You are on page 1of 10

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Pubertas adalah umur atau waktu dimana organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan berkembang. Pubertas tidak menandakan kapasitas reproduksi yang normal dan sempurna. Pubertas pada hewan jantan ditandai dengan kesamgupan berkopulasi dan menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan alat kelamin sekunder. Sedagkan pada hewan betina ditandai dengan adanya estrus dan ovulasi. Pubertas terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai, sehingga hewan muda harus menyediakan makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Estrus dan ovulasi pertama pada hewan betina disertai oleh kenaikan ukuran dan berat organ reproduksi secara cepat. Pertumbuhan dan perkembangan organ-organ kelamin betina sewaktu pubertas dipengaruhi oleh hormon GONADOTROPIN dan hormon-hormon gonadal (tertosteron dan estrogen). Hormon Folikel Stimullating Hormon (FSH) pelepasannya dalam darah menyebabkan pertumbuhn Folikel Folikel Ovarium. Ketika Folikel tumbuh, matang dan berat ovarium meninggi, maka estrogen dilepaskan ke aliran darah oleh ovarium yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangn saluran kelamin betina. Folikel yang matang akan dilepaskan dan terjadi ovulasi, hal ini dibawah pengaruh Hormon LH (Lutainizing Hormon). B. Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi pubertas pada jantan dan betina.

BAB II PEMBAHASAN  Pengertian & Tanda-Tanda Pubertas

Pubertas didefinisikan sebagai umur pada saat estrus pertama kali yang disertai ovulasi. Pubertas terjadi ketika gonadotropin dihasilkan oleh hypopysis anterior dalam konsentrasi yang cukup tinggi untuk menginisiasi pertumbuhan folikel dan ovulasi. Pertumbuhan folikel dapat dideteksi beberapa bulan sebelum pubertas (Anonim., 2004). Sejumlah faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang menonjol pada umur saat pubertas. Pada umumnya setiap faktor yang mengurangi kecepatan pertumbuhan, dengan demikian mencegah ekspresi potensial genetik akan menunda pubertas. Faktor lingkungannya seperti makanan, kesehatan, sanitasi, umur, temperatur, hereditas, tingkat pelepasan homon, berat, dan lain sebagainya (Anonim., 2004). Umur dan berat pada saat pubertas dipengaruhi oleh berbagai faktor genetik. Rata-rata umur pada saat pubertas adalah 4-7 bulan pada babi, 7-10 bulan pada domba, 8-11 bulan pada sapi, 15-24 bulan pada kuda. Berat badan ras-ras dalam satu spesies tertentu tergantung pada ukuran dewasa ras tersebut. Pubertas normalnya dicapai pada umur 7-12 bulan atau dengan kata lain 2-3 bulan sesudah betina mencapai berat badan dewasa. Jenis anjing kecil pubertasnya lebih awal dari jenis besar, sebab berat badan dewasa dicapai umur lebih awal. Anjing betina memsuki pubertas bebrapa bulan sebelum anjing jantan. Pada anjing beagle umur estrus pertama rata-rata kurang lebih 15 hari (Junaidi., 2001). Berbagai faktor dapat mempengaruhi permulaan pubertas. Induk jantan dapat mempengaruhi waktu estrus pertama kali pada anak betinanya. Anjing yang hidup bebas dan anjing domestik yang dapat berkelana dengan bebas secara seksual lebih awal dewasanya daripada anjing yang di kennel (Junaidi., 2001). FAKTOR-FAKTOR PERANGSANG HYPOTALAMUS MELEPASKAN

GONADOTROPN KE ALIRAN DARAH  Umur dan berat badan pada pubertas

 Berat dewasa hampir tercapai maka kecepatan pertumbuhan mulai menurun. Artinya : Keseimbangan antara pengeluaran GONADOTROPIN dan hormon pertumbuhan oleh elenjar ADENOHIPOPHYSA.  Umur dan berat hewan y Umur dan berat badan sewaktu timbulnya pubertas berbeda-beda menurut spesies. Umur ternak betina pubertas : * Kuda : 10 s/d 24 bulan (rata-rata 18 bulan) * Saapi eropa : 6 s/d 18 bulan * Sapi Brahman (Zebu) : 12 s/d30 bulan * Kerbau : 2 s/d 3 bulan * Domba : 6 s/d 12 bulan * Babi : 5 s/d 8 bulan (rata-rata 6 bulan)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUBERTAS DAN MUSIM KAWIN PADA JANTAN DAN BETINA

Faktor yang menpengaruhi pubertas : y Musim Musim sangat mempegaruhi pada alat reproduksi hewan tersebut. Contoh : biasanya ternak partus pada musim semi, karena untuk menjaga kesehatan pedet dan induknya serta ketersediaan pakan akan tercukupi. y Suhu Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu. Suatu lingkungan dengan suhu ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu ternak terutama pada masamasa pubertasnya. Suhu yang terlalu dingii atau terlalu panas (tidak normal) akan menggangu hal tersebut di atas. y Makanan Jika pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh tenak baik itu jumlah maupun kualitasnya baik maka sangat ternak tersebut. Dengan demikian perkembangan reproduksi mulai dari dari pubertas hingga dewasa penuh juga berkembang dengan baik. y Faktor-faktor genetik

Ini merupakan sifat keturunan yang dibawa oleh pedet yang bersangkutan dar induknya. Bila induknya cepat pubertas maka anaknya juga biasanya cepat mengalami pubertas.

Musim Kawin (Breeding Season) Musim kawin juga mempengaruhi pubertas. Ketika musim kawin terjadi banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang belum dewasa sekalipun. Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya. Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain : y Lamanya siang hari Biasanya ternak akan sering ovulasi pada malam hari, sehingga pada siang hari pada siang hari sebelumnya ternak tersebut menunjukkan tanda-tanda birahi yang dapat merangsang pejantan untuk mengawininya. y Suhu Ternak akan memilih suhu ideal untuk melakukan perkawinan. Suhu yang sangat panas akan menghambat/mempengaruhi tingkat kawin dari suatu ternak. y Mekanisme Hormonal Sistem kerja hormon yang normal atau tidak mengalami gangguan akan mempengaruhi keinginan kawin dari ternak. Bila mekanisme hormonal ini terganggu maka akan menghambat sekresi dari hormon-hormn tersebut sehingga akan mengurangi keinginan kawin dari ternak yang bersangktan.

Faktor - faktor lain : Contoh faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi antara lain :

Jenis ternak yang dipelihara jantan semua atau betina semua, pemeliharan jantan dan betina yang digabung dalam satu kandang (dicampur) dan lain-lain.

FASE SIKLUS BIRAHI Siklus birahi dibagi kedalam 4(empat) fase yaitu : FASE PROESTRUS, ESTRUS, METESTRUS dan DIESTRUS

Fase proestrus dan estrus disebut juga FASE FOLIKULER atau ESTROGENIK, kemudian fase metestrus dan diestrus disebut juga FASE LUTEAL atau PROGESTATIONAL.

Fase Poestrus Fase proestrus merupakan fase sebelum estrus dimana Folikel De Graaf tumbuh dibawah pengarus FSH sebagai persiapan pelepasan ovum dari ovarium.

Ciri-cirinya antara lain : Terjadi peningkatan pertumbuhan cilia tuba fallopii, vascularisasi mcosa uteri dan vascularisasi epitel vagina. Cevik Mensekresikan mucosa tebal dan berlendir, mucus yang kental menjadi terang dan transparan dan meggantung pada vagina di akhir proestrus. y Fase Estrus Periode setelah proestrus yang ditandai oleh keinginan kelamin untuk kawin, betina menerima pejantan untuk berkopulasi. Selain hal tersebut, terjadi pematangan folikel degraf, tuba fallopii menegang dan ujungnya (fimbrae) merapat ke folikel, uterus memberikan reaksi, cervik mengendor dan nampak sekali tanda-tanda birahi. Pada masa akhir estrus ini terjadi ovulasi. y Fase Metestrus Merupakan fase pasca estrus. Pada fase ini corpus lutium berkembang dibawah pengaruh hormon LH. Corpus Lutium menghasilkan progesteron yang berfungsi menghambat sekresi FSH sekaligus menghambat perkembangan folikel de graaf sehingga tidak terjadi estrus. Ciri-cirinya antara lain : Ephitelium pada carunculae terjadi hiperemis yaitu haemorrhagi kapiler dan terjadi pendarahan proestrus atau menstruasi. y Fase Diestrus Merupakan periode terakhir siklus estrus. Pada masa ini corpus luteum menjadi matang dan pengaruh progesteron menjadi sangat nyata. Cervix kembali menutup, lendir vagina lengket dan uterus mengendor. Pada fase inilah perkembangan folikel primer dan sekunder mulai tejadi, sedangkan folikel de graaf tidak akan terjadi setelah diestrus berakhir. y Fase Anestrus Selain 4(empat) fase utama tersebut di atas, dalam siklus estrus juga dikenal Anestrus. Fase ini ditandai dengan ovarium dan saluran kelamin yang tenang dan tidak berfungsi. Aktifitas folikuler pada ovarium berkembang tetapi pematangan folikel dan ovulasi jarang terjadi

selama periode anestrus. Fase diestrus berlangsung pendek, corpus luteum menjadi matang, uterus mengendor kecil, cervix merapat, mucosa vagina dan cervix pucat.

Lama berlangsungnya siklus estus a. Fase Poestrus : 3-5 hari b. Fase Estrus : 12-24 jam c. Fase Metestrus : 3-5 hari d. Fase Diestrus : 13 hari

PUBERTAS PADA TERNAK JANTAN Proses pembentukan spermatozoa (spermatogenesis) dimulai pada waktu pubertas atau dewasa kelamin. Pubertas pada ternak jantan terjadi pada waktu hormon-hormon adenohypophysa menggertakkan pelepasan hormon-hormon gonadal yang menyebabkan untuk

pertumbuhan organ-organ kelamin dan sifat-sifat kelamin sekunder. Timbulnya pubertas ditadai oleh sifat-sifat kelamin sekunder, keinginan kawin dan kopulasi. Pubertas. Pubertas dicapai tergantung oleh makanan bangsa ternak, persilangan, tatalaksana, penyakit dan perbedaan indifidual. Pada sapi eropa spermatocit primer muncul didalam tubuli seminiferi menjelang umur 4 sampai 6 bulan, spermatid pada umur 6 s/d 7 bulan dan spermatozoa pada umur 7 s/d 9 bulan. Sekresi seminalis dari kelenjar-kelenjar perlengkapan pada umur 5 s/d 6 bulan. Pemisahan penis dari prepotium mulai berlangsung kearah caudl pada umur 1 bulan dan sempurna pada umur 8 bulan. Periode antara 6 s/d 10 bulan ditandai oleh pertumbuhan alat-alat kelamin secara cepat, peninggian pelepasan LH di dalam hypotalamus dan LH d dalam plasma dan terjadi spermatogenesis secara cepat. Ejakulasi tinggi dan julah sperma motil terjadi pada sapi umur 6 s/d 9 bulan sesudah awal pubertas. Pengurangan jumlah butiran protoplasma proksimal (proksimal protoplasmic droplets) pada sperma sapi baru terjadi pada umur 9 s/d 12 bulan.

Pada babi, pengurangan butiran-butiran protoplasma dan sperma abnormal didalam ejakulat babi pada umur 5 s/d 200 hari.

Pertumbuhan testes babi dan epididimis secara cepat terjadi pada umur 4 s/d 8 bulan dan perpisahan penis dengan preputium terjadi pada umur 4 s/d 6 ulan, sedangkan dewasa kelamin dicapai pada umur 8 bulan.

Hewan yang baru pubertas disarankan setelah setengah s/d satu tahun sesudah pubetas baru dipakai untuk perkawinan.

Lama Pubertas pada ternak Jantan 1. Kuda : 18 bulan (antara 12 s/d 24 bulan) 2. Sapi : 9 sampai 12 bulan (antara 6 s/d 18 bulan 3. Domba : 7 sampai 8 bulan (antara 4 s/d 12 bulan) 4. Babi : 5 sampai 7 bulan (antara 4 s/d 8 bulan)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu 1. Pubertas adalah umur atau waktu dimana organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan berkembang. Pubertas tidak menandakan kapasitas reproduksi yang normal dan sempurna. Pubertas pada hewan jantan ditandai dengan kesamgupan berkopulasi dan menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan alat kelamin sekunder. Sedagkan pada hewan betina ditandai dengan adanya estrus dan ovulasi. 2. Pubertas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor musim, suhu, makanan dan faktor genetik. B. Saran Adapun saran yang dapat saya berikan yaitu : agar Bapak Dosen lebih sharing lagi kepada kami semua.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2004. Fisiologi Reproduksi Ternak I. Bag. Reproduksi dan Kebidanan. FKH. UGM. Yogyakarta. Mc. Donald, L E. 1969. Veterinary Endokrinologi and Reproduction. Philadelphia. Lea and Febiger. Junaidi., A. 2001. Reproduksi dan Obstetri Pada Anjing. Gadjah Mada University Press. Sumber : http://oktanpoy.blogspot.com/2010/11/tugas-reproduksi.html?zx=658ba68e3e49f309 http://vetandhie.blogspot.com/2011/01/siklus-estrus.html

10

You might also like