Professional Documents
Culture Documents
PENGERTIAN KELOMPOK
1. Sebuah kelompok adalah unit sosial dari dua atau lebih anggota yang terikat dalam
suatu lingkup waktu tertentu dan saling berinteraksi satu dengan yang lain. Dalam
kelompok kerja, interaksi ini sering terjadi dalam basis tatap muka, meski beberapa
kelompok terpisah secara geografi dan hanya berinteraksi melalui surat atau
percakapan di telepon.
2. Anggota-anggota dalam kelompok tergantung satu dengan yang lainnya. Dalam
berpendapat, setiap anggota menyadari bahwa mereka membutuhkan satu dengan
yang lain. Dalam lingkungan kerja, setiap orang menyadari bahwa pekerjaan tidak
dapat dikerjakan tanpa bantuan orang lain.
3. Anggota dari kelompok menerima kebanggaan dari perkumpulan mereka. Jika hal ini
tidak mereka dapatkan, mereka akan meminta untuk dipindahkan ke divisi lain atau
akan berhenti dari pekerjaan mereka.
1. Functional Group
Functional group terdiri dari orang-orang yang melakukan suatu tugas yang sama.
Contoh-contoh dari functional group dalam lingkungan kerja seperti marketing,
production, dan finance. Pada bagian marketing sendiri masih terbagi atas kelompok
publikasi dan kelompok personal selling. Semua itu dirancang sedemikian rupa oleh
perusahaan dengan tujuan untuk promosi yang efisien.
2. Cross-Functional Group
Cross-Functional Group terdiri dari orang-orang dari dua atau lebih ruang lingkup
fungsional. Contohnya dalam desain dan membawa produk baru ke penjualan dan
memastikan semua itu berjalan berkesinambungan, perusahaan biasanya memakai
kemampuan dari cross-functional group yang anggota-anggotanya berasala dari ruang
lingkup yang berbeda.
3. Project Group
Project group terdiri dari orang-orang dari ruang lingkup dan latar belakang yang
berbeda. Tujuan dari kelompok ini adalah untuk mendapat hasil yang objektif dengan
optimalisasi waktu, biaya dan kualitas, setelah selesai maka anggota-anggota dari
kelompok ini kembali ke departemen masing-masing. Dalam kelompok ini terjadi
penggabungan kemampuan dari tiap anggota untuk mencapai tujuan dari proyek.
Contohnya yaitu pada pembangunan gedung pencakar langit dan pembangunan
jembatan.
4. Virtual Group
Virtual Group adalah kelompok yang bertemu tanpa semua anggota harus berada di
lokasi yang sama pada waktu yang sama pula. Beberapa cara untuk bertemu misalnya
melalui video conference, email, dan conference call.
Contohnya: perusahaan dengan R&D groups dapat bekerja sepanjang hari. Saat
pekerjaan sudah selesai, group desain di Jerman akan mengirikan hasil pekerjaannya
ke Amerika Serikat. Lalu dari Amerika Serikat akan dikirim lagi ke perusahaan R&D
di Jepang.
5. Interest-Friendship Group
Interest-Friendship Group dibentuk dengan basis dari kesamaan kepercayaan, atau
aktivitas. Contohnya: orang-orang yang sudah lama dalam sebuah organisasi
cenderung mempunyai banyak kontak dan mereka sering bertanya pada orang-orang
dari departemen yang lain untuk mempercepat proses atau membuat prioritas pada
pekerjaan mereka.
2. Storming
Tahap storming dikarakteristikan dari konfrontasi, bertanya tentang arah kelompok
dan perkembangan, dan resistensi terhadap tugas.Pada tahap ini setiap anggota
kelompok percaya bahwa diperlukan memegang kendali, dan sering diartikan bahwa
tujuan dari kelompok sudah mulai melenceng dan terjadi pengurangan focus dan arah.
Contoh dari sikap kelompok pada tahap ini yaitu:
a. Beberapa anggota bertanya tentang perkembangan kelompok dan berkeingina
agar ketua kelompok menggunakan pendekatan langsung agar tujuan kelompok
tercapai.
b. Beberapa anggota bertanya tentang tujuan dari kelompok. Tugas, dan prosedur
dan ingin melihat perubahan.
c. Beberapa orang terlihat depresi karena tugas kelompok terlihat semakin sulit
daripada sebelumnya, dan setiap anggota mulai meragukan kemampuan
kelompok untuk mencapai kesuksesan.
Sikap ini mendorong kelomppok untuk berpikir kembali tentang pendekatan,
membuat perubahan, dan meneruskan pekerjaan. Dalam pendiskusian masalah, ketua
kelompok biasanya menghabiskan waktu yang lama untuk mendengar tantangan dan
complain dan dengan sabar merespon.
3. Norming
Tahap norming pada pengembangan kelompok dikarakteristikan dari persetujuan
sesuai dengan tanggung jawab dari tiap anggota, rasa untuk bekerja sama, dan
keinginan untuk mencapai tujuan kelompok. Kelompok yang mencapai tahap ini
mengetahui bagaimana untuk bekerja sebagai sebuah tim dan fokusnya pada
pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Contoh dari sikap kelompok pada tahap ini termasuk:
a. Manajemen konflik secara efektif dari ketua kelompok dan anggota-anggota yang
lain.
b. Identifikasi secara jelas dan prioritas masalah dan rencana tindakan untuk
menyelesaikannya.
c. Keinginan dari setiap anggota untuk menerima tanggung jawab dan mengerjakan
tugas mereka.
d. Interaksi anggota secara efektif meningkatan frekuensi pertemuan yang efektif.
Pada tahap ini, anggota kelompok mulai mengembangkan kemampuan negosiasi,
kemampuan bernasehat, dan kemampuan untuk menyeimbangkan perbedaan dan
persamaan.
4. Performing
Tahap performing pada pengembangan kelompok dikarakteristikan dari keterbukaan
dan kolaborasi di antara anggota-anggota kelompok dan kemauan setiap anggota
untuk memperhatikan kinerja dan membuat perubahan yang diperlukan. Pada tahap
ini, kelompok berfungsi secara efektif pada individual maupun kelompok.
Contoh:
a. Keterbukaan pada masalah dan solusi
b. Kerja sama pada bagian dari semua anggota.
c. Penggunaan secara luas dari pengenalan dan pujian oleh anggota kelompok.
d. Integrasi secara personal dan tujuan kelompok.
Sebagai hasilnya, rasa untuk percaya muncul di antara setiap anggota kelompok dan
setiap orang bersikap positif dan produktif. Tidak semua kelompok dapat mencapai
tahap keempat ini. Bagi yang telah mencapai tahap ini, belajar bagaimana untuk
mendapat keseimbangan yang diperlukan antara kelompok dan individu dan menjadi
lebih toleransi yang menjadikan kelompok untuk mencapai tingkatan yang lebih
tinggi.
C. KARAKTERISTIK KELOMPOK
1. Peran (Role)
Peran adalah tindakan yang ditampilkan atau diharapkan. Di beberapa
organisasi, job descriptions menyediakan landasan dasar untuk menetapkan peran
seseorang. Walaupun deskripsi ini tidak meliputi semua hal dari pekerjaan
tersebut namun ini akan memberikan seseorang cukup informasi untuk memulai
melakukan pekerjaan.
Salah satu masalah serius terkait dengan job description adalah ketika
suatu pekerjaan tidak jelas baik karena job description-nya samar atau karena
tidak ada deskripsi spesifik yang tertulis secara jelas untuk pekerjaan tersebut.
Kita biasa menyebut hal ini dengan role ambiguity. Cara efektif untuk mencegah
role ambiguity adalah dengan memiliki job description yang jelas dan
digambarkan secara detail apa tanggung jawab dari pekerjaan tersebut dan tugas
dari masing-masing posisi atau jabatan.
Masalah kedua yang sering terjadi adalah role conflict. Ini terjadi karena
seseorang menghadapi situasi dimana dia menanggung dua peran dan kinerja
yang satu mengahalangi yang lain.
2. Norma (Norm)
Jika ada individu yang tidak patuh terhadap norma mayor dari kelompok
akan tidak diakui keanggotaannya. Orang tersebut tidak diijinkan untuk
berpartisipasi di kegiatan kelompok dan ,di beberapa kasus, dikucilkan atau
mengalami berbagai bentuk pelecehan dari anggota yang lain.
3. Status (status)
4. Kohesivitas (Cohesiveness)
D. GROUP SIZE
Beberapa kelompok kerja ada yang cukup kecil (3 atau 4 orang), dimana lainnya
sangat besar (20 atau lebih). Penelitian membuktikan bahwa sebagaimana ukuran dari
suatu kelompok meningkat, cara para anggota berinteraksi pun berubah. Semakin besar
ukuran kelompok, waktu dan perhatian yang diberikan untuk membuat dan merawat
harmonisasi kelompok berkurang. Di kelompok yang besar, orang mulai lebih focus ke
menyelesaikan pekerjaan dan kurang peduli dengan bagaimana perasaan teman kerja
tentang aksi mereka.
E. INTRAGROUP BEHAVIOR
Dua hal utama dalam kelompok yang menjadi perhatian utama bagi yang
mempelajari hubungan antar manusia: komunikasi dan pengambilan keputusan.
1. Komunikasi (communication)
Sistem social di kelompok untuk membantu mendikte cara bagaimana
informasi adalah pengertian dari komunikasi. Di kelompok yang kecil, seseorang
dapat memikul atau menerima lebih dari satu peran komunikasi. Di kelompok yang
besar, dua atau lebih orang dapat memikul atau menerima peran yang sama, ketika
yang lain tidak mempunyai peran yang spesifik. Lima peran umum tersebut adalah:
The Opinion Leader bisa dianggap sebagai pemimpin tidak resmi dari
suatu kelompok. Orang ini biasanya lebih sering menerima informasi
penting daripada anggota lainnya dan yang paling bertanggung jawab
dalam menentukan tujuan dan aksi dari kelompok.
The Gatekeeper mengatur aliran informasi ke anggota yang lain dari
kelompok. Jika gatekeeper memilih untuk tidak memberitahukan sesuatu
informasi, maka anggota lain akan kehilangan informasi karena the
gatekeeper adalah satu-satunya yang menyediakan informasi.
The Liaison menghubungkan kelompok satu dengan kelompok lainnya.
Dia adalah sang contact person yang berkomunikasi dengan kelompok
laindan mendapatkan informasi dari mereka.
The Isolate adalah orang yang dikucilkan oleh kelompok dan menerima
sangat sedikit informasi. Dia diperlakukan seperti orang luar, walaupun
dia anggota kelompok tersebut.
The Follower adalah orang yang selalu mengikuti apapun pendapat
pemimpin kelompok. Dia adalah anggota yang loyal terhadap kelompok.
2. Pengambilan Keputusan (decision making)
Decision-Making Style
Ketika membuat keputusan, individu biasanya mempertunjukkan
gaya kepribadian seseorang yang mencerminkan bagaimana mereka
melihat apa yang terjadi diantara mereka dan bagaimana mereka
memproses informasi. Pengambilan keputusan ini ditentukan dari dua
dimensi: orientasi nilai dan toleransi ambiguitas. Dua orientasi ini, dengan
rendah dan tingginya dimensi masing-masing, menghasilkan empat
macam pengambilan keputusan –directive, analytical, conceptual, dan
behavioral.
Directive Style. Seseorang dengan gaya derivative memiliki
toleransi rendah untuk ambiguitas dan diorientasikan menuju tugas atau
masalah dan konsern teknikal di pengambilan keputusan mereka.
Analytical Style. Seorang analytical memiliki toleransi yang tinggi
terhadap ambiguitas dan tugas atau masalah yang kuat serta berorientasi
terhadap teknik.
Conceptual Style. Tipe ini memiliki toleransi tinggi untuk
ambiguitas dan untuk orang yang kuat serta konsern ke social.
Behavioral Style. Tipe ini memiliki toleransi yang rendah untuk
ambiguitas dan untuk orang yang kuat serta konsern di social.
Risk Taking
Creativity
3. Brain Storming
F. INTERGROUP BEHAVIOR
Intergroup behavior adalah suatu interaksi antara 2 atau lebih dari beberapa
kelompok. Terkadang terjadi dalam satu departemen ataupun departemen lainnya. Dalam
suatu kejadian dan suatu alasan suatu koordinasi dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi.Tujuan intergroup behavior adalah untuk mencapai performa yang baik atau
tinggi dalam suatu departemen. Akan tetapi terkadang perlombaan kekuasaan atau
kekuatan berkembang diantar kelompok dan suatu pemecahan masalah dibutuhkan.
Dalam hal ini bergantung dalam berbagai faktor. Pertama –tama setiap
kelompok harus tahu apa yang menjadi tujuan mereka dan tujuannya harus jelas.
Contoh, jika kelompok A dituntut gedung A, kelompok B bertanggung jawab atas
konstruksi B dan kelompok C bertugas untuk menggabungkan keduanya sebagai hasil
untuk penyelesaian produk maka A dan B harus berkoordinasi dengan C kapan harus
menghasilkan produk dan berapa jumlah yang harus dihasilkan agar hasilnya opimal.
Kedua, harus ada koordinasi dalam kelompok tersebut. Setiap kelompok mempunyai
peran yang vital dalam proses produksi. Ketiga, harus ada rencana jaga-jaga antara
kelompok. Maksudnya adalah apabila suatu kelompok menghadapi suatu masalah
sendiri. Sebagai contoh apabila kelompok A tertinggal kelompok yang lain disini
manager tahu dan segera melakukan pembenahan sebelum nasalah tersebut semakin
membesar dan tidak terkontrol. Jalan yang bisa diambil yaitu melalui monitoring
langsung ke lapangan ataupun membuat suatu hubungan atau koordinasi manager.
Jadi apabila kelompok A tertinggal akibat kehabisan bahan mentah , manager
langsung melakukan pengecekan terhadap departemen terkait untuk melihat bahan
apa yang dibutuhkan kelompok tersebut.
2. Perebutan kekuasaan
a. Menyediakan Pelayanan
Salah satu jalan yang paling umum dalam hal ini yaitu menyediakan
pelayanan kepada mereka yang mereka juga tidak dapat atau tidak akan
menyediakan bagi diri mereka sendiri. Contohnya banyak industri besar maupun
sedang disatukan atau diserikatkan(unionized). Untuk menyepakati dengan
anggota serikat, masing-masing perusahaan mempunyai industri hubungan
departmen yang bertugas menegosiasikan kontrak dengan anggota kesatuan.
Akan tetapi biasanya kontrak yang berjalan terkadang merugikan hak-hak anggota
serikat yang bekerja. Jadi kebanyakan departemen mencari departemen hubungan
industri untuk menjelaskan dan membantu menyelesaikan masalah yang timbul
berkaitan dengan hal tersebut atau isu-isu yang berkembang.
b. Penggabungan Kepentingan
c. Alokasi Dana
Salah satu jalan yang paling efektif dalam menyukseskan persaingan dana
adalah menunjukan management terbaik mereka bahwa departemen tersebut telah
menunjukan management terbaik mereka dibanding departemen lainnya.
Contohnya, kelomok manufaktur berargumen bahwa mereka telah mengurangi
ongkos produksi namun kualitas barang lebih baik dari sebelumnya. Sama halnya
ketika departemen pemasaran mengatakan bahwa penjualan dollar dari iklan naik
sehinnga budget harus dinaikkan dan lain-lain. Begitupun semua kelompok yang
ada di dalamnya. Jelas dengan begini akan ada pihak yang dirugikan. Contoh
manufaktur mendapat tambahan budget sekitar 20 persen, hal ini akan membuat
kelompok pemasaran dan keuangan tidak senang dan ketika kelompok marketing
mendapat tambahan budget juga akan membuat kelompok produksi dan keuangan
merasa tidak senang karena budget yang mereka butuhkan harus dialokasikan ke
kelompok yang lain.
Hal ini yang menyebabkan goal conflict yaitu dimana tujuan suatu
kelompok yang merupakan suatu kesatuan mencapai tujuannya namun merugikan
kelompok yang lain. Hal ini umum terjadi dalam persaingan kekuatan/kekuasaan.
Ditambah lagi dapat menyebakan kerugian terhadap kesejahteraan suatu
kelompok.
3. Penyelesaian Konflik
a. Konfrontasi
b. Kolaborasi
Terkadang suatu tujuan tidak akan tercapai oleh satu atau dua kelompok
dimana semua yang terlibat belum terkait dengan baik. Hal ini yang disebut
dengan kolaborasi dimana dibutuhkan seluruh partisipasi seluruh pihak yang
terkait dengan baik.
c. Kompromi
Jika manager menemukan masalah yakni suatu kelompok yang tidak dapat
menjalankan tugasnya dengan kelompok lain secara bersama-sama dengan baik
namun akan menjadikan suatu masalah baru, manager dapat memutuskan untuk
mengubah struktur organisasi tersebut. Contoh, kelompok quality control tidak
cocok bekerja dengan kelompok lainnya, manager dapat memindahkan kelompok
quality control ke tempat lain yang tepat dan cocok buat mereka. Sehingga
mereka lebih senang dan nyaman dalam bekerja.
PERTANYAAN
2. Dalam hal apa biasanya penyelesaian masalah melibatkan keseluruhan elemen dalam
suatu organisasi ?
A. Compromise
B. Confrontation
C. Providing Service
D. Collaboration
4. Jika dalam suatu kelompok, ketika seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai
dengan status mereka di kelompok, maka ini dinamakan…..
A. Status Incongruence
B. Status Discrepancy
C. Status Ambiguity
D. Job Competence
5. Apa perbedaan orang dengan left brain thinking dan orang dengan right brain thinking?
A. Orang dengan left brain thinking dalam mengambil keputusan lebih didasarkan pada
perasaan daripada orang dengan right brain thinking.
B. Orang dengan left brain berpikir lebih detail dibandingkan orang dengan right brain.
C. Orang dengan right brain lebih lebih menyukai hal secara verbal.
D. Orang dengan right brain menyukai hal-hal yang sudah rutin atau sudah ada prosedurnya.
TUGAS KELOMPOK
GROUP BEHAVIOR
Diampu oleh:
Dr. Magda Bhinnety, M.Si, Psi.
Anggota Kelompok :
2011