Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
lebih lanjut. Hal ini dilakukan agar pada biji kakao tidak mudah
tumbuh kapang maupun jamur sehingga dapat mengurangi kualitas
dari biji kakao itu. Namun apabila pengeringan berlangsung sampai pada
kadar air di bawah 6% maka biji kakao akan mudah hancur ,kualitas rasa dan
aroma juga akan menurun. Ada berbagai cara pengeringan yang dapat
dilakukan yaitu pengeringan secara alami (penjemuran/sun drying)
dan pengeringan secara buatan (menggunakan alat/artificial drying).
6. Pembersihan biji kakao
Proses pembersihan menggunakan blower, yang membersihkan item
yang lebih ringan atau lebih berat dari biji kakao, dan saringan yang
menghilangkan item yang terlalu kecil atau terlalu besar. Sebuah
mesin khusus menggunakan penghisap udara, pemisah magnetik dan
sikat untuk menghilangkan benda asing, tongkat, batu dan pasir.
7. Roast/pemanggangan biji kakao
Biji dipanggang dengan suhu dan waktu yang beragam berkiasar
antara 200°F sampai 300°F dan dari 10 menit sampai 2 jam. Proses roasting
diperlukan untuk mengembangkan rasa dan aroma kakao. Ini adalah
proses yang sangat penting yang harus diawasi secara ketat. Jika biji
dipanggang pada suhu rendah dan untuk waktu yang singkat, akan
membuat rasa coklat maksimal. Setiap jenis biji dipanggang secara
terpisah. Setelah biji dipanggang, mesin pendingin akan memutar biji
dan menyebarkan udara untuk mendinginkan biji yang panas akibat dipanggang.
8. Mengupas kulit dari biji kakao
Sebelum Revolusi Industri, ini adalah proses manual dengan
menggunakan tenaga tangan. tetapi sekarang sudah menggunakan
mesin, setelah biji dipanggang dan didinginkan, kulit mereka tipis dan
rapuh. Biji dipindahkan ke sebuah mesin yang disebut winnower, yang
5
akan membuka kulit yang retak. Sekarang biji siap untuk digiling menjadi pasta yang
pada akhirnya akan menjadi coklat.
9. Penggilingan
Biasanya ada dua tahap penggilingan dalam pembuatan coklat halus.
Pada tahap pertama, biji yang ditumbuk menjadi pasta tebal yang
mirip dengan selai kacang tanah yang biasanya digunakan untuk
minuman coklat. Panas dan gesekan yang dihasilkan oleh
penggilingan pelat logam menyebabkan lemak kakao mencair ke dalam
massa fluida. Ukuran partikel dalam massa cokelat sekitar 100 mikron.
Untuk menghindari rasa kasar di coklat, proses penggilingan berguna
untuk mengurangi ukuran partikel menjadi 18 mikron (lidah kita bisa
merasakan butir 18 mikron atau lebih besar).
10. Pencampuran bahan
Dalam hal ini tidak ada perbandingan yang pasti, setiap produsen
coklat memiliki perbandingan bahan yang berbeda. Setiap
perbandingan menghasilkan cita rasa,warna dan tekstur yang berbeda.
Milk chocolate, lemak kakao dan minuman cokelat, dikombinasikan
dalam berbagai proporsi, gula dan susu full cream. Dark chocolate
menggunakan proses yang sama tetapi tanpa penambahan susu. White
chocolate dibuat dengan lemak kakao, susu, gula dan tidak
mengandung cairan coklat.
11. Penggilingan tahap kedua
Penggilingan tahap kedua menghasilkan cairan. Tujuannya adalah untuk membuat
remah cokelat tebal menjadi coklat halus. Ini melalui serangkaian lima
rol pemurnian baja berat yang ditetapkan pada interval dan kecepatan
yang berbeda. Tahap ini mengurangi ukuran partikel massa kakao menjadi
25-30 mikron.
6
12. Conching
Conching adalah proses yang menghilangkan kelembaban dan
keasaman dari coklat, bau tidak diinginkan dan meratakan partikel
lebih lanjut. Selama conching, massa kakao dituangkan ke dalam
pengadukan dan mesin penggilingan pada suhu sekitar 180°F.
13.Tempering
Tanpa adanya proses tempering, akan terbentuk kristal besar; coklat
akan memiliki tekstur berpasir dan penampilan yang kusam dan lemak
coklatnya akan memisah (seperti pemisahan krim dari susu) menciptakan
warna putih keabu-abuan di permukaan. Tempering merupakan pengaturan
suhu sehingga coklat dapat menghasilkan cita rasa dan tekstur yang
dapat tahan lama. Suatu proses rumit yang melibatkan pemanasan dan
pendinginan coklat secara perlahan dan berulang kali untuk suhu antara
105°F dan 85°F.
7
bintik-bintik berwarna abu-abu sampai bintik-bintik putih kecil hingga
besar. Hal tersebut dapat terjadi karena banyak faktor yaitu kondisi proses
pembuatan cokelat yang tidak sempurna, komposisi cokelat dan
temperatur penyimpanan (Lonchampt dan Richard, 2006).
8
BAB III
PEMBAHASAN
11
BAB IV
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13