You are on page 1of 2

NPM / KELOMPOK : 0806331683 / 12 (DUA BELAS)

Laboratorium Metalurgi Proses


TGL. DIKUMPULKAN : 28 APRIL 2011
Departemen Metalurgi dan Material LAPORAN AWAL PRAKTIKUM PENGECORAN LOGAM
TGL. DITERIMA : 28 APRIL 2011
Fakultas Teknik Universitas Indonesia :
KETERANGAN
I. TUJUAN PRAKTIKUM Peleburan logam aluminium dapat menggunakan dapur Penaburan cover flux pada aluminium cair tidak menjamin c. Saluran riser dan penambahnya yang kurang
1. Memahami perancangan sistem saluran dan penambah krusibel maupun dapur induksi. Dapur krusibel biasa digunakan aluminium cair bebas dari udara sehingga perlu dilakukan banyak.
yang sesuai dengan dimensi logam yang akan dicor dalam pengecoran skala kecil. Dapur ini menggunakan sumber proses degassing. Proses degassing dapat dilakukan dengan d. Penambah (riser) terlalu kecil.
2. Memahami cara-cara pembuatan cetakan pasir yang baik energi berupa minyak, gas, briket atau batu bara. Dapur krusibel beberapa cara, antara lain:
yang sesuai dengan rancangan pola yang ada membutuhkan biaya yang tidak terlalu tinggi. Sedangkan dapur a. Menggunakan tablet (chlorine atau nitrogen)
3. Memahami cara-cara pembuatan inti sesuai dengan induksi bekerja dengan menggunakan induksi dari kumparan b. Gas bubble flotation (gas nitrogen atau argon)
bentuk benda cor (coil) sehingga dapat menghasilkan aluminium cair yang bersih,
4. Memahami tahap-tahap persiapan dapur peleburan dan homogen namun prosesnya lebih mahal. Dapur induksi II.2. Pembekuan
5. Memahami tahap-tahap peleburan logam biasanya digunakan untuk peleburan logam-logam dengan Apabila material (logam atau bukan logam) dalam kondisi
6. Memahami cara penuangan logam cair ke dalam cetakan temperatur lebur yang tinggi. Sedangkan pada praktikum ini cair diturunkan temperaturnya, maka energi kinetik rata-ratanya
pasir yang telah dibuat dapur yang kita gunakan adalah dapur krusibel karena turun dan molekul lebih banyak yang bersatu sehingga Gambar 2. Cacat Shrinkage
7. Memahami jenis-jenis cacat yang dapat terjadi pada aluminium memiliki titik lebur yang rendah. menyebabkan membekunya material tersebut. Setelah dilakukan
logam hasil penuangan serta cara-cara pencegahannya Bahan baku dalam peleburan aluminium dapat berupa peleburan pada dapur lebur dan penuangan aluminium cair ke 2. Misrun
8. Memahami sifat-sifat logam hasil coran sesuai dengan aluminium batangan dan atau scrap. Bahan baku tersebut harus dalam cetakan, maka proses selanjutnya ialah pembekuan Misrun adalah cacat yang terjadi karena logam cair tidak
komposisi paduan yang digunakan bersih dan kering pada pengumpanan agar tidak merusak dapur (solidifikasi). Ketika mulai membeku, kristal-kristal mulai mengisi seluruh rongga cetakan sehingga benda cor
dan memperbaiki hasil coran. Scrap Aluminium dapat dicuci tumbuh dalam fasa liquid dan polycrystalline (lebih dari satu menjadi tidak lengkap atau ada bagian yang hilang.
II. DASAR TEORI dengan air dan dikeringkan. Return scrap juga diharapkan kristal) padat terbentuk. Waktu saat kristal mulai tumbuh Penyebab cacat misrun antara lain:
II.1. Peleburan Aluminium memiliki komposisi yang sama dengan ingot. Hal ini dikenal dengan nama nukleasi dan titik terjadinya disebut titik a. Ketidakseragaman bagian dari benda cor sehingga
Aluminium mempunyai struktur kristal yang berbentuk dimaksudkan agar tidak perlu ada lagi penyesuaian komposisi. nukleasi. Proses solidifikasi ini sangat penting untuk mengganggu aliran dari logam cair
face-centered cubic (FCC) sehingga membuatnya lunak dan Dalam proses peleburan aluminium, terdapat beberapa mendapatkan produk tanpa cacat (reject), tidak ada penyusutan b. Benda cor terlalu tipis dan temperatur rendah
mudah untuk dibentuk. Berat jenis dari aluminium adalah treatment pada saat peleburan. Treatment itu antara lain melting, (shrinkage) dan menghasilkan butir-butir yang halus sehingga c. Kecepatan tuang terlalu lambat
2.7 gr/cm3. Aluminium dilihat dari berat jenisnya termasuk ke alloying, fluxing, degassing, modifikasi dan grain refining. dihasilkan produk cor dengan sifat mekanis yang baik. d. Lubang angin pada cetakan kurang
dalam logam yang ringan dan mudah ditempa. Titik lebur (T m) Proses peleburan aluminium pada dapur krusibel memiliki Pembekuan benda cor dimulai dari bagian logam yang e. Penambah yang tidak sempurna
dari Aluminium adalah 660oC. Aluminium memiliki koefisien langkah-langkah sebagai berikut: bersentuhan dengan cetakan, yaitu ketika panas dari logam cair f. Ukuran gating system yang tidak sempurna
muai 2 kali koefisien muai baja, sedangkan daya hantar 1. Charging material saat furnace dingin atau panas secara diambil oleh cetakan sehingga bagian logam yang bersentuhan g. Penempatan saluran masuk yang tidak tepat
panasnya adalah 2.5 kali daya hantar panas baja. bertahap. dengan cetakan itu mendingin sampai titik beku. Pada proses h. Penyebaran saluran masuk yang tidak merata.
Aluminium merupakan salah satu logam yang paling 2. Saat mulai pencairan, taburkan cover flux yang bertujuan ini, inti-inti kristal akan tumbuh. Bagian dalam coran mendingin
banyak dan umum digunakan dalam proses pengecoran karena untuk mencegah gas H2 masuk kedalam aluminium cair. lebih lambat daripada bagian luarnya sehingga kristal-kristal
memiliki karakteristik berat yang ringan, konduktifitas termal 3. Lakukan treatment pada aluminium cair, modifier atau tumbuh dari mengarah ke bagian dalam coran dan butir-butir
grain refiner. kristal tersebut berbentuk panjang-panjang seperti kolom
yang tinggi, tahan terhadap korosi, konduktifitas listrik yang
4. Taburkan bubuk degasser atau semprot dengan gas inert. (columnar).
tinggi, serta mudah dicor dengan permukaan akhir yang baik. 5. Tutup dengan cover flux.
Selain memiliki karakteristik yang cukup baik, aluminium juga
memiliki kelemahan, antara lain : Gambar 3. Cacat Misrun
Setelah proses peleburan, akan segera dilakukan proses
a. Ketika bereaksi dengan udara, aluminium cair akan penuangan. Temperatur saat penuangan (pouring) juga harus
3. Porositas
membentuk dross (pengotor) oksida yang berat jenisnya diperhatikan. Temperatur ruang yang tidak terkontrol dengan
Porositas adalah cacat yang terjadi karena adanya gas
hampir sama dengan aluminium. Oleh karena itu, logam baik pada saat aluminium cair kontak dengan atmosfer akan
yang terperangkap dalam logam cair atau cetakan pada
aluminium cair akan dengan mudah tercampur dengan menyebabkan inklusi-inklusi oksida dan porositas yang
waktu penuangan. Akibat dari terjadinya cacat ini adalah
pengotor (dross) oksida, misalnya Al2O3. disebabkan oleh gas terlarut dan cacat lainnya. Proses
timbulnya lubang-lubang pada benda cor. Lubang
b. Sangat mudah mengikat gas hidrogen dalam kondisi cair penuangan logam cair ke cetakan tergantung pada titik beku dan
porositas ini dapat terjadi baik pada permukaan cor,
dengan reaksi: ketebalan produk casting yang akan dibuat. Secara umum
maupun pada bagian dalam benda cor. Porositas dapat
3H2O + 2 [Al] ---- 6 [H] + (Al2O3) temperatur peleburan dibuat 100-150oC di atas temperatur lebur
disebabkan oleh:
Untuk mengatasinya dapat menggunakan proses logam. Sedangkan untuk aluminium, temperature penuangan Gambar 1. Skema Pembekuan Logam a. Gas terbawa dalam logam cair selama pencairan
degassing atau GBF (Gas Bubble Flotation), contohnya dilakukan ±25o C di atas temperatur lebur.
b. Gas terserap dalam logam cair dari cetakan
Pada peleburan aluminium diperlukan adanya pemberian II.3.Cacat Pada Hasil Pengecoran
adalah Argon Treatment. c. Reaksi logam induk dengan uap cair dari cetakan
fluks. Jenis-jenis fluks yang akan digunakan tergantung dari Pada proses pengecoran, cacat tidak dapat dihindari seratus
c. Rentan mengalami penyusutan (shrinkage) yang cukup d. Temperatur tuang yang terlalu tinggi.
tujuan penggunaannya. Macam-macam fluks adalah sebagai persen karena dalam memproduksi benda cor harus melalui
tinggi, yaitu 3.5 – 8.5 % (rata-rata 6 %). berikut : Proses pencegahan yang dapat dilakukan untuk
banyak proses sehingga banyak faktor yang dapat menyebabkan
1. Cover Flux cacat. Oleh karena itu, cacat hanya bisa diminimalisasi. Cacat mencegah cacat porositas akibat gas antara lain:
Unsur paduan diberikan pada proses pengecoran
Digunakan untuk melindungi permukaan logam cair dan pada pengecoran ini dapat ditoleransi apabila tidak mengganggu a. Mengontrol atau mencegah logam cair kontak
aluminium dengan tujuan untuk memperbaiki sifat mampu cor
meminimalisasi oksidasi serta larutnya gas hidrogen. fungsi benda coran. Berbagai jenis cacat yang dapat terjadi pada langsung dengan atmosfer yang terlalu lama
tanpa menghilangkan sifat aslinya. Penambahan paduan yang
2. Cleaning Flux coran aluminium ialah sebagai berikut: b. Memberikan gas inert (nitrogen atau argon) ke
berbeda akan memberikan sifat yang berbeda-beda pada benda
Digunakan untuk membersihkan pengotor oksida dan 1. Shrinkage dalam cairan logam melalui proses gas bubble
hasil pengecoran.
senyawa intermetalik lain dari logam cair. Fluks jenis ini Shrinkage adalah cacat pengecoran yang terjadi akibat flotation
Penambahan unsur Si dapat meningkatkan sifat castability
membutuhkan kontak yang baik dengan logam. penyusutan pada saat pembekuan dengan bentuk tak c. Perencanaan cetakan yang tidak menyebabkan
sehingga menghasilkan permukaan benda cor yang baik. Unsur
Contohnya adalah fluks jenis chlorine yang dapat beraturan. Cacat ini terjadi pada bagian yang lebih tebal turbulen pada aliran logam cair
Si juga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya shrinkage.
membersihkan gas hidrogen dari logam cair. atau pada bagian persimpangan. Penyebab cacat d. Mengatur pemakaian jumlah resin pada pasir agar
Sedangkan, unsur Mg memberikan efek ketahanan korosi yang
3. Exothermic Flux shrinkage antara lain: sesuai (tidak kurang atau lebih)
baik serta meningkatkan kekuatan dan kekerasan dalam
Fluks jenis ini digunakan untuk mengambil logam dari a. Adanya perbedaan ketebalan pada benda cor e. Mengatur sistem ventilasi dari cetakan yang baik
perlakuan panas melalui mekanisme penguatan precipitation
dross sehingga dihasilkan dross yang kering. Proses ini b. Adanya bagian tebal yang tidak dapat dialiri logam
hardening. Unsur Mn akan memperkuat aluminium dan unsur
akan meningkatkan efisiensi dari logam yang digunakan cair secara utuh
Cu menghasilkan produk coran dengan sifat mampu mesin
sehingga tidak terbuang.
(machinability) yang baik.
NPM / KELOMPOK : 0806331683 / 12 (DUA BELAS)
Laboratorium Metalurgi Proses
TGL. DIKUMPULKAN : 28 APRIL 2011
Departemen Metalurgi dan Material LAPORAN AWAL PRAKTIKUM PENGECORAN LOGAM
TGL. DITERIMA : 28 APRIL 2011
Fakultas Teknik Universitas Indonesia KETERANGAN :
4. Cacat Inklusi
Penyebab cacat ini adalah logam cair dari paduan III.2. BAHAN IV.3. Pembuatan Cetakan IV.5. Penuangan Dapur Krusibel
aluminium yang mudah teroksidasi. Oksida dalam 1. Pasir silika 8. Logam Al
logam cair atau yang dihasilkan pada waktu 2. Pasir resin 9. Fluks
penuangan akan terkumpul sebagai dross. Penyebab 3. Bentonit/clay 10. Degasser
cacat inklusi antara lain: 4. Air 11. Thermal coating
a. Pemakaian scrap yang terlalu banyak 5. Gula tetes 12. Gas Elpiji
b. Transfer ladle yang tidak dijaga terhadap 6. Serbuk arang
pembentukan oksida 7. Solar
c. Pengaruh kelembaban udara.
IV. FLOWCHART
IV.1. Persiapan Cetakan

IV.5. Pembongkaran Cetakan

Gambar 4. Grafik Pengaruh Inklusi terhadap Fluiditas

II.4 Pembuatan Core


Inti atau core digunakan saat membuat suatu cetakan
yang berongga. Biasanya menggunakan pasir baru
ataupun menggunakan pasir reklamasi (sangat sedikit)
yang kemudian dilapisi dengan resin 2-3 % dan
dikeringkan. Hal ini dapat dilihat dari gambar 5 di bawah
ini:

IV.4. Peleburan dengan Dapur Krusibel IV.6. Pemeriksaan Benda Cor

IV.2. Persiapan Dapur


Gambar 5. Skematis Penggunaan Core dalam Pengecoran

III. ALAT DAN BAHAN


III.1. ALAT
1. Dapur induksi 14. Gerinda V. DAFTAR PUSTAKA
2. Dapur krusibel 15. Kuas 1. Bambang, Suharno. 2011. Materi Kuliah Pengecoran
3. Ladel 16. Helm Logam Cetakan Logam. Departemen Metalurgi dan
4. Gelas ukur 17. Kacamata Material FTUI : Depok.
5. Rammer 18. Tools cor 2. Laboratorium Metalurgi Proses Departemen
6. Flask 19. Masker Metatlurgi dan Material FTUI. 2011. Modul
7. Kape 20. Mangkok kecil Praktikum Pasir Cetak. Laboratorium Metalurgi
8. Cangkul 21. Burner Proses Departemen Metalurgi dan Material FTUI :
9. Linggis 22. Timbangan Depok.
10. Mixer 23. Baskom
11. Sarung tangan
12. Kompresor
13. Gergaji besi

You might also like