Professional Documents
Culture Documents
Makalah yang diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Reproduksi Hewan
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JURUSAN BIOLOGI
JATINANGOR
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah reproduksi repwan ini yang berjudul
“Pembentukan Ternak Transgenik” sebagaimana mestinya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen reproduksi hewan yang telah
membimbing serta memberi wawasan ilmu pengetahuan dan teman-teman yang
membantu dalam kelancaran pembuatan makalah reproduksi hewan ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
Penyusun
PENDAHULUAN
Hewan transgenik merupakan hewan yang diinjeksi dengan DNA dari hewan
lain. Transformasi gen tersebut yang umumnya berasal dari spesies yang sama, tapi
dapat juga berasal dari spesies berbeda yang dilakukan terhadap embrio sebelum
hewan transgenik tersebut dilahirkan. Transformasi genetik diharapkan menyebabkan
mutasi spontan sehingga genetik dari hewan yang ditransformasi termodifikasi sesuai
dengan gen yang diharapkan muncul sebagai performans.
Meskipun banyak potensi dan manfaat yang dapat diambil dari hewan
transgenik, akan tetapi proses yang dilibatkan dalam pengembangan hewan
transgenik di laboratorium berpotensi atau memiliki dampak yang buruk terhadap
masa depan hewan yang dilibatkan. Proses yang terjadi dalam pengembangan galur
transgenik baik di laboratorium maupun di hewan ternak secara potensial memiliki
dampak utama terhadap hewan yang diamati. Area tertentu dimana masalah dapat
terjadi adalah pada proses eksperimental yang berhubungan dengan produksi in vitro
dan transfer embrio serta selama gestasi dan kelahiran hewan yang dimanipulasi.
Pada hewan ternak, dibandingkan dengan IB, prosedur yang digunakan sebelum dan
sesudah mikroinjeksi (contohnya kultur in vitro dan transfer embrio) mungkin
memperpanjang gestasi/kehamilan, meningkatkan bobot lahir dan menyebabkan
insiden kesulitan lahir dan kehilangan perinatal yang lebih tinggi (Priyono, 2008).
TINJAUAN PUSTAKA
Hewan transgenik merupakan hasil transformasi suatu gen asing (dapat berasal
dari spesies yang sama sampai divisio yang berbeda) yang dikerjakan terhadap
embrio sebelum hewan transgenik tersebut dilahirkan. Hewan transgenik merupakan
terobosan baru dalam dunia peternakan. Pemanfaatan teknologi yaitu melalui hewan
transgenik diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan ternak
maupun produk-produk ternak dan tidak memberikan efek negatif pada ternak
ataupun produk ternak.
Saat ini medically human proteins diproduksi dalam jumlah besar dalam susu
domba transgenik. Di bidang peternakan tranfer gen bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas ternak seperti konversi pakan, rataan pertambahan berat badan,
mereduksi kandungan lemak, meningkatkan kualitas daging, susu, wool secara cepat
sehingga dapat mengurangi biaya produksi yang harus ditanggung konsumen (Pursel
dan Rexroad, 1993). Karakter dari produktivitas ternak dikontrol oleh sejumlah gen
yang dapat dipisahkan dari genom. Hasil pemetaan genom dari suatu spesies ternak
membantu dalam pemilihan satu atau beberapa gen yang diinginkan dan
menguntungkan secara ekonomi. Beberapa gen yang mempunyai potensi untuk
pembentukan ternak transgenik, antara lain:
c. Human Protein C
e. Human Haemoglobin
Yang sangat menarik adalah pengikatan antara sperma dan DNA tidak terjadi
secara acak. Dalam beberapa spesies molekul DNA melekat pada satu lokasi dibagian
belakang akrosom kepala spermatozoa. Sepertinya terdapat suatu reseptor pada
bagian belakang akrosom yang berfungsi sebagai media interaksi antara DNA dengan
sel sperma.
Pada mamalia dilaporkan oleh Sreenan dan Mc Evoy et. al., (1989) dari 11
resipien dilahirkan dua puluh sapi yang tidak menunjukkan integrasi gen. Injeksi
molekul DNA kedalam pronukleus juga sekaligus mempelajari transkripsi dan
kontrol translasi selama perkembangan embrio. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa pada embrio stadium awal mampu mentranskrip gen baru yang diinjeksikan
kedalam pronukleus ( Hill, et. al, 1992). DNA langsung diinjeksikan pada pronukleus
jantan dengan kandungan 200 - 500 copi susunan gen.
Visualisasi dari pronukleus pada sapi sangat sulit dan pertu pertakuan khusus
yaitu sentrifugasi. Pada metode ini penampakan germinal vesikel meski agak sulit
menentukan waktunya tapi penelitian di Polandia berhasil dilakukan oleh Jura et. al.
(1990) dengan dimana DNA dilarutkan dalam larutan buffer dan diinjeksikan pada
mature oesit. Injeksi pada germinal vesikel bisa menjadi alternatif bila ditemukan
waktu yang tepat untuk injeksi dan ini spesifik untuk setiap spesies.
4. Injeksi gen pada sitoplama
5. Particle gun
Metode ini banyak digunakan pada tanaman dengan cara DNA diikat pada
suatu mikropartikel. Metode ini pernah dicobakan pada sapi untuk menguji viabilitas
sperma dan pengaruhnya akibat adanya mikropartikel (Hough dan Foote, 1990 dalam
Gordon 1994). Transfer gen dengan metode ini mempunyai banyak keuntungan yaitu
mudah ditangani dengan satu kali tembakan akan menghasilkan beberapa sasaran ,
partikel dapat mencapai sasaran yang lebih dalam dan dapat digunakan pada berbagai
macam jaringan (Potrykus, 1996).
Seperti pada mikroinjeksi DNA, integrasi gen pada virus lebih cepat karena
kemampuannnya mentranskripsi gen. Efektivitas penggunaan virus telah dicoba pada
embrio tikus pada sapi pertama sekali dilakukan oeh Kim et. al., (1993) dengan
Murine Leukemia Virus (MLV). Infeksi tidak hanya pada tryphectoderm tapi sampai
ICM. Kubisch et. al., (1995) menginduksikan materi DNA yang mengandung
promotor SV40 atao pb ActinLacZ yang dikendalikan oleh bakteri beta galatosidase.
Pada sapi perah induksi gen bGH terbukti dapat meningkatkan produksi susu
sebanyak 18% (Kar1, 1989). Transkripsi jaringan spesifik mammae dari Mouse
Mammary Tumor Virus (MMTV) dapat menghasilkan susunan Long Terminal
Repeat (LTR) pada genom. Gen dengan struktur c-myc yang berikatan dengan
promotor MMTV dan diinduksikan pada embrio tikus menghasilkan tikus transgenik
yang mengalami adenocarcinoma pada mammae.
C. Permasalahan
darah)
untuk hemophilia
Factor IX
Manusia
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Hewan Transgenik. http://www.google.co.id/search?q=hewan+
transgenik&hl=id&biw=1366&bih=641&prmd=ivns&tbm=isch&tbo=u&so
urce=univ&sa=X&ei=Dcu7TYLfCYqgvQPFn_3SBQ&ved=0CDUQsAQ.
Diakses tanggal 22 april 2011.
Bremel, RD. 1996. Potential Role of Transgenesis in Dairy Production and Related
Areas. Theriogenology., 45 : 51 - 56.
Ebert, K, M. [et.al]. 1991. Transgenic production of a variant of human tissue type
plasminogen activator in goat milk. Biol. Technology. 9 : 835.
Galli.,C D.J. Powel dan RM. Moor. 1991. Stability of DNA injected in oocyte and
embryos of domestic animal. Proc. Abstr. 6: 24.
Gordon I. 1994. Laboratory Production of cattle embryos. Cab International
Walingford.
Han, Y.M.[et.al] 1996. Factors affecting in vivo viability of DNA injected Bovine
Blastocysts Produced in vitro. Theriogenology. 46 : 764 – 778
Handarini. 2004. Produksi Ternak Transgenik Sebagai Upaya Peningkatan Mutu
Genetik Ternak. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/802 /
1/ternak-ristika.pdf. Diakses tanggal 22 april 2011.
Velander, W[et.al]1992. High level expression in the milk of transgenic swine using
the cDNA encoding human protein C. Proc. 89 : 2003.
Wright, G[et.al]1991. High level expression of active human alpha 1 antitripsin in
the milk of transgenic sheep. Bio. Thecnology. 9 : 830.
LAMPIRAN
(Anonim, 2011).