Professional Documents
Culture Documents
GEOLOGI REGIONAL
Geologi Lembar Majene dan Palopo Bagian Barat dengan koordinat 118o45’00” –
daerah tingkat II Kabupaten Pare – Pare, Sidrap, Wajo, Pinrang, Enrekang, Luwu,
Palopo dan Tana Toraja. Semuanya termasuk dalam wilayah Tingkat I Provinsi
Sulawesi Selatan sedangkan daerah Majene, Polmas dan Mamasa, yang termasuk
dalam wilayah Tingkat I Propinsi Sulawesi Barat. Peta Geologi Lembar ini
Watampone bagian barat di bagian selatan, Selat Makassar di bagian barat dan
Teluk Bone di bagian timur ( Djuri dan Sudjatmiko, 1974 ; Djuri dkk, 1998 ).
Selain itu daerah penelitian juga termasuk dalam wilayah Peta Geologi Lembar
Sulawesi Barat bagian utara yang dicirikan oleh aktivitas volkanik dan intrusi
7
8
bagian Utara, Barat dan Selatan sedangkan bagian tengah merupakan perbukitan
menjadi tiga mandala geologi yaitu Mandala Sulawesi Barat, Mandala Sulawesi
variasi batuan, struktur dan sejarah geologi yang berbeda satu sama lain. Daerah
dengan Mandala Sulawesi Timur, dimana keduanya dipisahkan oleh sesar Palu-
Koro.
merupakan formasi tertua pada daerah penelitian yang diduga berumur Oligosen,
menurut Simandjuntak, drr. ( 1991 ) berumur Paleosen. Terdiri dari aliran lava
dan terkloritisasi serta tidak dijumpai adanya fosil, dengan tebal tidak kurang dari
foraminifera yang dijumpai berumur dari Miosen Awal hingga Miosen Tengah
( Djuri,Sudjatmiko,1998 )
Daerah Penelitian
Gambar 2.1. Peta Geologi Lembar Majene Dan Bagian Barat Palopo (Djuri,
komplek, ditinjau dari tektonik regional mengalami beberapa fase tektonik akibat
dari pengaruh pergerakan (3) tiga lempeng antara lain lempeng Pasifik, Australia
dan pensesaran antara lain sesar mendatar mengiri Palu-Koro yang memisahkan
Laut Sulawesi dan Selat Makassar dan diperkirakan masih aktif sampai sekarang
10
dan telah bergeser sejauh 750 kilometer (Tjia dan Zakaria,1973 dalam
Sukamto,1975).
sesar Matano dan jalur sesar Sorong dan pola sesar sungkupnya memperlihatkan
penunjaman Sulawesi Utara sehingga pergerakan dari sesar Palu-Koro makin aktif
(Simandjuntak, 1986).
palopo yang termasuk dalam Mandala Geologi Sulawesi Barat (Sukamto, 1975).
Mandala ini dicirikan oleh batuan sedimen laut dalam berumur Kapur – Paleogen
yang kemudian berkembang menjadi batuan gunungapi bawah laut dan akhirnya
Pliosen juga mencirikan mandala ini. Sejarah tektoniknya dapat diuraikan mulai
dari jaman kapur , yaitu saat Mandala Geologi Sulawesi Timur bergerak ke Barat
Barat. Penunjaman ini berlangsung hingga hingga Miosen Tengah , saat kedua
mandala tersebut bersatu pada akhir Miosen Tengah sampai Pliosen terjadi
pengendapan sedimen molase secara tak selaras di atas seluruh mandala geologi
dengan sumbu berarah baratlaut – tenggara, serta sesar naik dengan bidang sesar
miring ke timur. Setelah itu seluruh daerah Sulawesi terangkat dan membentuk