You are on page 1of 5

1

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tujuan keperawatan adalah membantu individu meraih kesehatan yang optimal dan tingkat fungsi maksimal yang mungkin diraih setiap individu. Peran perawat dalam konteks sehat/sakit adalah meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit. Kaitannya dengan hal tersebut, promosi kesehatan merupakan suatu upaya mengarahkan sejumlah kegiatan guna membantu klien mempertahankan atau meraih derajat kesehatan dana tingkat fungsi setinggitingginya dan meaih kenyamanan. Aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan antara lain pendidikan dan konseling kesehatan. (Asmadi,2008 :39) Apendisitis adalah peradangan apendiks vermiformis dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Manifestasi klinis yang di temukan pada apendisitis adalah nyeri pada abdomen kuadran kanan bawah, biasanya disertai dengan demam ringan, mual, muntah dan hilangnya nafsu makan. Nyeri lokal bila dilakukan tekanan, nyeri tekan lepas (Brunner dan Suddarth, 2002 ). Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat

mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun. (Brunner dan Suddarth, 2002 : 212). Tekhnik relaksasi merupakan metode yang dapat dilakukan terutama pada pasien yang mengalami nyeri, merupakan latihan pernafasan yang menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung dan ketegangan otot yang menghentikan siklus nyeri, ansietas dan ketegangan otot (http: //Puskesmas-oke. Blogspot.com/2008) . Insiden terjadinya Appendicitis akut di negara maju lebih tinggi dibanding negara berkembang. Di Amerika Serikat, Appendicitis merupakan kedaruratan bedah abdomen paling sering dilakukan, dengan jumlah penderita pada tahun 2008 yaitu 734.138 dan pada tahun 2009 yaitu 739.177 . Angka kematian yang disebabkan Appendicitis di Amerika mencapai 0.2-0.8%. (Santacroce & Craigh dalam Anonim, 2010-08-28). Meningkatnya kejadian Appendicitis di negara-negara berkembang beberapa tahun terakhir, dapat terlihat di negara Indonesia. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2009, Appendicitis merupakan penyakit urutan keempat terbanyak di Indonesia setelah penyakit sistem pencernaan lain yaitu dyspepsia, gastritis, dan duodenitis. Jumlah pasien Appendicitis yang menjalani rawat inap pada tahun 2008 yaitu 591.819 dan pada tahun 2009 mencapai 596.132 orang. (Depkes RI.com ).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara jumlah pasien penyakit Apendicitis di Sulawesi Tenggara pada Tahun 2008 berjumlah 4.687 pasien sedangkan Tahun 2009 terjadi peningkatan yakni berjumlah 4. 971 penderita. Berdasarkan Studi pendahuluan data medical record Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara jumlah pasien yang mendapat tindakan apendiktomi pada Tahun 2008 adalah berjumlah 364 pasien dan pada Tahun 2009 berjumlah 348 pasien. Sedangkan tahun 2010 periode Januari Juni 2010 berjumlah 161 pasien. Berdasarkan data di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, umumnya perawat tidak melakukan tekhnik relaksasi pada pasien yang mengalami nyeri khususnya pasien post operasi hal ini dikarenakan perawat hanya melaksanakan instruksi dokter berupa pemberian analgetik. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Tekhnik Relaksasi Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Op. Apendiktomi di Ruang Tulip Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 B. Rumusan Masalah. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah Ada Hubungan Tekhnik Relaksasi Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Op. Apendiktomi di Ruang Tulip Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 ? .

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum. Mengetahui hubungan tekhnik relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien Post Op. Apendiktomi di Ruang Tulip Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 . 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan tekhnik relaksasi nafas abdomen terhadap

penurunan intensitas nyeri pada pasien Post Op. Apendiktomi di Ruang Tulip Rumah Sakit Umum Tahun 2010 . b. Mengetahui hubungan tekhnik relaksasi posisi semi fowler terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien Post Op. Apendiktomi di Ruang Tulip Rumah Sakit Umum Tahun 2010 . c. Mengetahui hubungan tekhnik relaksasi distraksi pendengaran terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post op apendiktomi di Ruang Tulip Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 . D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai : 1. Manfaat Aplikasi a) Bahan masukan kepada pihak Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara, dalam upaya penanganan pasien Post Op. Apendiktomi. Provinsi Sulawesi Tenggara Provinsi Sulawesi Tenggara

b) Bahan masukan bagi perawat dalam memberikan intervensi mandiri pada pasien dengan nyeri Post Op. Apendiktomi. 2. Manfaat Teoritis Sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya, khususnya bagi mahasiswa Akademi Keperawatan Pemda Kabupaten Konawe dalam

mengembangkan penelitian tentang penanganan nyeri pada pasien Post Op. Apendiktomi 3. Manfaat Bagi Peneliti a) Merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya tentang penanganan nyeri pada pasien Post Op. Apendiktomi b) Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Diploma III di Akper Pemda Kabupaten Konawe.

You might also like