You are on page 1of 4

c  

   
Posted on 28 April 2010 by alamendah

c  adalah satwa endemik pulau Sulawesi, Indonesia. Anoa juga menjadi fauna identitas
provinsi Sulawesi Tenggara. Satwa langka dan dilindungi ini terdiri atas dua spesies (jenis) yaitu:
anoa pegunungan (    ) dan anoa dataran rendah (  
   ). Kedua
satwa ini tinggal dalam hutan yang jarang dijamah manusia. Kedua spesies anoa tersebut hanya
dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor
yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan
dagingnya.

Baik Anoa Pegunungan (     ) maupun Anoa Dataran Rendah (  

   ) sejak tahun 1986 oleh 


  dikategorikan dalam binatang dengan status
konservasi ³Terancam Punah´ (

; EN) atau tiga tingkat di bawah status ³Punah´.

Secara umum, anoa mempunyai warna kulit mirip kerbau, tanduknya lurus ke belakang serta
meruncing dan agak memipih. Hidupnya berpindah-pindah tempat dan apabila menjumpai
musuhnya anoa akan mempertahankan diri dengan mencebur ke rawa-rawa atau apabila terpaksa
akan melawan dengan menggunakan tanduknya.

c          



 sering disebut sebagai Kerbau kecil, karena
Anoa memang mirip kerbau, tetapi pendek serta lebih kecil ukurannya, kira-kira sebesar
kambing. Spesies bernama latin   
    ini disebut sebagai Lowland Anoa, Anoa
de Ilanura, atau Anoa des Plaines. Anoa yang menjadi fauna identitas provinsi Sulawesi tenggara
ini lebih sulit ditemukan dibandingkan anoa pegunungan.

Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis)

Anoa dataran rendah (  


   ) mempunyai ukuran tubuh yang relatif lebih
gemuk dibandingkan saudara dekatnya anoa pegunungan (    ). Panjang tubuhnya
sekitar 150 cm dengan tinggi sekitar 85 cm. Tanduk anoa dataran rendah panjangnya 40 cm.
Sedangkan berat tubuh anoa dataran rendah mencapai 300 kg.

Anoa dataran rendah dapat hidup hingga mencapai usia 30 tahun yang matang secara seksual
pada umur 2-3 tahun. Anoa betina melahirkan satu bayi dalam setiap masa kehamilan. Masa
kehamilannya sendiri sekitar 9-10 bulan. Anak anoa akan mengikuti induknya hingga berusia
dewasa meskipun telah disapih saat umur 9-10 bulan. Sehingga tidak jarang satu induk terlihat
bersama dengan 2 anak anoa yang berbeda usia.

Anoa dataran rendah hidup dihabitat mulai dari hutan pantai sampai dengan hutan dataran tinggi
dengan ketinggian 1000 mdpl. Anoa menyukai daerah hutan ditepi sungai atau danau mengingat
satwa langka yang dilindungi ini selain membutuhkan air untuk minum juga gemar berendam
ketika sinar matahari menyengat.

c           


 sering disebut juga sebagai Mountain Anoa, Anoa de
montagne, Anoa de Quarle, Berganoa, dan Anoa de montaña. Dalam bahasa latin anoa
pegunungan disebut     

Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi)

Anoa pegunungan mempunyai ukuran tubuh yang lebih ramping dibandingkan anoa datarn
rendah. Panjang tubuhnya sekitar 122-153 cm dengan tinggi sekitar 75 cm. Panjang tanduk anoa
pegunungan sekitar 27 cm dengan berat tubuh dewasa sekitar 150 kg. Anoa pegunungan berusia
antara 20-25 tahun yang matang secara seksual saat berusia 2-3 tahun. Seperti anoa dataran
rendah, anoa ini hanya melahirkan satu bayi dalam setiap masa kehamilan yang berkisar 9-10
bulan. Anak anoa akan mengikuti induknya hingga berusia dewasa meskipun telah disapih saat
umur 9-10 bulan. Sehingga tidak jarang satu induk terlihat bersama dengan 2 anak anoa yang
berbeda usia.

Anoa pegunungan berhabitat di hutan dataran tinggi hingga mencapai ketinggian 3000 mdpl
meskipun terkadang anoa jenis ini terlihat turun ke pantai untuk mencari garam mineral yang
diperlukan dalam proses metabolismenya.
Anoa pegunungan cenderung lebih aktif pada pagi hari, dan beristirahat saat tengah hari. Anoa
sering berlindung di bawah pohon-pohon besar, di bawah batu menjorok, dan dalam ruang di
bawah akar pohon atau berkubang di lumpur dan kolam. Tanduk anoa digunakan untuk
menyibak semak-semak atau menggali tanah Benjolan permukaan depan tanduk digunakan
untuk menunjukkan dominasi, sedangkan pada saat perkelahian, bagian ujung yang tajam
menusuk ke atas digunakan dalam upaya untuk melukai lawan. Ketika bersemangat, anoa
pegunungan mengeluarkan suara ³moo´.

P         Anoa semakin hari semakin langka dan sulit ditemukan. Bahkan
dalam beberapa tahun terakhir anoa dataran rendah (  
   ) yang menjadi
maskot provinsi Sulawesi Tenggara tidak pernah terlihat lagi. Karena itu sejak tahun 1986,
IUCN Redlist memasukkan kedua jenis anoa ini dalam status konservasi ³endangered´
(Terancam Punah).

Selain itu CITES juga memasukkan kedua satwa langka ini dalam Apendiks I yang berarti tidak
boleh diperjual belikan. Pemerintah Indonesia juga memasukkan anoa sebagai salah satu satwa
yang dilindungi dalam Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999
tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Beberapa daerah yang masih terdapat satwa langka yang dilindungi ini antaranya adalah Cagar
Alam Gunung Lambusango, Taman Nasional Lore-Lindu dan TN Rawa Aopa Watumohai
(beberapa pihak menduga sudah punah).

Anoa sebenarnya tida mempunyai musuh (predator) alami. Ancaman kepunahan satwa endemik
Sulawesi ini lebih disebabkan oleh deforestasi hutan (pembukaan lahan pertanian dan
pemukiman) dan perburuan yang dilakukan manusia untuk mengambil daging, kulit, dan
tanduknya.

Pada tahun 2000, masyarakat Kabupaten Buton dan Konawe Selatan dibantu pihak BKSDA
pernah mencoba untuk membuka penangkaran anoa. Tetapi usaha ini akhirnya gagal lantaran
perilaku anoa yang cenderung tertutup dan mudah merasa terganggu oleh kehadiran manusia
sehingga dari beberapa spesies yang ditangkarkan tidak satupun yang berhasil dikawinkan.

Tahun 2010 ini, Taman Nasional Lore-Lindu akan mencoba melakukan penangkaran satwa
langka yang dilindungi ini. Semoga niat baik ini dapat terlaksana sehingga anoa datarn rendah
(  
   ) dan Anoa Pegunungan (     ) dapat lestari dan menjadi
kebanggan seluruh bangsa Indonesia seperti halnya Panser Anoa buatan Pindad.

    
 Kerajaan: Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Mamalia, Ordo: Artiodactyla,
Famili: Bovidae, Upafamili: Bovinae, Genus: Bubalus, Spesies:         

   . Nama binomial: Bubalus quarlesi (Ouwens, 1910). Bubalus depressicornis (H.
Smith, 1827).

Referensi:

i www.ultimateungulate.com/Artiodactyla/Bubalus_quarlesiFull.html;
i www.ultimateungulate.com/Artiodactyla/Bubalus_depressicornis.html;

You might also like