Professional Documents
Culture Documents
DASAR TEORI
serat glass 3 layer dalam bentuk chopped strand dengan berat 300 gram/m2 yang
dilakukan oleh Dany Yanuar (2003) diperoleh kekuatan tarik sebesar 67,118 MPa,
kekuatan bending 175,25 MPa dan Kekuatan impak sebesar 0,045 J/mm2.
whisker SiCw/7475. Dari hasil penelitian tersebut terungkap bahwa patahan hasil
uji tarik statis terhadap benda tidak ditemukan adanya whisker yang tertarik
keluar. Dan pada daerah sekitar patahan menunjukan adanya deformasi plastis
Kekuatan ikatan antara matrik dan serat akan menimbulkan tegangan dalam
serat. Tegangan yang tinggi pada ujung serat menimbulkan adanya aliran plastic
dalam matrik logam. Untuk dapat memanfaatkan kekuatan serat yang cukup
tinggi, perlu dilakukan pencegahan agar zona plastik dari matrik tidak merambat
menunjukan bahwa keberadaan lapisan adhesif sebagai hasil dari effek yang
5
6
pada lamina bagian atas cukup banyak mereduksi beban impak. Pada daerah
kontak juga akan mereduksi terhadap effek akibat konsentrasi tegangan. Tetapi,
untuk kekuatan bending, lapisan adhesif ini kurang menguntungkan. Hal ini
lapisan adhesif.
seragam pada coruggated dan honeycomb carboard, dilakukan oleh Jochen Pflug
dkk (1999). Tekanan permukaan yang konstan telah diberikan dengan bantuan
vacuum bag. Pengukuran geseran arah sumbu Z ditunjukan oleh sistem pemetaan
regangan optik oleh GOM, Jerman. Defleksi diukur pada tekanan 0,8 bar,
yang sama untuk tiap satuan berat perluas. A – Flute menunjukan besar 0,8 bar
dan dalamnya cekungan 0,4 mm, sedangkan BC – Flute hasilnya lebih besar tetapi
deformasi yang sangat kecil, yaitu hanya 0,05 mm dengan deformasi terjadi pada
sel.
dimaksud komposit disini adalah gabungan dari dua buah material atau lebih yang
7
mempunyai perbedaan bentuk maupun komposisi kimia dan keduanya tidak dapat
larut, tujuannya untuk mendapatkan sifat-sifat baru yang lebih baik dari sifat
organik, dan non organik. Menurut fungsinya terdiri dari struktural dan
sebagi matrik pengisi komposit Glass fiber reinforced plastic (GFRP). Matrik ini
berfungsi untuk mengikat dan mempertahankan posisi serat agar tetap pada
posisinya dan mendistribusikan beban yang diterima komposit kepada serat secara
merata. Resin polyester dibentuk dari reaksi bersama antara dyhidrik alcohol
(glicol) dengan asam organik. Reaksi di atas menghasilkan rantai ikatan dari ester,
asam dan glicol. Reaksi pembentukan polyester dari glicol dan asam organik
8
dapat diilustrasikan pada gambar 2.1. Komposisi kimia polyester ditunjukan pada
tabel 2.1.
dua jenis yaitu termoplastik dan termosetting. Polyester sendiri termasuk dalam
mecair dan mengalir, tetapi akan terbakar dan menjadi arang. Secara umum
tabel 2.2.
serat. Sebagai contoh, jika elongasi yang dimiliki oleh serat 3%, maka matrik
harus mempunyai elongasi lebih dari 3%. Disamping elongasi, dalam pemilihan
matrik secara kimia dan thermal juga harus diperhatikan. Matrik yang digunakan
harus kompatibel dengan seratnya. Matrik dan serat sebaiknya juga mempunyai
kekuatan tarik dari komposit, tetapi hal ini akan menimbulkan kelemahan pada
sifat mekanis yang lain. Disisi lain, meningkatnya kandungan matrik maka akan
meningkatkan ketahanan komposit terhadap bahan kimia dan cuaca. Tetapi hal itu
akan menurunkan kekuatan tarik produk. Oleh karena itu, perbandingan antara
matrik dan serat merupakan faktor yang sangat menentukan dalam memberikan
karakteristik mekanis produk yang dihasilkan. Ukuran panjang dan diameter serat
Makin kecil diameter serat, semakin baik untuk dipergunakan. Diameter serat
yang kecil akan memberikan luas permukaan persatuan berat yang lebih besar
untuk jumlah serat yang sama. Hal itu membantu proses transfer tegangan dari
beban yang diterima oleh komposit akan ditahan terlebih dahulu oleh matrik
sebagai penahan beban terahir. Hasilnya adalah suatu material komposit yang
komposit
Serat sintesis yang paling banyak digunakan adalah serat glass. Harganya
relatif murah dan sudah tersedia cukup banyak di pasaran. Serat jenis ini biasanya
digunakan sebagai penguat matrik jenis polymer. Komposisi kimia serat glass
sebagian besar adalah SiO2 dan sisanya adalah oksida-oksida aluminium (Al),
kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan natrium (Na) dan unsur-unsur lainnya.
Komposisi kimia dari ketiga jenis serat glass dapat dilihat pada tabel 2.5.
Keterangan :
SiO2 = Silika Na2O = Natrium Oksida
Al2O3 = Alumina B2O3 = Boron Oksida
Fe2O3 = Besi Oksida K2O = Kalium Oksida
CaO = Calsium Oksida BaO = Boron Oksida
MgO = Magnesium Oksida
12
temperatur yang lebih tinggi. Pemberian katalis yang terlalu banyak akan
menimbulkan panas yang berlebihan pada saat proses curing, hal ini akan
menurunkan kualitas atau bahkan akan merusak produk yang dihasilkan. Oleh
karena itu pemakaian katalis dibatasi sampai 1% dari berat resin. Katalis yang
biasa digunakan untuk mempercepat proses curing pada komposit GFRP adalah
senyawa peroksida organik jenis metyl etyl keton peroksida (MEKPO). Struktur
sekuat katalis. Untuk jenis resin tertentu sudah mengandung bahan accelerator,
sehingga tidak perlu penambahan accelerator. Zat yang biasa digunakan sebagai
mekanisnya lebih baik daripada resin yang digunakan untuk laminasi serat.
Fungsi lapisan gelcoat adalah sebagai pelindung komposit dari goresan, reaksi
kimia, mencegah masuknya air, dan melindungi dari sinar ultraviolet. Bahan
tambahan lain yang diperlukan adalah zat pewarna, diberikan dengan tujuan untuk
mendapatkan sifat yang tahan terhadap cahaya pada produk yang dihasilkan.
Permukaan atas
Perekat
Core
Permukaan bawah
Setiap material pada dasarnya didesain untuk fungsi dan tujuan yang
spesifik. Komposit sandwich dibuat dengan tujuan untuk effisiensi berat yang
14
dipasang core. Tujuannya untuk menambah momen inersia yang akan menambah
kekakuan lengkung material pada sumbu netral. Jika dibandingkan dengan balok
biasa dengan massa yang sama balok sandwich akan mempunyai kekakuan yang
jauh lebih tinggi, karena momen inersia yang dimiliki sandwich juga lebih tiggi.
yang kecil dan isinya tidak padat. Setiap beban bending yang diterima oleh
karena pembebanan.
Gambar 2.4 Perbandingan antara core kaku dan lentur pada pergeseran
15
Efek geseran dari kekakuan core dapat perhatikan pada gambar 2.4. Pada
kasus yang atas terjadi pada sandwich yang ideal, sandwich relatif kaku terhadap
beban geser. Setelah diberi beban pada salah satu ujungnya, permukaan sandwich
yang lain.
menahan beban geser dengan baik. Dari gambar 2.4 terlihat, permukaan atas dan
Pada daerah kekakuan bending, permukaan yang satu dapat tidak didukung oleh
permukaan yang lain, sehingga hasilnya kurang maksimal. Hal ini menjadi titik
dan tekan dari sandwich. Material yang biasa digunakan antara lain baja,
stainlesstel dan aluminium. Untuk kasus ini digunakan GFRP sebagai alternatif
pilihan, karena GFRP sangat mudah untuk diterapkan. GFRP dipilih karena
2.4.2. Core
diantara dua permukaan agar selalu konstan. Core diusahakan kaku, tujuannya
untuk menjaga pergeseran antara permukaan atas dan permukaan bawah. Dengan
16
core dan lapisan permukaan. Jika core yang digunakan lemah tegangan gesernya,
permukaan sandwich tidak akan bersatu menjaga kekakuan. Pemilihan core yang
tegangan tarik yang tinggi dan density yang rendah akan sulit terpenuhi pada
sebuah core. Sehingga seringkali hanya dipenuhi salah satu kebutuhan saja,
bahan tertentu.
Material core yang biasa digunakan dalam pembuatan struktur sandwich antara
lain :
1. Kayu
pengerjaan kayu relatif mudah, variasi mutu dan jenis juga cukup banyak.
Kayu mempunyai kekuatan yang baik dan berat jenis rendah, tetapi kayu
2. Struktur Honeycomb
denga core struktur honeycomb akan mempunyai kualitas yang cukup baik,
a. Kraft paper
17
c. Aluminium
Struktur Underexpended
3. Polymer
a. Polysterene
b. Polyuretane
c. Polyvinyl Clorida
cairan yang rendah, tersedia dalam berbagai variasi jenis dan bentuk.
d. Polyamide
volume dari material tersebut. Dalam menentukan berat jenis suatu benda yang
bentuknya beraturan dapat dengan mudah kita lakukan. Untuk benda dengan
bentuk yang tidak beraturan, dimana kita kesulitan untuk menentukan volumenya.
Kita dapat menghitung berat jenisnya dengan beberapa cara, antara lain :
1. Penimbangan
dengan berat di udara dikurangi dengan gaya tekan ke atas yang diberikan
oleh air. Gaya tekan ke atas merupakan volume dari benda tersebut.
Dengan berat jenis air 1000 gr/m3 maka volume benda dapat kita hitung
V = Wu – Wa ……………………………………..……………………………………………. (2.1)
Wu
ρ=
V
Wu
= ………………………………………………………. (2.2)
Wu − Wa
kedalam gelas ukur yang berisi air. Volumenya dapat kita ketahui dengan
menghitung selisih volume sesudah dan sebelum benda dimasukan dalam air.
V = V1 – V2 ………………………………………………..………….. (2.3)
Wu
ρc =
V1 − V2
W
= u ……………………………………………………………… (2.4)
V
Jumlah kandungan serat dalam komposit atau disebut fraksi volume serat
merupakan hal yang menjadi perhatian kusus pada komposit penguatan serat.
Fraksi serat sangat menentukan terhadap karakteristik komposit yang dibuat. Ada
beberapa cara untuk menghitung dan menganalisa fraksi serat pada komposit,
antara lain :
1. Secara langsung
Penghitungan volume serat dan volume matrik dilakukan pada saat proses
Vf
υf = ……………………………………………………. (2.5)
Vf + Vm
komposit semua. Ada beberapa bagian, terutama resin yang terbuang karena
tercecer dan menempel pada alat yang digunakan. sehingga fraksi volume
jenis, kita harus mengetahui massa jenis dari komposit yang dibuat terlebih
dahulu. Hal ini dapat dilakukan dengan metode pada bagian 2.5 di atas.
Massa jenis serat dan matrik dapat diketahuai dari spesifikasi material yang
ρc − ρm
υf = ……………………………………………………. (2.6)
ρf − ρ m
resin hilang dan serat glass yang tahan api akan tetap ada. Serat dapat
massa komposit dan massa serat maka massa matrik dapat ditentukan dengan
persamaan 2.7.
Wm + Wf = Wc
Wm = Wc - Wf ……………………………………………………. (2.7)
Dengan diketahuinya massa serat, massa matrik dan massa jenis masing-
masing, fraksi volume serat dapat diketahui dengan persamaan 2.8 (Quinn,
1990)
22
volume serat
ν serat = volume komposit
Wf / ρ f
= …………………………………. (2.8)
Wf / ρ f + Wm / ρ m
Dengan adanya void pada komposit maka rumusan fraksi volume komposit
menjadi :
υf + υ m + υ v = 1 …………………………………………………. (2.9)
ωf + ωm = 1 ……………………………………………………. (2.10)
Fraksi void yang terjadi pada komposit GFRP dapat ditentukan dengan
( W / ρ ) + ( Wc − Wf ) / ρ m
υ v = 1 − f f × 100 % ………………… (2.11)
W c / ρ c
terlihat secara jelas perbedaan antara serat dan matrik. Kita dapat menghitung
jumlah serat pada luasan tertentu dan mengukur diameter beberapa serat
sebagai sampel untuk mengetahui luasan dari serat. Fraksi Volume dapat
Ac = n × . Af + Am
Vc = l × Ac
Vf = l × n × Af
Vf
υf =
Vc
l × n × Af
= ………………………………………………... (2.12)
l × Ac
n × Af
=
Ac
nilai modulus elastisitas tariknya. Akibat pengujian bending, pada bagian atas
spesimen akan mengalami tekanan, dan bagian bawah akan mengalami tegangan
mengalami patah pada bagian bawah yang disebabkan karena tidak mampu
My
σb = ………………..………………………………………. (2.13)
I Tot
Pada balok biasa pusat sumbu netral berada pada tengah tengah dari balok,
kekuatan bending pada sisi bagian atas = kekuatan bending pada sisi bagian
bawah.
PL × 1 h
σb = 4 3 2
b× h
12
12 P L h
σb =
8 b h3
3PL
σb = …………………..………………………………………. (2.14)
2 b h2
Jika defleksi maksimum yang terjadi lebih dari 10 % dari jarak antar
penumpu (L), kekuatan bendingnya dapat dihitung dengan persamaan 2.15 yang
3PL δ
2
σb = 1 + 4 …………………………………………. (2.15)
2bh 2 L
Pada balok sandwich letak sumbu netral tidak berada tepat pada bagian tengah,
nilai modulus elastisitas untuk tiap material penyusunnya juga berbeda. Sehingga
Balok sandwich dapat diandaikan dengan balok satu jenis, tetapi mempunyai
E 3 Layer
=n ………………………………………………. (2.16)
E1 Layer
a b
Gambar 2.7 (a) Profil balok komposit sandwich, (b) Komposit menjadi balok dengan bahan satu
jenis
Pusat sumbu netral dari Gambar 2.8 b dapat ditentukan dengan persamaan 2.17
A1y1 + A 2 y 2 + A 3 y3
y= …………………..………………………. (2.17)
A1 + A 2 + A 3
Momen inersia total pada batang profil I pada Gambar 2.7 b dapat dirumuskan
[
I Total = ∑ I + A( y − y )
2
] …………………..………………………. (2.18)
My 3
σ3 Layer = …….…………………..………………………. (2.19)
I Total
26
1 My 1
σ1 Layer = …………………..………………………. (2.20)
n I Total
persamaan 2.21
1 L3 p
Eb = × × …………..………………………………………. (2.21)
4 bh 3 δ
Penghitungan kekakuan bending (D) pada material flat biasa dapat dilakukan
secara langsung dengan mengalikan antara elastisitas bending (Eb) dan momen
D = E b × I ………………………………………………………. (2.22)
b ×h3
I= ..……………………………………………………. (2.23)
12
persamaan 2.24.
bt 3 btd 2 bc 3
D = Ef + Ef + Ec ………………………………. (2.24)
6 2 12
Dimensi balok sandwich dapat kita lihat pada Gambar 2.8 berikut :
27
t2 b
W
y3
y1
L/2 L/2
t1
bending dari permukaan lapisan atas. Letaknya kira-kira berada pada pusat sumbu
permukaan lapisan atas. Persamaan kedua kira-kira berada pada pusat sumbu
lapisan bawah. Pada core-nya atau persamaan ketiga kekakuan bendingnya berada
kondisinya sama lapisan atas dan bawahnya. Jika balok dengan beberapa
btd 2 bc 3
D = Ef + Ec …………………………………………. (2.25)
2 12
tetapi harus dilakukan beberapa perubahan. Prinsip dasar kekakuan bending balok
28
sandwich (D) dengan lapisan permukaan yang berbeda bahan atau ketebalannya,
D=
bd 2 E 1 E 2 t 1 t 2
E 1 t 1 + E 2 t 2 12
+
b
( 3
E1 t 1 + E 2 t 2
3
) …………………………. (2.26)
bd 2 E 1 t 1 E 2 t 2
D= ………………………………………………. (2.27)
E1t1 + E 2 t 2
Defleksi yang terjadi akibat pembebanan yang dilakukan pada bagian tengah
W
a) b)
a b c d e e
a b d
a b c d e a c d e
b
L
Z
W
W W2’
c) d)
a b d
a b c d e
Dari Gambar 2.9 b di atas dapat kita lihat bahwa deformasi yang terjadi
dan e pada garis pusat lapisan permukaan, garis aa, bb, cc, dd dan ee terlihat
mengalami perputaran, tetapi berkas garis tengah pusat pembebanan sebagai titik
pusat defleksi, masih terlihat jelas tegak lurus terhadap sumbu pusat. Hal ini
melakukan uji impak terhadap material tersebut. Dengan uji ini akan diketahui
bawah kekuatan impak logam. Kekuatan impak sangat tergantung pada ikatan
antar molekul material yang bersangkutan. Semakin kuat ikatan antar molekulnya
Peralatan uji yang digunakan untuk pengujian impak ada dua jenis, yaitu
alat uji izot dan Charphy. Pengujian impak komposit dapat dilakukan dari arah
kekuatan impak, jika pengujian dilakukan melalui arah samping. Bagian ini
merupakan titik kritis dari sandwich, sehingga dalam desain suatu produk, bagian
samping sedapat mungkin dilindungi agar tidak terjadi kerusakan pada bagian ini.
lemah secara langsung. Penutupan dapat dilakukan seperti Gambar 2.10 berikut :
Komposit sandwich
Penutup/logam
Energi yang diserap oleh benda uji saat diberi beban kejut oleh pendulum
α + β
U serap = WR ( cos β − cos α) − ( cos α'− cos α) ………… (2.28)
α + α'
kekuatan impak benda uji dapat dihitung dengan teorema energi, sesuai
persamaan 2.29.
M 2 ×L
U= ……………………………………………………….
2 ×E ×I
(2.29)
dengan persamaan 2.30, dibawah ini. Tegangan yang terjadi pada komposit
sandwich, dimana momen inersia untuk balok biasa dan balok sandwich sesuai
dengan persamaan 2.23 dan 2.18. dapat dirumuskan dengan persamaan 2.31
U serap
E impak = ………………………………………………… (2.30)
A
M ×y
σimpak = ………………………………………………….
I
(2.31)