Professional Documents
Culture Documents
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Sdr. HA
Umur : 20 tahun
Alamat : Suruh
No RM : 10-11-18320
Bagian : Bedah
Ruang : Cempaka
II. ANAMNESIS
kanan nyeri dan bengkak sejak 2 hari SMRS. Sejak + 1 bulan yang lalu, pasien
dekat rumahnya untuk mengatasi kencing nanahnya. Pasien mengeluh demam dan mual
sejak buah zakarnya nyeri. Pasien juga mengeluh kemaluannya nyeri jika BAK.
Riwayat trauma (-), riwayat hubungan seksual (+). BAB dalam batas normal.
RPD : Pasien tidak pernah mengalami sakit serius sebelumnya, dan belum pernah
b. Sistem cardiovaskular : pasien tidak mengeluh nyeri dada dan tidak berdebar-
debar
e. Sistem Urogenital : BAK sakit, warna kuning, dan keluar nanah. Buah
1. Pemeriksaan Kepala
dicabut.
2. Pemeriksaan Mata
- Pupil : Reflek cahaya kedua mata baik, pupil kanan dan kiri
isokor ø 3mm
5. Pemeriksaan Mulut dan Faring : Bibir tidak sianosis, tidak kering, tepi
tidak hiperemis, lidah tidak kotor, tidak terdapat karies pada gigi, tonsil tidak
membesar
6. Pemeriksaan Leher
7. Pemeriksaan Dada
Paru-paru
- Inspeksi : Bentuk normal, simetris kanan dan kiri, tidak ada retraksi, tidak
Jantung
- Palpasi : Ictus Cordis teraba di SIC V 2cm medial dari LMC (S),
kuat angkat
- Perkusi :
- Palpasi : Supel, tak teraba massa, tidak terdapat nyeri tekan pada
9. Pemeriksaan Urogenital
nanah yang keluar dari uretra. Skrotum kanan tak tampak lebih tinggi
Status Lokalis :
• Skrotum dextra
- Inspeksi : Skrotum tampak membesar dan eritem, tak ada nanah
yang keluar dari uretra. Skrotum tak tampak lebih tinggi dari
kontralateralnya.
- Pemeriksaan khusus : Prehn Sign (+) : Nyeri berkurang pada elevasi skrotum.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil :
- MCH : 31,3 pg
- MCHC : 32,3 µg
- PLT : 350 x 10 µL
- Warna : kuning
- Kejernihan: jernih
VI. DIAGNOSIS KERJA
Epidimo-orkitis
- Torsio Testis
VIII. PLANNING
- Bed rest
- Skrotum disangga
selama 10 – 14 hari.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Epididimo orkitis
Epididimo orkitis merupakan inflamasi akut yang terjadi pada testis dan
epididimis yang memiliki ciri yaitu nyeri hebat dan terdapatnya pembengkakan di
daerah belakang testis yang juga disertai skrotum yang bengkak dan merah.
Inflamasi tersebut disebabkan oleh infeksi. Pada umumnya sumber infeksi tidak
jelas, namun kadang kala disebabkan oleh penyebaran lokal dari uretra (infeksi
2. Anatomi
Testis
Testis merupakan gonad laki-laki yang dapat memproduksi sperma dan hormone
reproduksi (testosterone). Testis berada didalam skrotum dan digantung oleh spermatic cord.
Testis sebelah kiri cenderung lebih rendah. Permukaan testis dilapisi oleh lapisan visceral
tunika vaginalis kecuali bagian testis yang menempel dengan epididimis dan spermatic cord.
Testis mempunyai lapisan luar berupa fibrosa yang kuat yag disebut tunika albuginea.
Tunika albuginea akan menebal membentuk mediastinum testis dan akan memanjang
membentuk septa. Septa membatasi lobula yang berada didalam testis. Testis dibagi menjadi
200-300 lobula, yang masing-masing lobula tersebut berisi 1-3 tubula seminiferous. Setiap
tubula mempunyai panjang sekitar 62 cm yang menggulung dan tersusun secara padat di
dalam testis. Bagian posterior tubula terhubung dengan plexus yang masuk ke dalam rete
testis yang kemudian akan penetrasi kedalam tunika albuginea di bagian atas testis. Setelah
itu menuju bagian head epididimis yang dibentuk oleh duktus eferen. Duktus eferen berfusi
untuk membentuk satu tuba yang akan membentuk body dan tail epididimis.
Vaskularisasi:
a. Arteri : berasal dari abdominal aorta yang akan bercabang menjadi arteri
duktus deferen.
testicular kanan akan menuju vena kava inferior, sedangkan vena testicular
Epididimis
Merupakan struktur perpanjangan dari bagian posterior testis. Duktus eferen yang
berasal dari testis memindahkan sperma yang baru dibuat menuju epdidimis.
Epididimis dibentuk oleh duktus epididimis yang kecil dan melilit secara padat.
Saluran tersebut akan menjadi lebih kecil ketika melalui bagian atas epididimis (head
sekresi.
a. Head of epididymis : dibentuk oleh lobule yang berisi 12—14 duktus eferen.
b. Body of epididymis.
Duktus Deferens
Merupakan perpanjangan saluran epididimis. Duktus deferens:
a. Mempunyai dinding otot yang tebal dengan lumen yang halus sehingga
b. Dimulai dari bagian tail of epididimis yang terletak di ujung bawah testis
duktus ejakulatori.
Vaskularisasi:
1. Arteri : berasal dari arteri vesical superior yang akhirnya akan menyatu
3. Etiologi
Orchitis dapat terjadi akibat komplikasi dari mumps dan mencapai 40% pada
4. Patofisiologi
vas deferens dan jarang terjadi secara hematogen. Infeksi bakteri menyebabkan
infiltrasi sel-sel darah putih ke dalam jaringan ikat epididimis dan terjadinya kongesti
dan edema. Inflamasi ini dapat menyebar ke tubulus-tubulus yang beresiko untuk
50% pasien.
Pada usia < 35 tahun, patogen penyebab epididimitis terbanyak adalah Chlamydia
5. Manifestasi Klinis
uretritis asimptomatik.
orkitis. Diagnosis ini harus diperhatikan pada seluruh pasien dan harus
f. Torsio testis sering terjadi pada pria dibawah 20 tahun, namun dapat
2. Tanda
bawah testis dan menyebar ke daerah kepala di kutub atas testis +/-
keterlibatan testis.
c. Dapat tampak:
i. Discharge uretra
epididimitis namun tidak pada torsio testis. Namun pemeriksaan ini tidak
6. Diagnosis
testis hingga testis disertai skrotum yang bengkak dan berwarna merah.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada sisi yang sakit, teraba
epididimis yang edema dari ekor hingga kepala epididimis. Salah satu pemeriksaan
yang penting adalah Prehn Sign untuk menyingkirkan diagnosis banding torsio testis.
Meskipun Prehn Sign bukan patokan pasti untuk diagnosis torsio testis, namun dalam
praktek klinik dimana tidak terdapat alat Doppler, pemeriksaan ini dapat membantu
a. Apusan Gram dari uretra. Pemeriksaan ini dilakukan meskipun gejala uretra
tidak ada. Pemeriksaan mikroskopis untuk diagnosis uretritis (> 5 PMNLs per
lapang pandang besar x 1000) dan diagnosis untuk gonorrhea (Gram negative
intracellular diplococci).
adanya bakteri.
ataupun ISK.
antara epididimo-orkitis dan torsio spermatic cord. Pada torsio, aliran darah
meningkat.
Diagnosis banding dari Akut Skrotum
Condition Typical presentation Examination Ultrasound findings
findings
yaitu:
a. Torsio Testis
terjadinya gangguan aliran darah pada testis. Torsio testis terjadi akibat tunika
alnuginea yang tidak menempel pada muskulus dartos (torsio testis ekstravaginal)
atau tunika vaginalis yang menempel pada semua permukaan testis (torsio testis
intravaginal) sehingga testis dan epididimis dapat bergerak bebas di dalam kantung
tunika vaginalis.
Gejala yang dikeluhkan adalah nyeri hebat di daerah skrotum, mendadak, dan
diikuti pembengkakan pada testis. Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal atau perut
bagian bawah.
Pada pemeriksaan fisik, testis membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih
horizontal daripada testis sisi kontralateral. Kadang-kadang pada torsio testis yang
barusaja terjadi, dapat diraba adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus.
Keadaan ini biasanya tidak disertai demam. Pada Prehn Sign, pasien dengan torsio
8. Penatalaksanaan
Non Farmakologi
diperiksakan.
- Skrotum disangga
Farmakologi
selama 10 – 14 hari.
PRESENTASI KASUS
EPIDIDIMO – ORKITIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti Program Pendidikan Profesi
Bagian Ilmu Bedah
Disusun oleh:
PUSPO EDI HAPSARI
20050310172
Dokter Pembimbing:
Dr. ANDIK NURCAHYONO, Sp. B
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
SMF BAGIAN ILMU BEDAH
RSUD SALATIGA
2010
Daftar Pustaka
Brooks, GF. 1996. Jawetz, Melnick & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 20. EGC
Jakarta: 281-284.
Jong, WD. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nd Edition. EGC. Jakarta: 753
Street, E., Joyce, A. dan Wilson, J. 2010 United Kingdom National Guideline for the
Management of Epididymo-Orchitis. Clinical Effectiveness Group, British Association for
Sexual Health and HIV.