Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
PUTU RUSDI ARIAWAN (0804405050)
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk mengetahui
bagaimana prinsip kerja dari setiap jenis motor listrik tersebut dan bagaimana
peluang efisiensi energi menggunakan motor listrik.
PUTU RUSDI
ARIAWAN
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Manfaat bagi Mahasiswa
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam pemberian nilai UAS pada mata
kuliah Dasar Teknik Tenaga Listrik di Jurusan Teknik Elektro Universitas
Udayana Semester III tahun 2007.
PUTU RUSDI
ARIAWAN
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
MOTOR LISTRIK
PUTU RUSDI
ARIAWAN
2.2.1 Motor AC
Motor arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan
arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik memiliki dua
buah bagian dasar listrik yaitu stator dan rotor. Stator merupakan komponen
listrik statis. Rotor merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as
motor. Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa
kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini,
motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk
meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya. Motor
induksi merupakan motor yang paling populer di industri karena
kehandalannya dan lebih mudah perawatannya. Motor induksi AC cukup
murah (harganya setengah atau kurang dari harga sebuah motor DC) dan juga
memberikan rasio daya terhadap berat yang cukup tinggi (sekitar dua kali
motor DC).
1) Motor Sinkron
Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada
sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk
pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena
itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti
kompresor udara, perubahan frekwensi dan generator motor. Motor sinkron
mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan
pada sistem yang menggunakan banyak listrik.
2) Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada
berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang
sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke
sumber daya AC.
Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama :
Rotor. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor:
- Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan
dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan
pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.
- Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan
terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase digulungi
kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke
cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat yang menempel
padanya.
Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk
membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah
kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat.
a) Motor DC Seri
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan
secara seri dengan gulungan dinamo (A) seperti ditunjukkan dalam gambar 5.
Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.
Berikut tentang kecepatan motor seri :
Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab
motor akan mempercepat tanpa terkendali.
Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torque
penyalaan awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist. Berikut
adalah gambar rangkaian dan kurva karakteristik dari motor DC seri.
b) Motor DC Campuran
Motor Campuran DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada
motor kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel
dan seri dengan gulungan dinamo seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6.
Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan
kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni
persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula
torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh,
penggabungan 40-50% menjadikan motor ini cocok untuk alat pengangkat
hoist dan derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok.
c) Motor DC Shunt
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan
secara paralel dengan gulungan dinamo seperti diperlihatkan dalam gambar 4.
Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan
dan arus dinamo.
Berikut tentang kecepatan motor shunt :
Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga
torque tertentu setelah kecepatannya berkurang, lihat Gambar 4) dan oleh
karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang
rendah, seperti peralatan mesin.
Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam
susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan
memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).
2) Motor DC Campuran
Pada motor DC campuran terdapat hubungan berbanding terbalik
antara torsi dengan kecepatan pada motor. Semakin besar torsi pada motor
maka kecepatan dari motor tersebut semakin kecil.
Gambar 2.7 Karakteristik Motor DC Campuran
3) Motor DC Shunt
`Pada motor DC shunt terdapat hubungan berbanding terbalik antara
torsi dengan kecepatan pada motor. Semakin besar torsi pada motor maka
kecepatan dari motor tersebut semakin kecil.
A
Us
3
Ss
Pada saat kutub utara stator Us dan kutub selatan stator Ss berada pada
titik A dan B, kutub-kutub Us dan Ur, Ss dan Sr akan saling tolak menolak
satu dengan yang lain, akibatnya rotor akan bergerak berlawanan kearah
putaran stator .
Gaya tarik antara kutub rotor dengan kutub stator berputar silih berganti
dengan cepat sekali dan arena kenyataannya rotor itu berat akibatnya rotor itu
berat akibatnya rotor itu hanya bergetar saja (tidak berputar). Supaya rotor itu
dapat berputar maka rotor tersebut diputar dahulu mendekati putaran
sinkronnya, kemudian baru statornya dihubungkan dengan jala-jala. Jadi
motor sinkron tidak dapat berputar dengan sendirinya.
Rotor berputar terlebih dahulu mendekati putaran sinkron, selanjutnya
arus searah DC (arus medan) dialirkan ke rotor melalui cincin sehingga
menghasilkan medan magnit Br yang konstan. Satu set tegangan 3 phase
dipasangkan pada stator sehingga dihasilkan arus 3 phase dipasangkan pada
stator sehingga dihasilkan arus 3 phase yang mengalir dalam kumparan-
kumparan jangkar
Br
Bs
Wsyn
4.4 Motor DC
Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga
listrik arus searah menjadi tenaga mekanik atau tenaga gerak. Dimana tenaga
mekanik tersebut berupa putaran dari pada motor.
Pada motor dc dan generator dc tak ada perbedaan konstruksi. Pada
prinsipnya motor dc bisa dipakai sebagai generator dc. Sebaliknya generator dc
dapat dipai sebagai motor dc.
4.4.1 Prinsip Kerja Motor DC
Ringkasan prinsip kerja motor arus searah adalah:
1. Adanya garis-garis gaya medan (fluks) yang dihasilkan oleh kutub-kutub
magnet yang berada di stator
2. Penghantar yang dialiri arus pada jangkar, menyebabkan timbulnya medan
magnet
3. interaksi antara medan yang dihasilkan oleh stator dan medan magnit pada
penghantar akan menyebabkan suatu gaya. Gaya tersebut menghansiolkan
torsi yang akan memutar jangkar . besarnya gaya yang dihasilkan adalah:
F = B I L newton
Dimana;
B : kecepatan fluks(weber)
I : arus yang mengalir dalam penghantar(ampere)
L : panjang penghantar (meter)
Proses kendali dalam hal ini ditentukan oleh logika dari DRV0 dan DRV1,
di mana agar motor tersebut bekerja, maka kondisi DRV0 dan DRV1 harus saling
berbeda logika. Motor akan berhenti apabila keduanya berlogika 0. Kondisi logika
1 pada DRV0 dan DRV1 secara bersamaan tidak diperbolehkan, karena hal ini
akan mengakibatkan semua transistor berada pada kondisi aktif dan sistem akan
terhubung singkat. Gambar tersebut pada dasarnya terdiri dari 4 buah transistor,
namun karena arus dari motor yang dikendalikan cukup besar, maka setiap
transistor dibentuk dengan konfigurasi darlington di mana setiap transistor terdiri
dari 2 buah transistor yaitu 2N3055 dan C9013 untuk NPN dan MJ2955 dan
C9012 untuk PNP. Dengan konfigurasi darlington, maka HFE (penguatan) dari
transistor tersebut adalah sebesar hasil kali dari HFE keduanya, sedangkan
tegangan VBE adalah 0,7V x 2 = 1,4V
Gambar 4.6 Konfigurasi Darlington NPN
Pada saat DRV0 berlogika 0 dan DRV1 berlogika 1, maka transistor Q1 dan Q2
yang membentuk konfigurasi transistor darlington akan non aktif sedangkan Q3
dan Q4 aktif. Kaki sebelah kanan dari motor akan terhubung ke ground (negatif),
demikian pula dengan basis transistor darlington yang dibentuk oleh Q7 dan Q8.
Basis dari transistor tersebut akan terhubung ke ground melalui R3 sehingga
transistor darlington inipun aktif dan mengalirkan tegangan positif ke bagian kiri
dari motor (gambar 4.5). Logika 0 pada kaki DRV0 membuat transistor darlington
yang dibentuk oleh Q1 dan Q2 non aktif sehingga bagian kiri dari motor atau
kolektor dari transistor ini tidak terhubung ke ground. Arus tidak mengalir dari
basis transistor darlington yang dibentuk oleh Q5 dan Q6 ke ground sehingga
transistor inipun tidak aktif. Sebaliknya bila kondisi logika dari DRV0 dan DRV1
dibalik, maka Q1-Q2 dan Q5-Q6 aktif sedangkan Q3-Q4 dan Q7-Q8 tidak aktif
motor akan mendapat polaritas tegangan yang terbalik pula. Skema pada gambar
4.5 merupakan skema pengendali motor dengan kapasitas maksimum 5A. Proses
perhitungan dari gambar 4.5 diperoleh sebagai berikut:
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa :
1. Motor Listrik terdiri dari Motor Sinkron, Motor Induksi, Motor
BIODATA PENULIS
Agama : Hindu
Email : turusdi.info@gmail.com