You are on page 1of 9

GOLONGAN VIII A

Makalah

Oleh:

Fitria Rahma Dewi (0810923049)


Gandis Dianingtyas (0810923051)
Gigih Wahyu Kurniawan (0810923053)
Isdiana Arofah (0810923059)
Panji Rahmat Darmawan (0810923067)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2011
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gas mulia mempunyai energy ionisasi yang sangat tinggi dan untuk beberapa waktu
yang lama gas mulia tidak dapat bereaksi dengan apapun karena secara konfigurasi electron
unsur ini telah terpenuhi oleh aturan octet. Pada tahun 1962, telah ditemukan bahwa gas
mulia dapat bereaksi dengan atom lain membentuk suatu senyawa, dan unsur yang pertama
diketahui bisa membentuk senyawa adalah xenon (Xe). Kemudian setelah xenon, beberapa
senyawa dari krypton (Kr) juga telah dilaporkan (Henderson, 2000).
Banyak senyawa gas mulia yang analog dengan beberapa unsur golongan VII A
terutama iodine (I). Teori VSEPR adalah teknik yang luar biasa untuk merasionalkan dan
memprediksikan beberapa bentuk dari senyawa gas mulia, yang mana mempunyai jumlah
pasangan electron yang banyak didalam kulitnya (Henderson, 2000).
Gas mulia mempunyai kulit yang telah terisi semua oleh elektron, dan untuk
membentuk senyawa kimia, elektron harus dipromosikan menuju kulit selanjutnya. Hal ini
tergantung pada jumlah elektron yang dipromosikan. Senyawa gas mulia dalam bentuk
oksidasi +2, +4, +6 dan +8 semuanya telah berhasil disintesis. Dengan meningkatnya ukuran
atom, electron terluar sangat mudah dibuang dan ini dapat menyebabkan menurunnya energi
ionisasi pertama, sehingga hal ini menyebabkan mengapa telah banyak ditemukan senyawa
xenon dan beberapa senyawa untuk krypton tetapi tidak ada untuk argon. Semua senyawa ini
cenderung menjadi agen pengoksidasi yang kuat (Henderson, 2000).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kelimpahan unsur golongan VIII A?
2. Bagaimana sifat-sifat unsur golongan VIII A?
3. Mengapa gas mulia memiliki kestabilan pada bentuk monoatomiknya?
4. Bagaimana reaksi pembentukan senyawa gas mulia?
5. Apakah keunikan dari helium dibandingkan unsur golongan VIII A lainnya?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui kelimpahan unsur golongan VIII A
2. Mengetahui sifat-sifat unsur golongan VIII A
3. Mempelajari kestabilan gas mulia dalam bentuk monoatomiknya
4. Mengetahui reaksi pembentukan senyawa gas mulia
5. Mempelajari keunikan sifat dari unsur golongan VIII A
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kelimpahan unsur golongan VIII A


Gas mulia adalah unsur–unsur yang terdapat pada golongan VIIIA dalam sistem
periodik, yaitu Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe), dan Radon
(Rn). Disebut gas mulia karena sifatnya yang sangat sukar untuk bereaksi. Unsur-unsur gas
mulia semuanya terdapat di alam, kecuali radon yang hanya terdapat sebagai isotop radioaktif
berumur pendek (Anonim, 2010).
Tabel 1. Kelimpahan unsur gas mulia di udara
Simbol Nama unsur Kelimpahan (ppm-volume)
He Helium 5, 24
Ne Neon 18, 20
Ar Argon 9, 340
Kr Kripton 1, 14
Xe Xenon 0, 087
Rn Radon -
Di udara gas mulia yang paling banyak jumlahnya adalah Argon (Ar) sedangkan
dialam yang paling banyak jumlahnya adalah Helium (He) (Anonim, 2010).
Walaupun kelimpahan helium di alam dekat dengan kelimpahan hidrogen, helium
sangat jarang dijumpai di bumi karena lebih ringan dari udara. Helium berasal dari reaksi inti
di matahari dan telindung di bawah kerak bumi. Helium diekstraksi sebagai hasil samping gas
alam dari daerah-daerah khusus (khususnya Amerika Utara). Karena titik leleh helium adalah
yang terendah dari semua zat (4,2 K), helium sangat penting dalam sains suhu rendah dan
superkonduktor. Lebih lanjut, karena ringan helium digunakan dalam balon udara. Karena
argon didapatkan dalam jumlah besar ketika nitrogen dan oksigen dipisahkan dari udara,
argon digunakan meluas dalam metalurgi, dan industri serta laboratorium yang memerlukan
lingkungan bebas oksigen (Saito, 1996).

2.2 Sifat-sifat unsur golongan VIIIA


Dengan konfigurasi electron yang sangat penuh, gas mulia termasuk unsur yang
stabil, artinya sukar bereaksi dengan unsur lain, sukar untuk menerima electron maupun
untuk melepaskan electron. Gas mulia umumnya tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa
dan sedikit larut dalam air. Mempunyai elektron valensi 8, khusus untuk helium memiliki
elektron valensi 2 (Rahayu, 2010).
Tabel 2. Sifat Unsur Golongan VIII A
Sifat He Ne Ar Kr Xe Rn
Nomor Atom 2 10 18 36 54 86
Elektron Valensi 2 8 8 8 8 8
Jari-Jari Atom (0A) 0.50 0.65 0.95 1.10 1.30 1.45
Titik Leleh (oC) -272.2 -248.6 -189.4 -157.2 -111.8 -71
Titik Didih (0C) -268.9 -246.0 -185.9 -153.4 -108.1 -62
Energi Ionisasi (Kjmol-1) 2640 2080 1520 1350 1170 1040
Afinitas Elektron (Kjmol-1) 21 29 35 39 41 41
Densitas (gl-1) 0.178 0.900 1.78 3.37 5.89 9.73

Dari tabel di atas diketahui bahwa gas mulia mempunyai titik leleh serta titik didih
sangat rendah. Titik didih helium mendekati nol absolut (0K). titik didih gas mulia hanya
beberapa derajat di atas titik lelehnya. Rendahnya titik didih gas mulia dapat diterangkan
karena gas mulia gas mulia terdapat sebagai gas monoatomik. Gaya tarik menarik antara
molekulnya hanya gaya London (gaya dispersi) yang sangat lemah. Dari tabel dapat dilihat
titik didih dan titik leleh gas mulia makin tinggi dengan makin besarnya nomor atom. Hal itu
menunjukkan bahwa gaya tarik menarik antar atom (ikatan vanderwaals) sangat lemah. Gas
muia hanya akan mencair atau menjadi padat jika energi molekul-molekulnya menjadi sangat
dilemahkan yaitu pada suhu yang sangat rendah. Dari atas ke bawah seiring bertambahnya
massa atom relatif gaya dispersinya. Semakin besar potensial ionisasinya makin kecil titik
didih dan titik leleh makin besar (Rahayu, 2010).
Tabel 3. Tabel konfigurasi electron unsure gas mulia
Unsur Nomor Atom Konfigurasi Elektron
He 2 1s2
Ne 10 2s2 2p6
Ar 18 3s2 3p6
Kr 36 4s2 4p6
Xe 54 5s2 5p6
Rn 86 6s2 6p6

2.3 Kestabilan gas mulia sebagai gas monoatomik


Gas mulia yang diisolasi diketahui sebagai gas monoatomik (atom-atom yang
berdiri sendiri). Hal itulah yang menyebabkan gas mulia sukar bereaksi (bersifat inert). Dari
tabel konfigurasi elekton gas mulia di atas, dua elektron dari He membuat subkulit S menjadi
penuh dan unsur-unsur gas mulia lain pada kulit terluarnya terdapat 8 elektron. Karena kulit
terluarnya telah penuh maka gas mulia bersifat stabil (Rahayu, 2010).
Kestabilan dari gas mulia ini terlihat dari energy ionisasinya yang besar dan afinitas
electron yang kecil. Hal ini berarti gas mulia sukar melepaskan electron dan mempunyai
kecenderungan yang kecil untuk menangkap elektron. Dengan demikian gas mulia sukar
bereaksi dengan zat lain atau kereaktifan gas mulia sangat rendah (Rahayu, 2010).

2.4 Reaksi pembentukan senyawa pada gas mulia


Berikut ini adalah reaksi pembentukan senyawa pada gas mulia (Rahayu, 2010):
• Bilangan oksidasi +2
Krypton dan xenon dapat membentuk KrF2 dan XeF2. XeF2 dapat terbentuk jika
xenon padat direaksikan dengan difluorooksida pada -120 0C dengan mekanisme reaksi:
Xe-(g)+ 2FeO2(g)  XeF2(s)+ O2(g)
Kripton diflorida terbentuk ketika arus listrik dialirkan pada Kr dan F2 pada temperatur
-1830C,atau dengan meradiasikan gas tersebut dengan elektron dan proton berenergi
tinggi,senyawa ini adalah senyawa berbentuk padatan putih yang volatil pada suhu
ruang dan merupakan agen fluorinasi yang sangat reaktif.Molekul KrF2 secara
termodinamika tidak stabil,sedangkan XeF2 stabil berdasarkan energi
bebasnya(Anonymous,2011):
Kr (g) + F2 (g)  KrF2 (s) ∆Gf° = +95 kJ
Xe (g) + F2 (g)  XeF2 (s) ∆Gf° = !90 kJ
Molekul XeF2 dan KrF2 berbentuk licar.
• Bilangan oksidasi +4
KrF4 lebih tidak stabil dibandingkan dengan XeF4. XeF4 dapat dibuat dengan
memanaskan campuran xenon dan fluorin pada suhu 400 0C dan tekanan 6 atm dengan
katalis nikel.
Xe(g)+ 2Fe(g)  XeF4
Bentuk molekul XeF4 adalah bujur sangkar.
• Bilangan oksidasi +6
Hanya ditemukan xenon yang dapat membentuk XeF6. XeF6 dibuat dengan
tekanan 50 atm pada suhu 300 0C.
Xe(g)+ 3Fe2(g)  XeF6(g)
XeF6 pada suhu kamar berbentuk kristal berwarna dengan titik leleh 48 0C. diduga
memiliki bentuk molekul octahedral yang terdistorsi atau secara teori adalah segilima
piramida.
XeF6 dapat bereaksi dengan silica membentuk senyawa oksi gas mulia yang
paling stabil. Reaksinya adalah:
SiO2(g) + 2XeF6(g)  SiF4 +2XeOF4(g)
Pada suhu kamar XeOF4 berbentuk cairan tak berwarna. Molekul XeOF4 dan
XeO3 berbentuk segi empat piramida dan segi tiga piramida.
• Bilangan oksidasi +8
Xe (VI) dapat dioksidasi menjadi Xe (VIII) oleh ozon dalam larutan basa.
Xe(VIII) hanya stabil dalam larutan.
XeO3(aq)+ O3(g)+ 3H2O(l)  H3XeO6- + H3O+(aq)+O2(g)
H3XeO6-(aq)  HXeO4-(aq)+ H2O(l)+ ½ O2(g)
Xe (VIII) yang terpenting adalah NaHXeO4 (natrium xenat) dan NaXeO4 (natrium
perxenat). Garam ini merupakan oksidator yang sangat kuat.
2.5 Keunikan sifat Helium
Helium memiliki sifat yang unik yaitu saat dia didinginkan hingga tekanan normal,
dia masih berbentuk cairan.Helium bersifat lebih ringan dari udara,digunakan dalam blimps
karena memungkinkan untuk mengapung tanpa beresiko meledak.Wujud helium adalah gas
hingga 4K,kemudian menjadi cair.Helium II adalah konduktor termal yang sangat baik,106
kali lebih baik dari helium I dan lebih baik dibandingkan perak(Ag).Pada kondisi yang
tepat,helium(II) menjadi superfluida yaitu cairan yang dapat bergerak sepanjang tepi wadah
dengan viskositas nol.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa gas mulia adalah unsur–unsur
yang terdapat pada golongan VIIIA dalam sistem periodik, yaitu Helium (He), Neon (Ne),
Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe), dan Radon (Rn). Disebut gas mulia karena sifatnya
yang sangat sukar untuk bereaksi.Gas mulia pada umunya bersifat sukar bereaksi dengan
unsur lain,memiliki titik leleh serta titik didih yang rendah,jenis gaya tarik antar molekulnya
hanya merupakan gaya London.Gas mulia sangat stabil sebagai gas monoatomiknya karena
pada kulit terluar dari unsur-unsur gas mulia terdapat 8 elektron sehingga kulit terluarnya
penuh.Selain itu kestabilannya juga dipengaruhi oleh energi ionisasi yagn besar dan afinitas
elektron yang kecil sehingga gas mulia memeiliki kecenderungan sukar melepaskan electron
dan mempunyai kecenderungan yang kecil untuk menangkap elektron.Meskipun
begitu,beberapa unsur pada gas mulia dapat bereaksi memebentuk persenyawaannya pada
tingkat bilangan oksidasinya.Pada bilangan oksidasi +2,Kr dan Xe dapat memebentuk KrF2
dan XeF2,pada bilangan oksidasi +4 Kr dan Xe bersenyawa kembali dengan F membentuk
KrF4 dan XeF4 tetapi hanya Xe F4 yang lebih stabil,pada bilangan oksidasi +6 hanya
ditemukan Xe yang dapat membentuk XeF6 dengan tekanan 50 atm pada suhu 3000C,dan
pada bilangan oksidasi +8 Xe(IV) dapat dioksidasi menjadi Xe (VIII) oleh ozon dalam
larutan basa.Dari semua unsur gas mulia,helium memiliki keunikan sifat yaitu saat dia
didinginkan hingga tekanan normal, dia masih berbentuk cairan,pada 4K He berwujud gass
kemudian cair pada keadaan dibawahnya.He dalam He(II) adalah konduktor termal yang
sangat baik,106 kali lebih baik dari helium I dan lebih baik dibandingkan perak(Ag),dan Pada
kondisi yang tepat,helium(II) menjadi superfluida yaitu cairan yang dapat bergerak sepanjang
tepi wadah dengan viskositas nol.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010, Kelimpahan Unsur di Alam, http://www.scribd.com/doc/35189708/


Anonymous,2011, Chapter 18 – The Group 18 Elements: The Noble Gases,
http://www.ipfw.edu/chem/218/218CH18.pdf diakses 24 April 2011
Handerson, W., 2000, Main Group Chemistry, Cambridge: The Royal Society of Chemistry
Rahayu, Apriani,S., 2010, Unsur-unsur Gas Mulia, http://www.scribd.com/doc/40846514/
GAS-MULIA, Kelimpahan-Unsur-Di-Alam, diakses pada 22 April 2011
Saito, Taro, 1996, Kimia Anorganik, Tokyo: Iwanami Shoten Publisher

You might also like