You are on page 1of 2

Laboratorium Metalurgi Proses Departemen Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia

I. TUJUAN PERCOBAAN

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM PASIR CETAK

NPM / KELOMPOK : 0806455925 / 17 TANGGAL DIKUMPUL : 15 APRIL 2011 TANGGAL DITERIMA : 15 APRIL 2011 KETERANGAN :
dan akan memberikan ketahanan api dan permeability yang buruk terhadap hasil cetakan sehingga membutuhkan pengikat dalam jumlah yang banyak. Ukuran butir pada pasir cetak biasanya beragam tetapi dengan penyaringan bisa diperoleh ukuran yang seragam. Ukuran butir yang diinginkan adalah sedemikian hingga dua pertiga dari butir pasir mempunyai ukuran dari tiga mesh yang berurutan dan sisanya dari ukuran mesh berikutnya. Selain bentuk butir, sifat pasir cetak juga tergantung dari variabel variable lain, yaitu : 1. Kadar bahan pengikat ( binder ) Contoh binder adalah : bentonit, tanah lempung, pepset, resin, dll. Yang paling banyak digunakan adalah bentonit Kadar air o Berbagai sifat pasir cetak sesuai dengan kadar air o Kadar air naik maka kekuatan akan naik sampai titik maksimum dan seterusnya menurun

Setelah melakukan praktikum pengolahan pasir cetak ini,praktikan diharapkan dapat mengetahui sifat-sifat pasir cetak dan hubungan antara sifat-sifat pasir cetak terhadap proses penuangan pasir logam, meliputi : 1. 2. 3. Distibusi besar butir pasir Kadar air atau kadar aditif dalam pasir cetak Hubungan antara permeabilitas, kekuatan geser, kekuatan tekan terhadap kadar air serta bahan aditif dalam pasir cetak Mampu bentuk ( flowability ) dari pasir cetak Perbedaan karateristik antara pasir basah (green sand), pasir kering (dry sand) dan pasir kering tanpa dengan pemanasan (holding sand)

1. Kuat Tahan terhadap tekanan dan berat logam cair yang akan dituang ke dalam cetakan dan tidak mudah ambruk bila dipindahkan 2. Memiliki permeabilitas yang baik Cetakan mudah melewatkan gas dari dalam cetakan atau yang terlarut dalam logam cair sehingga cacat tuangan akibat gas dapat dikurangi atau dihindari 3. Memiliki flowability yang baik Pasir dapat mengisi ruangan- ruangan dan cetakan dengan baik 4. Mempunyai distribusi pasir yang cocok Berhubungan dengan ukuran dan distribusi butir dalam membentuk cetakan. Sehingga dapat membentuk permeabilitas yang diinginkan dan sifat permukaan yang baik (akurasi dimensi tinggi dan permukaan halus) 5. Memiliki sifat adhesive yang baik Cetakan tidah ambruk ataupun terlepas dari kup dan drag sebelum proses penuangan logam dan dapat juga disebut sebagai sifat pasir untuk melekat pada cetakan 6. Sifat kohesive Dengan adanya sifat kohesive, diharapkan sifat mekanis cetakan meningkat. Sifat mekanis itu anatara lain : Kekuatan basah, kekuatan karena adanya kandungan air Kekuatan kering, kekuatan tidak mengandung air Kekuatan panas, kekuatan menahan ekspansi panas dari logam cair Ketahan kimia, tidak mudah bereaksi dengan logam cair Kekuatan terhadap temperature tinggi
Temperatur penuangan untuk berbagai coran

Perrmukaan cetakan yang halus dapat membuat hasil cor yang baik. Karena, tidak ada produk cor yang lebih baik dari kondisi cetaknnya. II.3 Jenis Pasir Cetak Pasir yang dapat digunakan untuk cetakan dapat dibedakan menjadi berbagai kelompok. Berdasarkan jenisnya, dapat dikelompokkan sebagai berikut : Cxc 1. Pasir Alam, pasir yang berada di alam contoh : pasir gunung, pasir sungai, pasir pantai 2. Pasir sintetis atau buatan contoh : pasir silika dengan kandungan SiO2 95 % 3. Pasir jenis lainnya contoh : pasir zirkon, pasir olivine, pasir chromite Selain itu pasir cetak juga dapat dikelompokkan berdasarkan kualitas jenis pasir, antara lain : 1. Pasir berkualitas rendah, banyak mengandung impuritis. Biasanya adalah pasir alam 2. Pasir berkualitas tinggi, sedikit mengandung impurities. Pasir jenis ini banyak digunakan pada proses pengecoran sebagai cetakan, antara lain : 1. Pasir Silika ( SiO2 ) - Merupakan pasir sintetis dengan kadar SiO2 95 % - Pasir yang paling banyak digunakan karena jumlahnya banyak dan harganya murah - Tetapi, pada logam cair yang memiliki titik lebur tinggi dapat terjadi sintering 2. Pasir Zirkon ( ZrO2 . SiO2 ) - Ada yang berwarna dan tidak berwarna - Biasanya berwarna merah kekuningkuningan atau coklat - Sumbernya adalah Zirkonium murni - Memiliki kekuatan tinggi pada temperatur tinggi - Tahan terhadap korosi kimia 3. Pasir Olivine ( 2MgO2 . SiO2 ) - Pemuain panas sangat kecil 4. Pasir Chromite (Fe2O4 . Cr2O4) - Memiliki ekspansi termal rendah - Konduktivitas termal tinggi - Memiliki refraktori yang bagus II.4 Susunan Pasir Cetak Bentuk butir pasir akan mempengaruhi flowability, permeabilitas, dan sifat mekanis dari pasir dan cetakannya. Bentuk butir pasir digolongkan menjadi beberapa, yaitu : 1. Butir pasir bulat ( round ) 2. Butir pasir sebagian bersudut ( sub angular ) 3. Butir pasir bersudut ( angular ) 4. Butir pasir kristal/ tidak beraturan ( rregular)

4. 5.

2.

II. DASAR TEORI II.1 Keunggulan pasir cetak Fungsi dari cetakan pada proses pengecoran logam adalah memberikan bentuk ,dimensi, dan sifat permukaan pada benda cor. Berdasarkan material cetakannya, cetakan untuk proses pengecoran logam dapat terbuat dari berbagai jenis bahan, antara lain : 1. Pasir 2. Logam 3. Keramik Dari ketiga jenis cetakan di atas, cetakan yang terbuat dari pasir masih banyak digunakan pada industriindustri pengecoran. Hal ini dikarenakan pasir cetak memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan`bahan lainnya, antara lain : 1. Mudah didapat dan murah ( faktor ekonomis ) 2. Dapat digunakan kembali (dengan catatan 20% dari pasir tersebut merupakan pasir baru ) 3. Memiliki kekuatan yang cukup tinggi 4. Dapat digunakan untuk penuangan benda-benda besar (di atas 50 kg) dan bentuk yang cukup rumit 5. Memiliki sifat refraktori dan ketahanan kimia yang baik 6. Memiliki permeabilitas yang baik 7. Memiliki mampu bentuk / alir ( flowability ) yang baik Namun, pasir cetak juga memiliki keterbatasan, antara lain sebagai berikut. 1. Bisa terjadi porositas yang tinggi pada produk 2. Permukaan produk kurang bagus 3. Toleransi dimensi rendah 4. Laju produksi rendah (<20 per jam) II.2 Sifat Fisik Cetakan Sifat fisik pada cetakan sangat berpengaruh pada hasil produk cor, Oleh karena itu, ketika pembuatan cetakan dari pasir, maka pasir cetak harus memiliki sifatsifat sebagai berikut:

Macam Coran Paduan ringan Brons Kuningan Besi cor Baja cor

Temperatur ( oC ) 650 750 1100 1250 950 1100 1250 -1450 1500 1550

Hal yang didapat dari gambar di atas adalah : o Kadar bentonit semakin tinggi, permeabilitas semakin turun sedangkan kekuatan tekan basah dan kekuatan tekan kering semakin meningkat o Kadar air semakin tinggi maka permeabilitas dam kekuatan tekan kering semakin naik sedangkan kekuatan tekan basah akan optimum pada kadar air 2,1 %. 3. Kadar bahan yang dapat terbakar Bila kadar bahan yang dapat terbakar meningkat maka pemuaian panas akan berkurang

7. Memiliki colapsibility Merupakan sifat mampu ambruk / terlepas dari cetakan ( terutama cetakan inti ). Sehingga dapat digunakan kembali 8. Memiliki koefisien muai rendah Agar ketika proses penuangan, cetakan tidak mengalami pemuaian yang berlebih 9. Bench life Merupakan kemampuan untuk mempertahankan sifat sifat selama proses penuangan dan penyimpanan 10. Memiliki sifat permukaan yang baik Sifat permukaan berhubungan erat dengan permeabilitas. - Permeabilitas kecil menghasilkan kulit coran yang halus - Permeabilitas besar menghasilkan kulit coran kasar dan penetrasi

4. 5. 6.

Butir pasir yang paling baik adalah yang berbentuk bulat karena membutuhkan jumlah pengikat yang lebih sedikit untuk mendapat kekuatan dan permeabilii tertentu serta flowabilitynya lebih baik. Pasir berbutir kristal kurang baik karena akan pecah menjadi butir kecil pada saat pencampuran

7.

Waktu pengadukan Temperatur pemanasan Distribusi pasir Pasir yang besar butirnya tidak seragam memiliki kekuatan panas lebih tinggi dari pasir yang besar butirnya tidak seragam Lama cetakan dibuat hingga waktu tuang mempengaruhi sifat penguatan oleh udara

Laboratorium Metalurgi Proses Departemen Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia
III. ALAT DAN BAHAN ALAT 1. Timbangan 2. Rammer 3. Mesin guncang 4. Permeability meter 5. Infra red dryer 6. Oven 7. Universal sand strength ( elektrik ) 8. Universal sand strenght ( manual ) 9. Mesh dengan berbagsi ukursm 10. Cetakan silinder dan cetakan kupu kupu 11. Flowability testing fixture 12. Kuas, ember, gelas plastik BAHAN 1. Pasir silika 2. Air 3. Bentonit 4. Molaees 5. Serbuk arang IV. FLOWCHART A. Flow Chart Diagram 1. Pengujian Distribusi Pasir Mengkalibrasi timbangan Pasir baru 2.

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM PASIR CETAK

NPM / KELOMPOK TANGGAL DIKUMPUL TANGGAL DITERIMA KETERANGAN


5. Hitung komposisi pasir dan additive Campurkan pasir & additive Timbang adonan 154 gr @ sampel (2 sampel)

: 0806455925 / 17 : 15 APRIL 2011 : 15 APRIL 2011 :

Pengujian Kadar Air Kalibrasi timbangan Pasir Bahan aditif

4.

Pengujian Permeabilitas Persiapan silinder dan rammer

Pengujian Kekuatan Tekan


Buat sampel basah, kering, dan holding sand masing2-3 buah Kelompokkan sampel sesuai jenis Masukkan sampel dry ke oven, pisahkan sampel holding Siapkan sampel basah pada holder universal strength machine, pastikan indikator ada Gunakan koran sebagai alas mesin Nyalakan mesin, pengujian berjalan otomatis

Menimbang wadah

Mengaduk pasir dan bahan aditif

Menambahkan air sesuai komposisi

Mengaduk rata Menimbang 30 gr pasir cetak

Kering (oven 200 0 C, 30 min)

basah

Masukkan sampel ke infra red dryer Selesai Menimbang pasir cetak setelah proses

Masukkan adonan ke silinder Ramming 6. Hitung tinggi sampel setelah ramming (standar 50 mm)

Catat nilai yang ditunjuk indikator Lakukan juga utk sampel kering & holding lalu bandingkan

Menghitung kadar air

Pengujian Kekuatan Geser


Nyalakan mesin Saat sampel mulai retak, tekan tombol merah untuk mematikan mesin

3. Menimbang dan mencatat mesh Menyusun mesh dari sieve terkecil Menyaring pasir

Pengujian Flowability Persiapan silinder dan rammer Hitung komposisi pasir dan additif Campurkan pasir & additive Timbang adonan 154 gr @ sampel (3 sampel)

Buat sampel basah, kering, dan holding sand masing2 3 buah Kelompokkan sampel sesuai jenis Masukkan sampel dry ke oven, pisahkan sampel holding

Sampel pada permeability meter Tarik tabung air sebanyak 200 m3 Mulai pengukutan & hitung waktu Tutup lubang udara setelah nilai 2000 Catat waktu, skala tekanan & nilai permeabilitas Hitung nilai permeabilitas

Catat nilai yang ditunjuk indikator Lakukan juga utk sampel kering & holding lalu bandingkan hasilnya Bandingkan hasil kekuatan geser dengan kekuatan tekan

Masukkan pasir dari mesh yang paling atas

Siapkan sampel basah pada holder universal strength machine, pastikan indikator ada di angka 0 Gunakan koran sebagai alas mesin

Memutar tombol mesin pengguncang selama 15 menit

Masukkan adonan ke silinder Ramming

Menimbang berat pasir & mesh Menghitung berat pasir tiap mesh Menghitung nilai GFN Membersihkan Mesh

Hitung tinggi sampel setelah ramming + 0.3 mm

Bandingkan dengan grafik

Selesai Bandingkan nilai percobaan & perhitungan

V. DAFTAR PUSTAKA 1. Bambang,Suharno. 2010. Modul Praktikum Pasir Cetak dan Pengecoran. Metalurgi Proses Departemen Metalurgi dan Material FTUI : Depok 2. Dhaneswara, Donanta. Diktat Pengecoran Logam: Pasir Cetak. Departemen Metalurgi dan Material. Depok. 1998 3. Nasional, B. P. 2004. Mempersiapkan dan Mencampur Pasir untuk Cetakan Pengecoran Logam. Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Teknik Mesin Program Keahlian Teknik Pengecoran

You might also like