You are on page 1of 3

Asuransi yang Mana Nih?

Page 1 of 3

Print
Asuransi yang Mana Nih?
Thursday, 20 September 2007

Dear Wina,
Nama saya David. Saya punya pertanyaan penting banget nih. Ceki ceki dong. Saya ditawari asuransi, tapi bingung
mau milih yang mana. Wina kan pernah bilang, rekomendasinya asuransi term life. Tolong dong jelaskan saya perlu
asuransi seperti apa.

Saya male non smoker 27 tahun.

Menikah. Istri sedang hamil 6 bulan anak pertama nih…pengeluaran per bulan kira-kira Rp 10 jutaan. Tujuan finansial?
Standard aja Win, Dana Darurat, Dana Pendidikan, Dana Pensiun. Saya kerja di perusahaan minyak dan sekarang sih
untuk kesehatan dicover 100%.

Thanks ya!!

-David-

deedav@xyz.com

Dear David,

Jawaban gue berikut ini mengandung risiko tinggi dimusuhin banyak orang hehehehe...

Tapi mudah-mudahan bisa menjawab apa dan mengapa perlu asuransi. Dan mudah-mudahan banyak teman-teman
yang akan lebih mengerti bagaimana cara financial planner membuat rekomendasi asuransi dan investasi.

So here goes...

Kebutuhan asuransi untuk David adalah :

1. Asuransi Kesehatan – supaya kalau memang sakit, gak perlu mengeluarkan dana besar untuk biaya
kesehatan, rawat jalan atau rawat inap. Karena ini dicover oleh kantor 100%, jadi gak perlu lagi beli dong. Apa
perlu dobel-dobel supaya bisa klaim 2 x? Ngapain? Mendingan dana yang ada untuk investasi mencapai tujuan
finansial aja...

2. Asuransi Jiwa & Kecelakaan – fungsi utamanya adalah menggantikan warisan. Jadi jika sampai terjadi apa-
apa seharusnya kan kita punya dana yang dapat dijadikan warisan. Problemnya karena masih muda, atau
karena gak pernah investasi selama ini, jadinya proses ’wealth creation’ nya belum selesai. Jadi apa yang mau
diwarisin padahal anak masih kecil-kecil. Untuk David yang punya 2 tanggungan (istri dan si calon anak), artinya
harus tersedia UANG PERTANGGUNGAN yang cukup besar agar jika terjadi sesuatu ahli warisnya dapat
melanjutkan hidup dengan lifestyle yang hampir sama.

Ada beberapa metode dalam menghitung Uang Pertanggungan. Tapi yang gampangnya aja ya Dav... Rp 10 juta x 12
bulan x 10 tahun = Rp 1,2 M.

http://qmfinancial.com/index2.php?option=com_content&task=view&id=115&pop=1&pa... 5/18/2011
Asuransi yang Mana Nih? Page 2 of 3

Artinya kalau terjadi apa-apa, keluarga David dapat memanfaatkan Rp 1,2 M untuk melanjutkan hidup dan berinvestasi.

Asuransi yang direkomendasikan adalah Asuransi jenis Term10 tahun.

Term ini adalah asuransi jiwa murni. Ciri-cirinya, jika terjadi meninggal akan keluar Rp 1,2 M, jika tidak terjadi meninggal
maka tidak keluar apa-apa, alias hangus seperti juga asuransi mobil atau asuransi kebakaran properti.

Rugi dong?

Gak... karena seperti beli payung, fungsinya melindungi dari ’hujan’. David naik mobil, payung disimpan di bagasi, di
luar hujan David gak kebasahan. Artinya payung ini gak dipakai karena David belum perlu keluar dari mobilnya. Gak
rugi kan simpan payungnya? Yang penting kalau memang perlu keluar dari mobil, payungnya cukup besar dan David
gak kebasahan.

Jenis Term dipilih karena alasan efisiensi biaya demi UP yang sesuai dengan kebutuhan.
Ilustrasinya sbb :

Term 10 tahun, Laki-laki, 27 tahun, Tidak Merokok

UP = Rp 1 M -> Perkiraan Premi = Rp 3 juta/tahun (TIDAK ADA NILAI TUNAI)

Think about it...

Kalau jenis asuransinya bukan Term, David akan membayarkan premi yang sangat besar dengan Uang Pertanggungan
Rp 1,2 M. Kalau preminya dikecilin, UP nya jadi kecil juga. UP Rp 280 juta mungkin terasa banyak saat ini... tapi
dengan biaya hidup Rp 10 juta, artinya Rp 280 juta itu akan ’selesai’ dalam 28 bulan = kurang lebih 2 tahun... padahal
anakmu kan masih kecil Dav?

Mengapa hanya 10 tahun?

Dav, lo baru umur 27 tahun. Biasanya orang umur 27 itu karirnya belum terbentuk dengan jelas. Karir seseorang baru
jelas pola nya di usia 35 tahun. (boleh cek sama Rene Suhardono heheheh)

Jadi biasanya rekomendasi untuk usia < 35 tahun adalah Term 10 tahun.

Sementara untuk usia > 35 tahun menggunakan Term 20 tahun.

Artinya, lama pertanggungan hanya perlu selama masa produktif saja = mulai bekerja hingga usia 55 tahun. Setiap 2
tahun, rekomendasi asuransi ini pun harus terus direvisi dan disesuaikan dengan perkembangan karir si pemberi
nafkah dalam keluarga.

Kalau sudah 55 tahun gimana? Kan ada Dana Pensiun?

Jadi waktu membuat Rencana Keuangan, jangan pakai kaca mata kuda. Jangan mikirin perlindungan saja, atau
investasi saja. Harus mikirin secara keseluruhan. Ingat bahwa produk asuransi atau reksadana adalah cara mencapai
tujuan, tapi bukan tujuan itu sendiri.

Dengan premi asuransi jiwa yang rendah, David sekarang bisa alokasi dana lebih banyak untuk investasi demi
mencapai tujuan-tujuan Dana Darurat, Dana Pendidikan dan Dana Pensiun yang diinginkan. Investasi ini harus efisien,
jangan bayar biaya-biaya kemahalan.

http://qmfinancial.com/index2.php?option=com_content&task=view&id=115&pop=1&pa... 5/18/2011
Asuransi yang Mana Nih? Page 3 of 3

Asuransi term life ini jangan berdiri sendiri, tapi harus dibarengi dengan menabung dan/atau investasi.

Investasinya ke mana? Salah satunya : Reksadana.

Tetapi tetap harus kembali ke Tujuan Lo Apa? Pastikan angkanya masuk akal. Minta financial planner untuk membuat
perbandingan yang menjelaskan semua angka-angka yang ada di depan mata. Dengan cara begini, David jadi tahu
betul produk apa yang cocok dan perlu dibeli, juga mengapa ada juga produk yang gak akan menarik lagi karena
ternyata gak efisien dan banyak biaya-biaya tersembunyi di dalamnya.

Asuransi untuk asuransi.

Perhatikan berapa Uang Pertanggungan yang diperlukan dan berapa premi yang harus dibayar.

Investasi untuk investasi.

Perhatikan berapa kebutuhan investasi, bandingkan kemampuan kita berinvestasi. Setelah itu perhatikan risikonya.
Terakhir baru returnnya berapa dan ada gak produk yang returnnya bisa lebih baik?

Kalau masih penasaran, QM Planners dapat membuat perbandingan asuransi untuk para kliennya. Mudah-mudahan
bermanfaat.

Cheers,

Ligwina

QM Financial adalah perusahaan perencanaan keuangan independen. Salah satu tugas QM Planners adalah
membandingkan produk-produk keuangan mulai dari struktur produk, biaya, hasil investasi hingga efisiensi
kegunaannya. Setelah itu baru QM Planners melihat cocok tidaknya produk keuangan itu dengan kebutuhan kliennya.
Fokus utama rekomendasi QM Planners ada pada manfaat yang akan diterima kliennya. Klien akan memutuskan
sendiri produk mana yang dipilih setelah melihat perbandingan alternatif produk yang tersedia = informative decision.
Rekomendasi QM Planners tidak memihak pada produk ataupun institusi manapun. Setiap produk diperlakukan sama
dan diulas secara case by case sesuai kebutuhan klien.

Close Window

http://qmfinancial.com/index2.php?option=com_content&task=view&id=115&pop=1&pa... 5/18/2011

You might also like