You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah


Elektroplating merupakan suatu proses pengendapan elektro lapisan logam pada
elektroda yang bertujuan membentuk permukaan dengan sifat atau dimensi yang berbeda
dengan logam dasarnya. Plating termasuk salah satu cara menanggulangi korosi pada logam
dan juga berfungsi sebagai ketahanan bahan. Di samping itu plating juga memberikan nilai
estetika pada logam yang dilapisi, yaitu warna dan tekstur tertentu, serta untuk mengurangi
tahanan kontak serta meningkatkan konduktivitas permukaan atau daya pantul. Benda yang
dilakukan pelapisan harus merupakan konduktor atau dapat menghantarkan arus listrik
(Purwanto dan Huda, 2005).
Sebelum dilakukan pelapisan pada bahan dasar, permukaan logam harus disiapkan
untuk menerima adanya lapisan. Persiapan ini bertujuan untuk meningkatkan daya ikat antara
lapisan dengan bahan yang dilapisi. Permukaan yang ideal dari bahan dasar adalah permukaan
yang seluruhnya mengandung atom bahan tersebut tanpa adanya bahan asing lainnya. Proses
ini meliputi abrasi mekanik yang dilakukan unutk jenis inert yang kasar dan besar, pencucian
untuk menghilangkan lemak, minyak dan debu agar lebih bersih, dapat digunakan larutan
organic dan larutan alkali untuk menghilangkan oksiadanya.
Secara prinsip proses elektroplating mencakup empat hal, yaitu pembersihan,
pembilasan, pelapisan dan proteksi setelah pelapisan. Keempat hal ini dapat dilakukan secara
manual atau bisa juga menggunakan tingkat otomatisasi yang lebih tinggi lagi. Nikel amat
popular dalam plating, terutama pada sistem plating dekoratif-protektif. Nikel merupakan
logam plating yang paling peka responnya atas aditif-aditif bak platingnya. Nikel terutama
dilapiskan ke barang-barang besi, baja, perunggu, seng, tembaga, plastik juga aluminium
sampai magnesium.
Usaha industri elektroplating dapat dilakukan dari skala mikro, kecil, menengah
sampai dengan skala besar. Sehingga peluang usaha yang cukup luas dapat dilakukan
berbagai kalangan. Jasa penyepuhan emas merupakan salah satu usaha yang mempunyai
prospek bagus dengan modal usaha rendah. Jasa plating khrom bagi kendaraan bermotor dan
mobil dapat dilakukan dengan skala kecil dan menengah. Skala industri besar diarahkan untuk

1
sektor produksi seperti kursi, tangki penyemprot air untuk pertanian, suku cadang kendaraan
bermotor dan mobil serta kereta api (Purwanto dan Huda, 2005).

1.2Tujuan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui metode elektroplating dengan nikel
2. Untuk mengetahui modal awal usaha mikro elektroplating nikel

BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lapisan dengan nikel


Elektroplating termasuk proses elektrolisa yang biasanya dilakukan dalam bejana sel
elektrolisa dan berisi cairan elektrolit. Pada cairan tersebut tercelup dua elektroda. Masing-
masing elektrode dihubungkan dengan arus listrik yang terbagi menjadi kutub positif (anoda)
dan kutub negatif (katoda). Di dalam proses elektrolisa terjadi reaksi oksidasi dan reduksi.
Prinsip dasar dari pelapisan logam secara listrik ini adalah penempatan ion-ion logam yang
ditambah electron pada logam yang dilapisi dimana ion-ion logam tersebut didapat dari anoda
dan elektrolit yang digunakan. Dengan adanya arus searah listrik yang mengalir dari sumber
maka elektron dialirkan melalui elektroda positif (anoda) menuju elektroda negatif (katoda)
dan dengan adanya ion-ion logam yang melapisi permukaan logam yang lain yang dilapisi.
Secara prinsip proses elektroplating mencakup empat hal, yaitu pembersihan,
pembilasan, pelapisan dan proteksi setelah pelapisan. Keempat hal ini dapat dilakukan secara
manual atau bisa juga menggunakan tingkat otomatisasi yang lebih tinggi lagi
Menurut Purwanto (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi elektroplating:
1. Suhu
Suhu sangat penting untuk menyeleksi cocoknya jalannya reaksi dan melindungi
pelapisan. Keseimbangan suhu ditentukan oleh beberapa faktor seperti ketehanan,
jarak anoda dan katoda, serta ampere yang digunakan.
2. Kerapatan arus
Kerapatan arus yang baik adalah arus yang tinggi pada saat arus diperkirakan masuk,
bagaimanapun nilai kerapatan arus mempengaruhi waktu plating untuk mencapai
ketebalan yang diperlukan.
3. Konsentrasi ion
Merupakan faktor yang berpengaruh pada struktur deposit, dengan naiknya
konsentrasi logam adaat menaikkan seluruh kegiatan anion yang membantu mobilitas
ion

4. Agitasi

3
Yaitu terdiri dari dua macam, yaitu jalannya katoda dan jalannya larutan. Agitasi
disalurkan dengan tujuan untuk menghindari bentuk/struktur, penampilan dan
ketebalan pelapisan yang tidak seragam.
5. Throwing power
Yaitu kemampuan larutan penyalur menghasilkan lapisan dengan ketebalan merata
adan sejalan dengan terus berubahnya jarak antara anoda dan permukaan komponen
selama proses pelapisan.
6. Konduktivitas
Konduktivitas larutan tergantung konsentrasi ion yang besar atau jumlah konsentrasi
molekul.
7. Nilai pH
Derajat keasaman (pH) merupakan faktor penting dalam mengontrol larutan
elektroplating.
8. Waktu pelapisan
Waktu pelapisan sangat berpengaruh pada ketebalan lapisan yang diharapkan.
Berdasarkan hasil penelitian, pada saat variasi waktu yang dilakukan adalah 5 menit,
10 menit, 15 menit dan 20 menit, telah terjadi perbedaan ketebalan lapisan yang sangat
signifikan. Semakin lama pencelupan maka ketebalan lapisan semakin bertambah.

2.2 Nikel
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ni dan
nomor atom 28. Nikel adalah logam berwarna putih keperak-perakan yang berkilat., dan keras
dan mulur (dapat ditarik). Ia tergolong dalam logam peralihan. Berat jenis nikel adalah 8,9
gr/cm3, titik leleh 1.4550C, titik didih 2.9000C. Nikel adalah logam yang keras namun dapat
dibentuk. Karena sifatnya yang fleksibel dan mempunyai karakteristik-karakteristik yang unik
seperti tidak berubah sifatnya bila terkena udara, ketahanannya terhadap oksidasi dan
kemampuannya untuk mempertahankan sifat-sifat aslinya di bawah suhu yang ekstrim, nikel
lazim digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri. Nikel sangat penting dalam
pembentukan logam campuran (alloy dan superalloy), terutama baja tidak berkarat (stainless
steel). Nikel ditemukan oleh Cronstedt pada tahun 1751 dalam mineral yang disebutnya
kupfernickel atau nikolit.
Pada proses plating, walau kebanyakan nikel dari anodanya, tetap perlu terus
ditambahkan garamnya ke bak plating. Garam-garam untuk plating itu misalnya nikel
4
karbonat, nikel khorida, nikel fluoborat, nikel sulfamat, nikel sulfat. Nikel amat popular
dalam plating, terutama pada sistem plating tembaga-nikel-khrom (dekoratif/protektif). Nikel
merupakan logam plating yang paling peka responnya atas aditif-aditif bak platingnya.
Penggunaan asam borat baru pada akhir abad lalu, kemudian khlorida, untuk mencegah
pasivitas anoda baru dikembangkan pada tahun 1906. Watts di tahun 1916, menemukan
formulasi bak plating yang baik. Bak Watts masih digunakan sampai sekarang, tentu saja
dengan berbagai perbaikan aditif, konsentrasi dan komposisi anodanya.

2.3 Penggunaan Nikel


Karena sifatnya yang fleksibel dan mempunyai karakteristik-karakteristik yang unik
seperti tidak berubah sifatnya bila terkena udara, ketahanannya terhadap oksidasi dan
kemampuannya untuk mempertahankan sifat-sifat aslinya di bawah suhu yang ekstrim, nikel
lazim digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri. Nikel terutama sangat
berharga untuk fungsinya dalam pembentukan logam campuran (alloy dan superalloy),
terutama baja tidak berkarat (stainless steel).

2.4 Kondisi Operasi


Larutan elektrolit yang umum digunakan dalam industry electroplating nikel adalah
larutan nikel Watts. Larutan nikel Watts dipilih karena merupakan larutan multiguna yang
dapat digunakan baik untuk plating dekoratif maupun protektif.
Adapun komposisi dan kondisi operasi plating nikel adalah:
• Nikel Sulfat NiSO4.6H2O : 240 – 300 g/l
• Nikel Klorida NiCl2.6H2O : 40 – 60 g/l
• Asam Borat H3BO3 : 25 – 40 g/l
• Initial Brightener : 0,4 g/l
• Maintenance brightener : 0,04 g/l
• Temperatur :21 – 650C (opt.550C)
• pH : 1,5 – 4,5 (opt.3,5)
• Kerapatan arus : 3 – 7 A/dm2
• Agitasi : udara/mekanis

BAB III
METODE PERCOBAAN
5
3.1 Bahan dan Alat
Untuk usaha kecil menengah dengan kapasitas 1.000 lt larutan elektrolit, bahan dan alat
yang dibutuhkan adalah:
1. Bak elektroplating
Fungsi utama bak untuk proses ini adalah menampung larutan dan mencegah
kebocoran yang menyebabkan pengotoran. Sifat larutan dan temperatur dipakai untuk
menentukan dan memilih bahan baknya maupun pelapisannya. Ukuran ketebalan dan
bentuknya tergantung pemakaian jenis dan tipe instalasi yang digunakannya. Bahan yang
dipakai untuk membuat bak harus tahan terhadap pengaruh kimia dan mengandung bahan
yang tahan larut, dalam hal ini pelapisannya sesuai kebutuhan. Bak elektroplating untuk
menampung larutan elektrolit 1.000 lt mempunyai dimensi panjang 70 cm, lebar 70 cm dan
tinggi 250 cm. ukuran bak kemudian diperbesar 1,3 kali agar larutan sebanyak 1000 lt tidak
tumpah ketika proses elektroplating dilakukan. Bak electroplating terbuat dari bak yang
dilapisi oleh PVC agar bak mempunyai ketahanan yang awet.
2. Bak pencucian dan pembilasan
Bak yang digunakan untuk pencucian dan pembilasan adalah berbentuk persegi
dengan dimensi 70 cm x 70 cm x 70 cm. bak pencuci ini terbuat dari batu bata dan dilapisi
campuran semen dan pasir.
3. Larutan elektrolit
Larutan nikel plating yang paling banyak dipakai adalah larutan Watts yang terdiri
dari nikel sulfat, nikel khlorid dan boric acid yang semuanya dilarutkan menggunakan air.
Komposisi tiap-tiap bahan dalam larutan elektrolit untuk setiap 1000 liter air ;
a. Nikel Sulfat : 250 Kg
b. Nikel Khlorid : 50 Kg
c. Borid Acid : 30 Kg
d. Initial Brightener : 250 g
e. Maintenance brightener : 25 g
Suhu air untuk melarutkan kurang lebih 60oC. Anoda nikel yang digunakan terbuat
dari nikel murni yang berbentuk padat.
4. Larutan pembersih
Agar hasil pelapisan baik maka benda kerja perlu dibersihkan dari minyak, lemak dan
kotoran-kotoran yang dapat menghalangi permukaan benda. Untuk membersihkannya
6
diperlukan larutan pembersih yaitu larutan detergent/sabun, serta dapat digunakan bensin
untuk menghilangkan minyak atau lemak yang menempel pada benda kerja. Untuk
pembilasan digunakan air bersih. Jika pada benda terdapat lapisan oksida (karat) maka
digunakan larutan HCl untuk menghilangkannya, dengan komposisi larutannya adalah larutan
HCl 7,5 liter dengan massa jenis 1,14 tiap liternya.
5. Larutan aktivasi
Pengaktivan permukaan berfungsi agar permukaan benda terbebas dari oksida-oksida.
Pengaktivan dapat dilakukan dengan cara leaching yaitu mencelupkan dalam larutan asam
atau larutan H2SO4 2% artinya untuk setiap 1000 liter air campuran 2% adalah 20 cc.
6. Penyearah arus (Adaptor)
Untuk menyediakan arus listrik digunakan transformator step-down yang dilengkapi
penyearah arus untuk mengubah tegangan dan arus (AC) dari listrik PLN mejadi arus searah
(DC). Spesifikasi transformator yang digunakan adalah sebagai berikut :
• VInput = 220 Volt (AC)
• Voutput = 4,5 – 5 – 5,5 - 6 Volt (DC)
• I = 0 - 100 A
7. Accumulator (Aki)
Accumulator digunakan pada saat pelapissan khrom. Spesifikasi dari accumulator
yang digunakan adalah sebagai berikut :
 Tegangan : 12 volt
 Arus : 50 AH
Untuk mengetahui besarnya tegangan yang digunakan dalam proses pelapisan
digunakan volt meter, sedangkan untuk mengetahui besar arus yang terjadi pada saat proses
pelapisan digunakan ampere meter.

8. Peralatan pendukung
Adapun beberapa alat pendukung lainnya, antara lain:
a. Filter
Filter berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang terdapat dalam larutan
sehingga larutan selalu dalam keadaan bersih.
b. Heater / pemanas
7
Heater berfungsi untuk memanaskan larutan elektrolit, sampai pada suhu tertentu.
c. Blower angin
Blower angin digunakan untuk menghasilkan gelembung udara dalam larutan nikel
d. Kabel
Kabel berfungsi untuk menyalurkan arus dari adaptor/accu ke anoda nikel/khrom dan
benda kerja.
e. Kawat penggantung
Digunakan untuk menggantung benda kerja yang akan diplatig. Kawat penggantung
terbuat dari tembaga karena sifat tembaga sangat baik dalam menghantarkan listrik.
f. Pipa tembaga
Pipa tembaga digunakan untuk tempat menggantung anoda nikel dan khrom.

BAB IV
ANALISA KELAYAKAN EKONOMI

4.1 Harga Peralatan


1. Anoda nikel Rp 200.000
2. Penghantar Arus Rp 80.000

8
3. Filter Rp 2.000.000
4. Blower Rp 600.000
5. Heater Rp 8.000.000
6. Bak Plating Rp 10.500.000
7. Bak pencuci dan pembilas Rp 2.000.000
8. Rectifier Rp 3.000.000
Total Rp 26.380.000

4.2 Harga Bahan Larutan Watts


1. Nikel sulfat : Rp 64.400/kg
2. Nikel klorida : Rp 1.000.000/25 kg
3. Asam borat : Rp 8.280.000/ton
4. Initial Brightener : Rp 2.700.000/ 30 lt
5. Maintenance Brightener : Rp 3.000.000/30 lt
Total Biaya Bahan/1000 lt larutan
Nikel sulfat 250 g/lt x 1000 lt = 250 kg
Harga @ 1 kg Rp 64.400 Rp 16.100.000
Nikel Klorida 50 g/lt x 1000 lt = 50 kg
Harga @ 1 kg Rp 40.000 Rp 2.000.000
Asam Borat 30 g/lt x 1000 lt = 30 kg
Harga @ 1 kg Rp 8.300 Rp 249.000
Initial brightener 0,4 g/lt x 1000 lt = 250 g
Harga @ 1 lt Rp 90.000 Rp 22.500
Maintenance brightener 0,04 g/l x 1000 lt = 25 g
Harga @ 1 lt Rp 100.000 Rp 2.500
Total Bahan/1000 lt larutan Watts Rp 18.374.000
4.3 Utilitas
4.3.1 Air
Sumber air PAM dengan kebutuhan total 250 lt/hari
Biaya @ I lt Rp 50 x 26 hari Rp 325.000
Aquadest sebagai pelarut bahan elektroplating
Kebutuhan 1.000 lt/bulan
Biaya @ 1 lt Rp 700 Rp 700.000
4.3.2 Listrik
9
Biaya pasang sumber listrik dari PLN Rp 15.000.000
Biaya bulanan untuk electroplating dan kantor Rp 3.000.000
4.3.3 Tenaga Kerja
Berjumlah 5 orang, gaji Rp 1.200.000/ orang Rp 6.000.000
4.3.4 Tanah dan Bangunan
Sewa 5 tahun @ Rp 7.000.000 Rp 35.000.000

4.4 Fixed Capital Investment


Tanah dan bangunan Rp 35.000.000
Peralatan Rp 26.380.000
Pemasangan Listrik Rp 15.000.000
Total Rp 61.380.000

4.5 Working Capital Investment


Bahan larutan Watts Rp 18.374.000
Tenaga kerja Rp 6.000.000
Utilitas Rp 4.025.000
Total Rp 28.399.000

4.6 Estimasi Penjualan dan Laba per Bulan


Usaha electroplating ini mempunyai daerah pemasaran di Jawa tengah dan
DIY dan menerima pesanan partai besar maupun kecil. Dengan asumsi 1000 lt larutan Watts
mengandung 250 kg nikel klorida, dianggap sebesar 90% atau 225 kg dari nikel klorida akan
ter-elektroplating-kan. Maka perhitungan untuk luas permukaan yang dapat terlapisi oleh
1000 lt larutan Watts dengan tebal lapisan 0,1 mm adalah:
• Volume lapisan/ cm3: 1 cm x 1 cm x 0,01 cm (tebal lapisan) = 0,01 cm3
• Berat jenis nikel: 8,9 gr/cm3
• Tiap 1 cm2, berat nikel yang melapisi adalah: 8,9 gr/cm3 x 0,01 cm3 = 0,089 gr/cm2
• Sehingga, 225 kg nikel klorida akan mampu melapisi: 225 kg/0,089 gr = 2.528.100
cm2 atau 2.528 m2
Harga electroplating nikel untuk 1 m2 adalah Rp 15.000. dengan demikian, total
pendapatan untuk electroplating adalah 2.528 m2 x Rp 15.000 = Rp 37.920.000

10
4.6.1 Keuntungan/profit
Total penjualan produk selama sebulan : Rp 37.920.000
Total cost : Rp 28.399.000
Keuntungan sebelum pajak : Rp 9.521.000
Keuntungan setelah pajak (10%) : Rp 8.568.900
4.6.2 % ROI : keuntungan/fixed capital investment x 100%
Sebelum pajak : 15,51%
Setelah pajak : 13,96%
4.6.3 POT : fixed capital investment/profit + (0,1 x fixed capital investment)
Sebelum pajak : 3,9 tahun = 4 tahun
Sesudah pajak : 4,17 tahun

11

You might also like