Professional Documents
Culture Documents
Oleh: Kelompok 3
Pengertian
Morbili / Campak / Measles / Rubeola / Gabagen / kerumut. Adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi, stadium konvalensi.
ETIOLOGI
Penyebab adalah morbilivirus (golongan paraanyxovirus) yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah. Cara penularan dengan droplet dan kontak.
EPIDEMIOLOGI
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tsb. Bila seorang wanita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50 % kemungkinan akan mengalami aburtos. Bila ia menderita morbili pada trimester pertama, kedua/ketiga maka ia mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan seorang anak dengan berat badan lahir rendah/lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.
PATOLOGI
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serius dan proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler. Kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus dan konjungtiva.
GAMBARAN KLINIK
Demam 3 5 hari (biasanya tinggi, mendadak) batuk, pilek, harus dicurigai morbili. Mata merah, tahi mata, fotophobia Dapat di sertai diare dan muntah Dapat di sertai gejala pendarahan (pada kasus berat) Anak resiko tinggi, bila kontak dengan penderita morbili 1 2 minggu sebelumnya dan belum imunisasi campak.
Lanjutan......
2. Stadium Erupsi Koriza dan batuk-batuk bertambah, timbul enantema, Kadang-kadang terlihat pula bercak koplik. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertai meningkatnya suhu tubuh, Kadang-kadang terdapat pendarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak, Terdapat pembesaran kelenjar getah bening, Terdapat juga sedikit splenomegali, serta sering pula di sertai diare dan muntah.
KOMPLIKASI
Segera :
Trakheobronkhitis Laringobronkhitis Otitis Media (paling sering), mastoiditis Bronkopnemunia Aktivasi TBC laten Black measles Lain-lain (jarang : miokarditis, ensefalitis,dll).
Lambat :
Penurunan daya tahan tubuh SSPE (Sub acute Saclerosing Pan Encephalitis)
PENCEGAHAN
Imunisasi Aktif strain Edmonston B dan glotulingama. strain schwarz dan moraten (pada anak berumur 15 bulan dan anak yang tinggal di daerah endemis morbili) Tuberkulosis (pada umur 9 bulan keatas. ) Vaksin morbili tidak boleh di berikan kepada wanita hamil, anak dengan tuberkulosis yang tidak diobati, penderita leukemia dan anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresif. Vaksin morbili dapat diberikan sebagai vaksin morbili saja/sebagian vaksin measles-mump-rubella (MMR) vaksin morbili buatan perum Biofarma yang terdiri dari virus morbili yang hidup dan sangat di lemahkan, strain Schwarz dan ditumbuhkan dalam jaringan janin ayam dan kemudian di bekukeringkan (pada umur 9 bulan diberikan secara subcutan). Vaksin tidak boleh diberikan kepada anak dengan infeksi saluran pernapasan akut/infeksi akut lainnya yang di sertai demam anak dengan defesiensi imunologik, anak yang sedang diberi pengobatan intensif dengan obat imunosupresif.
Pengobatan
Terdapat indikasi pemberian obat sedatif, antipiretik untuk mengatasi demam tinggi. Istirahat ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat. Mungkin diperlukan humidikasi ruangan bagi penderita laringitis atau batuk mengganggu dan lebih baik mempertahanakan suhu ruangan yang hangat.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme viruler Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan adanya batuk Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan rash Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. Intoleransi aktivitas diversional berhubungan dengan isolasi dini kelompok sebaya gangguan suhu tubuh (peningkatan suhu tubuh) berhubungan dengan proses infeksi gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan daya tahan tubuh yang menurun Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh yang menurun. Kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit berhubungan dengan kurang informasi mengenai penyakit dan komplikasinya.
Intervensi: 1. Tempatkan anak pada rauang khusus 2. Gunakan prosedur perlindungan infeksi jika melakukan kontak dengan anak 3. Pertahankan istirahat selama periode pedromal 4. Berikan antibiotik sesuai order Rasional: 1. Menghindari resiko penyebaran infeksi 2. Menghindari resiko penyebaran infeksi 3. Mengurangi dan menghindari penyebaran infeksi 4. Mengurangi resiko penyebaran infeksi
Intervensi: 1. Kaji status pernapasan (irama, kedalaman, suara napas, penggunaan otot bantu pernapasan, bernapas melalui mulut). 2. Kaji TTV 3. Berikan posisi semi fowler / fowler 4. Bantu klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya. 5. Anjurkan anak untuk banyak minum 6. Berikan O2 sesuai indikasi 7. Berikan obat-obatan yang dapat meningkatkan efektifnya jalan napas. Rasional: 1. Mempengaruhi status kesehatan umum 2. Mengetahui status kesehatan umum 3. Memudahkan klien untuk bernapas 4. Membantu klien beraktivitas 5. Mengurangi batuk 6. Memudahkan pernapasan 7. Mengurangi batuk sehingga memudahkan pernapasan.
Intervensi: 1. Pertahankan kuku anak tetap pendek, jelaskan anak untuk tidak menggaruk rash 2. Berikan obat antihistamin sesuai order dan monitor efek sampingnya. 3. Berikan obat antihistamin sesuai order 4. memandikan klien dengan menggunakan sabun yang lembut 5. Bersihkan bulumata dengan air hangat. Rasional: 1. Menghindari kerusakan integritas kulit 2. Mengurangi rasa gatal 3. Mencegah alergi 4. Mencegah infeksi dan iritasi 5. Mengangkat sekret/krusta
Intervensi: 1. Kaji ketidakmampuan anak untuk makan 2. Berikan makanan disertai suplemen nutrisi 3. Kolaborasi pemberian nutrisi parentral jika kebutuhan nutrisi melalui oral tidak mencukupi kebutuhan giji anak. 4. Nilai indikator terpenuhinya kebutuhan nutrisi (BB, lingkar lengan, membran mukosa) 5. Anjurkan orangtua untuk memberikan makanan porsi kecil tapi sering 6. Sajikan makanan yang menarik dan pertahankan kebersihan mulut anak. Rasional: 1. Mengkaji kemampuan makan anak 2. Meningkatkan kualitas intake nutrisi 3. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan 4. Mengetahui tumbuh-kembang anak 5. Mencegah mual muntah 6. Meningkatkan nafsu makan
Intervensi: 1. Berikan aktivitas ringan yang sesuai dengan usia anak 2. Libatkan anak dalam mengatur jadwal harian dan memilih aktivitas yang diinginkan Rasional: 1. Supaya anak tidak lelah dan tidak terjadi komplikasi lebih berat 2. Supaya anak tidak merasa bosan berada di rumah sakit
Intervensi: 1. Observasi TTV 2. Berikan kompres hangat 3. kolaborasi pemberian antibiotik dan anti peritik 4. berikan obat sedative jika perlu Rasional: 1. Mengetahui keadaan umum anak 2. Menurunkan suhu tubuh 3. Menurunkan suhu tubuh 4. Mencegah terjadinya kejang
Intervensi: 1. Berikan bedak salisil 1 % jika anak gatal 2. Berikan kompres hangat pada saat anak tidak tidur 3. Memandikan anak dengan air hangat jika suhu badan anak sudah turun Rasional: 1. Mengurangi rasa gatal 2. Supaya tidak terbangun kerena dingin 3. Mengurangi rasa gatal