You are on page 1of 16

Modul Fisika Kesehatan Hal 60

MODUL 6

TERMODINAMIKA
Teori Kinetika Gas

Berdasarkan hasil eksperimen, diketahui bahwa semua gas dengan


komposisi kimia apapun pada temperatur tinggi dan tekanan rendah cenderung
memperlihatkan suatu hubungan sederhana tertentu di antara sifat-sifat
makroskopisnya, yaitu tekanan, volum, dan temperatur. Hal ini menganjurkan
adanya konsep tentang gas ideal yang memiliki sifat makroskopis yang sama pada
kondisi yang sama. Dari sifat makroskopis suatu gas, yaitu kelajuan, energi
kinetik, momentum, dan massa setiap partikel penyusun gas kita dapat
mendefinisikan gas ideal dengan suatu asumsi (anggapan) tetapi tetap konsisten
(sesuai) dengan definisi makroskopis.
Gas ideal adalah gas yang memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut:
a. Suatu gas terdiri dari partikel-partikel yang disebut molekul dan setiap
molekul adalah identik (sama) sehingga tidak dapat dibedakan dengan
molekul lainnya.
b. Partikel-partikel gas berbentuk bola padat yang bergerak secara acak,
segala arah, berbagai kecepatan dan memenuhi hukum gerak Newton.
c. Jumlah molekul gas sangat banyak tetapi tidak terjadi gaya interaksi antar
molekul.
d. Ukuran molekul gas sangat kecil sehingga dapat diabaikan terhadap
ukuran wadah.
e. Molekul gas terdistribusi merata pada seluruh ruangan dalam wadah.
f. Setiap tumbukan yang terjadi (antar molekul dengan molekul atau molekul
dengan dinding wadah) adalah elastis sempurna.
Teori kinetika merupakan suatu teori yang secara garis besar adalah
hasil kerja dari Count Rumford (1753-1814), James Joule (1818-1889), dan James
Clerk Maxwell (1831-1875), yang menjelaskan sifat-sifat zat berdasarkan gerak
acak terus menerus dari molekul-molekulnya. Dalam gas misalnya, tekanan gas
Modul Fisika Kesehatan Hal 61

adalah berkaitan dengan tumbukan yang tak henti-hentinya dari molekul-molekul


gas terhadap dinding-dinding wadahnya.

Dalam pembahasan ini gas yang akan dibahas adalah gas ideal yaitu gas
yang secara tepat memenuhi hukum-hukum gas. Dalam keadaan nyata tidak ada
gas yang termasuk gas ideal tetapi gas-gas nyata pada tekanan rendah (lebih kecil
dari satu atmosfer) dan suhunya tidak dekat dengan titik cair gas, cukup akurat
memenuhi hukum-hukum gas ideal.

Persamaan Umum Gas Ideal


a. Hukum Boyle
Robert Boyle (1627 – 1691) melakukan percobaan untuk menyelidiki
hubungan tekanan dengan volume gas dalam suatu wadah tertutup pada suhu
konstan. Hubungan tersebut pertama kali dinyatakan pada tahun 1666, yang
dikenal sebagai hukum Boyle, yang berbunyi: “Jika suhu gas yang berada dalam
bejana tertutup dijaga konstan, maka tekanan gas berbanding terbalik dengan
volumenya”. Secara matematis, pernyataan di atas dapat ditulis sebagai berikut:

PV = konstan

P1V1 = P2V2 (6.1)

Di mana

P = tekanan (N/m2 = Pa)

V = volume (m3)

Gambar 6.1. Grafik Hubungan P – V Pada T Konstan


Modul Fisika Kesehatan Hal 62

b. Hukum Charles
Jacques Charles (1746–1823) menyelidiki hubungan volume dengan suhu
dalam suatu wadah tertutup pada tekanan konstan, yang berbunyi: “Jika tekanan
gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor) dijaga tetap, maka volume
gas sebanding dengan suhu mutlaknya”. Secara matematis pernyataan di atas
dapat ditulis sebagai berikut:

V V1 V2
= konstan =
T T1 T2
………………..…………… … (6.2)
Di mana:
V :Volume (m3) T : Suhu mutlak (K)

Gambar 6.2. Ilustrasi dan Grafik Hubungan V – T Pada P Konstan

c. Hukum Gay Lussac


Joseph Gay Lussac (1778–1805) menyelidiki hubungan suhu dengan
tekanan dalam suatu wadah tertutup pada volume konstan yang berbunyi: “Jika
volume gas yang berada dalam bejana tertutup dijaga konstan, maka tekanan gas
sebanding dengan suhu mutlaknya”. Secara matematis pernyataan di atas dapat
ditulis sebagai berikut:

P
= konstan
T
P1 P2
= …………………… (6.3)
T1 T2
Modul Fisika Kesehatan Hal 63

Gambar 6.3. Grafik dan Ilustrasi Hubungan P – T Pada V Konstan


d. Hukum Boyle-Gay Lussac
Persamaan gas ideal yang memenuhi hukum Boyle dan Charles Gay
Lussac dengan menyatukan ketiga persamaan, adalah :
PV
= tetap
T
P1V1 P2V2
= (6.4)
T1 T2
persamaan ini dikenal dengan persamaan Boyle-Gay Lussac. Persamaan ini
sebaiknya digunakan untuk menyelesaikan soal-soal suatu gas yang jumlahnya
tetap (massanya tetap) yang mengalami dua keadaan (keadaan 1 dan keadaan 2).
Massa suatu gas adalah tetap jika ditaruh dalam wadah yang tidak bocor.
Jika suhu T tetap, dihasilkan Pv = tetap; jika tekanan P tetap, dihasilkan

P
tetap. Persamaan (6.4) berlaku untuk percobaan gas ideal dalam bejana
T
tertutup (tidak ada kebocoran) sehingga massa gas tetap selama percobaan. Jika
massa atau mol gas diubah, misal kita menggandakan mol gas n, dengan menjaga
tekanan dan suhu tetap, ternyata hasil volum V yang ganda (lipat dua) juga. karena
itu, boleh ditulis bilangan tetap diruas kanan persamaan (6.4) dengan nR, dengan
R diperoleh dari percobaan, dan diperoleh persamaan umum gas ideal :
pV = nRT (6.5)
Dengan
P : tekanan (Pa atau atm) dengan 1 atm = 1 x 105 Pa T : suhu (K)
R : konstanta umum gas : 8314 J kmol-1K-1 V : volum (m3)
n : Jumlah mol (mol)
Modul Fisika Kesehatan Hal 64

Gambar 6.4. Grafik Hubungan tekanan (P),suhu (T) dan volum (V)
e. Hukum Charles
Apabila ditinjau suatu gas yang ditempatkan dalam suatu bejana
tertutup seperti ditunjukkan pada gambar 6.3.

Termometer Piston yang dapat bergerak bebas


Digital

Termometer
Digital

Sumber panas
Gambar 6.5. Perubahan suhu dan volum pada tekanan konstan
Beban piston yang dapat bergerak bebas yang terletak pada bagian
bejana yang berpenampang kecil digunakan untuk mempertahankan agar
tekanan gas selama proses berlangsung bernilai konstan. Pada saat bejana
dipanaskan, mula-mula tekanan gas naik. Akan tetapi kenaikan tekanan gas
akan mendorong piston ke atas sampai tekanan gas dalam bejana sama dengan
tekanan mula-mula. Kemudian dilakukan pengukuran volum gas untuk tiap-
tiap kenaikan suhu. Hasil percobaan ini menyatakan bahwa: “Apabila tekanan
Modul Fisika Kesehatan Hal 65

gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka volum
gas sebanding dengan suhu mutlaknya”. Pernyatan ini dituliskan:
V
V~T , = konstan
T
Untuk gas yang berada dalam dua keadaan kesetimbangan yang
berbeda pada tekanan konstan, maka diperoleh:
V1 V2
= (6.6)
T1 T2

dimana:
V1 : volum gas pada keadaan 1 (m3)
V2 : volum gas pada keadaan 2 (m3)
T1 : suhu mutlak pada keadaan 1 (K)
T2 : suhu mutlak pada keadaan 2 (K)
Persamaan (2) selanjutnya disebut sebagai hukum Charles, sebagai
penghargaan terhadap fisikawan perancis bernama Jacques Charles (1746-
1823). Apabila hubungan antara volum dengan suhu gas pada hukum Charles
dilukiskan dalam grafik, maka hasilnya tampak seperti gambar 6.4. kurva
yang terjadi disebut isobarik yang artinya
P >P >P bertekanan sama.
3 2 1
V
P1
P2

P3

Gambar 6.6. Grafik hubungan volum dan suhu gas pada


tekanan konstan (isobarik)

Tekanan Gas Ideal Menurut Teori Kinetika Gas


Digunakan teori kinetika gas untuk menunjukkan bahwa tekanan suatu gas
yang dikerjakan pada suatu dinding-dinding wadahnya merupakan kosekuensi
dari tumbukan molekul-molekul gas dengan dinding-dinding.
Modul Fisika Kesehatan Hal 66

a. Anggapan Dasar Gas untuk gas ideal:


1) Gas terdiri dari molekul-molekul yang sangat banyak dan jarak
pisah antar molekul jauh lebih besar daripada ukurannya. Ini berarti bahwa
molekul-molekul menempati volume yang dapat diabaikan terhadap
wadahnya.
2) Molekul-molekul memenuhi hukum gerak newton, tetapi secara
keseluruhan mereka bergerak lurus secara acak dengan kecepatan tetap.
3) Molekul-molekul mengalami tumbukan lenting sempurna satu
sama lain dengan dinding wadahnya. Jadi, dalam tumbukan energi kinetik
adalah konstan.
4) Gaya-gaya antar molekul dapat diabaikan kecuali selama satu
tumbukan yang berlangsung sangat singkat.
5) Gas yang dipertimbangkan adalah suatu zat tunggal, sehingga
semua molekul adalah identik.
b. Penurunan Rumus Tekanan Gas dalam Ruang Tertutup
Teori kinetik menggunakan asumsi bahwa gerak molekul-molekul dalam
gas adalah penyebab timbulnya tekanan. Beberapa asumsi dasar untuk gas ideal
adalah sebagai berikut:
1) Gas terdiri dari partikel-partikel yang disebut atom.
2) Partikel-partikel gas bergerak dalam lintasan lurus dengan kelajuan tetap dan
geraknya adalah acak.
3) Semua tumbukan partikel-partikel gas, baik antar partikel ataupun dengan
dinding pembatasnya bersifat lenting sempurna
4) Selang waktu tumbukan antara satu partikel dengan partikel yang lain
berlangsung sangat singkat
5) Volum partike-partikel gas sangat kecil dibandingkan dengan ruang yang
ditempatinya sehingga dapat diabaikan
6) Untuk semua partikel-partikel gas berlaku hukum Newton tentang gerak
Untuk mempelajari keadaan molekul atau (partikel) gas, digunakan
prinsip mekanika Newton dimana suatu gas ideal terkurung di dalam sebuah
ruang kubus dengan rusuk L.
Modul Fisika Kesehatan Hal 67

Y
dinding S dinding T
X
L

Gambar 6.7. Kubus tertutup berisi gas ideal


Beberapa buah partikel gas terkurung dalam ruang yang berbentuk kubus
dengan panjang rusuk L. Dengan meninjau sebuah molekul gas bermassa mo yang
bergerak menuju dinding X dengan kecepatan terhadap sumbu X adalah v1x.
Molekul ini mempunyai komponen momentum terhadap X sebesar mov1x kearah
dinding. Karena tumbukan bersifat lenting sempurna, maka setelah terjadi
tumbukan kecepatan molekul menjadi –v1x dan momentumnya –mov1x. Sehingga
perubahan momentum gas:
Δp = momentum akhir – momentum awal
= (-m0v1x) – (m0v1x)
= -2mov1x (6.6)
Selang waktu untuk perjalanan bolak balik sebuah molekul tanpa
bertumbukan dari X-Y-X adalah:
2L
∆t = ……………………………………………………… (6.7)
v1x

Laju perubahan momentum molekul dituliskan sebagai:


∆p 2m0v1x
=
∆t 2 L / v1x

m0v 21x
= …………………………… …………………. (6.8)
L
Dalam hukum II Newton, laju perubahan momentum molekul ini sama
dengan gaya yang dikerjakan molekul pada dinding sehingga
∆p
F=
∆t
Modul Fisika Kesehatan Hal 68

m0 v 2 1 x
F= ……………………...………………… (6.9)
L
Jika luas dinding batas A adalah L2 maka tekanan gas P adalah gaya per
satuan luas, sehingga:
F m0 v 21x / L
P= =
A L2
m0 v 2 1 x
= …………………………………………….. (6.10)
L3
Jika ada sejumlah N molekul gas dalam ruang tertutup dan komponen X
nya adalah v1x, v2x, v3x, ……, vNx, maka tekanan total gas pada dinding X menjadi

P=
m0 2
3
(
v 1x + v 2 2 x + v 2 3 x + ...... + v 2 Nx ) …………….…. (6.11)
L
Dengan mengetahui bahwa nilai kuadrat rata-rata komponen X dari
kecepatan diberikan oleh
v 21x + v 2 2 x + v 2 3 x + ...... + v 2 Nx
v2x = ……………….……….. (6.12)
N
maka persamaan (6.10) menjadi
m0 2
P= 3
N v x ………………………………….……………. (6.13)
L
Dalam gas, molekul-molekul bergerak ke segala arah dalam ruang tiga
dimensi. Sesuai dengan asumsi gas ideal, setiap molekul gas bergerak acak
dengan kecepatan yang tetap, maka nilai kuadrat rata-rata kecepatan pada arah X,
Y, dan Z adalah sama besar, yaitu
2 2 2
vx = v y = vz ……………………………………… (6.14)

sehingga kuadrat rata-rata kecepatan v 2 adalah resultan dari kuadrat rata-rata

2 2 2
vx , v y , vz

yaitu
2 2
v 2 = vx + v y + vz
2

2
v 2 = 3vx
Modul Fisika Kesehatan Hal 69

2 1
vx = v 2 ………………………………….…………… (6.15)
3
Dengan mensubstitusikan persamaan (6.13) ke persamaan (6.15) diperoleh:

m0  1 2  1 m0 N v 2
p= N v  = ……………………..……… (6.16)
L3  3  3 L3
Jika L3 adalah volume gas V sehingga persamaan (6.16) menjadi:
1 N
P = m0 v 2   ……………………………………………… (6.17)
3 V 
Keterangan:
P = tekanan gas (Pa) N = banyak molekul ( partikel )
m0 = masa sebuah molekul (kg) V = Volume gas (m3)

v2 = rata-rata kuadrat kecepatan m s ( ) 2

c. Hubungan Tekanan Gas dan Energi Kinetik


Energi kinetik rata-rata E k berhubungan dengan rata-rata kuadrat

1
kecepatan, v 2 yaitu. E k = m0 v 2 Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa
2
tekanan gas pada persamaan (6.16) dalam energi kinetik rata-rata:
1 21  2
m0 v 2 =  m0 v 2  = E k
3 32  3
dan persamaan (6.16)dapat diubah menjadi
1 N
p = m0 v 2  
3 V 
2 N
p= Ek   (6.18)
3 V 
Suhu dan Energi Kinetik Rata-rata Molekul Gas
a. Persamaan Hubungan Suhu dan Energi Kinetik Rata-rata
Molekul gas.
Kita akan menurunkan hubungan suhu mutlak T dan energi kinetik rata-

rata partikel gas, E k ,dari dua persamaan yaitu persamaan (6.5) dan (6.18).
Modul Fisika Kesehatan Hal 70

Persamaan (6.5) dapat kita tulis dalam bentuk


N
pV = NkT atau p = kT (6.19)
V
Ruas kiri persamaan(6-17)sama dengan ruas kiri persamaan (6-19), sehingga:
2 N N
E k   = kT
3 V  V
2
E k = kT
3
2 3
T= E k atau E k = kT (6.20)
3k 2
dengan k = 1,38 x 10-23 JK-1 disebut tetapan Boltzman. Dapatlah kita nyatakan
kesimpulan sebagai berikut:
N
1) Suhu gas pada persamaan (6.20) tidak mengandung besaran ( ) ini
V

N
berarti banyak molekul persatuan volum tidak mempengaruhi suhu gas.
V
2) Persamaan (6.20) menyatakan bahwa suhu gas hanya berhubungan dengan
gerak molekul (energi kinetik atau kecepatan molekul). Makin cepat gerak
molekul gas, makin tinggi suhu gas.
Perhatikan energi kinetik rata-rata molekul gas pada persamaan (6-20) hanya
berlaku jika jenis gas adalah gas mono atomik. Untuk jenis gas diatomik atau
poliatomik persamaan (6-20) tidak berlaku. Jika tidak disebut dalam soal, maka

3
yang dimaksud adalah gas monoatomik. Ek = kT . Dari persamaan (6-20),
2

3
Ek = kT , jika grafik energi kinetik terhadap suhu mutlak gas (gradien Ek-T)
2
diberikan, maka dari gradien grafik dapat ditentukan nilai tetapan Boltzman k:

3
gradien = tan θ = k
2
Modul Fisika Kesehatan Hal 71

Ek

θ T
Gambar 6.8. Grafik energi kinetik terhadap suhu mutlak

b. Kelajuan Efektif Gas


Dari persamaan (6-16) diperoleh bahwa tekanan gas berhubungan dengan

rata-rata dari kuadrat kelajuan v 2 . Karena molekul-molekul gas tidak seluruhnya

bergerak dengan kecepatan yang sama maka perlu didefinisikan arti v 2 . Misalkan
di dalam wadah tertutup ada N1 molekul bergerak dengan kecepatan v1, N2
molekul bergerak dengan kecepatan v2, dan seterusnya. Maka rata-rata kuadrat

kelajuan partikel gas, v 2 , dapat dinyatakan engan persamaan berikut:

v =
2
=
(
N 1v12 + N 2 v 22 + N 3 v32 + ..... ∑ N i vi2)=
(
∑ N i vi2 )
N 1 + N 2 + N 3 + ........ ∑ Ni N
(6.21)

dengan

N = N 1 + N 2 + N 3 + ....... = ∑ N i (6.22)

kelajuan efektif v RMS (RMS=root mean square) didefinisikan sebagai akar

rata-rata kuadrat kelajuan, v 2 :

v RMS = v 2 (6.23)

c. Hubungan Kelajuan Efektif Gas dengan Suhu Mutlaknya


Dengan menggunakan kelajuan efektif v RMS energi kinetik rata-rata
partikel gas dapat dinyatakan sebagai:
Modul Fisika Kesehatan Hal 72

1
Ek = m0 v 2 RMS (6.24)
2

dengan menyamakan ruas kanan persamaan (6.24) dan (6.20) diperoleh:

1 3
m0 v 2 RMS = kT
2 2

3kT
v 2 RMS =
m0

3kT
vRMS = (6.25)
m0

dengan m0 adalah massa sebuah molekul gas.

d. Perbandingan Kelajuan Efektif Berbagai Gas


Agar dapat melihat perbandingan kelajuan efektif berbagai gas, akan diubah
bentuk permasamaan (6.24) agar dapat dinyatakan dalam massa molekul gas, M.

M R
Dari persamaan m0 = dan persamaan (6.12): k = diperoleh:
NA NA

3kT 3( R / N A )T
v RMS = =
m0 M / NA

3RT
v RMS = (6.26)
M

Pernyataan tentang kecepatan efektif pada persamaan (6.26) menyatakan


bahwa pada suhu tertentu, molekul-molekul gas yang lebih ringan (massa molekul
M lebih kecil) secara rata-rata bergerak lebih cepat daripada molekul-molekul gas
yang lebih berat.

e. Hubungan Kecepatan Efektif Gas dengan Tekanannya


Perhatikan massa total gas m adalah hasil kali banyak molekul N dengan

massa sebuah molekul m0 , ditulis:


Modul Fisika Kesehatan Hal 73

m
m = Nm0 atau m0 = (6.27)
N

dengan menggunakan persamaan (6.11) dan (6.26) dapat dinyatakan persamaan


yang menghubungkan kecepatan efektif gas dengan tekanannya:

pV = NkT

pV
kT = (6.28)
N

dengan memasukkkan nilai k T dari persamaan (6.27) dan m0 ,dari persamaan


(6.26) ke persamaan (6.24) diperoleh

 ρV 
3 
3kT  N 
v RMS = =
m0 m
N

3 pV 3p
v RMS = =
m m /V

3p
v RMS = (6.29)
ρ

di mana: ρ adalah massa jenis gas.

Teorema Ekuipartisi Energi


Energi kinetik rata-rata molekul suatu gas pada suhu mutlak T dinyatakan

1 1 
oleh : E k = m0 v 2 = 3 kT 
2 2 

Faktor pengali 3 pada persamaan diatas muncul pada persamaan (6-15) :

v 2 = 3v x2 = 3v x2 , ini muncul karena ekivalensi dari rata-rata kuadrat komponen-

komponen kecepatan: v 2 = v x2 + v y2 + v z2 = 3v x2
Modul Fisika Kesehatan Hal 74

Ekivalensi ini menunjukkan fakta bahwa kelakuan gas tidak bergantung


pada pemilihan orientasi(arah) system koordinat XYZ, dan dapat ditulis :

1 2 1 2 1 2 1
m0 v x = m0 v y = m0 v z = kT
2 2 2 2
Jumlah ketiga kontribusi ini memberikan persamaan (6.20).
Faktor pengali 3 ternyata berhubungan dengan ketiga derajat kebebasan
suatu molekul gas monoatomik. Tiap derajat kebebasan berhubungan dengan
kemampuan suatu molekul untuk berpartisipasi (berperan serta) dalam suatu
gerakan satu dimensi yang memberi kontribusi (menyumbang) ke energi mekanik
molekul tersebut. Ini diilustrasikan dengan sangat baik oleh derajat kebebasan
suatu gerakan translasi: sebuah molekul dapat memiliki suatu komponen

1 2
kecepatan dalam arah X yang memberi kontribusi energi mekanik m0 v x .
2

1 2
( 2 2
)
Energi kinetik sebuah molekul adalah m0 v x + v y + v z , karena ada tiga arah
2
berbeda dimana molekul dapat bergerak, maka gas ideal monoatomik memiliki
tiga derajat kebebasan, dan energi mekanik rata-rata per molekul sama dengan

1 
energi kinetik rata-rata per-molekul (energi potensial = 0): E m = E k = 3 kT 
2 
Pernyataan umum diatas dikenal sebagai teorema ekuipartisi energi, yang
berbunyi sebagai berikut:
Untuk suatu sistem molekul-molekul gas pada suhu mutlak T dengan tiap

molekul memiliki v derajat kebebasan, rata-rata energi mekanik per-molekul E m

1 
adalah: E m = E k = v kT  (6.30)
2 
Persamaan (6.30) menyimpulkan bahwa secara rata-rata, energi mekanik

1
kT berhubungan dengan tiap derajat kebebasan. Teorema ekipartisi energi
2
diusulkan pertama kali oleh Ludwig Boltzmann.
Modul Fisika Kesehatan Hal 75

Derajat Kebebasan Molekul Gas Diatomik


Secara eksperimental hanya diperoleh lima derajat kebebasan saja pada
gas diatomik bertemperatur kamar yang memberi kontribusi pada energi mekanik
atau energi kinetik tiap molekul yaitu tiga translasi dan dua rotasi. Karena gas
diatomik memiliki lima derajat kebebasan (v = 5), maka energi mekanik rata-rata

1 
permolekul E m adalah: E m = E k = 5 kT  (6.31)
2 
gas diatomik dapat memiliki sampai tujuh derajat kebebasan. Gas yang memiliki
lebih dari dua atom (poliatomik), memiliki derajat kebebasan yang lebih besar,
dan vibrasinya juga lebih komplek.
Energi Dalam Gas
Gas ideal yang terkurung dalam sebuah wadah tertutup mengandung
banyak sekali molekul. Tiap molekul gas memiliki energi kinetik rata-rata

1 
E k = v kT  . Energi dalam suatu gas didefinisikan sebagai jumlah energi
2 
kinetik seluruh molekul gas yang terdapat didalam wadah tertutup. Jika ada
sejumlah N molekul gas dalam wadah, maka energi dalam gas U merupakan hasil
kali N dengan energi kinetik tiap molekul,
1 
E k : U = N E k = Nv kT  (6.32)
2 

untuk gas monoatomik ( v = 3) : U = 3N  1 kT  (6.33)


2 
1 
untuk gas diatomik ( v = 5) : U = 5 N  kT  (6.34)
2 

You might also like