a ) f ( n ) (a)

 f (a )  ( x  a)  ( x  a)2  ( x  a) 3  ...  ( x  a) n  ...
1! 2! 3! n!
It can be seen that Maclaurin series is a special Taylor series with a  0.

Example 20.1
Determine Maclaurin series of f ( x )  e x on R.

Since f ( n ) (0)  e 0  1 for every n, using the formula of Maclaurin series we get

xn x x 2 x3 xn
f ( x)  e x    1    ...   ..., x  R.
n 0 n! 1! 2! 3! n!
Example 20.2
Determine Taylor series of f ( x)  e x with a  1 on R.

Since f ( n ) ( x)  e x we have f ( n ) (1)  e for every n. Using the formula of Taylor

series above we get:

 (n)
f (1)
f ( x)  e x   ( x  1) n
n 0 n!
e e e e
 e  ( x  1)  ( x  1) 2  ( x  1) 3  ...  ( x  1) n  ..., x  R.
1! 2! 3! n!

Several important Maclaurin series


1
1)   x n , x  1;
1  x n0

xn
2) e   , x  R;
x

n 0 n!

3) sin x   (1) x
n 2 n 1
/( 2n  1)!,x  R;
n0


4) cos x   (1) x / 2n!,x  R;
n 2n

n0


5) ln(1  x )   ( 1) x / n,x  ( 1,1].
n 1 n

n 1

Problems

1. Prove all formulas for Maclaurin series above.

2. Find a formula for Maclaurin series of the function e  x .
3. Find a formula for Maclaurin series of the function e  2 x .
1
4. Find a formula for Maclaurin series of the function .
1 x
5. Find a formula for Taylor series with a  1 of the function e  x .
6. Find a formula for Taylor series with a  2 of the function ln x .

DAFTAR PUSTAKA

1. Edwin, J. Purcell and Dale Varberg. 1997. Calculus with Analytic Geometry, 5th edition.
Prentice-Hall Inc. Upper Saddle River, New Jersey, USA.
2. Ayres JR, Frank and Elliot Mendelson.. 1990. Theory and Problems of Calculus, 3rd
edition. Schaum’s Outline Series, McGraw-Hill, Inc. New York, USA.
3. Kletenik, D. Problems in Analytic Geometry, edited by N. Yefimov, translated from the
Russian by O. Soroka. Peace Publishers. Moscow, Russia.