You are on page 1of 31

USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas 4

DISUSUN OLEH: Rafina Ariyani Marisa Rahmayeti Elvi Mursida H Riama Yanti G Malianti Silalahi Switta Widyawati 220110070036 220110070044 220110070051 220110070068 220110070070 220110070071 Rotua Devi Anisya P. S. R. Siti Subagja N. S. Widadini Feni Rahayu Dewi Resi Pertiwi 220110070105 220110070112 220110070114 220110070116 220110070145 220110070147

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2011


I.

KONSEP USAHA KESEHATAN SEKOLAH

a. Pengertian UKS Depdiknas, 2006:


Segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada

setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah. Enjtang 2000:
Usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah, yaitu: anak

didik, guru dan karyawan sekolah lainnya. Ananto 2006:


Upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana,

terarah dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan dan membimbing untuk menghayati, menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari.
b. Landasan Hukum Berdirinya UKS

a. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 4


b. Nomor 1/U/Surat Keputusan Bersama; Nomor 1067/Menkes/SKB/VII/200; Nomor

MA/230A/2003; Nomor 26 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS
c. Nomor 2/P/SKB/2003; Nomor 1068/Menkes/SKB/VII/2003; Nomor MA/230B/2003;

Nomor 4415-404 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Tim Pembina UKS

c. Tujuan UKS

Umum Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin Khusus
o Meningkatkan kemampuan anak untuk menolong dirinya sendri melalui: penajaman

serta menciptakan

lingkungan

sekolah yang

sehat sehingga

memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal.

masalah kesehatan pada dirinya sendiri, keluarga dan lingkungannya dan mempunyai kemampuan untuk berperilaku hidup sehat.
o Meningkatkan kemampuan anggota keluarga, khususnya orang tua/ibu dalam

melaksanakan pengasuhan anak yang mendorong terbentuknya perilaku hidup sehat dari anak usia sekolah di keluarga tersebut.
o Meningkatkan peran serta dari unsur di luar lingkungan keluarga yang mempunyai

nilai strategik dalam upaya pembinaan anak usia sekolah, diantaranya guru, pembina anak usia sekolah, diantaranya guru, pembina organisasi pemuda, tokoh masyarakat, kader bidang kesehatan. d. Sasaran UKS Sasaran UKS adalah pendidikan formal dan non-formal pada setiap jalur dan jenis pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai Sekolah Menengah Atas termasuk perguruan agama beserta lingkungannya. Sasaran Pembinaan UKS: peserta didik, pembina teknis (guru dan petugas kesehatan), pembina non teknis (pengelola pendidikan dan karyawan sekolah), sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan, lingkungan (lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat) Depdiknas 2006. e. Kebijakan UKS Kebijakan usaha kesehatan sekolah mengikuti kebijaksanaan umum Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pemerintah Daerah diberikan wewenang untuk menjalankan usaha kesehatan sekolah yang disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah setempat, sesuai dengan usaha mewujutkan desentralisasi dan otonomi daerah dalam usaha-usaha di bidang kesehatan (Depkes, 2001).

Usaha kesehatan sekolah dilakukan dengan kerjasama yang erat antara petugas kesehatan, petugas sekolah, anak didik, pemerintah setempat, orang tua murid dan golongan-golongan lain dalam masyarakat. Pada tanggal 23 Juli 2003, usaha kesehatan sekolah telah dikukuhkan pelaksanaannya secara terpadu lintas sektor dan lintas program dalam surat keputusan bersama Menteri Pendidikan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: 0408/U/1984, Nomor: 74/Tn/1984, Nomor: 60 Tahun 1984 tanggal 3 September 1984 tentang Pokok Kebijaksaan Usaha Kesehatan Sekolah f. Tiga Program Pokok UKS Menurut Depdiknas tahun 2006, tiga program pokok UKS (trias UKS) antara lain pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.
1. Pendidikan Kesehatan

Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh kembang

sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik, mental, sosial dan lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang akan datang. Tujuan:
Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan

teratur.
Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat. Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan

pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan.


Memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan. Memiliki kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan

sehari-hari.
Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan yang

seimbang.
Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit dalam

kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.


Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.

Memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan yang optimal serta

mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit. Pelaksanaan Dapat diberikan melalui kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. i. Kegiatan Kurikuler Pelaksanaan adalah pelaksanaan pendidikan kesehatan pada jam pelajaran sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran mata pelajaran sains dan ilmu pengetahuan sosial. Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, penanaman nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan pertolongan dan perawatan kesehatan. Kegiatan kurikuler mencakup kebersihan dan kesehatan pribadi, makanan bergizi, pendidikan kesehatan reproduksi dan pengukuran tingkat kesegaran jasmani. ii. Kegiatan Ekstrakurikuler Adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan antara lain memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara lain: kemah, ceramah dan diskusi, apotek hidup, dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan antara lain; dokter kecil, Palang Merah Remaja (PMR), dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat antara lain: kerja bakti kebersihan, lomba sekolah sehat, dan lain-lain.

Cara untuk melaksanakan Pendidikan Kesehatan a. Penyajian/ceramah Penyajian materi menggunakan metode ceramah, diskusi, demontrasi, bimbingan, Permainan dan penugasan oleh guru dengan mengikutsertakan peran aktif peserta pelatihan. b. Menanamkan Kebiasaan Menanamkan kebiasaan dilakukan dengan penugasan untuk melakukan cara hidup sehari-hari dan diadakan pemeriksaan serta pengamatan yang terus menerus dan berkelanjutan oleh guru dan kepala sekolah serta petugas kesehatan.
2. Pelayanan Kesehatan

Upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),

pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhadap peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya. Dibawah koordinasi guru Pembina UKS dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas setempat. Tujuan Umum: Meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan seluruh warga masyarakat secara optimal. Khusus:
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat

dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat.


Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah

terjadinya penyakit, kelainan, dan cacat.


Menghentikan

proses

penyakit

dan

pencegahan

komplikasi

akibat

penyakit/kelainan, pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal.
Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental, sosial maupun lingkungan.

a. Kegiatan Peningkatan Kesehatan (Promotif) Kegiatan promotif kesehatan tersebut berupa: Latihan ketrampilan teknis dalam rangka pemeliharaan kesehatan, dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain: 1. Dokter Kecil 2. Kader Kesehatan Remaja 3. Palang Merah Remaja 4. Pembinaan warung sekolah sehat.
5. Pembinaan lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari vektor

pembawa penyakit. 6. Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat. b. Kegiatan Pencegahan (Preventif)

Merupakan kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul kelainan. Kegiatan preventif ini berupa: 1. Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus untuk penyakit-penyakit tertentu. 2. Penjaringan kesehatan anak sekolah. 3. Memonitor/ memantau pertumbuhan peserta didik. 4. Imunisasi peserta didik. 5. Usaha pencegahan penularan penyakitdengan jalan memberantas sumber infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah. 6. Konseling kesehatan di sekolah. c. Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)

Berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat berfungsi optimal. Kegiatan kuratif dan rehabilitatif ini adalah: 1) Diagnosa dini

2) Pengobatan ringan 3) Pertolongan pertama pada kecelakaan, pertolongan pertama pada penyakit 4) Rujukan medik
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah

Pembinaan mencakup lingkungan sekolah, keluarga dan mesyarakat sekitar. Dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan yang dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu menumbuhkan kesadaran, kesanggupan dan keterampilan peserta didik untuk menjalankan prinsip hidup sehat, kegiatan ini meliputi: a. Program pembinaan lingkungan sekolah
1) Lingkungan fisik sekolah meliputi:

a) Penyediaan air bersih b) Pemeliharaan penampungan air bersih c) Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah d) Pengadaan dan pemeliharaan air limbah e) Pemeliharaan WC/kakus f) Pemeliharaan kamar mandi g) Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas, perpustakaan, laboratorium dan tempat ibadah h) Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah i) Pengadaan dan pemeliharaan warung/kantin sekolah. 2) Lingkungan mental dan sosial program pembinaan lingkungan mental dan sosial ini dilakukan dalam bentuk kegiatan: a) Konseling kesehatan b) Bakti sosial masyarakat sekolah terhadap lingkungan c) PMR, dokter kecil, kader kesehatan remaja

b. Pembinaan lingkungan keluarga Pembinaan lingkungan keluarga ini bertujuan: 1) Meningkatan pengetahuan orang tua peserta didik tentang hal hal yang berhubungan dengan kesehatan. 2) Meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua peserta didik dalam pelaksanaan hidup sehat. Pembinaan lingkungan keluarga dapat dilakukan dengan: 1) Kunjungan rumah yang dilakukan oleh pelaksana UKS. 2) Ceramah kesehatan yang dilakukan di sekolah. c. Pembinaan masyarakat sekitar Pembinaan masyarakat sekitar Pembinaan masyarakat sekitar dengan cara: 1) Penyelenggaraan ceramah kesehatan dan pentingnya arti pembinaan lingkungan sekolah sebagai lingkungan sekolah yang sehat. 2) Penyuluhan baik melalui media cetak dan audio visual. g. Strata Pelaksanaan UKS Keberhasilan 3 program UKS yang mencakup pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat ditunjukkan dalam suatu strata UKS. Strata pelaksanaan UKS dibagi ke dalam 4 tingkatan yaitu strata minimal, strata standard, strata optimal dan strata paripurna. Setiap strata terdiri dari tiga variabel utama yaitu 3 program pokok UKS yang terdiri dari Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat (Depdiknas, 2006). 1. Pendidikan Kesehatan Strata Minimal Pendidikan jasmani dilaksanakan secara kurikuler, pendidikan kesehatan dilakukan secara kurikuler, guru membuat rencana pembelajaran pendidikan kesehatan dan adanya buku pegangan guru dan bacaan tentang pendidikan kesehatan. Strata Standar Dipenuhinya strata minimal dan memiliki guru mata pelajaran jasmani.

Strata Optimal Dipenuhinya strata standard, pendidikan kesehatan terintegrasi pada mata pelajaran lain, pendidikan kesehatan dilaksanakan secara ekstrakulikuler, memiliki alat peraga pendidikan kesehatan, memiliki media pendidikan kesehatan (poster dan lain-lain). Strata Paripurna Meliputi dilaksanakannya strata optimal, memiliki guru pembina UKS, adanya program kemitraan pendidikan kesehatan dengan instansi terkait seperti Puskesmas, Kepolisian, Palang Merah Indonesia (PMI), Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian dan lain-lain. 2. Pelayanan Kesehatan Strata Minimal Meliputi dilaksanakannya penyuluhan kesehatan, dilaksanakannya imunisasi, penyuluhan kesehatan gigi dan sikat gigi masal minimal kelas 1, 2, 3 SD. Strata Standar Meliputi dilaksanakannya strata minimal, ada penjaringan kesehatan, pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan, termasuk pengukuran tinggi dan berat badan, pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan siswa pada buku Kartu Menuju Sehat (KMS), ada rujukan bila diperlukan, ada dokter kecil, melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), dan pengawasan warung/kantin sekolah. Strata Optimal Meliputi memenuhi strata standar, dana sehat/dana UKS, dan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan siswa. Strata Paripurna Meliputi memenuhi strata optimal, konseling Kesehatan Remaja bagi siswa, pengukuran tingkat kesegaran jasmani. 3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat Strata Minimal Meliputi ada air bersih, ada tempat cuci tangan , ada WC/jamban yang berfungsi, ada tempat sampah, ada saluran pembuangan air kotor yang berfungsi, ada

halaman/pekarangan/lapangan, Strata Standar

memiliki

pojok

UKS,

melakukan

kegiatan

mengubur, menguras dan membakar (3M) plus, sekali seminggu. Meliputi memenuhi strata minimal, ada kantin/warung sekolah, memiliki pagar, ada penghijauan/perindangan, ada air bersih di sekolah dengan jumlah yang cukup, memiliki ruang UKS tersendiri, dengan peralatan sederhana, memiliki tempat ibadah, lingkungan sekolah bebas jentik, jarak papan tulis dengan bangku terdepan 2,5 m, dan melaksanakan pembinaan sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras. Strata Optimal Meliputi memenuhi strata standar, ada tempat cuci tangan di beberapa tempat dengan air mengalir/kran, ada tempat cuci peralatan masal/makan di kantin/warung sekolah, ada petugas kantin yang bersih dan sehat, ada tempat sampah di tiap kelas dan tempat penampungan sampah akhir di sekolah, ada jamban/WC siswa dan guru yang memenuhi syarat kesehatan dan kebersihan, ada halaman yang cukup luas untuk upacara dan berolahraga, ada pagar yang aman , memilki ruang UKS tersendiri dengan peralatan yang lengkap, dan terciptanya sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras. Strata Paripurna Meliputi memenuhi strata optimal, ada tempat cuci tangan di setiap kelas dengan air mengalir/kran dan dilengkapi sabun, ada kantin dengan menu gizi seimbang dengan petugas kantin yang terlatih, ada air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, sampah langsung diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan sampah di luar sekolah/umum, ratio WC : siswa 1 :20, saluran pembuangan air tertutup ada pagar yang aman dan indah, ada taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi label (untuk sarana belajar) dan pengolahan hasil kebun sekolah, ruang kelas memenuhi syarat kesehatan (ventilasi dan pencahayaan cukup), ratio kepadatan siswa 1 : 1,51,75 m2, dan memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal.

1.

Kasus Usaha Kesehatan Sekolah Ners B. dari Puskesmas Tanjungsari melakukan pembinaan pada SDN Jaya Sari. Dari hasil screening didapatkan bahwa sebanyak 91siswa (32,04%) berusia 10-13 tahun. Berdasarkan tumbuh kembang siswi yang sudah mengalami mestruasi adalah 4 orang dan 5 orang siswa yang telah mengalami mimpi basah. Hasil wawancara dengan guru: belum ada pendidikan khusus tentang pendidikan kesehatan reproduksi di SDN Jaya Sari. Dari hasil screening didapatkan bahwa 64,08% peserta didik mengalami gigi caries. Dari hasil yang diperoleh dari angket 74,30% peserta didik meggosok gigi 2x sehari yaitu pada saat mandi. 12,01% masih ada peserta didik yang mencuci rambut seminggu sekali. 90,85% peserta didik mencuci tangan sebelum makan, namun hasil wawancara peserta didik (98%) mengatakan tidak mencuci tangan sebelum makan makanan jajanan. 32,75% kuku peserta didik dalam keadaan kotor. Hasil observasi kondisi lingkungan sekolah, WC kotor, dan berbau, kantin sekolah terletak di depan WC, makanan yang dijual tidak tertutup, ruang kelas tidak tersusun rapih, terlihat sedikit kotor dan berdebu, tempat untuk mencuci tangan guru setelah menulis menggunakan kapur jarang diganti, sehingga ditemukan jentik dalam air. Dari hasil wawancara, menurut guru yang memegang bidang UKS, di SDN Jaya Sari, UKS sudah 5 tahun ini belum dilakukan pembinaan dan pelatihan tentang usaha kesehatan sekolah dan perawat kecil. Dari hasil wawancara, menurut guru yang bertanggungjawab terhadap UKS kegiatan kesehatan sekolah yang dilaukan hanya penyediaan obat darurat bagi P3K. Step 1 1. Screening 2. UKS 3. P3K 4. Gigi caries : pemeriksaan : usaha kesehatan sekolah meliputi usaha peningkatan kesehatan dijenjang : pertolongan pertama pada kecelakaan, yaitu pertolongan yang cepat dan : gigi berlubang

pendidikan dari SD-SMA tepat sebelum tindakan selanjutnya/ke RS

Step 2 1. Apa yang menjadi penyebab perilaku buruk di SDN Jaya Sari ? 2. Bagaimana proses pelaksanaan screening di SDN tersebut ? 3. UKS di SDN Jaya Sari ditingkat strata berapa ? dan bagaimana cara meningkatnya? 4. Apakah penting memberikan pendidikan tentang kesehatan reproduksi pada siswa/siswi yang sudah mengalami menstruasi dan mimpi basah ? 5. Bagaimana kinerja yang baik dari UKS ? 6. Bagaimana efektivitas berjalannya UKS di SDN Jaya Sari ? 7. Konsep UKS ! 8. Dalam pelaksanaannya UKS bekerja sama dengan departemen apa saja ? 9. Bagaimana peran perawat dala UKS ? 10. Sejauh mana batasan perawat dalam melakukan intervensi di UKS ? 11. Bagaimana solusi untuk UKS SDN Jaya Sari ? 12. Diagnosa keperawatan apa saja yang mungkin muncul dan rencana intervensinya ? 13. Standart sarana dan prasarana ( fasilitas di UKS ) ? Step 3 dan 4 1. Karena kurangnya pengetahuan sehingga mempengaruhi perilaku dan sikap, kurangnya sarana dan prasarana, pelayanan kesehatan, dukungan dan partisipasi dari sekolah akan pentingnya kesadaran akan kesehatan, kebiasaan atau perilaku dirumah dan lingkungan sekitar. 2. Dilakukan per subsistem kesehatan pada waktu tertentu yang bekerja sama dengan pihak puskesmas. 3. Starata UKS : minimal, standart, optimal dan paripurna. 4. Perlu,karena mencakup 3 program yaitu pendidikan kesehatan dan siswa telah mengalami pubertas. 5. Standar harus sesuai dengan tujuan, program dan manfaat. 6. Kalau dilihat dari hasil observasinya, UKS SDN Jaya Sari belum berjalan dengan efektiv. Karena UKS terdiri dari 3 Trias UKS atau programmnya yaitu : pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaaan kesehatan.

7. Tujuan : meningkatkan nilai kesehatan, mencegah dan mengobati, rehabilitasi siswa telah mengalami pubertas, rehabilitasi siswa yang sehat jasmani, rohani dan sosial. Program : pendidikan ( ceramah, kesehatan reproduksi dan perawat cilik ), pembinaan ( pembinaan wc, limbah, lingkungan dan lain-lain). Manfaat : siswa dan sekolah sehat. Sasaran : siswa-siswi TK-SMA termasuk MA. 8. LO 9. Memberikan pendidikan kesehatan, promotif, preventif kepada perawat cilik agar dapat memberikan pelayanan kesehatan di UKS, serta perawat membantu mengelola UKS. 10. LO 11. Dilakukakannya pembinaan dan pelatihan petugas. Restrukturisasi organisasi UKS, berkolaborasi dengan petugas sekolah. Penyusunan program berdasarkan Trias UKS Melakukan Trias UKS : pendidikan kesehatan ( penyuluhan reproduksi, PHBS : cuci tangan dengan sabum, personal hygiene, kebersihan lingkungan, Diklat Perawat kecil ), pelayanan kesehatan ( pemeriksaan gigi dan mulut, imunisasi, pemeriksaan fisik atau screening, konseling, P3K ), dan pembinaan lingkungan ( pemeliharaan kelas, wc, halaman, kantin ). 12. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi b.d kurangnya informasi Kurangnya pengetahuan tentang PHBS ( personal hygiene dan kebersihan lingkungan) b.d kurangnya informasi Tidak berfungsinya UKS b.d kurangnya kesadaran peningkatan kesehatan sekolah. 13. Minimal : memiliki ruangan UKS, obat-obatan P3K, tempat tidur, alat-alat kesehatan ( termometer, tensimeter, stetoskop, pen light, dan timbangan ).

LO : PHBS di sekolah Kriteria tiap strata

Step 5
Konsep : Pengetian Tujuan Program Indikator Sasaran Kebijakan Kriteria UKS dan cara peningkatannya Pendidika n Intervensi Pelayana n Pembinaa n Kasu s UKS Peran perawat yang sesuai Trias UKS Pengkajian dan Screening Diagnosa

LO: 1. PENGKAJIAN PERTANYAAN JAWABAN Komposisi usia populasi anak Pada kasus tidak teridentifikasi sekolah (siswa dan guru). Dari kasus didapatkan bahwa sebanyak 91 siswa ( 32.10%) berusia 10-13 tahun. a. Apakah mengalami ada anak yang keterlambatan NO DIMENSI 1 Dimensi Fisik Usia

perkembangan? b. Apakah ada isu perkembangan Pada kasus tidak teridentifikasi, tetapi yang dengan spesifik berhubungan berdasarkan data, siswi yang sudah populasi siswa mengalami menstruasi adalah 4 orang dan 5 orang yang telah mimpi basah, dan didapatkan data dari wawancara guru bahwa belum ada pendidikan 2 Genetik kesehatan reproduksi di SDN Jaya Sari. a. Bagaimana proporsi siswa laki- Pada kasus tidak teridentifikasi, tetapi laki dan perempuan? proporsi siswa dapat diketahui dengan pengumpulan data siswa di SDN Jaya Sari, lalu ditabulasi dan dipresentasikan. b. Bagaimana ras/ suku/ etnik Pada kasus tidak teridentifikasi, tetapi populasi sekolah? populasi ras/suku/etnik dapat diketahui dengan pengumpulan data siswa di SDN Jaya Sari, lalu ditabulasi dan dipresentasikan. c. Bagaimana predisposisi faktor Pada kasus tidak teridentifikasi, tetapi genetik dan jenis penyakit? predisposisi faktor genetik dan jenis penyakit siswa dapat diketahui dengan pengumpulan data (angket, dsb) siswa di SDN Jaya Sari, lalu ditabulasi dan

(perkembangan seksual)?

Fungsi fisiologis

a. Adakah

masalah

dipresentasikan. kesehatan a. Pada kasus tidak teridentifikasi, tetapi masalah kesehatan dapat diketahui dengan pengumpulan data siswa di SDN Jaya Sari, lalu ditabulasi

(prevalence jenis penyakit)?

b.

dan dipresentasikan. Apakah terdapat siswa yang Pada kasus tidak teridentifikasi, tetapi mengalaminya? populasi masalah kesehatan dapat diketahui dengan pengumpulan data siswa di SDN Jaya Sari, lalu ditabulasi dan dipresentasikan. Pada kasus tidak teridentifikasi, tetapi cakupan populasi masalah kesehatan dapat diketahui dengan pengumpulan data siswa di SDN Jaya Sari, lalu ditabulasi dan dipresentasikan. kesehatan Tidak ada promosi kesehatan yang dilakukan pihak sekolah terhahap siswa

c. Bagaimana cakupan populasi?

Dimensi psikologis

a. Adakah

promosi

yang dilakukan?

siswi SDN Jaya Sari b. Bagaimana kualitas hubungan Tidak teridentifikasi antar siswa? b. Tipe disiplin yang digunakan Tidak teridentifikasi di sekolah?apakah tepat?fair & konsisten dilakukan? c. Apakah ada tekanan pada siswa Tidak teridentifikasi untuk penampilan? d. Bagaimana kualitas hubungan Tidak teridentifikasi antara 5 Dimensi sekolah fisik orangtua dengan sekolah? a. Dimana letak lokasi sekolah? SDN Jaya Sari merupakan sekolah apakah terdapat hazard dekat binaan dari Puskesmas Tanjung Sari. sekolah (polusi, kimia, alat)? b. Adakah area untuk bermain Tidak teridentifikasi yang aman?apakah alat

permainan aman? c. Apakah terdapat binatang di Tidak teridentifikasi lingkungan sekolah? d. Apakah terdapat beracun atau tanaman Tidak teridentifikasi alergic

dilingkungan sekolah? e. Keadaan dilingkungan Ruang kelas tidak tersusun rapi, terlihat sekolah : panas, penerangan, sedikit kotor dan berdebu. Tempat ventilasi? untuk mencuci tangan guru setelah menulis menggunakan kapur jarang di ganti sehingga ditemukan jentik dalam air. f. Bagaimana tingkat kebisingan Tidak teridentifikasi lingkungan sekolah? g. Apakah kebersihan makanan Tidak terjaga dengan baik, terlihat dari aman dan baik untuk mencegah kantin sekolah yang terletak di depan penyakit cacingan? menular dan WC, makanan yang dijual tidak tertutup dn siswa tidak mencuci tangan

sebelum makan makanan jajanan. h. Apakah terdapat fasilitas toilet Tidak. Kondisi lingkungan WC kotor yang baik? dan berbau i. Adakah bahaya listrik yang Tidak teridentifikasi 6 Dimensi sosial dapat membahayakan siswa? a. Bagaimana sikap masyarakat Tidak terhadap pendidikan? teridentifikasi. ikut khususnya serta Sebaiknya dalam

masyarakat sekolah

memajukan pendidikan pada siswa usia pendidikan reproduksi dan perkembangan UKS. masyarakat Tidak teridentifikasi

b. Apakah sekolah? c. Bagaimana

mendukung terhadap program keamanan Tidak teridentifikasi

lingkungan sekolah? d. Sumber daya apa saja yang ada Sumber daya manusia dan lingkungan

di lingkungan sekolah? e. Bagaimana status ekonomi siswa? f. Bagaimana latar budaya siswa? g. Bagaimana tipe kemungkinan dan eksternal) h. Bagaimana latar

sosial Tidak teridentifikasi

belakang Tidak teridentifikasi lingkungan Tidak teridentifikasi terjadinya

rumah siswa?apakah terdapat kekerasan yang besar?(internal belakang Tidak teridentifikasi

pendidikan orangtua siswa? i. Adakah siswa yanag tuna Tidak teridentifikasi wisma?berapa banyak? j. Apakah terdapat konflik antar Tidak teridentifikasi 7 Dimensi perilaku group di populasi sekolah? a. Pola konsumsi - Apa kebutuhan ada nutrsi dan status nutrisi? - Apakah sekolah? - Bagaimana pengetahaun siswa, guru dan keluarga tentang nutrisi? - Bagaimana kebiasaan merokok siswa?berapa banyak siswa Tidak teridentifikasi yang merokok? b. Latihan dan aktivitas - Bagaimana pola istirahat dan aktivitas siswa di sekolah? - Apakah terdapat kesempatan untuk melakukan rekreasi bagi siswa diwaktu liburan sekolah? program peningkatan kualitas nutrisi di Tidak teridentifikasi

jenisnya? - Bagaimana keamanan alat Tidak teridentifikasi olahraga di sekolah? c. Penggunaan pengobatan - Apakah dilakukan pengobatan rutin di sekolah bagi siswa? 8 Dimensi sistem kesehatan - Apa jenis pengobatannya? a. Apakah terdapat pelayanan Terdapat UKS di SDN Jaya Sari kesehatan di sekolah? b. Bila ada, apakah pelayanan Tidak. UKS di SDN Jaya Sari tidak kesehatan efektif? berjalan dengan berjalan efektif

2. DIAGNOSA DAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS SEKOLAH No. 1. DS: Data Masalah Risiko penyakit pada Sari siswa Jaya Penyebab Kurangnya pengetahuan mengenai PHBS (Personal Hygiene, Lingkungan, Gigi)

98 % siswa mengatakan tidak mencuci tangan terjadinya sebelum makan jajanan. DO: caries gigi. Dari hasil angket 12,01 % siswa mencuci rambut 2. seminggu sekali dan 32,75 % kuku Tidak siswa dalam keadaan kotor. DS:

Dari hasil screening 64,08 % siswa mengalami SDN

Kurangnya pembinaan an pelatihan mengenai UKS

Menurut guru yang memegang bidang UKS, di berfungsiny SDN Jaya Sari UKS sudah 5 tahun belum a UKS dilakukan pembinaan dan pelatihan tentang

UKS dan perawat kecil. DO: Hasil observasi kondisi lingkungan sekolah WC kotor dan berbau, kantin sekolah terletak didepan WC, makanan yang dijual tidak tertutup, ruang kelas tidak tersusun rapi, terlihat sedikit kotor dan berdebu, tempat cuci tangan guru jarang diganti dan ditemukan jentik 3. nyamuk. DS: DO: Dari hasil screening berdasarkan Kurang pengetahuan tumbuh tentang Kurangnya mengenai reproduksi informasi kesehatan

kembang diketahui siswi yang sudah mengalami kesehatan menstruasi sebanyak 4 orang dan 5 orang siswa reproduksi yang telah mengalami mimpi basah. Skoring Bailon dan Maglaya (1978) No. 1. Diagnosa Kriteria 5 dapat Jumlah Skor

Risiko terjadinya penyakit pada siswa Sifat masalah : 3/3 x 1 = 1 SDN Jaya Sari berhubungan dengan Kemungkinan ketidaktahuan mengenai (Personal Hygiene, Lingkungan, Gigi) masalah PHBS diubah: 2/2 x 2 = 2 Potensial masalah untuk dicegah : 3/3 x 1 = 1

2.

Menonjolnya masalah : 2/2 x 1 = 1 Tidak berfungsinya UKS berhubungan Sifat masalah : 3/3 x 1 = 1 dengan kurangnya pembinaan dan Kemungkinan masalah dapat pelatihan mengenai UKS diubah : 1/2 x2 = 1 Potensial masalah untuk dicegah : 2 /3 x 1 = 2/3 Menonjolnya masalah : 2/2x 1 = 1 mengenai Sifat masalah : 2/3 x 1 = 2/3 seputar kesehatan Kemungkinan masalah dapat

3 2/3

3.

Ketidaktahuan penatalaksanaan

3 1/6

reproduksi

kurangnya

informasi diubah : 2/2 x2 = 1 Potensial masalah untuk dicegah : 3 /3 x 1 = 1 Menonjolnya masalah : x 1 = 1/2

mengenai kesehatan reproduksi

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Tujuan Umum Setelah dilakukan pendidikan Klien Khusus Kriteria mengenal Verbal hygiene., (30 Evaluasi Standar Klien dapat menjelaskan masalah: a. Pengertian personal hygiene: Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan personal personal hygiene berarti sehat. Kebersihan diri perorangan adalah cara perawatan

Diagnosa Risiko terjadinya penyakit SDN Jaya Sari

Intervensi
1. Jelaskan

personal 1 x

kepada

klien

dengan kriteria : setelah pertemuan

mengenai pengertian personal hygiene, sanitasi lingkugan . 2. Jelaskan hygiene.


3. Jelaskan

pada siswa kesehatan, mengetahui dan melakukan perawatan personal hygiene.

klien mampu menit), a. Pengertian hygiene. b. Tujuan hygiene c. Macam-macam personal hygiene. d. Cara perawatan personal hygiene.

kepada

klien

mengenai jenis-jenis personal kepada cara klien

seseorang untuk memelihara kesehatannya. Seseorang tidak dapat melakukan perawatan diri sendiri dipengaruhi kondisi fisik atau keadaan emosional klien. b. Tujuan perawatan personal hygiene: Menghilangkan minyak yang menumpuk, keringat, sel-sel kulit yang mati dan bakteri. Menghilangkan bau badan yang berlebihan. Memelihara integritas permukaan kulit. Menstimulasi sirkulasi/peredaran darah. Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien. Memberikan kesempatan pada perawatan

mengenai personal.

perawatan

untuk mengkaji kondisi kulit klien. -

Meningkatkan percaya diri seseorang. Menciptakan keindahan. Meningkatkan derajat kesehatan sesorang.

c. Macam-macam personal hygiene. 1. Perawatan kulit kepala dan rambut. 2. Perawatan mata. 3. Perawatan hidung. 4. Perawatan telinga. 5. Perawatan kuku kaki dan tangan. 6. Perawatan genetalia. 7. Perawatan kulit seruruh tubuh.
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan.

d. Cara perawatan personal hygiene:


1. Perawatan diri yang dilakukan pada waktu

bangun

dari

tidur,

untuk

melakukan

tindakan. Perawatan diri seperti mencuci muka dan tangan serta menjaga kebersihan mulut. 2. Perawatan yang dilakukan setelah melakukan makan pagi dengan melakukan

perawatan diri seperti mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit dan Tidak berfungsinya UKS Meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan UKS berfungsi dengan verbal optimal kuku, serta membersihkan mulut. 1. Klien dapat menjelaskan mengenai: a. pendidikan jasmani yang secara kurikuler b. fungsi UKS c. pentingnya kecelakaan 2. Klien dapat memberikan motivasi kepada teman-temannya agar meningkatkan 2. percil kesadaran akan pentingnya kesehatan Melakukan pembinaan pertolongan pertama pada dilaksanakan
1.

Memberikan penyuluhan kesehatan pendidikan jasmani yang fungsi dan UKS mestinya dilakukan

mengenai: dilaksanakan secara kurikuler sebagaimana secara kurikuler

Ketidaktahuan mengenai penatalaksanaan seputar kesehatan reproduksi

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, mengetahui dan melakukan perawatan tentang kesehatan reproduksi

Klien mengenal tentang Verbal kesehatan 1 x reproduksi, (45 dengan kriteria : setelah pertemuan

Klien dapat menjelaskan masalah. a. Pengertian kesehatan reproduksi Kesehatan reproduksi pada remaja adalah kondisi kesehatan pada remaja, khususnya menyangkut masalah kesehatan reproduksi manusia yang kesiapanya sudah dimulai sejak masa remaja ditandai dengan haid pertama pada remaja perempuan dan mimpi basah untuk laki-laki. b. Perkembangan remaja berdasarkan kurun waktu perkembangan remaja berdasarkan kurun waktunya antara lain. 1. Masa pra remaja kurun waktunya sekitar 11-13 tahun bagi wanita dan bagi pria sekitar 12-14 tahun. 2. Masa remaja awal sekitar 13-17 tahun bagi wanita dan bagi pria 14-17 tahun 6 bulan. 3. Masa remaja akhir sekitar 17 tahun21 tahun bagi wanita dan bagi pria 17 tahun 6 bulan-22 tahun. c. Perubahan-perubahan Pada Remaja

1. Jelaskan mengenai 2. Jelaskan remaja

kepada

klien

pengertian kepada klien

reproduksi pada remaja mengenai perkembangan berdasarkan kepada klien kurun waktu. 3. Jelaskan mengenai 4. Jelaskan pada perubahankepada laki-laki klien dan

klien mampu menit), a.pengertian kesehatan reproduksi pada remaja. b. Perkembangan Remaja Berdasarkan Kurun Waktunya c. Perubahan-perubahan Pada Remaja d. Alat reproduksi pada laki-laki dan perempuan

perubahan pada remaja mengenai alat reproduksi perempuan

Tanda-tanda sekunder dapat disebutkan antara lain: 1. Pria a. Tumbuh suburnya rambut, janggut, kumis dan lain-lain. b. Selaput suara semakin besar dan berat. c. Badan mulai membentuk segi tiga, urat-urat pun jadi kuat, dan muka bertambah persegi. 2. Wanita a. Pinggul semakin besar dan melebar. b. Kelenjar-kelenjar pada dada menjadi berisi (lemak). c. Suara menjadi bulat, merdu, dan tinggi. d. Muka menjadi bulat dan berisi. Adapun tanda-tanda tertier antara lain: biasanya diwujudkan dalam perubahan saikap dan perilaku, contoh bagi pria ada perubahan mimik jika bicara, cara berpakaian, cara menagtur rambut, bahasa yang diucapkan, aktingnya. Juga bagi wanita ada perubahan cara bicara, cara

tertawa, cara berpakaian, cara berjalan, dan lainlain. d. Alat reproduksi pada laki-laki dan perempuan 1. Alat reproduksi pada perempuan a. Struktur eksterna (vulva), terdiri dari : mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum (muara uretra, kelenjar parauretra, vagina, kelenjar paravagina), fourchette, perineum. b. Struktur interna, terdiri dari : ovarium, tuba uterus (fallopi) ; infundibulum, ampula, istmus, interstisial, uterus ; fundus, korpus, istmus, serviks, vagina 2. Tanda berfungsinya alat reproduksi pada perempuan a. Ditandai dengan datangnya haid pertama b. Bila sudah terjadi menarche berarti sudah menghasilkan seltelur yang dapat dibuahi oleh sperma melalui hubungan seksual 3. Alat reproduksi pad laki-laki

a. Struktur eksterna, terdiri dari : mons pubis, penis, skrotum b. Struktur interna, terdiri dari : Testis, duktus/kanal testis (tubulus seminiferus, epididimis, vas deferens, duktus ejakulatorius, uretra), kelenjar sal. reproduksi aksesoris. 4. Tanda berfungsinya alat reproduksi pada pria a. Mimpi basah b. Ereksi

DAFTAR PUSTAKA Ananto, P. 2006. Usaha KesehatanSekolah di SekolahDasardan Madrasah Departemen Kesehatan. (2008). Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah. Jakarta: Departemen Kesehatan. Depdiknas. 2006. PedomanPembinaandanPengembangan Usaha kesehatan Sekolah. 6-48 Ibtidaiyah.Bandung :YramaWidya. 11-88. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri. Nomor 26 Tahun 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah. Sumantri, M. (2007). Pendidikan Wanita. Dalam Ali, M., Ibrahim, R., Sukmadinata, N.S., dan Rasjidin, W. (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Handbook.. Bandung: Pedagogiana Press (Halaman 1175 1186) http://drlukashermawan.blogspot.com/2011/01/program-usaha-kesehatan-sekolah-uks.html, (diakses: Kamis, 20 Januari 2011).

You might also like