You are on page 1of 12

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan atau menambah informasi dan data

dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai metode kanguru pada bayi prematur.

c. Bagi orang tua

Sebagai sumber informasi tentang metode kanguru pada bayi prematur.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan

seseorang (Heri, 2009, hlm. 194).

2. Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif

Universitas Sumatera Utara


Menurut Heri (2009, halm.195-196) Pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis,

dan evaluasi.

a. Tahu (know)

Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan,

menguraikan, mendefenisikan, dan menyatakan.

b. Memahami (comprehension)

Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh, menyimpulkan, dan

meramalkan.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hokum-

hukum, rumus, metode, dan prinsip dalam konteks atau situasi nyata.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek ke dalam bagian-bagian

yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya satu

sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

Universitas Sumatera Utara


seperti dapat menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan, dan

mengelompokkan.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi

baru dari formulasi yang sudah ada. Contohnya dapat menyusun, merencanakan,

meringkas, dan dapat menyesuaikan terhadap teori atau rumusan yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu materi

atau objek. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang

telah ada.

B. Bayi Prematur

1. Pengertian bayi prematur

Bayi kurang bulan (prematur) adalah bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37

minggu. Sebagian bayi prematur belum siap hidup di luar kandungan dan mendapatkan

kesulitan untuk mulai bernafas, minum, melawan infeksi dan menjaga tubuhnya agar

tetap hangat. Prematur di bagi dalam tiga kategori : prematur ekstrim apabila kurang dari

28 minggu, sangat prematur antara 28-32 minggu, prematur antara 32-37 minggu (Buku

acuan manajemen BBLR, 2007, hlm. 3).

Bayi yang dilahirkan prematur biasa terjadi secara alamiah atau pun buatan Salah

satu penyebab bayi lahir prematur karena pecah ketuban, trauma, atau gizi sang ibu

buruk.Usia ibu yang sangat muda (kurang dari 16 tahun) dan konsumsi obat tertentu,

rokok, dan alkohol (Manajemen BBLR, 2007, hlm.3).

Universitas Sumatera Utara


Dalam Perinasia (2003, hlm. 2) bayi prematur yang dilahirkan dalam usia gestasi

< 37 minggu mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit-penyakit yang berhubungan

dengan prematuritas, antara lain : sindrom ganguuan pernafasan idiopatik (penyakit

membran hialin), aspirasi pneumonia karena refleks menelan dan batuk belum

sempurna, pendarahan spontan dalam ventrikel otak lateral akibat anoksia otak (erat

kaitannya dengan gangguan pernafasan), hiperbilirubinia karena fungsi hati belum

matang, hipotermi.

2. Tanda-tanda bayi kurang bulan

Tanda-tanda bayi kurang bulan antara lain : Kulit tipis dan mengkilap, tulang

rawan telinga sangat lunak, lanugo banyak terutama pada punggung, jaringan payudara

belum terlihat, puting berupa titik, pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi

labia minora, pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum

turun, rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk (Manajemen

BBLR, 2007, hlm. 6).

3. Masalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Dalam manajemen BBLR (2007, hlm. 5) menyebutkan bahwa masalah bayi

berat lahir rendah antara lain yaitu : 1) asfiksia, bayi berat lahir rendah bisa kurang,

cukup, atau lebih bulan. Semuanya berdampak pada proses adaptasi pernafasan waktu

lahir sehingga mengalami asfiksia lahir. 2) gangguan nafas, gangguan nafas yang sering

terjadi pada BBLR lebih bulan adalah aspirasi mekonium. BBLR mengalami gangguan

nafas harus segera dirujuk ke fasilitas yang lebih tinggi. 3) hipotermi, karena hanya

sedikitnya lemak tubuh dan sistem pengaturan suhu tubuh bayi baru lahir belum matang.

Universitas Sumatera Utara


Metode kanguru dengan kontak kulit dengan kulit membantu BBLR tetap hangat.

4) hipoglikemia, karena hanya sedikitnya simpanan energi pada bayi baru lahir dengan

berat badan lahir rendah. 5) masalah pemberian ASI, karena ukuran tubuh BBLR kecil,

kurang energi, lemah, lambungnya kecil dan tidak dapat menghisap. BBLR sering

mendapatkan ASI dengan bantuan, membutuhkan pemberian ASI dalam jumlah yang

lebih sedikit tapi sering. 6) infeksi, karena sistem kekebalan tubuh BBLR belum matang.

Keluarga dan tenaga kesehatan yang merawat BBLR menjadi kuning lebih awal dan

lebih lama dari bayi yang cukup beratnya. 7) masalah perdarahan, berhubung dengan

belum matangnya sistem pembekuan darah saat lahir. Beri vitamin k, injeksi intra

muscular dengan dosis tunggal 1 mg di paha kiri setelah melakukan resusitasi.

4. Dasar Perawatan Bayi Prematur

4.1. Prenatal dan persalinan

Perawatan bayi prematur dilakukan layaknya bayi masih di dalam uterus

sebelum kelahiran bayi. Dengan tindakan-tindakan ini kita dapat mencegah penyulit-

penyulit, tindakan-tindakan yang dapat dilakukan, misalnya : pemberian kartikosteroit

pada ibunya ( sebelum bayi lahir ) untuk mempercepat maturasi paru-paru sehingga

Respiratory Distress Syndrome ( RDS ) dapat dicegah, nutrisi dan keseimbangan cairan

dan elektrolit ibu harus dijaga baik agar fungsi plasenta terjamin, obat-obatan pada ibu

harus diperhatikan betul sehingga dengan masuknya obat-obatan sedative dapat kita

awasi, mengingat rapuhnya tubuh bayi prematur, maka harus dihindari atau dibatasi

trauma waktu persalinan dengan episiotomi dan sebagainya “ minimal handing” juga

harus diterapkan pada bayi-bayi yang kecil ini setelah kelahirannya (Perinasia, 2003,

hlm.6).

Universitas Sumatera Utara


4.2. Pernafasan

Bayi premature sering dilahirkan dalam keadaan asfiksia. Menjadi perioritas

untuk segera melakukan resusitasi. Mengingat kemungkinan timbulnya penyulit pada

sistem pernafasan maka pengawasan ketat di perlukan untuk mendeteksi sedini mungkin

adanya serangan apnea serta timbulnya RDS (Respiratory Distress Syndrome)

(Perinasia, 2003, hlm.6).

4.3. Suhu tubuh

Bayi prematur secara fisiologis sulit mempertahankan suhu tubuhnya, mudah

terjadi hipotermia segera setelah lahir tetapi juga mudah mengalami hipertermia

(Perinasia, 2003, hlm.6).

Faktor-faktor yang mempengaruhi ialah : luasnya permukaan tubuh

menyebabkan mudah kehilangan panas melalui kulit dikarenakan luasnya area

permukaan tubuh bayi, maka dibanding bayi normal bayi prematur mempunyai lebih

sedikit simpanan lemak subkutan, bayi prematur mempunyai sedikit atau tidak

mempunyai cadangan makanan yang berbentuk glikogen dalam hati, kemampuan bayi

prematur untuk berkeringat serta pusat termoregulasi bayi-bayi ini belum sempurna

maka bila suhu sekitarnya terlalu tinggi bayi akan mengalami hipotermia. Bayi kecil

kurang bulan dapat mengalami kehilangan panas tubuh melalui 4 jalan, yaitu : radiasi,

konduksi, konveksi dan evaporasi. Radiasi terjadi ketika bayi mengeluarkan panas

kelingkungan yang lebih dingin. Konveksi terjadi ketika bayi kehilangan panas karena

aliran udara dan evaporasi terjadi ketika panas hilang melalui penguapan air dalam

tubuh bayi. Kondisi bayi yang demikian disebut hipotermia ( Perinasia, 2003, hlm.7 ).

4.4. Nutrisi

Universitas Sumatera Utara


Air susu ibu atau ASI bayi prematur dipertimbangan sebagai pilihan terbaik

untuk nutrisi enternal dan disarankan karena mempunyai susunan yang paling sesuai

untuk pencernaan dan pertumbuhan bayi prematur. ASI memberikan pengaruh protektif

melawan infeksi, ASI mengandung zat-zat kekebalan, dan dengan memberikan ASI

akan memperbaiki hubungan psikologis antara bayi dan ibunya. Pada bayi prematur

sering terjadi gangguan hisap untuk itu ASI dapat diberikan dengan cara memerasnya

untuk diberikan ke bayi dan di lakukan sesering mungkin agar pasokan ASI terjaga

( Perinasia, 2003, hlm.9 ).

4.5. Infeksi

Karena sistem kekebalan tubuh BBLR belum matang, keluarga dan tenaga kesehatan

yang merawat BBLR harus melakukan tindakan pencegahan infeksi antara lain

dengan mencuci tangan dengan baik ( Perinasia, 2003, hlm.12 ).

C. Metode Kanguru dalam Perawatan Bayi Prematur

Teknik kanguru merupakan sebuah metode perawatan yang tersedia secara

universal dan baik secara biologi bagi semua bayi baru lahir, akan tetapi biasanya bagi

bayi-bayi prematur dengan 3 komponennya yang meliputi kontak kulit dengan kulit,

menyusui eksklusif dan dukungan terhadap ibu dan bayi ( Bregman, 2005 ).

Teknik kanguru adalah kontak langsung dengan kulit ibu dan bayi prematur yang

dilakukan sejak dini dan berkelanjutan baik selama masih di rumah sakit maupun di

rumah, disertai pemberian ASI eksklusif dan pemantauan terhadap tumbuh kembang

bayi ( Aldy, 2005 ).

1. Komponen Metode Kanguru

Pada awalnya metode kanguru ini terdiri dari 3 komponen yaitu :

Universitas Sumatera Utara


a. Posisi kanguru

Yaitu bayi prematur yang telah memenuhi kriteria untuk dirawat dengan metode

diletakkan dengan posisi vertikal di antara kedua payudara ibu. Bayi hanya mengenakan

popok dan penutup kepala, sehingga di harapkan sebanyak mungkin akan terjadi kontak

kulit langsung antara ibu dan bayi. Posisi ini dipertahankan baik ibu dalam keadaan

berdiri, duduk, ataupun berbaring sehingga di harapkan terjadi kontak langsung yang

terus menerus selama 24 jam atau beberapa jam dalam sehari.

b. Nutrisi kanguru

Makanan yang terbaik untuk bayi prematur adalah ASI. Pemberian ASI bisa

secara langsung kalau bayi sudah siap. Cara lain untuk ASI yang diperas bisa

diberikan dengan gelas, sendok, spuit bilamana bayi belum siap menghisap.

c. Dukungan kanguru

Dengan metode ini diharapkan rasa cemas ibu akan berkurang dan tumbuh rasa

percaya diri ibu. Untuk itu di perlukan dukungan dari keluarga, masyarakat sekitarnya,

dan yang sangat penting dari petugas kesehatan. Dukungan di sini bisa dalam bentuk

dukungan emosi, fisik, dan pendidikan.

d. Pemulangan

Selama masih dalam perawatan, ibu diperkenalkan dengan metode kanguru

dengan harapan dia paham dan mau melakukan perawatan bayi dengan metode ini. Bayi

yang di rawat dengan metode kanguru akan pulang lebih awal dan biaya yang di

keluarkan lebih rendah serta beban tugas kesehatan menjadi lebih ringan ( Perinasia,

2003, hlm. 2-3 ).

2. Manfaat Metode Kanguru

Universitas Sumatera Utara


Adapun manfaat dalam metode kanguru, bagi bayi yaitu : suhu tubuh stabil

( 36,5-37 ˚ C ), detak jantung janin relatif stabil sekitar 140-160/menit, tidur lebih lelap,

kenaikan berat badan lebih cepat, jarang timbul infeksi yang serius, dan bayi di

perlakukan lebih manusiawi; bagi ibu : berkurangnya stres, merasa lebih percaya diri,

mampu merawat bayi kecil, merasa diberdayakan dalam perawatan bayinya, terjalinnya

ikatan batin yang kuat antara ibu dan bayi, meningkatkan pemberian ASI; bagi petugas

kesehatan : kebutuhan tenaga dan peralatan bisa lebih ditekankan, bayi bisa di pulangkan

lebih awal, biaya perawatan lebih murah, beban petugas dalam merawat bayi menjadi

lebih ringan.

3. Waktu untuk Memulai Metode Kanguru

Metode kanguru bisa dimulai apaabila ibu dan bayi sudah merasa cukup sehat.

Pada bayi normal metode ini bisa dimulai segera setelah pemotongan tali pusat dan

perawatan tali pusat. Untuk bayi prematur yang sering terjadi komplikasi maka

sebaiknya ditunda sampai kondisi bayi stabil. Jadi saat yang tepat untuk memulai

metode ini sangat individual tergantung umur kehamilan, berat lahir, umur postnatal,

beratnya penyakit yang diderita bayi dan kondisi ibu. WHO (2002) membuat pedoman

berdasarkan berat badan dan umur kehamilan yaitu : bayi dengan berat 1800 gram atau

lebih, dengan umur kehamilan > 30-34 minggu, perlu dilakukan perawatan khusus

terlebih dahulu setelah kondisi bayi membaik maka bisa dilakukan metode kanguru.

Berat badan 1200-1799 gram, dengan umur kehamilan 28-32 minggu harus dirujuk

sebelum lahir dan perlu waktu seminggu atau lebih untuk bisa memulai metode ini.

Berat badan < 1200 gram, umur kehamilan < 30 minggu membutuhkan waktu

berminggu-minggu untuk memulai metode ini ( Perinasia, 2003, hlm.4 ).

Universitas Sumatera Utara


4. Lamanya Metode Kanguru Dilakukan

Berdasarkan lamanya metode ini dilakukan metode kanguru dibagi menjadi

intermiten dan kontinyu. Intermiten maksudnya bayi yang masih memerlukan perawatan

konvensional (Inkubator) dikeluarkan dari inkubator untuk beberapa saat dirawat dengan

metode kanguru, setelah itu kembali lagi ke inkubator. Usahakan pada awalnya jangan

kurang dari 60 menit dengan posisi kanguru, kalau kurang akan menggangu waktu

istirahat bayi dan bayi akan stres. Kontinyu berarti dilakukan berangsur-angsur sampai

24 jam. Bayi dikeluarkan dari gendongan bila akan mengganti popok, perawatan tali

pusat atau perlu pemeriksaan dokter, dan jika ibu akan mandi. Selama lepas dari ibu,

bayi dibungkus rapat agar tidak kedinginan atau bisa diserahkan pada suami, nenek,

atau saudara yang lain. Metode kanguru ini dilakukan sampai bayi sudah tidak

menginginkannya lagi. Ini ditandai dengan bayi menjadi gelisah, rewel, selalu bergerak

saat berada dalam posisi kanguru. Biasanya ini terjadi setelah bayi mencapai berat badan

2500 gram atau umur kehamilan 40 minggu (Perinasia, 2003, hlm.5).

Universitas Sumatera Utara


5. Persiapan yang Diperlukan untuk Melakukan Metode Kanguru

Persiapan yang dilakukan untuk melakukan metode kanguru menyangkut 3 hal,

yaitu : 1) ibu dan bayi : kondisi dan keberadaan ibu setelah melahirkan merupakan

persyaratan utama. Harus ada pengganti ibu yang secara fisik dan mental sehat, mampu

dan mau melakukan perawatan metode kanguru. Bayi setelah melewati masa krisis dan

dalam keadaan yang stabil sudah bisa dirawat oleh ibunya dengan metode kanguru.

Pakaian ibu dan bayi tidak memerlukan pakaian yang khusus, Hanya ibu harus

mengenakan baju yang terbuka didepan. Untuk bayinya hanya popok dan penutup

kepala. Agar posisi bayi tetap melekat ke dada ibu, diiluar baju ibu bisa diikat dengan

kain panjang dan jangan terlalu menekan perut ibu agar bayi bisa bernafas. 2) tempat

atau instansi : metode kanguru bisa dilakukan pada tempat pelayanan persalinan di

tingkat paling bawah (rumah bersalin, Polindes, Puskesmas dengan perawatan) sampai

rumah sakit rujukan. Harus ada kebijakan tertulis di tingkat nasional, daerah, dan

institusi yang bersangkutan dari pimpinan yang menyatakan metode kanguru sebagai

salah satu metode alternatif bagi perawatan bayi prematur. Perlu dilakukan evaluasi

atas pelaksanaan metode ini. 3) dukungan lingkungan : untuk keberhasilan metode ini

diperlukan dukungan dari petugas selama masih berada di rumah sakit. Di rumah

dukungan pihak keluarga sangat diperlukan termasuk agar ibu diberi kesempatan untuk

banyak istirahat, tidur yang cukup, aktivitasnya hanya yang berkaitan dengan bayinya

( Perinasia, 2003, hlm.5 ).

6. Petunjuk Pelaksanaan Metode Kanguru

Petunjuk pelaksanaan metode kanguru ini yaitu : 1) setelah mencuci tangan ibu

mengenakan baju kanguru atau baju biasa yang terbuka didepan. 2) bayi diletakkan

Universitas Sumatera Utara


tegak diantara kedua payudara ibu. 3) kepala bayi dipalingkan ke arah kiri atau kanan,

sehingga bayi mendengar detak jantung ibunya, leher bayi dalam posisi ekstensi. 4)

kenakan kancing baju ibu. 5) agar posisi ibu tidak berubah gunakan kain panjang yang

melilit tubuh ibu (usahakan tidak menekan perut bayi). Posisi ini dipertahankan terus

baik ibu dalam posisi duduk, berdiri maupun berbaring. Bila ibu berbaring hendaknya

tempat tidur di bagian hulu ditopang dengan bantal sehingga posisi kepala bayi lebih

tinggi dari badannya. Ini diperlukan agar bayi tidak muntah ( Perinasia, 2003, hal. 6 ).

Universitas Sumatera Utara

You might also like