Professional Documents
Culture Documents
ANTIHIPERSENSITIVITAS/
ANTIALERGI
dr. M. Yulis Hamidy, M.Kes.,
M.Pd.Ked
PENGGOLONGAN
Adrenergik
Antihistamin
Kortikosteroid
ADRENERGIK
KERJA OBAT
Perangsangan perifer terhadap otot polos pembuluh darah kulit
dan mukosa, dan terhadap kelenjar liur dan keringat
Penghambatan perifer terhadap otot polos usus, bronkus dan
pembuluh darah otot rangka
Perangsangan jantung (denyut dan kontraksi meningkat)
Perangsangan SSP
Efek metabolik (peningkatan glikogenolisis, lipolisis, pelepasan
FFA)
Efek endokrin (sekresi insulin, renin)
Efek prasinaptik (hambatan atau peningkatan pelepasan NE)
KERJA OBAT
Langsung
Pada reseptor adrenergik di membran sel efektor
Terdiri dari reseptor dan
Efek tergantung pada reseptor mana yang
dipengaruhi dan seberapa besar pengaruhnya
Tidak langsung
Menimbulkan efek melalui pelepasan NE yang
tersimpan dalam ujung saraf adrenergik
EPINEFRIN
FARMAKODINAMIK
Menimbulkan efek mirip stimulasi saraf adrenergik
Kardiovaskuler
Jantung (inotropik dan kronotropik positif)
Pembuluh darah (vasokonstriksi)
Arteri koroner (peningkatan aliran darah)
Peningkatan tekanan darah
Otot polos
Saluran cerna (relaksasi)
Uterus (menghambat tonus dan kontraksi)
Kandung kemih (relaksasi otot detrusor dan kontraksi otot trigon)
Pernapasan (relaksasi otot bronkus) terutama bila sudah ada kontraksi
akibat asma, histamin, zat penyebab anafilaksis
SSP (efek tidak nyata)
Proses metabolik (glikogenolisis, lipolisis)
Mempercepat pembekuan darah melalui peningkatan aktivitas faktor V
FARMAKOKINETIK
Absorpsi
Pemberian oral akan dirusak oleh enzim COMT dan MAO
yang banyak terdapat di dinding usus dan hati
Pemberian SK akan diabsorpsi dengan lambat akibat
vasokonstriksi lokal
Pemberian IM absorpsi lebih cepat
Pemberian inhalasi efek terbatas pada saluran nafas
Biotransformasi
Stabil dalam darah
Degradasi di hati oleh COMT dan MAO
Ekskresi melalui urin
INDIKASI
Menghilangkan sesak nafas akibat
bronkokonstriksi
Mengatasi reaksi hipersensitivitas
Memperpanjang masa kerja anestesi
lokal
Merangsang jantung pada henti jantung
Hemostatik lokal
AUTAKOID
HISTAMIN
FARMAKODINAMIK
Reseptor histamin:
1. Reseptor H1, memediasi efek:
- kontraksi otot polos
- peningkatan permeabilitas pembuluh
darah
- sekresi mukus
- bronkokonstriksi
kerjanya diperantarai oleh cGMP
FARMAKODINAMIK
SISTEM KARDIOVASKULER
1. Dilatasi kapiler (arteriol dan venula)
Kemerahan dan rasa panas di wajah (blushing area)
Penurunan resistensi perifer dan TD
Pada reseptor H1 dilatasi cepat dan singkat
Pada reseptor H2 dilatasi lambat dan lama
FARMAKODINAMIK
SISTEM KARDIOVASKULER
FARMAKODINAMIK
SISTEM KARDIOVASKULER
5. Jantung
Frekuensi denyut jantung meningkat akibat
depolarisasi diastol di nodus SA makin cepat (H1)
Memperlambat konduksi AV (H2)
Meningkatkan automatisitas jantung sehingga dapat
menimbulkan aritmia pada dosis tinggi (H1)
FARMAKODINAMIK
OTOT POLOS NONVASKULER
Kontraksi otot polos terjadi akibat aktivasi reseptor H1
Relaksasi otot polos terjadi akibat aktivasi reseptor H2
KELENJAR EKSOKRIN
Meningkatkan sekresi asam lambung
Meningkatkan sekresi kelenjar liur, pankreas, bronkial
dan airmata
HISTAMIN ENDOGEN
HISTAMIN ENDOGEN
Fungsi: reaksi anafilaksis dan alergi, melalui
reaksi antigen-antibodi (IgE)
Faktor fisik (mekanik, termal, radiasi) akan
merusak mast cell sehingga akan melepaskan
histamin
Banyak dibentuk di jaringan yang sedang
tumbuh atau perbaikan seperti pada SST, luka
jaringan granulasi (nascent histamine)
HISTAMIN EKSOGEN
Intoksikasi
Jarang terjadi
Gejala: vasodilatasi, penurunan TD,
syok, sakit kepala, muntah, diare,
metallic taste, sesak nafas,
bronkospasme
T/ adrenalin
HISTAMIN EKSOGEN
Kontra Indikasi
Asma bronkial
Hipotensi
Efek Samping
Kemerahan di wajah
Sefalgia
Hipotensi (ortostatik)
FARMAKODINAMIK
Menghambat efek histamin pada pembuluh darah,
bronkus, dan otot polos
Bermanfaat pada reaksi hipersensitivitas
Menghambat peningkatan permeabilitas dan udem
Sekresi cairan lambung tidak dihambat oleh AH1
Merangsang SSP: insomnia, gelisah, eksitasi
Menghambat SSP: kantuk
Bersifat anestetik lokal (prometazin dan pirilamin)
Antikolinergik (mirip atropin)
FARMAKOKINETIK
Absorpsi baik PO dan parenteral
OOA 15-30 menit
DOA 4-6 jam
T1/2 4 jam
Kadar tertinggi di paru-paru, di limpa, ginjal,
otak, otot dan kulit lebih rendah
Biotransformasi di hati, terjadi juga di paru-
paru dan ginjal
Ekskresi melalui urin dalam 24 jam
EFEK SAMPING
INTOKSIKASI
Dosis letal pada anak 20-30 tablet
Gejala: halusinasi, eksitasi, ataksia,
inkoordinasi, atetosis, kejang, midriasis,
kemerahan, demam, koma
T/ simtomatik
INDIKASI
Alergi
Mabuk perjalanan
Vertigo
Mual dan muntah
Penyakit Meniere dan gangguan
vestibuler lain
Paralisis agitans (penyakit Parkinson)
untuk mengurangi rigiditas dan tremor
NATRIUM KROMOLIN
Menghambat pelepasan histamin dari sel mast paru-
paru sehingga mengurangi bronkospasme
Absorpsi PO jelek sehingga diberikan secara inhalasi
T½ 80 menit
Tidak mengalami biotransformasi
Ekskresi dalam bentuk utuh melalui urin dan
empedu
Indikasi: terapi profilaktik asma bronkial, rinitis
alergika, penyakit atopi pada mata
KETOTIFEN
KORTIKOSTEROID
Asma bronkial
Coba dulu dengan obat lain
Pada status asmatikus berikan
metilprednisolon-Na-suksinat 60-100 mg
setiap 6 jam IV diikuti dengan prednison
40-60 mg oral
Pada asma eksaserbasi akut berikan
prednison 30 mg 2x sehari selama 5 hari
Further reading…
Obat otonom
Antihistamin penghambat reseptor H2
(AH2)