You are on page 1of 8

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

Nama : Arif Nurudin NIM : 0920602017 Dosen: Prof. Dr. Ir. Rudy Soenoko, M.Eng

11 Langkah Penelitian
Penelitian ilmiah berusaha untuk menemukan, mengembangkan, dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Dengan selalu melakukan penelitian ilmiah, ilmu pengetahuan akan selalu berkembang. Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Menurut Suryabrata (1989) langka-langka penelitian meliputi 11 langkah, yaitu : 1. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian Yaitu menetapkan masalah penelitian, apa yang dijadikan masalah penelitian dan apa obyeknya. Sedangkan mengidentifikasi atau menyatakan masalah yang spesifik dilakukan dengan mengajukan pertanyaan penelitian ( research question), yaitu pertanyaan yang belum dapat memberikan penjelasan yang memuaskan berdaarkan teori (hokum/dalil) yang ada. Ada beberapa hal yang diperlukan dalam menemukan suatu masalah pada suatu kegiatan, yaitu mengamati apakah yang seharusnya terjadi memang terjadi seperti yang dimaksud ataukah tidak; apakah terdapat pandangan, pendapat atau sikap yang berbeda terhadap hal yang sama; dan memperkirakan apakah yang akan timbul sebagai akibat sekiranya proses yang biasa itu diubah, ditiadakan atau diganti. 1.1 Identifikasi Masalah Penelitian Masalah penelitian dapat bersumber dari : a. Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian b. Seminar, diskusi, konferensi dan lain-lain pertemuan ilmiah c. Pernyataan pemegang otoritas d. Pengamatan selintas e. Pengalaman pribadi f. Perasaan intuitif 1.2 Pemilihan masalah penelitian Dalam memilih masalah penelitian ada 2 hal yang perlu dijadikan pertimbangan yaitu : a. Pertimbangan dari arah masalahnya b. Pertimbangan dari arah calon peneliti 1. 3 Perumusan masalah penelitian a. Perumusan hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya b. Rumusan hendaklah padat dan jelas c. Rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.

2. Penelaahan Kepustakaan Penelitian dimulai dengan penelusuran/telaah pustaka yang berhubungan dengan subyek penelitian tersebut. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan informasi yang relevan untuk penelitian. Penelusuran pustaka dapat menghindarkan duplikasi pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran pustaka dapat diketahui penelitian yang pernah dilakukan dan dimana hal itu dilakukan. a. Penelaahan sumber-sumber yang berupa buku b. Pemilihan berdasarkan pada prinsip: 1. Relevansi 2. Kemutakhiran ( kecuali studi sejarah ) c. Penelaahan sumber-sumber yang berupa laporan hasil penelitian. Penilikan berdasarkan atas prinsip : 1. Relevansi 2. Kemutakhiran 3. Bobot 3. Perumusan Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai pendapat sementara yang dianggap benar sebelum dapat diuji kebenarannya, karena itu hipotesis perlu dirumuskan secara teliti, terinci dan baik sebab bukan tidak mungkin hipotesis yang dituliskan merupakan jawaban yang sebenarnya terhadap permasalahan penelitian. Merumuskan hipotesis yang baik sangat berguna untuk menjelaskan masalah, petunjukpemilihan metodologi yang tepat dan menyusun langkah dan pembuktian penelitian. Hipotesis merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Pada umumnya hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan tak bebas gejala yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih efisien. Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan data yang tidak relevan. Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis. Ciri-ciri hipotesis yang baik adalah, logis tumbuh dari atau ada hubungannya dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang dijelajahi oleh peneliti remaja; jelas, sederhana, dan terbatas; dan dapat diuji. Kegagalan merumuskan hipotesis yang baik akan mengaburkan hasil penelitian. Hipotesis yang abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, tetapi juga sukar diuji secara empiris (pengalaman pengamatan). 3.1 Rumusan Hipotesis Ada beberapa persyaratan untuk merumuskan hipotesis, diantaranya adalah : a) Hipotesis dirumuskan dalam kalimat berita, bukan dalam kalimat tanya. b) Hipotesis harus jelas tidak bermakna ganda.

c)

Hipotesis dirumuskan secara opreasional sehingga memudahkan pengujiannya. Misalnya, hipotesis yang berbunyi : Laku penampilan guru yag baik berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kurang operasional dibandingkan misalnya Sikap guru yang demokratis akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa . 3.2 Macam-Macam Hipotesis Macam-macam hipotesis yang sering dijumpai adalah : a) Hipotesis Deskriptif Hipotesis lukisan, menunjukkan dugaan sementara bagaimana (how) bendabenda, peristiwa-peristiwa, atau variable-variabel itu terjadi. Hipotesis ini menggambarkan karakteristik suatu sample menurut variable tertentu. Contoh : Proporsi mahasiswa yang kaya hasrat untuk maju yang menyusun tesis bermutu lebih banyak daripada yang miskin hasrat untuk maju. b) Hipotesis Argumentasi Hipitesis penjelasan , menunjukkan dugaan sementara tentang mengapa (why) benda-benda, peristiwa-peristiwa, atau variable-variabel itu terjadi. Hipotesis ini merupakan pernyataan sementara yang diatur secara sistematis sehingga salah satu pernyataan merupakan kesimpulan (konsekuen) dari pernyataan yang lainnya (antiseden). c) Hipotesis Kerja Merupakan hipotesis yang meramalkan atau menjelaskan akibat-akibat dari suatu variable yang menjadi penyebabnya. Jadi hipotesis ini menjelaskan suatu ramalan bahwa jika suatu variable berubah maka variable tertentu akan berubah pula. Rumusan Hipotesis Kerja ( H1 ) : (1) Jika.., maka.. Contoh : H1 : Jika orang banyak makan, maka berat badanya akan naik (2) Ada perbedaan antara.. dan . Contoh : H1 : Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam cara berpakaian. d) Hipotesis Nol / Hipotesis Statistik Hipotesis statistic bertujuan memeriksa ketidakbenaran suatu dalil/teori dengan perangkat statistic/matematik, yang selanjutnya akan ditolak melalui bukti-bukti yang sah. Hipotesis nol kebalikan dari hipotesis kerja. Rumusan hipotesis nol ( H0 ) : (1) Tidak ada perbedaan antara . dengan Contoh : H0 : Tidak ada perbedaan antara siswa tingkat I dengan iswa tingkat II dalam disiplin belajar. (2) Tidak ada pengaruh terhadap . Contoh : H0 : Tidak ada pengaruh jarak rumah ke sekolah terhadap kerajinan siswa berangkat ke sekolah

Perumusan hipotesis hendaklah mempertimbangkan: a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan. c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat d. Hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data menguji kebenaran hipotesis itu. 4. Identifikasi, Klasifikasi dan Pendefinisian Variabel Variabel penelitian adalah faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi ( H. Purwo Sutanto & Yuli Pratomo Akhadi : 2007). Peneliti perlu menentukan variabel-variabel penelitian. Misalnya, apabila seorang peneliti ingin menyelidiki apakah benar bahwa susu menyebabkan badan menjadi gemuk, maka yang menjadi obyek penelitiannya adalah susu dan berat badan orang. Maka susu dan berat badan merupakan variabel penelitian. Ada beberapa jenis variabel yang dipakai dalam penelitian, yaitu antara lain : a. Variabel Variabel Bebas atau Variabel Penyebab (Independent Variable), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel yang lain atau diduga sebagai penyebab timbulnya variabel yang lain. Variabel bebas disebut juga variabel X. b. Variabel Tergantung atau Variabel Terikat (Dependen Variable), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel yang muncul sebagai akibat dari variabel bebas. Variabel terikat disebut juga variabel Y. Dalam contoh penelitian di atas susu merupakan variabel bebas ( X )dan berat badan merupakan variabel terikat ( Y ). c. Variabel Moderator, yaitu variabel-variabel atau factor-faktor lain yang mempengaruhi jalanya penelitian. d. Variabel Kontrol, yaitu variabel yang dikontrol oleh peneliti untuk menetralkan pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Misalnya, jika peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar yang diajar dengan strategi problem solving dengan siswa yang diajar dengan metode latihan ? Maka yang dijadikan sebagai variabel moderator misalnya adalah sarana belajar mengajar, kemampuan dasar siswa, latar belakang siswa, lingkungan belajar siswa, dan lain-lain. Sedangkan variabel kontrolnya berupa Mahasiswa semester X yang tidak diajar dengan metode problem solving maupun metode latihan. a. Mengidentifikasi variabel. Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti b. Mengklarifikasi variabel Berdasarkan proses kauantifikasinya, variabel digolongkan menjadi: 1. Variabel nominal 2. Variabel ordinal 3. Variabel interval 4. Variabel rasio Berdasarkan atas fungsinya dalam penelitian variabel dibedakan menjadi: 1. Variabel tergantung

2. Variabel bebas 3. Variabel moderator 4. Variabel kendali 5. Variabel rambang c. Merumuskan definisi operasional variabel-variabel Variabel penelitian adalah faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi ( H. Purwo Sutanto & Yuli Pratomo Akhadi : 2007). Peneliti perlu menentukan variabel-variabel penelitian. Misalnya, apabila seorang peneliti ingin menyelidiki apakah benar bahwa susu menyebabkan badan menjadi gemuk, maka yang menjadi obyek penelitiannya adalah susu dan berat badan orang. Maka susu dan berat badan merupakan variabel penelitian. Ada beberapa jenis variabel yang dipakai dalam penelitian, yaitu antara lain : a. Variabel Variabel Bebas atau Variabel Penyebab (Independent Variable), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel yang lain atau diduga sebagai penyebab timbulnya variabel yang lain. Variabel bebas disebut juga variabel X. b. Variabel Tergantung atau Variabel Terikat (Dependen Variable), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel yang muncul sebagai akibat dari variabel bebas. Variabel terikat disebut juga variabel Y. Dalam contoh penelitian di atas susu merupakan variabel bebas ( X )dan berat badan merupakan variabel terikat ( Y ). c. Variabel Moderator, yaitu variabel-variabel atau factor-faktor lain yang mempengaruhi jalanya penelitian. d. Variabel Kontrol, yaitu variabel yang dikontrol oleh peneliti untuk menetralkan pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Misalnya, jika peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar Mahasiswa jurusan X yang diajar dengan strategi problem solving dengan siswa yang diajar dengan metode latihan ? Maka yang dijadikan sebagai variabel moderator misalnya adalah sarana belajar mengajar, kemampuan dasar siswa, latar belakang siswa, lingkungan belajar siswa, dan lain-lain. Sedangkan variabel kontrolnya berupa siswa Mahasiswa jurusan X yang tidak diajar dengan metode problem solving maupun metode latihan. Definisi operasional variabel tidak menjelaskan definisi variabel secara istilah seperti dalam kamus, tetapi menjelaskan definisi atau pengertian variabel yang dikehendaki oleh peneliti. Misalnya, jika ada variabel hasil belajar siswa maka definisi operasional variabel yang dikehendaki peneliti adalah skor tes harian siswa, skor tes semester siswa dan lain-lain. Definisi operasional dirumuskan berdasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi) 1. Yang berdasar atas kegiatan-kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar yang didefinisikan itu terjadi 2. Yang berdasar atas bagaimana hal yang didefinisikan itu nampaknya (seringkali menunjuk kepada alat pengambil datanya)

5. Pemilihan atau Pengembangan Alat Pengambil Data Alat pengambil data harus memenuhi syarat-syarat: 1. Validitas 2. Reliabilitas 6. Penyusunan rancangan penelitian Apakah desain penelitian/eksperimen itu ? Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan dengan setiap langkah tindakan yang terdefinisikan, sehingga informasi yang diperlukan atau berhubungan dengan persoalan yang akan diteliti dapat dikumpulkan secara faktual. Dengan kata lain, desain sebuah eksperimen merupakan langka-langkah lengkap yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan membawa ke analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku dan tepat menjawab persoalan yang dibahas. Desain penelitian atau rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian. 7. Penentuan sample Populasi didefinisikan sebagai himpunan atau kelompok (yang lengkap atau sempurna) dari semua unit penelitian yang mungkin. Jumlah populasi dapat diketahui ataupun tidak dapat diketahui. Jadi populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Obyek penelitian terdiri dari unit-unit penelitian. Unit penelitian dapt berupa orang (individu), rumah tangga, kelompok, organisasi,lembaga dan lainlain. Populasi dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Populasi Target adalah populasi yang merupakan sumber informasi representative yang diinginkan. b. Populasi Contoh atau Populasi Sampel ( populasi Penelitian) adalah populasi dari mana suatu contoh atau sampel benar-benar diambil. Misalnya, seorang peneliti ingin mempelajari kependudukan di Provinsi Jawa Tengah dengan mengambil sampel di tiga kabupaten/kota di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Brebes. Dalam hal ini, penduduk Jawa Tengah populasi target dan penduduk di tiga kabupaten/kota merupakan populasi sampel. Sampel atau contoh adalah anggota populasi yang dianggap dapat mewakili obyek penelitian. 8. Pengumpulan data Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. teknik pengumpulan data akan berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode

percobaan. misalnya. data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang dibual sendiri oleh peneliti Pada metodc scjarah ataupun survei normal, data diperoleh dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questioner Ada kalanya data adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku manusia di mana peneliti secara partisipatif berada dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya. 9. Pengolahan dan analisis data Setelah data terkumpul. pcneliti menyusun data untuk mengadakan analisa Sebelum analisa dilakukan. data tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan data dapat dalam bentuk label ataupun membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut. 10. Interpretasi hasil analisis Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuanpenemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima. ataukah hiporesa tersebut ditolak. 11. Penyusunan laporan Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri. Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa prosedur ataupun langkah-langkah penelitiannya, yakni sebagai berikut secara garis besar : 1. Pembuatan rancangan; 2. Pelaksanaan penelitian; 3. Pembuatan laporan penelitian Bagan arus kegiatan penelitian: 1. Memilih Masalah; memerlukan kepekaan 2. Studi Pendahuluan; studi eksploratoris, mencari informasi; 3. Merumuskan Masalah; jelas, dari mana harus mulai, ke mana harus pergi dan dengan apa 4. Merumuskan anggapan dasar; sebagai tempat berpijak, (hipotesis); 5. Memilih pendekatan; metode atau cara penelitian, jenis / tipe penelitian : sangat menentukan variabel apa, objeknya apa, subjeknya apa, sumber datanya di mana; 6. Menentukan variabel dan Sumber data; Apa yang akan diteliti? Data diperoleh dari mana? 7. Menentukan dan menyusun instrumen; apa jenis data, dari mana diperoleh? Observasi, interview, kuesioner? 8. Mengumpulkan data; dari mana, dengan cara apa? 9. Analisis data; memerlukan ketekunan dan pengertian terhadap data. Apa jenis data akan menentukan teknis analisisnya 10. Menarik kesimpulan; memerlukan kejujuran, apakah hipotesis terbukti?

11. Menyusun laporan; memerlukan penguasaan bahasa yang baik dan benar.

You might also like