You are on page 1of 7

MENGENAL DAN MERAWAT MESIN PENYEMPROT

Pada budidaya tanaman untuk mengendalikan gulma, hama dan penyakit tanaman
umumnya digunakan pestisida berbentuk cair dan tepung. Untuk mengaplikasikannya pestisida
cair digunakan alat penyemprot yang disebut sprayer, sedangkan untuk pestisida berbentuk
tepung digunakan alat yang disebut duster. Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang
sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan.
Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan
dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang
akan disemprotkan.
Jenis sprayer yang banyak digunakan petani di lapangan adalah jenis hand sprayer (tipe
pompa), namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien dan mudah rusak. Hasil studi yang dilakukan
oleh Departemen Pertanian pada tahun 1997 di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan
bahwa sprayer tipe gendong sering mengalami kerusakan. Komponen-komponen sprayer yang
sering mengalami kerusakan tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang torak mudah
patah, katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran
sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb. (Dirjen Tanaman Pangan,
1977). Di samping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestisida
yang diaplikasikan tidak sesuai (melebihi) dari dosis yang direkomendasikan dan ini salah satunya
disebabkan oleh disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi (Mimin, et.al., 1992).
Dalam penggunaannya sehari-hari petani sering menemukan masalah seperti teknik
pemakaian, serta perbaikan dan pemeliharaannya. Hal seperti ini pada akhirnya akan menentukan
tingkat efisiensi dan efektivitas dalam penggunaannya. Berdasarkan tenaga yang digunakannya
alat penyemprot dibedakan menjadi: alat penyemprot dengan tenaga tangan, dan alat penyemprot
dengan pompa tekanan tinggi.

A. Prinsip Kerja Alat


Salah satu jenis alat penyemprot yang ada adalah alat penyemprot dengan tekanan udara
tinggi atau sering pula disebut penyemprot gendong, karena dalam pengoperasiannya alat ini
digendong oleh operatornya. Prinsip kerja alat penyemprot adalah memecah cairan menjadi
butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini maka
pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman.
Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan
partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni cairan di dalam tangki
dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang karet
menuju ke alat pengabut. Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit
dari alat pengabut, sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus.
B. Persyaratan Alat
Persyaratan yang diperlukan dalam mengoperasikan alat penyemprot ini antara lain: Isi
tangki dengan cairan pestisida dan sisakan kurang lebih 1/5 bagian ruangan tangki untuk udara.
Setelah diisi cairan, tangki dipompa kurang lebih sebanyak 50 – 80 kali pemompaan. Untuk
mengetahui intensitas tekanan udara di dalam tangki dapat diamati melalui manometer. Beberapa
persyaratan lainnya adalah bahan konstruksi terbuat dari plat tahan karat, bagian konstruksi
pompa mudah dilepas untuk dibersihkan, selang terbuat dari karet atau plastik, nosel dapat
dilepas dan dapat diganti baiktipe maupun ukuran lubangnya. Persyaratan lain yang berkaitan
efektivitas aplikasi pestisida dalam pengoperasian alat penyemprot adalah kondisi kecepatan
angin tidak melebihi 10 km/jam.

C. Spesifikasi Alat
Secara umum spesifikasi alat penyemprot meliputi data teknis mengenai :
- Volume tangki : 10 – 20 L
- Kapasitas tangki : 8 – 16 L
- Kekuatan tangki : 10 – 15 kg / cm2 ( 140 – 200 psi)
- Bahan konstruksi : plat logam anti karat

D. Kelengkapan Alat
Kelengkapan alat yang diperlukan untuk mengoperasikan alat penyemprot ini
antara lain :
1. Masker, alat pelengkap untuk menutup mulut dan hidung agar kabut yang mengandung
pestisida tidak masuk ke dalam pernapasan.
2. Pakaian lengan panjang agar menutupi permukaan kulit bagian tangan, sarung tangan, serta
kaca mata pelindung
3. Ember, gelas ukur, dan corong plastik untuk menakar , mencampur, dan menuangkan larutan
pestisida yang diaplikasikan ke dalam tangki.

E. Bagian-bagian dari Mesin Penyemprot dan Fungsinya


Berdasarkan prinsip kerjanya, maka alat penyemprot tipe gendong ini
memiliki bagian utama yang terdiri :
1. Tangki dari bahan plat tahan karat, untuk menampung cairan
2. Unit pompa, merupakan bagian yang sangat prinsip bagi suatu sprayer. Apabila kondisi
pompanya tidak baik maka hasilnya pun akan tidak memuaskan. Sprayer yang akan digunakan
untuk bermacam-macam tujuan sebaiknya dipilih sprayer yang menggunakan pompa
bertekanan tinggi : pompa piston, pompa roda gigi, pompa baling-baling, pompa dengan
impeller (sudu), dan lain-lain. Pada sprayer-sprayer tipe udara bertekanan (pneumatic) ataupun
hydropneumatic, pompanya dapat berupa pompa tekan isap atau pun berupa suatu kompresor.
3. Tangkai pompa, untuk memompa cairan
4. Saluran penyemprot, terdiri dari kran,
selang karet, katup serta pipa yang
bagian ujungnya dilengkapi nosel
5. Manometer, untuk mengukur
tekanan udara di dalam tangki
6. Sabuk penggendong
7. Selang karet
8. Piston pompa
9. Katup pengatur aliran cairan
keluar dari tangki
10. Katup pengendali aliran cairan
bertekanan yang ke luar dari selang karet
11. Laras pipa penyalur aliran cairan
bertekanan dari selang menuju ke nosel
12. Nosel, untuk memecah cairan menjadi
partikel halus
Bagian-bagian dari nozzle dapat dilihat
pada Gambar berikut.

Ada beberapa macam nozzle pada sprayer yaitu :


1. Hallow cone nozzle :
Cara yang menarik ke dalam nozzle mengalami pemusingan hingga penyebaran butiran cairannya
akan berbentuk cincin. Besar kecilnya ukuran sprayer kecuali ditentukan oleh tekanan yang
diberikan juga ditentukan oleh tekanan yang diberikan juga ditentukan oleh jarak pemusingan
cairannya.

Gambar Hollow cane Nozzle


Makin panjang lintasan pemusingan yang ditempuh, makin besar ukuran spray, tetapi makin kecil
diameter penyebaran butiran sprayernya. Keuntungan penggunaan nozzle ini karena dapat
diperoleh penyebaran ukuran butiran spray yang seragam.
2. Solid-cone nozzle
Nozzle ini merupakan hasil modifikasi dari hallo cone nozzle. Prinsip pembentukan spray hampir
sama dengan hollo cone nozzle tetapi pada solid cone nozzle diberikan tambahan internal axiat jet
yang tepat ukurannya yang akan memukul cairan di dalam nozzle yang sedang berputar. Dengan
pemukulan tersebut cairannya akan menjadi makin turbulance dan aliran cairannya menjadi
hancur, meninggalkan nozzle dalam bentuk butiran spray, dengan penyebarannya akan berbentuk
lingkaran penuh (Gambar 11 di bawah ini)

Gambar 11. Solid-cone nozzle

3. Fan type nozzle


Type ini dibuat dengan jalan membuat potongan halus atau saluran yang menyilang permukaan
luar dari arifice plate (plat tarikan).
Bentuk tersebut menyebabkan cairan yang meninggalkan nozzle akan berupa lembaran tipis
seperti kipas, yang kemudian akan pecah menjadi butiran-butiran spray, dengan penyebarannya
akan berbentuk elips penuh.
(Gambar 12. di bawah ini)

Gambar 12. Spray dengan penyebaran berbentuk elips p

Kelemahan nozzle ini mempunyai ukuran butiran cairan yang tidak merat. Terutama pada bagian
ujung tepi penyemprotan, terdapat pengumpulan ukuran butiran yang besar-besar. Nozzle tipe ini
kebanyakan dipakai pada sprayer bertekanan rendah (20-100 psi) untuk pengembalian herba.

4. Boom dan selang air


Boom adalah sebagian penyangga nozzle, tiap boom dapat berisi satu atau lebih nozzle
tergantung dari tipe sprayernya. Slang sebagai penyalur cairan bertekanan dari tangki sampai
nozzle. Slang harus fleksibel dan kuat serta tahan aus.

5. Bagian-bagian lain terdiri dari penunjuk tekanan (manometer) dalam


tangki, klep penutup, dan lain-lain.
Lembar Kerja
Mengambar bagian-bagian utama dari mesin penyemprot
1. Alat
a. Alat penyemprot tipe gendong
b. Beberapa tipe nosel

2. Bahan
a. Kertas gambar
b. Kertas milimeter blok
c. Alat tulis
d. Spidol warna

3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


a. Bekerja dengan cermat, teliti, dan tertib
b. Gunakan pakaian dan perlengkapan pengaman saat berkerja menggunakan alat
penyemprot
c. Perhatikan tutup pompa dan seal nya jangan sampai hilang
d. Gunakan berbagai jenis nosel untuk melihat efek penyemprotan
e. Perhatikan fungsi katup yang ada
f. Latihan pengamatan alat penyemprot ini sebaiknya di lakukan di dalam ruangan kelas
g. Cucilah bagian pompa dan tangki setelah selesai dipakai menyemprot

4. Langkah Kerja
a. Siapkan alat penyemprot pertisida sebagai peraga yang diamati
b. Siapkan alat tulis dan kertas gambar, serta kertas milimeter blok
c. Instruktur memberikan penjelasan awal tentang kegiatan latihan ini
d. Amati seluruh bagian alat penyemprot dan buat gambarnya, disertai dengan penjelasan
bagian-bagian utamanya
e. Tambahkan keterangan penjelasan dari bagian-bagaian alat penyemprot beserta fungsinya
pada lembar kertas yang lain

Lembar Latihan
1. Gambarkan rangkaian komponen pada alat penyemprot sehingga membentuk kesatuan yang
utuh
2. Tunjukkan dengan gambar bagian-bagian utama dari alat penyemprot
3. Tuliskan spesifikasi teknik dari alat penyemprot
4. Tuliskan syarat-syarat terbentuknya kabut pestisida yang dihasilkan oleh alat penyemprot
5. Tuliskan prinsip kerja alat penyemprot
6. Tuliskan prosedur perawatan alat penyemprot
Kalibrasi alat semprot
Tujuan yang harus dicapai dalam melaksanakan aplikasi pestisida ialah menyebarkan jumlah
pestisida yang telah ditentukan secara merata kepada sasaran pada luasan yang telah tertetntu
pula (dosis per satua luas). Hal tersebut tidak mudah, karena tidak hanya menyangkut alat yang
digunakan, tetapi juga tenaga pelaksana atau operator yang umumnya mempunyai keterampilan
dan kapasitas kerja yang sangat beragam. Untuk itu diperlukan suatu cara perhitungan dalam
kalibrasi alat, yang dapat berlaku umum.
Parameter yang diperlukan untuk perhitungan kalibrasi tersebut terdiri dari :
f = laju air (flow rate) atau output dari nozzle (l/menit)
r = lebar hasil semprotan (m)
d = kecepatan berjalan (m/menit)
a = volume semprotan (l/ha)
c = luas (m2)
Hubungan antar parameter tersebut dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut :
rxdxa
f=
c

Pada umumnya volume semprotan atau jumlah larutan yang akan disemprotkan per satuan luas
(l/ha) untuk setiap jenis pestisida tersebut. Jumlah larutan per satuan luas dapat juga beragam
untuk satu jenis pestisida, tergantung dari macam alat yang digunakan. Dengan telah mengetahui
jumlah larutan yang harus disemprotkan per satuan luas, alat semprot dan/atau tipe nozzle apa
yang harus digunakan dapat dengan mudah ditentukan berdasarkan cara perhitungan di atas.
Sedangkan untuk kecepatan berjalan penyemprot, khususnya untuk alat semprot yang digendong,
sulit untuk dapat diatur atau diubah. Demikian juga sebaliknya, apabila alat yang akan digunakan
sudah tertentu. Dengan mengetahui laju alir hasil semprotan dan lebar semprotan dari alat
tersebut, serta kecepatan jalan penyemprot, akan dengan mudah pula dihitung kemampuan alat
tersebut untuk menyemprotkan jumlah larutan per satuan luas. Dengan demikian dosis pestisida
yang telah ditentukan akan dapat dijamin disebarkan secara merata pada luasan yang telah
ditentukan.

A. Persyaratan agro-teknis yang harus dipenuhi oleh suatu sprayer


Untuk memperoleh kerja yang efektif serta mengindarkan terjadinya efek sisa (residual effect) dan
pencemaran lingkungan dalam pemakaian obatbatan maka dalam penggunaan sprayer harus
memenuhi persyaratan agro-teknis sebagai berikut :
(1) Konsentrasi insektisida yang keluar dalam bentuk larutan / suspensi / emulsi harus tetap.
(2) Penyebaran cairan obat-obatan tersebut harus seragam,sehingga jumlah persekutuan
luasnya tertentu dan harus selalu sama.
(3) Cairan obat - obatan yang dipergunakan haruslah mengenai seluruh tubuh tanaman, bahkan
sedapat mungkin mengenai bagian-bagian yang menjadi sumber hamanya.
(4) Bagian-bagian sprayer terutama yang berhubungan dengan obat-obatan harus tahan
keausan.
(5) Konstruksinya harus sederhana mungkin sehinga untuk operasi, perawatan maupun
perbaikan - perbaikan.
(6) Karyawan bekerja juga harus diperhatikan.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil kerja penggunaan sprayer.

(1) Faktor yang dimiliki oleh peralatannya sendiri.


(2) Faktor yang dimiliki oleh cairan obat-obatan yang dipergunakan
(3) Faktor udara pada waktu penyemprotan
(4) Faktor yang dimiliki oleh tanamannya
(5) Faktor yang mempengaruhi operatornya.

Latihan Soal
1. Jika ingin menyemprot tanaman kangkung dengan volume aplikasi 600 liter/hektar dengan
menggunakan handsprayer dengan jangkauan semprot (berdasarkan pengukuran) 8 m dan
kecepatan penyemprotan 60 m/menit. Berapa angka curah nozzle yang diperlukan untuk
kalibrasi/penyemprotannya?
2. Berapakah volume air yang dibutuhkan pada luasan lahan 1 hektar jika laju air yang keluar
dari nozzle adalah 5 liter/menit dan setelah diukur lebar hasil semprotan 2m dengan
kecepatan berjalan penyemprot 6 meter/ menit?
3. Jika ingin menanam caisim pada lahan seluas 250m2 dengan jarak tanam 20x20 cm dengan
keefektifan lahan 90%, maka berapakah jumlah benih yang dibutuhkan jika pada satu lubang
tanam hanya ditanami satu benih?
4. Berapakah volume air yang dibutuhkan untuk memupuk lahan seluas 500m 2 jika laju air yang
keluar adalah 5 liter per menit dan lebar hasil semprotan 50 cm dengan kecepatan berjalan
penyemprot 2 meter per menit?

You might also like