You are on page 1of 3

AMAR MA’RUF NAHYI MUNKAR

(Q.S.al-Nahl/16:125 dan Q.S. Ali Imran/3:104,110)

A. Pendahuluan
Amar ma’ruf nahi munkar kerapkali dihubungkan dengan kegiatan dakwah.
Bahkan amar ma;ruf nahi munkar sering dipergunakan sebagai dasar perumusan
dan pengertian dakwah Islamiyah.
Dakkwah didefinisikan sebagai seruan, ajakan, serta dorongan kuat kepada
manusia agar berpedoman kepada kebaikan dan petunjuk Tuhan, menyuruh
kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran agar mereka memperoleh
kebahagian hidup di dunia dan akhirat.

B. Pembahasan
Q.S. Al-Nahl/16:125
       
           
     
Maksud ayat diatas adalah serulah umatmu wahai para rasul dengan seruan
agar mereka melaksanakan syariat yang telah ditetapkan Allah berdasarkna wahyu
yang diturunkannya dengan melalui ibarat dan nasihat yang terdapat dalam Kitab.
Dan hadapilah mereka dengan cara yang lebih baik dari yang lainnya sekalipun
mereka menyakitimu, dan sadarkanlalh mereka dengan cara yang baik.
Sesunguhnya Tuhanmu wahai para Rasul adalah lebih mengetahui dengan apa
yang berjalan dan diperselisihkan, dan juga lebih mengetahui cara yang harus
ditempuh sesuai yang hak.
Ringkasnya ayat tersebut menyuruh Rasulullah menempuh cara
berdakwah dan berdiskusi dengan cara yang baik sedangkan hidayah dan
kesesatan serta hal-hal yang terjadi diantara keduanya sepenuhnya dikembalikan
kepada Allah, karena Dialah yang lebih mengetahui keadaan orang-orang tersebut.
(Al-Maraghy,Jilid V, h.161)

Q.S. Ali Imran/3: 104)


      
      
 
Maksud dari ayat tersebut adalah hendaknya terdapat suatu golongan yang
memilih tegas menegakan dakwah, memerintahkan kebaikan dan mencegah
kemunkaran. Sasaran perintah ayat ini adalah seluruh orang mukmin yang
mukallaf, yaitu hendaknya menyiapkan suatu kelompok yang akan melaksanakan
perintah ini. Orang-orang Islam generasi pertama melaksanakan tugas tersebut
dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah . Mereka telah berkhutbah di atas
mimbar dan berkata: jika engkau melihat orang yang menyimpang maka segera
meluruskannya. Sabda Rasulullah SAW :
‫ز(رواه البخ ارى‬........‫من راى منكم منكرافليغ يره بيده وان لم يس تطع فبلس انه‬
)‫ومسلم‬
Perintah menegakan yang mkruf dan mencegah yang munkar merupakakn
agenda utama kegiatan dakwah harus ada yang melakukannya di masyarakat.
Ayat 104 surat Ali imran di atas menunjukan kepada kewajiban berdakwah atas
semua manusia, baik secara fardu kifayah maupun fardu ‘ain. Oleh karena itu Abu
Zaharah berpendapat agar setiap kaum muslimin mengetahiu apa yang
diperintahkan dan apa yang dilarang Allah kemudian melaksanakannya.
Kata-kata ‫منكم‬ dari ayat di atas menunjukan kepada salah satu dari dua
makna berikut:

Pertama, memiliki arti untuk penjelasan (Bayaniyah). Dengan demikian,


pengertian ayat tersebut adalah : “Hendaknya semua kaum muslimin menjadi
umat yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran. Pengertian ini
mempunyai relevansi dengan firman Allah dalam surat Ali imran/3:110 berikut:
      
        
       
 
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepda Allah.
Sekiranya Ahli kitab beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.”
(Q.S. Ali Imran/3:110)

Melalaui ayat ini Allah juga memberitahukkan ihwal umat ini bahwa
mereka adalah umat terbaik. Menurut keterangan Imam Ahmad bahwa seseorang
bangkit dan menuju Rasulullah SAW ketika berada dalam mimbar, lalu bertanya:
Ya Rasulullah siapakah manusia yang paling baik? Manusia yang baik adalah
yang paling tenang, paling bertakwa, paling giat menyuruh kepada yang makruf,
paling gencar melarang kemungkaran, dan paling rajin bersilalaturahim.
Khitab Ayat diatas mencakup seluruh umat pada setiap abadnya, dan sebaik-
baik umat ialah era manusia pada saat Nabi SAW diutus kemudian era generasi
berikutnya dan berikutnya. (Demikianlah ,Kami telah menjadikan kamu sebagai
umat pilihan agar kamu menjadi para saksi bagi umat manusia)

Kedua, dalam kata minkum menunjukan juga min li al-Tabdil menunjukan untuk
sebagian. Dalam pengertian ini maka terjemahan Q.S Ali Imran /3:104 adalah :
Hendaknya ada di antara kamu yang secara khuksus melaksanakan dakwah
islamiah memerintahkan makruf dan melarang yang munkar.” Hal ini sejalan
dengan firman Allah Q.S al-Taubah/9:122 :
          
      
      
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui dua hal.:
1) kewjiban yang dilaksanakan setiap orang dalam dakwah kepada Islam,
memberikan petunjuk dan penerangan tentang Islam dan berita yang
menggembirakan
2) Hendaknya ada tenaga ahli yang khusus dari kalangan umat Islam yang
berdakwah. Mereka itu harus orang-orang yang memiliki pengetahuan
dalam memahami Al-Qur’an dan dapt menjelaskannya secara komfrehensif,
representataif serta arif dan bijaksana

Dalam kaitan tersebut jelas bahwa hukum berdakwah ada yang sifatnya
fardlu ‘ain yiatu dakwah dalam arti mengajak orang lain mengikuti ajaran Allah
dan RasulNya menurut kadar kesanggupan yang dimiliki masing-masing, yang
dilaksanakan dimana saja, kapan saja, olah siapa saja dan dalam bentuk apa saja
(Lisan, tulisan atau perbuatan) sepanjang mempunyai kesempatan dan peluang.
Dan yang sifatnya fardu kifayah, yaitu dakwah dalam arti yang terorganisir,
terprogram secara sistematik dan berkesinambungan dan dilaksanakan oleh para
ahli yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus di bidang dakwah.

C. Hikmah Tarbiyah

1) Melakukan amar ma’ruf nahi munkar adalah kewajiban dan panggilan


Allah bagi setiap umat manusia sesuai dengan kedudukan dan
kapasitasnya
2) Hendaknya, perlu adanya semacam kolaborasi yang simultan antara
kegiatan dakwah dengan pendidikan .
3) Dakwah harus mendorng masyarakt agar mau meningkatkan kualitas
dirinya dengan cara meningkatkan kemampuannya melalui pendidikan
dalam arti yang luas
4) Demikian pula, pendidikanpun harus mendorng masyarakat agar mau
melakukan dakwah dan mengamalkan ajaran amar ma’ruf nahi
munkar.

Referensi
1. Ringkasan Tafsir Ibn Katsir
2. Imam Mustafa al-Maraghy, Tafsir al-Maraghy
3. Al-Raghib al-Isfahay. Mu’jam Mufradat alfadz Al-Qur’an
4. Abudin Nata. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan

You might also like