You are on page 1of 12

Riana Desi Putri.R.

18 / X7

MINYAK BUMI DAN PRODUKNYA

Dalam kehidupan kita sehari-hari, peranan minyak adalah penting sekali. Yang mana
semua kegiatan, baik itu yang dipakai langsung seperti bahan bakar kendaraan dan kebutuhan
rumah tangga, maupun yang dipakai tidak langsung seperti untuk bahan bakar industri.

Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai beberapa sumber minyak bumi yang
cukup memadai, disamping untuk kebutuhan dalam negeri, ada juga yang diekspor dan
menghasilkan devisa yang cukup besar bagi negara, walaupun untuk jenis-jenis minyak tertentu
masih harus diimpor.

Minyak bumi atau Crude oil adalah suatu persenyawaan hidrokarbon dan turunannya yang dapat
berupa fase gas, cair atau padatan.

Bagaimana sebenarnya minyak bumi itu tercipta, dan di mana pasti sumbernya. Kedua
hal tersebut hingga kini masih merupakan rahasia bagi manusia. Berbagai usaha dan penelitian
terus dilakukan oleh para ahli untuk menyingkapkan tabir rahasia tersebut.

Kegiatan dalam rangkaian pencarian minyak adalah membuat peta topografi, penyelidikan
geologi permukaan bumi dan geofisika, pengambilan sampel batu-batuan, penetapan lokasi
pemboran, pemboran dan produksi.

Kegiatan pemboran memerlukan biaya yang sangat tinggi / mahal untuk biaya peralatan dan
pembangunan prasarana lainnya.

Minyak bumi atau minyak mentah (Crude Oil) yang diperoleh dari sumur eksplorasi tidak bisa
langsung dipakai sebagai bahan bakar atau sumber energi lainnya sebelum diolah terlebih
dahulu.

Pertama-tama minyak bumi dikumpulkan dalam tangki penyimpanan sambil memisahkan gas
dan air yang terbawa dari sumur. Kemudian minyak tersebut dipindahkan dengan melalui
jaringan pipa atau dengan kapal tanker ke unit pengolahan.
Kita sering mendengar nama-nama produk seperti minyak tanah, bensin, solar, LPG, oli atau
pelumas dan lain-lainnya yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

Minyak bumi diproses di unit pengolahan untuk mendapat bermacam-macam produk yang sesuai
dengan syarat-syarat penggunaannya.

Pada tahap pengolahan pertama, minyak mentah tersebut dipisahkan sesuai dengan titik didih
dalam pabrik penyulingan (Distilation Unit). Fraksi yang paling ringan adalah gas, yang dapat
dipakai sebagai bahan bakar, atau untuk diolah lebih lanjut. Fraksi kedua adalah nafta yang dapat
dijadikan bahan dasar untuk bensin atau premium, atau bisa dipakai untuk bahan dasar industri
petrokimia.

Fraksi ketiga, yang termasuk fraksi tengah (middle distilate), dapat dipakai sebagai bahan dasar
untuk kerosine, bahan bakar pesawat jet, dan solar. Fraksi berikutnya adalah fraksi yang terberat,
yang dinamakan residu, dapat dijadikan bahan dasar bahan bakar ketel uap atau untuk diolah
lebih lanjut.

Pada umumnya pengolahan tahap pertama dianggap belum mencukupi syarat-syarat pemakaian,
oleh karena itu perlu diolah lebih lanjut. Proses selanjutnya adalah distilasi hampa untuk residu,
proses konversi (perengkahan, reformasi, alkilasi, polimerisasi), treating dan pencampuran
(blending).

Proses pengolahan minyak bumi terdapat diberbagai negara maju atau negara berkembang. Di
Indonesia, unit pengolahan minyak bumi yang dikelola oleh PT Pertamina adalah di Pangkalan
Brandan, Dumai, Plaju/Sungai Gerong, Balongan, Cilacap, Balikpapan dan Sorong.

MINYAK BUMI

Sejarah dan Terdapatnya Minyak

Minyak bumi atau minyak mentah, untuk selanjutnya disebut “crude oil” adalah suatu cairan
emas hitam yang terdapat dalam perut bumi pada lapisan-lapisan tanah dari beberapa meter
sampai ribuan meter.

Crude oil adalah suatu persenyawaan hidrokarbon yang dapat berupa fase gas, cair atau padatan.
Bagaimana sebenarnya minyak bumi itu tercipta, dan di mana pasti sumbernya. Kedua hal
tersebut hingga kini masih merupakan rahasia bagi manusia. Berbagai usaha dan penelitian terus
dilakukan oleh para ahli untuk menyingkapkan tabir rahasia tersebut, baik berdasarkan ilmu
kimia, aktivitas radio maupun ilmu bakteri.

Menurut salah satu teori dari ahli geologi, terbentuknya crude oil adalah karena adanya plankton-
plankton atau organisme kecil yang hidup di laut. Fosil-fosil yang mengendap di dasar laut dan
tertimbun lapisan tanah secara terus-menerus. Karena proses alami dalam waktu ribuan tahun,
plankton-plankton tersebut membentuk senyawa hidrokarbon.

Adanya perobahan geologi atau lapisan tanah mengakibatkan persenyawaan hidrokarbon


tersebut sering berpindah atau bergeser, bahkan terjadi perembesan ke permukaan bumi.

Kegiatan dalam rangkaian pencarian minyak, pertama-tama didahului dengan membuat peta
topografi dari wilayah yang akan diselidiki. Kemudian penyelidikan geologi permukaan bumi
dan geofisika terhadap keadaan bumi di bawah tanah (penyelidikan seismik). Selanjutnya
pengambilan sampel batu-batuan, dan penetapan lokasi pemboran.

Kegiatan pemboran memerlukan biaya yang sangat tinggi / mahal untuk biaya peralatan dan
pembangunan prasarana lainnya.

Suatu usaha pemboran dikatakan berhasil bila terdapat indikasi –indikasi minyak berupa
kepingan-kepingan batu atau tanah yang terbawa oleh lumpur dari dalam sumur ke atas
permukaan.

Tahap pekerjaan selanjutnya adalah produksi. Minyak dan gas dialirkan atau dipompakan ke atas
disalurkan ke pipa untuk ditampung di tempat yang sudah disediakan.

Di Sumatera Selatan, perembesan minyak pertama kali diketemukan di suatu tempat kira-kira 75
km dari Prabumulih pada tahun 1893. Dan baru pada tahun 1905 dilakukan eksploitasi oleh
BPM. Selanjutnya diketemukan sumur minyak lainnya di daerah Riau, Sumatera Utara,
Kalimantan Timur dan lain-lainnya.
Dengan adanya perkembangan teknologi, bukan saja di daratan, tetapi di lautanpun crude oil bisa
diproduksi, seperti di lepas pantai Laut Jawa, Kalimantan Timur dan lain-lainnya.

Crude oil didapatkan dari perut bumi dengan jalan dipompakan atau keluar sendiri karena adanya
tekanan gas yang besar di dalamnya.

Crude oil yang didapat dari sumur-sumur masih bercampur dengan air, garam-garaman, dan
lumpur-sedimen. Banyaknya air dan zat lain tersebut biasanya tergantung dari sumur mana
minyak tersebut diproduksi.

Pengertian dasar

Definisi, menurut ASTM D 4175 :

Crude Oil atau Crude Petroleum atau Minyak Bumi adalah suatu campuran hidrokarbon
yang terbentuk secara alamiah, pada umumnya dalam fasa cair, termasuk di dalamnya ada
kandungan senyawa sulfur, nitrogen, oksigen, logam dan elemen lainnya.

b. Sifat visual :

- Crude Oil yang keluar dari berbagai sumur biasanya mempunyai sifat yang berbeda. Pada
umumnya crude berwarna mulai dari kehijauan, hijau-coklat, coklat tua, sampai hitam
gelap.

- Konsistensi crude pada suhu kamar adalah mulai dari cairan yang mudah mengalir sampai
yang sangat kental, dan sampai berbentuk semi solid atau solid (padatan).

- Crude mempunyai bau yang kharakteristik, ada yang aromatis dan ada yang berbau tidak
enak (merangsang).

Komposisi Crude Oil

Perbedaan appearance dan sifat-sifat crude karena adanya perbedaan komponen atau struktur
molekul dan senyawa kimia yang terkandung di dalamnya.
Persenyawaan kimia dalam Minyak Bumi :

• Senyawa yang dikehendaki adalah senyawa hidrokarbon ( HC, C1 – C60) : Parafin, Naften dan
Aromat.

• Senyawa yang tidak dikehendaki adalah senyawa non hidrokarbon, seperti senyawa sulfur,
nitrogen, oksigen, logam dan garam-garaman.

Senyawa non hidrokarbon dikatakan sebagai senyawa pengganggu (impurities), oleh sebab
itu harus dihilangkan atau diturunkan kadarnya.

Proses untuk menghilangkan impurities disebut proses treating.

Susunan kimia dari crude terdiri dari unsur-unsur :

- Karbon (C) : 83 – 87 %

- Hidrogen (H) : 10 – 14 %

- Sulfur (S) : 0.05 – 6.0 %

- Oksigen (O) : 0.05 – 1.5 %

- Nitrogen (N) : 0.01 – 1.0 %

Sedangkan logam-logam yaitu Vanadium (V), Nikel (Ni), Besi, (Fe), Chrom (Cr), dan lain-
lainnya, yang jumlahnya < 0.02 %.

Di dalam crude terdapat juga garam-garaman, pada umumnya bisa larut dalam air seperti NaCl,
MgCl2, CaCl2 dan lain-lainnya yang disebut Salt Water.

Untuk mengetahui unsur-unsur tersebut di atas, crude harus dianalisa dan dievaluasi di
laboratorium perminyakan.

Perbedaan struktur molekul dari senyawa hidrokarbon antara lain disebabkan oleh :
a. ukuran molekul : perbandingan banyaknya karbon dan hydrogen

b. tipe molekulnya : susunan unsur karbon dan hydrogen

Menurut susunan molekulnya, golongan senyawa hidrokarbon dikelompokkan sbb :

a. Parafinik (Alkana) : CnH2n+2

Adalah persenyawaan hidrokarbon jenuh dengan rantai atom C terbuka, contohnya :

CH4 = metana C9H20 = nonana

C2H6 = etana C10H22 = dekana

C3H8 = propana C11 H24 = undekana

C4H10 = butana C16 H34 = heksadekana (setana)

C5H12 = pentana C20 H42 = eikosana

C6H14 = heksana C31 H64 = hentriakontana

C7H16 = heptana C60 H122 = heksakontana

C8H18 = oktana C61 H124 = doheksakontana

Terdiri dari normal parafin dan parafin cabang (isomer)

b. Naftenik (Sikloparafin) : CnH2n

Adalah persenyawaan hidrokarbon jenuh dengan rantai atom C tertutup, contohnya :

C3H6 = siklo propana C5H10 = siklo pentana

C4H8 = siklo butana C6H12 = siklo heksana

Terdiri dari normal naften (mononaften dan polinaften) dan naften cabang
c. Aromatik : CnH2n-6

Adalah persenyawaan hidrokarbon jenuh dengan satu inti benzena atau lebih, contohnya :

C6H6 = benzena

C8H10 = naftalena

C6H5CH3 = metil benzena

C6H5CH2CH3 = etil benzena

Terdiri dari normal benzena (monobenzena, monoaromat dan polibenzena, poliaromat) dan
benzena cabang.

d. Olefin : CnH2n

Adalah persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh dengan rantai atom C terbuka yang dalam
struktur molekulnya terdapat ikatan rangkap dua diantara dua atom C yang berdekatan.
Contohnya :

C2H4 = etilena

C3H6 = propilena

C4H8 = butilena

Hidrokarbon tidak jenuh terdiri dari normal olefin dan olefin cabang alkil.

Senyawa olefin biasanya tidak ada dalam minyak bumi, karena susunan komponen tersebut
tidak stabil.

Sifat, susunan atau komposisi kimia dalam crude memegang peranan untuk merencanakan tipe
unit pengolahan yang dipersiapkan serta produk apa saja yang dapat dihasilkan.

a. Paraffinic Crude :
- Mempunyai berat jenis yang rendah

- Susunan hidrokarbonnya bersifat parafinik, mengandung kadar parafin wax yang tinggi dan
sedikit mengandung komponen asphaltic.

- Menghasilkan bensin dengan kualitas kurang baik karena mempunyai angka oktan yang
rendah

- Menghasilkan kerosine, solar dan wax yang bermutu baik.

b. Naphthenic Crude :

- Mempunyai berat jenis yang tinggi

- Susunan hidrokarbonnya bersifat naftenik, sedikit sekali mengandung kadar parafin dan
mengandung komponen asphaltic.

- Menghasilkan bensin dengan kualitas baik karena mempunyai angka oktan yang tinggi

- Menghasilkan kerosine yang kurang baik, solar bersifat medium sampai kurang baik.

- Dapat diproses untuk pembuatan asphalt dan fuel oil

c. Mixed base :

- Mempunyai berat jenis diantara kedua jenis tersebut diatas

- Susunan hidrokarbonnya mengandung parafinik, naftenik dan aromatik.

- Tipe minyak ini dapat diproses menjadi berbagai jenis produk minyak, tergantung dari tipe
unit pengolahannya.

Fraksi-fraksi dalam crude sering mengandung komponen-komponen dari tipe campuran, antara
lain sebagai naften atau aromatik dengan rantai samping parafin yang panjang.
Beberapa crude mengandung aromatik dalam fraksi ringannya, tetapi banyak mengandung
parafin dalam fraksi beratnya.

Selain mengandung fraksi-fraksi yang bisa didistilasi untuk mendapatkan bahan bakar, di dalam
crude terdapat fraksi yang tidak bisa didistilasi walaupun dengan proses pada tekanan rendah.

Fraksi yang tidak bisa didistilasi ini memiliki berat molekul > 2000, dan dibedakan berdasarkan
kelarutan terhadap pelarut tertentu, yaitu :

Maltenes :

- senyawa ini larut dalam normal Heptane

- memiliki struktur parafinik.

Asphaltenes :

- Senyawa ini tidak larut dalam n-Heptane, tetapi larut dalam Benzene

- memiliki struktur aromatik dengan kadar carbon tinggi dan hidrogen rendah

- menyebabkan crude dan produk residu berwarna gelap

Impurities

Impurities adalah merupakan kandungan yang tidak diinginkan, yang dapat merusak atau
meracuni unit proses pengolahan maupun dalam penggunaan BBM.

Impurities dalam crude seperti S, N, O, logam dan garam-garaman terdapat dalam seluruh fraksi
minyak, tetapi konsentrasinya meningkat ke arah fraksi berat.

Walaupun kandungan impurities dalam minyak relatif kecil, tetapi pengaruhnya cukup berarti.
Kandungan asam dan merkaptan bersifat korosif.

Adanya sodium, vanadium dan nickel dapat merusak katalis dalam proses pengolahan. Dan pada
finish products adanya impurities dapat menyebabkan off spec produk tersebut.
Senyawa Sulfur (Sulphur, belerang) :

Senyawa sulfur terdapat dalam semua fraksi minyak, meskipun konsentrasinya berbeda.
Umumnya minyak dengan berat jenis lebih besar mengandung senyawa sulfur yang lebuh
besar pula.

Senyawa sulfur bersifat korosif dan baunya tidak sedap.

Contohnya :

- H2S (Hydrogen Sulphide) berbentuk gas

- CH3SH (Methantiol) berbentuk gas

- Mercaptane Sulphur : R-SH, dari C2 sampai C5 terdapat dalam fraksi gasoline sampai solar.

- Thiofan dan Thiofen : sulfur yang terikat senyawa siklo dengan C5

- Disulfide RSR, Disulphide RSSR, dan lain-lainnya.

Senyawa Nitrogen, N :

Senyawa Nitrogen biasanya terdapat dalam struktur aromatik, yang makin besar
konsentrasinya dengan semakin beratnya fraksi dalam crude.

Senyawa nitrogen menyebabkan warna gelap kehijauan pada crude, merupakan racun
terhadap katalis, dan mengakibatkan warna yang tidak stabil pada produk kerosine atau avtur,
walaupun dapat menaikkan angka oktan pada produk gasoline.

Contoh : senyawa pyridine dan Quinoline

Senyawa Oksigen, O :

Di dalam minyak senyawa oksigen biasa berbentuk resin, phenol dan asam organik.
Resin menyebabkan ductility asphalt yang baik, tetapi tidak diinginkan dalam produk
medium distilat.

Sedangkan asam organik / phenol mempunyai sifat korosif dan bau yang tidak sedap. Asam
organik biasanya dalam bentuk senyawa asam naftenik. Phenol dapat juga sebagai anti
oksidan.

PRODUK-PRODUK PETROKIMIA

Industri Petrokimia:

1. Industri Petrokimia Hulu:

industri yang menghasilkan produk petrokimia yang berupa produk dasar/primer dan produk
antara atau produk setengah jadi (masih merupakan bahan baku untuk produk jadi)

2. Industri Petrokimia Hilir:

Industri yang menghasilkan produk petrokimia yang sudah berupa produk akhir dan/atau
produk jadi.

PRODUK PETROKIMIA BERDASARKAN PROSES PEMBUATAN DAN


PEMANFAATAN

1. Produk Dasar

CO dan H2 sintetik, etilena, propilena, butadiena, benzene, toluena, xilena, dan n-parafin

2. Produk antara

Amonia, metanol, carbon black, urea, etil alkohol, etilklorida, cumene, propilena oksida, butil
alkohol, isobutilena, nitrobenzena, nitrotoluena, PTA (purified terephthalic acid), TPA
(terephthalic acid), DMT (dimethyl terephthalate), caprolactam dan LAB (linear alkyl
Benzene).
3. Produk akhir

Urea, carbon black, formaldehida, asetilena, poli etilena, poli propilena, poli vinil klorida,
poli stirena, TNT (trinitro toluena), poli ester, nilon, poli uretan, LAB-sulfonate (surfactant).

4. Produk Jadi

Pada umumnya berupa barang-barang atau bahan-bahan yang banyak dipakai dalam
kehidupan sehari-hari di rumah tangga seperti:

• seperti:

– plastik-plastik untuk produk elektronik dan telekomunikasi (radio, tv, film, alat-
alat komputer, kabel telefon)

– plastik untuk rumah tangga (ember plastik, kantong/karung plastik, botol/kemasan


plastik)

– Plastik untuk industri mobil dan pesawat terbang (bemper mobil, jok/busa mobil
dan pesawat, ban mobil dan pesawat)

– Baju dan kaus kaki, terbuat dari benang poliester dan nilon, ban mobil dari
campuran karet dan carbon black

– sabun bubuk deterjen dibuat dari LAB-sulfonat , dll.

You might also like