Professional Documents
Culture Documents
dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai metode kanguru pada bayi prematur.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang
melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan
kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi.
a. Tahu (know)
Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan,
b. Memahami (comprehension)
Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
meramalkan.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hokum-
hukum, rumus, metode, dan prinsip dalam konteks atau situasi nyata.
d. Analisis (analysis)
yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
mengelompokkan.
e. Sintesis (synthesis)
dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi
baru dari formulasi yang sudah ada. Contohnya dapat menyusun, merencanakan,
meringkas, dan dapat menyesuaikan terhadap teori atau rumusan yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
atau objek. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang
telah ada.
B. Bayi Prematur
Bayi kurang bulan (prematur) adalah bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37
minggu. Sebagian bayi prematur belum siap hidup di luar kandungan dan mendapatkan
kesulitan untuk mulai bernafas, minum, melawan infeksi dan menjaga tubuhnya agar
tetap hangat. Prematur di bagi dalam tiga kategori : prematur ekstrim apabila kurang dari
28 minggu, sangat prematur antara 28-32 minggu, prematur antara 32-37 minggu (Buku
Bayi yang dilahirkan prematur biasa terjadi secara alamiah atau pun buatan Salah
satu penyebab bayi lahir prematur karena pecah ketuban, trauma, atau gizi sang ibu
buruk.Usia ibu yang sangat muda (kurang dari 16 tahun) dan konsumsi obat tertentu,
membran hialin), aspirasi pneumonia karena refleks menelan dan batuk belum
sempurna, pendarahan spontan dalam ventrikel otak lateral akibat anoksia otak (erat
matang, hipotermi.
Tanda-tanda bayi kurang bulan antara lain : Kulit tipis dan mengkilap, tulang
rawan telinga sangat lunak, lanugo banyak terutama pada punggung, jaringan payudara
belum terlihat, puting berupa titik, pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi
labia minora, pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum
turun, rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk (Manajemen
berat lahir rendah antara lain yaitu : 1) asfiksia, bayi berat lahir rendah bisa kurang,
cukup, atau lebih bulan. Semuanya berdampak pada proses adaptasi pernafasan waktu
lahir sehingga mengalami asfiksia lahir. 2) gangguan nafas, gangguan nafas yang sering
terjadi pada BBLR lebih bulan adalah aspirasi mekonium. BBLR mengalami gangguan
nafas harus segera dirujuk ke fasilitas yang lebih tinggi. 3) hipotermi, karena hanya
sedikitnya lemak tubuh dan sistem pengaturan suhu tubuh bayi baru lahir belum matang.
4) hipoglikemia, karena hanya sedikitnya simpanan energi pada bayi baru lahir dengan
berat badan lahir rendah. 5) masalah pemberian ASI, karena ukuran tubuh BBLR kecil,
kurang energi, lemah, lambungnya kecil dan tidak dapat menghisap. BBLR sering
mendapatkan ASI dengan bantuan, membutuhkan pemberian ASI dalam jumlah yang
lebih sedikit tapi sering. 6) infeksi, karena sistem kekebalan tubuh BBLR belum matang.
Keluarga dan tenaga kesehatan yang merawat BBLR menjadi kuning lebih awal dan
lebih lama dari bayi yang cukup beratnya. 7) masalah perdarahan, berhubung dengan
belum matangnya sistem pembekuan darah saat lahir. Beri vitamin k, injeksi intra
sebelum kelahiran bayi. Dengan tindakan-tindakan ini kita dapat mencegah penyulit-
pada ibunya ( sebelum bayi lahir ) untuk mempercepat maturasi paru-paru sehingga
Respiratory Distress Syndrome ( RDS ) dapat dicegah, nutrisi dan keseimbangan cairan
dan elektrolit ibu harus dijaga baik agar fungsi plasenta terjamin, obat-obatan pada ibu
harus diperhatikan betul sehingga dengan masuknya obat-obatan sedative dapat kita
awasi, mengingat rapuhnya tubuh bayi prematur, maka harus dihindari atau dibatasi
trauma waktu persalinan dengan episiotomi dan sebagainya “ minimal handing” juga
harus diterapkan pada bayi-bayi yang kecil ini setelah kelahirannya (Perinasia, 2003,
hlm.6).
sistem pernafasan maka pengawasan ketat di perlukan untuk mendeteksi sedini mungkin
terjadi hipotermia segera setelah lahir tetapi juga mudah mengalami hipertermia
permukaan tubuh bayi, maka dibanding bayi normal bayi prematur mempunyai lebih
sedikit simpanan lemak subkutan, bayi prematur mempunyai sedikit atau tidak
mempunyai cadangan makanan yang berbentuk glikogen dalam hati, kemampuan bayi
prematur untuk berkeringat serta pusat termoregulasi bayi-bayi ini belum sempurna
maka bila suhu sekitarnya terlalu tinggi bayi akan mengalami hipotermia. Bayi kecil
kurang bulan dapat mengalami kehilangan panas tubuh melalui 4 jalan, yaitu : radiasi,
konduksi, konveksi dan evaporasi. Radiasi terjadi ketika bayi mengeluarkan panas
kelingkungan yang lebih dingin. Konveksi terjadi ketika bayi kehilangan panas karena
aliran udara dan evaporasi terjadi ketika panas hilang melalui penguapan air dalam
tubuh bayi. Kondisi bayi yang demikian disebut hipotermia ( Perinasia, 2003, hlm.7 ).
4.4. Nutrisi
untuk nutrisi enternal dan disarankan karena mempunyai susunan yang paling sesuai
untuk pencernaan dan pertumbuhan bayi prematur. ASI memberikan pengaruh protektif
melawan infeksi, ASI mengandung zat-zat kekebalan, dan dengan memberikan ASI
akan memperbaiki hubungan psikologis antara bayi dan ibunya. Pada bayi prematur
sering terjadi gangguan hisap untuk itu ASI dapat diberikan dengan cara memerasnya
untuk diberikan ke bayi dan di lakukan sesering mungkin agar pasokan ASI terjaga
4.5. Infeksi
Karena sistem kekebalan tubuh BBLR belum matang, keluarga dan tenaga kesehatan
yang merawat BBLR harus melakukan tindakan pencegahan infeksi antara lain
universal dan baik secara biologi bagi semua bayi baru lahir, akan tetapi biasanya bagi
bayi-bayi prematur dengan 3 komponennya yang meliputi kontak kulit dengan kulit,
menyusui eksklusif dan dukungan terhadap ibu dan bayi ( Bregman, 2005 ).
Teknik kanguru adalah kontak langsung dengan kulit ibu dan bayi prematur yang
dilakukan sejak dini dan berkelanjutan baik selama masih di rumah sakit maupun di
rumah, disertai pemberian ASI eksklusif dan pemantauan terhadap tumbuh kembang
Yaitu bayi prematur yang telah memenuhi kriteria untuk dirawat dengan metode
diletakkan dengan posisi vertikal di antara kedua payudara ibu. Bayi hanya mengenakan
popok dan penutup kepala, sehingga di harapkan sebanyak mungkin akan terjadi kontak
kulit langsung antara ibu dan bayi. Posisi ini dipertahankan baik ibu dalam keadaan
berdiri, duduk, ataupun berbaring sehingga di harapkan terjadi kontak langsung yang
b. Nutrisi kanguru
Makanan yang terbaik untuk bayi prematur adalah ASI. Pemberian ASI bisa
secara langsung kalau bayi sudah siap. Cara lain untuk ASI yang diperas bisa
diberikan dengan gelas, sendok, spuit bilamana bayi belum siap menghisap.
c. Dukungan kanguru
Dengan metode ini diharapkan rasa cemas ibu akan berkurang dan tumbuh rasa
percaya diri ibu. Untuk itu di perlukan dukungan dari keluarga, masyarakat sekitarnya,
dan yang sangat penting dari petugas kesehatan. Dukungan di sini bisa dalam bentuk
d. Pemulangan
dengan harapan dia paham dan mau melakukan perawatan bayi dengan metode ini. Bayi
yang di rawat dengan metode kanguru akan pulang lebih awal dan biaya yang di
keluarkan lebih rendah serta beban tugas kesehatan menjadi lebih ringan ( Perinasia,
( 36,5-37 ˚ C ), detak jantung janin relatif stabil sekitar 140-160/menit, tidur lebih lelap,
kenaikan berat badan lebih cepat, jarang timbul infeksi yang serius, dan bayi di
perlakukan lebih manusiawi; bagi ibu : berkurangnya stres, merasa lebih percaya diri,
mampu merawat bayi kecil, merasa diberdayakan dalam perawatan bayinya, terjalinnya
ikatan batin yang kuat antara ibu dan bayi, meningkatkan pemberian ASI; bagi petugas
kesehatan : kebutuhan tenaga dan peralatan bisa lebih ditekankan, bayi bisa di pulangkan
lebih awal, biaya perawatan lebih murah, beban petugas dalam merawat bayi menjadi
lebih ringan.
Metode kanguru bisa dimulai apaabila ibu dan bayi sudah merasa cukup sehat.
Pada bayi normal metode ini bisa dimulai segera setelah pemotongan tali pusat dan
perawatan tali pusat. Untuk bayi prematur yang sering terjadi komplikasi maka
sebaiknya ditunda sampai kondisi bayi stabil. Jadi saat yang tepat untuk memulai
metode ini sangat individual tergantung umur kehamilan, berat lahir, umur postnatal,
beratnya penyakit yang diderita bayi dan kondisi ibu. WHO (2002) membuat pedoman
berdasarkan berat badan dan umur kehamilan yaitu : bayi dengan berat 1800 gram atau
lebih, dengan umur kehamilan > 30-34 minggu, perlu dilakukan perawatan khusus
terlebih dahulu setelah kondisi bayi membaik maka bisa dilakukan metode kanguru.
Berat badan 1200-1799 gram, dengan umur kehamilan 28-32 minggu harus dirujuk
sebelum lahir dan perlu waktu seminggu atau lebih untuk bisa memulai metode ini.
Berat badan < 1200 gram, umur kehamilan < 30 minggu membutuhkan waktu
intermiten dan kontinyu. Intermiten maksudnya bayi yang masih memerlukan perawatan
konvensional (Inkubator) dikeluarkan dari inkubator untuk beberapa saat dirawat dengan
metode kanguru, setelah itu kembali lagi ke inkubator. Usahakan pada awalnya jangan
kurang dari 60 menit dengan posisi kanguru, kalau kurang akan menggangu waktu
istirahat bayi dan bayi akan stres. Kontinyu berarti dilakukan berangsur-angsur sampai
24 jam. Bayi dikeluarkan dari gendongan bila akan mengganti popok, perawatan tali
pusat atau perlu pemeriksaan dokter, dan jika ibu akan mandi. Selama lepas dari ibu,
bayi dibungkus rapat agar tidak kedinginan atau bisa diserahkan pada suami, nenek,
atau saudara yang lain. Metode kanguru ini dilakukan sampai bayi sudah tidak
menginginkannya lagi. Ini ditandai dengan bayi menjadi gelisah, rewel, selalu bergerak
saat berada dalam posisi kanguru. Biasanya ini terjadi setelah bayi mencapai berat badan
yaitu : 1) ibu dan bayi : kondisi dan keberadaan ibu setelah melahirkan merupakan
persyaratan utama. Harus ada pengganti ibu yang secara fisik dan mental sehat, mampu
dan mau melakukan perawatan metode kanguru. Bayi setelah melewati masa krisis dan
dalam keadaan yang stabil sudah bisa dirawat oleh ibunya dengan metode kanguru.
Pakaian ibu dan bayi tidak memerlukan pakaian yang khusus, Hanya ibu harus
mengenakan baju yang terbuka didepan. Untuk bayinya hanya popok dan penutup
kepala. Agar posisi bayi tetap melekat ke dada ibu, diiluar baju ibu bisa diikat dengan
kain panjang dan jangan terlalu menekan perut ibu agar bayi bisa bernafas. 2) tempat
atau instansi : metode kanguru bisa dilakukan pada tempat pelayanan persalinan di
tingkat paling bawah (rumah bersalin, Polindes, Puskesmas dengan perawatan) sampai
rumah sakit rujukan. Harus ada kebijakan tertulis di tingkat nasional, daerah, dan
institusi yang bersangkutan dari pimpinan yang menyatakan metode kanguru sebagai
salah satu metode alternatif bagi perawatan bayi prematur. Perlu dilakukan evaluasi
atas pelaksanaan metode ini. 3) dukungan lingkungan : untuk keberhasilan metode ini
diperlukan dukungan dari petugas selama masih berada di rumah sakit. Di rumah
dukungan pihak keluarga sangat diperlukan termasuk agar ibu diberi kesempatan untuk
banyak istirahat, tidur yang cukup, aktivitasnya hanya yang berkaitan dengan bayinya
Petunjuk pelaksanaan metode kanguru ini yaitu : 1) setelah mencuci tangan ibu
mengenakan baju kanguru atau baju biasa yang terbuka didepan. 2) bayi diletakkan
sehingga bayi mendengar detak jantung ibunya, leher bayi dalam posisi ekstensi. 4)
kenakan kancing baju ibu. 5) agar posisi ibu tidak berubah gunakan kain panjang yang
melilit tubuh ibu (usahakan tidak menekan perut bayi). Posisi ini dipertahankan terus
baik ibu dalam posisi duduk, berdiri maupun berbaring. Bila ibu berbaring hendaknya
tempat tidur di bagian hulu ditopang dengan bantal sehingga posisi kepala bayi lebih
tinggi dari badannya. Ini diperlukan agar bayi tidak muntah ( Perinasia, 2003, hal. 6 ).