You are on page 1of 9

2.1.

1 Pengertian

Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya

dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan istilah physical

fitness. Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang kesegaran jasmani yaitu sebagai

berikut: Kesegaran jasmani ditinjau dari sudut pandang fisiologis adalah kapasitas untuk

dapat menyesuaikan diri terhadap latihan yang melelahkan dan pulih dari akibat latihan

tersebut (Abdullah, 1994).

Sedangkan Sajoto (1988) menyatakan kesegaran jasmani adalah kemampuan

seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tanpa pengeluaran energi yang cukup

besar guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk

memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan. Kesegaran jasmani ditinjau

dari segi ilmu faal (fisiologi) adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan

penyesuian terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang

dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Moeloek, 1984).

Kesegaran jasmani menurut Gowan (2001) adalah kemampuan untuk

melaksanakan tugas sehari-hari dengan giat dan dengan penuh kewaspadaan tanpa

mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup untuk menikmati waktu

senggangnya dan menghadapi hal-hal yang darurat yang tak terduga sebelumnya.

Kesegaran jasmani pada hakekatnya berkenaan dengan kemampuan dan kesanggupan

fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif dalam

waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki

tenaga cadangan untuk melaksanakan aktivitas lainnya.

Selain itu menurut Sumosardjuno (1987) mengemukakan kesegaran jasmani

adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang,

tanpa merasa lelah yang berlebihan, dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga
untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat diambil simpulan bahwa yang dimaksud

dengan kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk dapat melaksanakan tugasnya

sehari-hari dengan semangat tanpa rasa lelah yang berlebihan dan dengan penuh energy

melakukan dan menikmati kegiatan pada waktu luang dan dapat menghadapi keadaan

darurat bila datang.

2.1.2. Unsur Kesegaran Jasmani

Ada berbagai unsur kesegaran jasmani yang saling berhubungan erat satu dengan

yang lain. Unsur-unsur kesegaran jasmani adalah sebagai berikut:

1. Daya Tahan

Merupakan suatu kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik secara terus menerus

dalam waktu yang lama dan dalam suasana aerobik. Seseorang yang mempunyai daya

tahan yang baik, tidak akan merasa kelelahan yang berlebihan setelah melakukan

latihan dan kondisinya pun cepat pulih kembali seperti keadaan sebelum melakukan

latihan (Depkes,1996).

Daya tahan menyatakan keadaan yang menekankan pada kapasitas melakukan

kerja secara terus menerus dalam suasana aerobik. Secara umum daya tahan yang

banyak dibahas adalah daya tahan kardiovaskular dan otot. Daya tahan

kardiovaskular merupakan faktor utama dalam kesegaran jasmani. Daya tahan

kardiovaskular dipengaruhi oleh: keturunan, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik

(Moeloek, 1984).

2. Kekuatan Otot

Yaitu kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot, merupakan suatu

kemampuan untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan otot

penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Kekuatan otot


dipengaruhi oleh: usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, suhu otot (Depkes, 1996).

3. Kecepatan

Yaitu waktu tersingkat yang dibutuhkan untuk menempuh suatu jarak tertentu.

Untuk menilai kecepatan, jarak yang ditempuh harus cukup jauh, sehingga

penilaiannya tidak keliru dengan tenaga ledak otot. Kecepatan dipengaruhi oleh:

kelenturan, tipe tubuh, usia, aktivitas fisik, jenis kelamin, suhu (Depkes, 1996).

4. Tenaga Ledak Otot

Adalah kemampuan otot untuk melakukan kerja secara tiba-tiba dan kuat. Hal ini

dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan kontraksi otot, semua faktor yang

mempengaruhi kedua hal tersebut akan mempengaruhi tenaga ledak otot (Depkes,

1996).

5. Ketangkasan

Adalah kemampuan untuk mengubah secara cepat dan tepat arah tubuh atau

bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan dan kesadaran akan posisi

tubuhnya. Ketangkasan tidak hanya diperlukan dalam olahraga, tetapi juga dalam

banyak kegiatan sehari-hari, termasuk aktivitas kerja. Ketangkasan tergantung pada

faktor kekuatan, kecepatan, tenaga ledak otot, keseimbangan dan koordinasi (Depkes,

1996). Faktor lain yang mempengaruhi adalah tipe tubuh, usia, jenis kelamin, berat

badan, kelelahan.

6. Kelenturan

Adalah luas bidang gerak tubuh pada persendian, yang selain dipengaruhi oleh

jenis sendi itu sendiri juga dipengaruhi oleh jaringan-jaringan disekitar sendi, seperti

oleh otot, tendon, dan ligamen. Kelenturan tubuh yang baik dapat mengurangi

terjadinya cedera olahraga (Depkes, 1996). Faktor fisiologis yang mempengaruhi

kelenturan antara lain: usia dan aktivitas. Pada usia lanjut kelenturan berkurang
sebagai akibat menurunnya elastisitas otot sebagai akibat kurang latihan.

7. Keseimbangan

Adalah kemampuan untuk mempertahankan sikap tubuh yang tepat pada saat

melakukan gerakan. Keseimbangan merupakan faktor yang penting pada olahraga

senam dan atletik terutama jenis lompat. Keseimbangan bergantung pada kemampuan

koordinasi dari indera penglihatan, organ keseimbangan pada telinga, sistem

persarafan dan otot (Depkes, 1996).

8. Koordinasi

Merupakan hubungan yang harmonis dari berbagai faktor yang terjadi pada suatu

gerakan sehingga gerakan tersebut menjadi efesien dan efektif. Faktor ini sangat

diperlukan dalam seluruh aktivitas olahraga maupun dalam aktivitas sehari-hari.

Gerakan yang tidak disertai koordinasi yang baik akan menyebabkan pengeluaran

tenaga yang berlebihan sehingga cepat lelah, tidak mengenai sasaran secara tepat,

atau bahkan bisa menimbulkan cedera (Depkes, 1996).

9. Kecepatan Reaksi

Adalah waktu tersingkat yang dibutuhkan untuk memberikan reaksi setelah

menerima suatu rangsangan. Hal ini berhubungan erat dengan refleks persarafan.

Faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi: usia, jenis kelamin, persiapan, besar

dan jenis rangsangan, latihan, alkohol dan rokok (Depkes, 1996) .

10. Komposisi Tubuh

Digambarkan dengan berat badan tanpa lemak yang terdiri atas otot, tulang dan

organ-organ tubuh. Berat lemak dinyatakan sebagai persentase dari berat badan total.

Komposisi tubuh dipengaruhi oleh: jenis kelamin, jenis dan jumlah makanan yang

dikonsumsi, latihan olahraga dan aktivitas fisik lainnya, keturunan (Depkes,1996).

Komposisi dipengaruhi sepuluh unsure, dari sepuluh unsur tersebut yang paling
berkaitan dengan kesehatan adalah unsur daya tahan kardiovaskuler, daya tahan otot,

kekuatan otot, kelenturan dan komposisi tubuh, sedangkan yang lainnya lebih bersifat

ketrampilan. Pada umumnya, para ahli mengemukakan unsur kesegaran jasmani yang

dititikberatkan kepada faal kerja, yaitu: daya tahan terhadap penyakit, kekuatan dan

daya tahan otot, daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan, daya otot,

kelenturan, kecepatan, kelincahan melakukan perubahan arah, koordinasi,

keseimbangan, ketetapan (Said, 1980).

Pada umumnya, peningkatan kesegaran jasmani bagi kaum laki-laki lebih terarah

pada daya tahan, keseimbangan, sikap dan tingkah laku, kecepatan, kekuatan, kelincahan

melakukan perubahan arah. Sedangkan pada wanita lebih diutamakan unsur-unsur:

kecepatan, kelincahan melakukan perubahan arah, keseimbangan, kekuatan (Said, 1980).

2.1.3. Manfaat Kesegaran Jasmani

Manfaat dari kesegaran jasmani meliputi:

a) Fisiologis

Memperkuat sendi-sendi dan ligamen, meningkatkan kemampuan jantung dan

paru, memperkuat otot tubuh, menurunkan tekanan darah, mengurangi lemak tubuh,

mengurangi kadar gula, mengurangi resiko terkena penyakit jantung koroner,

memperlancar pertukaran gas.

b) Psikologis

Mengendurkan ketegangan mental, suasana hati senang, nyaman dan rasa

terhibur.

c) Sosial

Meningkatkan kualitas dan kuantitas persahabatn dengan orang lain serta

menghargai lingkungan hidup dan alam sekitar.

d) Budaya atau Kultur


Kebiasaan hidup sehat secara teratur dan terencana, melestarikan nilai-nilai

budaya yang berkaitan dengan jenis latihan kesegaran jasmani dan olahraga terpilih

(Depdikbud, 1997).

Perlu ditegaskan lagi bahwa kesegaran jasmani tidak hanya berfungsi dalam

olahraga saja tetapi berfungsi secara menyeluruh. Berdasarkan fungsinya kesegaran

jasmani bagi pelajar dan mahasiswa mempertinggi kemampuan belajar sedangkan bagi

orang dewasa untuk kesehatan seperti mengontrol kegemukan, plasma lemak dan

perasaan nyaman atau bebas dari kecemasan. Kesegaran jasmani dapat ditingkatkan yaitu

dengan meningkatkan keseimbangan antara latihan olahraga yang dilakukan dengan

reaksi organ tubuh dengan latihan fisik secara teratur dan berkesinambungan.

2.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani seseorang itu berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh:

a) Hereditas

Hereditas bertanggung jawab atas 25 hingga 40% dari perbedaan nilai VO2max.

Lebih dari setengah perbedaan kekuatan maksimal aerobik dikarenakan oleh

perbedaan genotype, dengan faktor lingkungan sebagai penyebab lainnya (Sharkey,

2003).

b) Latihan

Latihan adalah gerakan tubuh yang terencana dan terstruktur dan dilakukan

berulang-ulang untuk menyempurnakan atau mempertahankan komponen kebugaran

(Lutan, 2000). Menurut Moeloek (1984) latihan fisik adalah suatu kegiatan fisik

menurut cara dan aturan tertentu yang mempunyai sasaran meningkatkan efisiensi

faal tubuh dan sebagai hasil akhir adalah peningkatan kesegaran jasmani. Latihan

yang teratur dapat mencegah kematian dini pada umumnya, kematian karena penyakit

jantung, tekanan darah tinggi, kanker usus, derajat kolesterol tinggi. Latihan yang
dilakukan lebih dari 30 menit akan memberikan efek ganda, disatu pihak akan

meningkatkan aliran darah, dilain pihak akan membantu memecahkan metabolisme

lemak dan kolesterol (Kusmana, 2002). Bila tujuan dari latihan hanya untuk membina

atau meningkatkan kesegaran jasmani bukan untuk meningkatkan prestasi olahraga,

maka frekuensi latihan cukup 3-5 kali seminggu. Setiap berlatih waktu yang

digunakan antara 15- 60 menit untuk latihan intinya ( Sudarno, 1992).

c) Jenis Kelamin

Sebelum puber, anak laki-laki dan wanita memiliki kebugaran aerobik yang

sedikit berbeda, tetapi setelah itu anak perempuan jauh tertinggal. Rata-rata wanita

muda memiliki kebugaran aerobik antara 15 sampai 25% lebih kecil dari laki-laki

muda, tergantung pada tingkat aktivitas mereka (Sharkey, 2003) .

d) Usia

Dengan penurunan 8 sampai 10% per dekade untuk individu yang tidak aktif,

tanpa memperhitungkan tingkat kebugaran awal mereka. Bagi yang aktif, dapat

menghentikan setengah penurunan tersebut 4 hingga 5% per dekade, dan yang terlibat

dalam latihan fitness dapat menghentikan setengahnya lagi 2,5% per dekade

(Sharkey, 2003).

e) Lemak Tubuh

Jika lemak dalam tubuh meningkat, maka kebugaran akan menurun. Satu

setengah penurunan kebugaran karena usia dapat disimpulkan sebagai peningkatan

lemak tubuh. Jadi, cara untuk mempertahankan atau meningkatkan kebugaran adalah

dengan menyingkirkan kebutuhan lemak (Sharkey, 2003).

f) Aktivitas

Aktivitas jasmani adalah aneka gerak tubuh yang dihasilkan oleh sistem otot

kerangka yang menghasilkan pengeluaran energi (Lutan, 2000).


2.1.5. Tes Kesegaran Jasmani

Tingkat kesegaran jasmani seseorang berbeda-beda. Hal ini dapat diketahui

dengan menggu nakan tes kesegaran jasmani. Tes kesegaran jasmani ada bermacammacam antara lain:
(1) Harvard Step Test, (2) Tes Aerobik, (3) Tes ACSPFT, (4) Tes

Ergometer Speed, (5) Tes Kesegaran Jasmani.

2.2. Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (1997), pengetahuan adalah hasil dari tahu dan hal ini

terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indera penglihatan, indera pendengaran, indera

penciuman, indera perasa dan indera peraba. Pengetahuan seseorang individu terhadap

sesuatu dapat berubah dan berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan,

pengalaman dan tinggi rendahnya mobilitas informasi tentang sesuatu hal

dilingkungannya.

Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu :

a. Tahu (know) adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Yang termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari adalah

menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension) adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara

benar.

c. Aplikasi (application) adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur


organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

You might also like