You are on page 1of 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MENINGITIS

Posted on April 13, 2008 by keperawatangun

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MENINGITIS

I. DEFINISI

Merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan arahnoid dan piamatter di otak serta
spinal cord. Inflamasi ini lebih sering disebabkan oleh bakteri dan virus meskipun
penyebab lainnya seperti jamur dan protozoa juga terjadi. (Donna D.,1999).

II. ETIOLOGI

1. Bakteri

Merupakan penyebab tersering dari meningitis, adapun beberapa bakteri yang


secara umum diketahui dapat menyebabkan meningitis adalah :

· Haemophillus influenzae

· Nesseria meningitides (meningococcal)

· Diplococcus pneumoniae (pneumococcal)

· Streptococcus, grup A
· Staphylococcus aureus

· Escherichia coli

· Klebsiella

· Proteus

· Pseudomonas

2. Virus

Merupakan penyebab sering lainnya selain bakteri. Infeksi karena virus ini biasanya
bersifat “self-limitting”, dimana akan mengalami penyembuhan sendiri dan
penyembuhan bersifat sempurna

3. Jamur

4. Protozoa

( Donna D., 1999)

III. PATHOFISIOLOGI

Agen penyebab

Invasi ke SSP melalui aliran darah

Bermigrasi ke lapisan subarahnoid

Respon inflamasi di piamatter, arahnoid,CSF dan ventrikuler

Exudat menyebar di seluruh saraf cranial dan saraf spinal

Kerusakan neurologist

( Donna D., 1999)

Selain dari adanya invasi bakteri, virus, jamur maupun protozoa, point d’entry
masuknya kuman juga bisa melalui trauma tajam, prosedur operasi, dan abses otak
yang pecah, penyebab lainnya adalah adanya rinorrhea, otorrhea pada fraktur bais
cranii yang memungkinkan kontaknya CSF dengan lingkungan luar.
Meningitis Bakterial

Bakteri penyabab yang paling sering ditemukan adalah Streptococcus pneumoniae


dan Neisseria meningitides (meningococcal). Pada lingkungan yang padat seperti
lingkungan asrama, barak militer, pemukiman padat lebih sering ditemukan kasus
meningococcal meningitis.

Faktor pencetus terjadinya meningitis bacterial diantaranya adalah :

· Otitis media

· Pneumonia

· Sinusitis

· Sickle cell anemia

· Fraktur cranial, trauma otak

· Operasi spinal

Meningitis bakteri juga bisa disebabkan oleh adanya penurunan system kekebalan
tubuh seperti AIDS.

Meningitis Virus

Disebut juga dengan meningitis aseptic, terjadi sebagai akibat akhir/sequeledari


berbagai penyakit yang disebabakan oleh virus spereti campak, mumps, herpes
simplex dan herpes zoster. Pada meningitis virus ini tidak terbentuk exudat dan
pada pemeriksaan CSF tidak ditemukan adanya organisme. Inflamasi terjadi pada
korteks serebri, white matter dan lapisan meninges. Terjadinya kerusakan jaringan
otak tergantung dari jenis sel yang terkena. Pada herpes simplex, virus ini akan
mengganggu metabolisme sel, sedangkan jenis virus lain bisa menyebabkan
gangguan produksi enzyme neurotransmitter, dimana hal ini akan berlanjut
terganggunya fungsi sel dan akhirnya terjadi kerusakan neurologist.

Meningitis Jamur

Meningitis cryptococcal merupakan meningitis karena jamur yang paling serimh,


biasanya menyerang SSP pada pasien dengan AIDS. Gejala klinisnya bervariasi
tergantungdari system kekebalan tubuh yang akan berefek pada respon inflamasi.
Gejala klinisnya bia disertai demam atau tidak, tetapi hamper semuaklien
ditemukan sakit kepala, nausea, muntah dan penurunan status mental

IV. KOMPLIKASI

Komplikasi yang bisa terjadi adalah ;

· Gangguan pembekuan darah

· Syok septic

· Demam yang memanjang

V. MANIFESTASI KLINIS

1. Aktivitas / istirahat ;
Malaise, aktivitas terbatas, ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter, kelemahan,
hipotonia

2. Sirkulasi ;

Riwayat endokarditis, abses otak, TD ↑, nadi ↓, tekanan nadi berat, takikardi dan
disritmia pada fase akut

3. Eliminasi :

Adanya inkontinensia atau retensi urin

4. Makanan / cairan :

Anorexia, kesulitan menelan, muntah, turgor kulit jelek, mukosa kering

5. Higiene :

Tidak mampu merawat diri

6. Neurosensori ;

Sakit kepala, parsetesia, kehilangan sensasi, “Hiperalgesia”meningkatnya rasa


nyeri, kejang, gangguan oenglihatan, diplopia, fotofobia, ketulian, halusinasi
penciuman, kehilangan memori, sulit mengambil keputusan, afasia, pupil anisokor, ,
hemiparese, hemiplegia, tanda”Brudzinski”positif, rigiditas nukal, refleks babinski
posistif, refkleks abdominal menurun, refleks kremasterik hilang pada laki-laki

7. Neyri / kenyamanan :
Sakit kepala hebat, kaku kuduk, nyeri gerakan okuler, fotosensitivitas, nyeri
tenggorokan, gelisah, mengaduh/mengeluh

8. Pernafasan :

Riwayat infeksi sinus atau paru, nafas ↑, letargi dan gelisah

9. Keamanan :

Riwayat mastoiditis, otitis media, sinusitis, infeksi pelvis, abdomen atau kulit,
pungsi lumbal, pembedahan, fraktur cranial, anemia sel sabit, imunisasi yang baru
berlangsung, campak, chiken pox, herpes simpleks. Demam, diaforesios, menggigil,
rash, gangguan sensasi.

10. Penyuluhan / pembelajaran :

Riwayat hipersensitif terhadap obat, penyakit kronis, diabetes mellitus

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lumbal Pungsi

Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan
protein.cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan
TIK.
Meningitis bacterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, leukosit dan
protein meningkat, glukosa menurun, kultur posistif terhadap beberapa jenis
bakteri.

Meningitis Virus : tekanan bervariasi, CSF jernih, leukositosis, glukosa dan protein
normal, kultur biasanya negative

Glukosa & LDH : meningkat

LED/ESRD : meningkat

CT Scan/MRI : melihat lokasi lesi, ukuran ventrikel, hematom, hemoragik

Rontgent kepala : mengindikasikan infeksi intrakranial

VII. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi penyebaran infeksi

2. Resiko tinggi gangguan perfusi serebral

3. Resiko tinggi trauma

4. Nyeri

5. Gangguan mobilitas fisik


6. Gangguan persepsi sensori

7. Cemas

8. Kurang pengetahuan mengenai penyebab infeksi dan pengobatan

VIII. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

( ada pada lampiran)

RINGKASAN TUTORIAL DISKUSI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MENINGITIS

Nama :

NPM : 1302220712

Kelompok : II

Tutor : Ibu Tuti Herawati, SKp.

Klasifikasi Meningitis :

· Purulenta & Serosa


Purulenta : penyebabnya adalah bakteri ( misalnya : Pneumococcus, Meningococcus
), menghasilkan exudat. Leukosit, dalam hal ini Neutrofil berperan dalam
menyerang mikroba, neutrofil akan hancur menghasilkan exudat.

Serosa : penyebabya seperti mycobacterium tuberculosa & virus, terjadi pada


infeksi kronis. Peran limfosit & monosit dalam melawan mikroba dengan cara
fagositosis, tidak terjadi penghancuran, hasilnya adalah cairan serous

· Aseptik & Septik

Aseptik : Bila pada hasil kultur CSF pada pemeriksaan lumbal pungsi, hasilnya
negative, misalkan penyebabnya adalah virus.

Septik : Bila pada hasil kultur CSF pada pemeriksaan kultur lumbal pungsi hasilnya
positif , misalkan penyebabnya adalah bakteri pneumococcus.

Faktor resiko terjadinya meningitis :

1. Infeksi sistemik

Didapat dari infeksi di organ tubuh lain yang akhirnya menyebar secara hematogen
sampai ke selaput otak, misalnya otitis media kronis, mastoiditis, pneumonia, TBC,
perikarditis, dll.

2. Trauma kepala

Bisanya terjadi pada trauma kepala terbuka atau pada fraktur basis cranii yang
memungkinkan terpaparnya CSF dengan lingkungan luar melalui othorrhea dan
rhinorhea
3. Kelaianan anatomis

Terjadi pada pasien seperti post operasi di daerah mastoid, saluran telinga tengah,
operasi cranium

Terjadinya pe ↑ TIK pada meningitis, mekanismenya adalah sebagai berikut :

Agen penyebab → reaksi local pada meninges → inflamasi meninges → pe ↑


permiabilitas kapiler → kebocoran cairan dari intravaskuler ke interstisial → pe ↑
volume cairan interstisial → edema → Postulat Kellie Monroe, kompensasi tidak
adekuat → pe ↑ TIK

Pada meningitis jarang ditemukan kejang, kecuali jika infeksi sudah menyebar ke
jaringan otak, dimana kejang ini terjadi bila ada kerusakan pada korteks serebri
pada bagian premotor.

Kaku kuduk pada meningitis bisa ditemukan dengan melakukan pemeriksaan fleksi
pada kepala klien yang akan menimbulkan nyeri, disebabkan oleh adanya iritasi
meningeal khususnya pada nervus cranial ke XI, yaitu Asesoris yang mempersarafi
otot bagian belakang leher, sehingga akan menjadi hipersensitif dan terjadi
rigiditas.

Sedangan pada pemeriksaan Kernigs sign (+) dan Brudzinsky sign (+) menandakan
bahwa infeksi atau iritasi sudah mencapai ke medulla spinalis bagian bawah.

Hidrosefalus pada meningitis terjadi karena mekanisme sebagai berikut :

Inflamasi local → scar tissue di daerah arahnoid ( vili ) → gangguan absorbsi CSF →
akumulasi CSF di dalam otak → hodosefalus

Perbedaan Ensefalitis dengan meningitis :


Ensefalitis Meningitis

Kejang Kaku kuduk

Kesadaran ↓ Kesadaran relative masih baik

Demam ↓ Demam ↑

Bila gejala yang muncul campuran kemungkinan mengalami Meningo-ensefalitis.

Penatalaksanaan medis meningitis :

1. Antibiotik sesuai jenis agen penyebab

2. Steroid untuk mengatasi inflamasi

3. Antipiretik untuk mengatasi demam

4. Antikonvulsant untuk mencegah kejang

5. Neuroprotector untuk menyelamatkan sel-sel otak yang masih bisa


dipertahankan

6. Pembedahan : seperti dilakukan VP Shunt ( Ventrikel Periton

You might also like