You are on page 1of 8

Analisis laporan keuangan

“Analisis Aktivitas Pendanaan”

Disusun oleh :

Vina Irmayani (0802134327)

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Riau

2011

1
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN

A. Tinjauan Kewajiban
 Kewajiban lancar
Kewajiban lancar (jangka pendek) merupakan kewajiban yang
pelunasannya menggunakan aktiva lancar atau munculnya kewajiban lancar
lainnya. Periode yang diharapkan untuk menyelesaikan kewajiban adalah mana
yang lebih panjang satu tahun dan satu siklus perusahaan. Terdapat dua jenis
kewajiban lancar. Jenis pertama timbul dari aktivita operasi, meliputi utang
pajak, pendapatan diterima di muka, uang muka , piutang usha, dan akruak
beban operasi lainnya. Jenis kedua kewajiban lancar timbul dari ktivitas
pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek dan bagian utang jangka panjang
jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun.
 Kewajiban tak lancar
Kewajiban tak lancar (jangka panjang) merupakan kewajiban yang tidak
jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi, mana yang
lebih panjang. Kewajiban ini meliputi pinjaman, obligasi, utang, dan wesel bayar.
Kewajiban tak lancar beragam bentuknya , dan penilaian  serta pengukuran nya
memerlukan pengungkapan atas seluruh batasan dan ketentuan. Pengungkapan
meliputi tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, hak konversi, fitur penarikan, dan
provisi subordinasi.
 Analisis Kewajiban
 Karena kewajiban merupakan klaim terhadap perusahaan, kita
memerlukan keyakinan bahwa perusahaan mencatatnya . Pencatatan ini meliputi
pengungkapan jumlah dan tanggal jatuh tempo , termasuk kondisi , halangan ,
dan batasan yang diberlakukan pada perusahaan . Jika kewajiban dinyatakan
lebih rendah dari seharusnya karena beban yang lebih rendah  atau
ditangguhkan.

B. Sewa Guna Usaha

2
 Sewa guna usaha bentuk pendanaan yang popular, khususnya dalam
beberapa industri tertentu. Sewa guna usaha (lease) merupakan perjanjian
kontraktual antara pemilik (lessor) dan penyewa (lessee). Perjanjian tersebut
memberikan hak pada lesse untuk menggunakan aktiva yang dimiliki oleh lessor,
selama masa sewa guna usaha. Sebagai imbalannya, lesse membayar sewa yang
disebut pembayaran sewa guna usaha minimum. Perjanjian mewajibkan lesse
membayar selama periode yang ditentukan.
Sewa guna usaha meningkat frekuensi maupun besarannya. Diperkirakan
hampir sepertiga pendanaan aktiva pabrik. Sewa guna usaha merupakan bentuk
pendanaan utama dalam usaha ritel, penerbangan , dan kereta api. Pendanaan sewa
guna popular karena beberapa hal. Pertama, penjual menggunakan sewa guna usaha
untuk meningkatkan penjualan dengan menyediakan pendanaan bagi pembeli.
Pendapatan bunga dari sewa guna usaha sering kali menjadi sumber pendapatan
utama bagi penjual tersebut untuk mendanai pembelian aktivanya.

Akuntansi dan Pelaporan sewa guna usaha


 Klasifikasi dan Pelaporan sewa guna usaha
                Lesse mengklasifikasikan dan mencatat sewa guna usaha sebagai capital
lease jika pada saat terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal satu dari
empat criteria sebagai berikut:
a. Terdapat transfer kepemilikan aktiva kepada lesse pada akhir masa sewa
guna usaha.
b. Terdapat opsi untuk membeli aktiva pada harga murah .
c. Masa sewa guna guna usaha 75%  / lebih dari estimasi umur ekonomis aktiva.
d. Nilai sekarang sewa pembayaran sewa dan pembayaran sewa guna usaha
m inimum lainnya sebesar 90% / lebih dari nilai wajar aktiva dikurangi dengan
kredit pajak investasi yang ditahan oleh lessor.
e. Sewa guna usaha dapat  diklasifikasikan sebagai operating lease bila tidak
satu pun criteria tersebut terpenuhi.

 Analisis Sewa Guna Usaha

3
Dampak operating lease
                Insentif bagi lesse untuk menstrukturkan sewa guna usaha sebagai
operating lease terkait dengan dampak operating lease terhadap neraca dan laporan
laba rugi.
Dampak pada laporan keuangan ini adalah :
1. Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan
tidak menyajikan pendanaan sewa guna usaha dalam neraca.
2. Operating lease menyediakan aktiva lebih rendah dari seharusnya.
3. Operating lease menunda pengakuan beban disbanding dengan capital lease.
4. Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya
dengan tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun dalam neraca.
5. Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa.

                Karena klasifikasi sewa guna usaha berdampak pada laporan keuangan dan
rasio , analisis harus membuat penyesuaian terhadap laporan keuangan sebelum
melakukan analisis. Banyak analis mengonversi seluruh operating lease menjadi
capital lease. Analisis yang lain lebih efektif.

 Konversi Operating Lease menjadi Capital lease


               Untuk mengkonversi operating lease menjadi capital lease, kita memerlukan
estimasi nilai sekarang kewajiban operating lease. Proses ini dimulai dengan estimasi
tingkat bunga yang akan kita gunakan untuk mendiskontokan proyeksi pembayaran
sewa guna usaha. Menentukan tingkat bunga operating lease ini merupakan
tantangan . Untuk perusahaan yang melaporkan capital lease maupun operating
lease, kita dapat memperkirakan tingkat bunga implicit untuk capital lease dan
mengasumsikan tingkat bunga yang sama untuk operating lease.
Terdapat dua masalah saat mencari tingkat bunga dari capital lease. Pertama,
tidaklah mungkin untuk menggunakan cara ini untuk perusahaan yang tidak
melaporkan rincian capital lease . Masalah kedua timbul jika tingkat bunga capital
lease dan operating berbeda saat tanggal bunga berbeda.

C. Imbalan Pasca Pensiun

4
 Imbalan Pensiun
 Sifat kewajiban pensiun
                Perusahaan memformalkan komitmen pensiun dalam bentuk program
pensiun. Program pensiun merupakan janji pembeli kerja untuk menyediakan
imbalan pensiun bagi pekerja , dan perjanjian tersebut melibatkan tiga pihak :
pembri kerja, yang memberikan kontribusi pada program pensiun, pekerja yang
menerima imbalan dan dana pensiun. Dana pensiun terpisah dari pemberi kerja dan
diadministrasikan oleh pihak yang ditunjuk (trustee). Dana pensiun menerima
konstribusi , menginvestasikan , konstribusi tersebut dengan cara yang tepat dan
memberikan imbalan pensiun yang dijanjikan oleh pemberi kerja untuk disediakan
bagi pensiun. Program pensiun iuran pasti menentukan jumlah kontribusi pemberi
kerja pada program pensiun.

 Ekonomi akuntansi pensiun


Biaya pensiun ekonomi atau beben merupakan biaya bersih selama periode
bersangkutan. Biaya pensiun ekonomi meliputi komponen yang berulang .
pengembalian atas aktiva program pensiun digunakan untuk menutupbiaya-biaya
tersebut untuk menghitung biaya pensiun ekonomi bersih.

Bunga Pensiun berulang terdiri atas dua komponen sebagai berikut :


1. Biaya jasa
Merupakan nilai sekarang aktiva atau imbalan pensiun yang dihasilkan
oleh pegawai berdasarkan rumus imbaln pensiun. Biaya yang
menambah PBO ini timbul saat pegawai bekerja satu periode lagi.
Biaya jasa hanya ada dalam program yang mendasarkan jum;lah
pensiun pada periode jasa.
2. Biaya bunga
Merupakan penambahan atas PBO yang timbul karena pembayaran
pensiun menjadi satu periode lebih dekat. Biaya ini muncul karena
PBO merupakan nilai sekarang atas imbalan pensiun di masa datang.

              

Biaya pensiun yang tidak berulang, yang berasal dari peristiwa seperti perubahan
asumsi aktiva atau perubahan ketentuan program terdiri dari dua komponen sbb:

5
1. Keuntungan atau kerugian aktiva
Merupakan perubahan PBO yang terjadi saatasumsi aktiva
dalam penghitungan PBO direvisi . Tingkat diskonto merupakan faktor
yang sering direvisi karena ketergantungnnya pada tingkat bunga
yang berlaku dalam ekonomi.
2. Biaya jasa lalu timbul karena perubahan ketentuan program
pensiun atau PBO. Biaya jasa lalu meliputi imbalan pensiun yang
dibentuk oleh amandemen program yang umumnya terjadi karena
negosiasi tenaga kerja dan tawar menawar secara kolektif.

Komponen terakhir dalam penghitungan biaya pensiun ekonomi bersih adalah


penyesuaian untuk pengembalian actual aktiva program.

 Pengembalian actual akiva program


               Merupakan laba program pensiun. Laba aktiva program terdiri dari
penghasilan investasi, kenaikan modal serta dividend dan bunga yang diterima,
dikurangi upah manajemen , ditambah kenaikan yang direalisasi dan yang tidak
direalisasi aktiva program lainnya.

Membandingkan biaya pensiun yang dilaporkan dan biaya pensiun ekonomi.


Tampak 3 perbedaan nyata:
1.       Yang dilaporkan adalah pengembalian yang diharapkan atas aktiva program
2.       Daampak perubahan aktuaria dan jasa lalu tidak termasuk dalam biaya
pensiun yang dilaporkan.
3.       Komponen yang ditangguhkan diamortisirkan selama jasa pegawai yang
tersisa.

D. Kontijensi dan Komitmen


 Kontijensi

6
Kontijensi merupakan keuntungan dan kerugian potensial yang
penyelesaiannya bergantung pada satu atau lebih peristiwa di masa depan.
Kewajiban kontijen muncul dari perkara hukum, ancaman pengambilalihan
penagihan piutang, klaim atas garansi produk atau kerusakan produk, garansi
kinerja, perhitungan pajak, risiko yang diasuransikan sendiri dan kerugian
properti.

Analisis Kewajiban Kontinjen

Kontijensi yang dilaporkan sperti garansi jasa merupakan estimasi dan


juga harus menganalisis pengungkapan atas seluruh kerugian (keuntungan
kontijensi). Pengungkapan kontijensi umumnya meliputi :

o Deskripsi kewajiban kontijen dan tingkat resiko


o Jumlah kontijensi potensial dan bagaimana partisipaso pihak
lain diperlakukan dalam penentuan risiko
o Pembebanan estimasi kerugian kontinjen, jika ada.

 Komitmen
Komitmen merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan
berdasarkan kinerja di masa depan sesuai kontrak. Komitmen tidak
diakui dalam laporan keuangan karena peristiwa seperti
penandatangan kontrak atau penerbitan pesanan.

E. Pendanaan di Luar Neraca


Pendanaan di luar neraca (off-balanced-sheet financing) adalah tidak
tercatatnya kewajiban pendanaan tertentu..
Entitas Bertujuan khusus , dimana konsepnya adalah sbb :
a. SPE dibentuk oleh perusahaan sponsor dan dikapitalisasi dengan
investasi ekuitas
b. SPE meningkatkan investasi ekuitas ini dengan meminjam dari pasar
kredit dan membeli aktiva dari atau perusahaan sponsor.
c. Arus kas dari aktiva digunakan untuk membayar utang dan menyediakan
pengembalian bagi investor ekuitas.

F. Ekuitas Pemegang Saham


Analisis ekuitas pemegang daham meliputi :

7
 Mengklasifikasikan dan memisahkan sumber utama pendanaan
ekuitas
 Mempelajari hak untuk kelompok-kelompok pemegang saham dan
priosritas mereka dalam likuidasi
 Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi ekuitas.
 Menelaah kontrak, ketentuan hukum, dan pembatasan-pembatasan
lainnya atas distribusi laba ditahan.
 Menilai ketentuan dan provisi efek yang dapat di konversi,opsi saham,
dan kesepakatan lainnya yang berpotensi menerbitkan saham.

You might also like