You are on page 1of 5

ATLAS PARASITOLOGI KEDOKTERAN

FLAGELATA Flagelata traktus digestivus Giardia lamblia (kelas Martigofora) Penyakit Giardiasis atau lambliasis Hospes Manusia Morfologi Terbagi atas dua bentuk, yaitu : 1. Bentuk Vegetatif : besarnya 14 mikron, bagian anterior membulat dan bagian postenor meruncing, bagian ventral terdapat satu batil isap yang besar, terdapat dua inti dengan kariosom besar ditengah dan 4 pasang flagel. Dua benda melintang sebagai benda parabasal. 2. Bentuk Kista : besarnya 10 14 mikron, bentuk oval, dengan 2 inti pada kista muda serta empat inti pada kista matang. Patologi klinis Parasit ini dengan batil isap melekat pada mukosa duodenum dan yeyunum, kelainan yang sering ditemukan berupa iritasi. Bila parasit menutupi sebagian besar mukosa usus, maka absorpsi lemak akan terganggu. Parasit ini dapat pula menyerang saluran dan kandung empedu sehingga terjadi iritasi dan penyumbahan bilirubin. Diagnosis Ditegakkan dengan ditemukan bentuk tropozoit dalam tinja encer atau cairan duodenum. Ditemukan bentuk kista dalam tinja padat. Terapi Metronidazol. Disusun oleh : Juni prianto L.A., Tjahaya P.U., Darwanto Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006. ATLAS PARASITOLOGI KEDOKTERAN.

DIKTAT KAMPUS PARASITOLOGI MEDIK 2


Kelas mastigophora / flagellata ini bergerak dengan flagella dan berkembang biak (reproduksi) dengan cara seksual (tanpa perkawinan). Di dalam kelas ini mempunyai 2 sub-kelas dan masing-masing mempunyai sifat yang berbeda, yaitu : 1. Sub-kelas intestinal flagellates (flafellata usus). Sub-kelas ini bersifat : hidup dalam saluran cerna dan genitalia dan tidak memperlukan vektor biologis sebagai kelanjutan hidupnya parasit. Intestinal flagellata mempunyai spesies yang penting untuk diketahui dalam ilmu kedokteran, yaitu : a. Giardia lamblia (Giardia intestinal) b. Chilomastix mesnili c. Trichomonas vaginalis d. Trichomonas hominis e. Trichomonas tenax 2. Sub-kelas flagellata darah dan jaringan (Blood & Tissue Flagellates) Flagellata darah dan jaringan ini bersifat hidup dalam aliran darah dan jaringan. Sub-kelas ini memerlukan vektor biologis sebagai kelanjutan hidupnya parasit. Dan hal ini dapat dikatakan, bahwa dengan adanya serangga sangat diperlukan untuk kelangsungan hidupnya parasit yang akan ditularkan. Sub-kelas flagellata darah dan jaringan ini mempunyai beberapa spesies yang penting dalam ilmu kedokteran, yaitu : a. Leismania donovani b. Leismania tropica c. Leismania brasiliensis d. Trypanosoma gambiense e. Trypanosoma rhodesiense f. Trypanosoma cruzt Perbedaan dari kedua golongan tersebut diatas adalah sebagai berikut : Uraian a. Penularan b. Stage-stagenya Flagellata Usus Peroral (melalui mulut) - Tropozoit - Kista Flagellata Darah dan Jaringan Gigitan serangga - Leismanial stages - Leptomonas stages - Trypanosoma stages - Kritidia stages

1) Morfologi Giardia Lamblia Giardia lamblia ini dalam lingkaran hidupnya mempunyai 2 bentuk stadium, yakni bentuk stadium tropozoit dan bentuk stadium kista. Tropozoit Lempeng penghisap Nukleus (inti) 4 pasang flagela Axonema (bagian dalam dari sel flagella) Parabasal (flagel yang melintang) Bleforoplas (bintik kromatin dimana tempat flagella tumbuh fungsi motornya saraf) 14 7 mikron Kista Dinding kista

Nukleus (inti) Sitoplasma Sisa alat lokomotor 12 x 8 mikron Bentuk Tropozoit - Ukuran 15 20 x 5 15 mikron dan rata-rata 41 x 7 mikron. - Bentuknya simetris, - Mempunyai 2 inti dan kariosoma letaknya ditengah-tengah. - Bagian dorsal bentuknya convex (cembung). - Bagian ventral bentuknya mendatar dan terdapat 2 buah alat penghisap (sucking disk) yang berfungsi sebagai alat meletakkan diri pada dinding mukosa. - Pada bagian anteriornya terdapat blefaroplast. - Pada sitoplasmanya terdapat bintik-bintik halus. - Pada ujung posteriornya terdapat parabasal bodi. - Mempunyai 4 pasang flagella yang terdiri dari : - 1 pasang cross lateral flagela (bagian anterior). - 2 pasang uncross lateral flagela (bagian lateral tubuhnya). - 1 pasang uncross flagela (terletak bagian posterior). - Terdapat axonema (2 axonema) Bentuk Kista - Berukuran antara 12 x 8 mikron. - Mempunyai dinding yang tebal sebagai alat pelindung. - Sitoplasma granuler, - Mempunyai nukleus antara 2 4 buah. - Flagellanya masuk dalam costa dan costa yang mengandung flagela ini disebut sebagai bristle. - Pada bagian tangannya terdapat axonema. 2) Cara reproduksi (berkembang biak) - Bentuk stadium tropozoit berkembang biak dengan cara membelah diri. - Bentuk stadium kista berkembang biak dengan cara membelah inti (dari 2 menjadi 4 dan seterusnya). 3) Pencegahan Pencegahan seperti halnya dengan Amoebiasis. 4) Penularan Penularan melalui makanan / minuman / air dan serangga (lalat). Hal ini sama dengan penularan Entamoeba histolitica. 5) Bahan pemeriksaan Bahan yang diperlukan : feses, cairan lambung (seger). 6) Diagnosa laboratorium Menemukan bentuk tropozoit dalam feses encer dan menemukan bentuk kista dalam feses padat. 7) Gejala-gejala klinis Gejala-gejala sebagai akibat dari iritasi mukosa : - Fungsi absorbsi usus menjadi menurun akibat dari mukosa yang tertutup oleh giardia lamblia. - Diarre dengan lemak yang banyak. - Perut menjadi kembung akibat dari kelemahan otot-otot usus setelah peristatik (peristaltic) yang meningkat. - Febris (demam). - Adanya darah dalam feses (sudah terjadi hemolisis).

Penetrasi dari giardia lamblia dapat sampai stratum propium,

8) Epidemiologi - Biasanya menyerang anak-anak dan terutama banyak didapatkan di daerah tropis. - Di India 30% didapatkan pada anak-anak berumur antara 6 10 tahun. - Pada daerah-daerah dingin biasanya menyerang golongan puber. - Insiden pada wanita lebih banyak dari pada laki-laki. 9) Lingkaran hidup - Mempunyai habitat pada usus halus bagian proximal / bagian atas. - Apabila jumlah parasit ini banyak di dalam usus, dapat menutupi seluruh permukaan mukosa, mulai dari pilorus sampai ke colon. - Bentuk tropozoit biasanya tidak didapatkan pada feses normal, yang ada hanyalah bentuk kista. Sedangkan bentuk tropozoit ini barus didapatkan pada feses cair (diarre). - Parasit ini mempunyai alat isap (sucking disk) dan gunanya untuk menyerang mukosa yang dapat menyebabkan pengelupasan-pengelupasan yang luar biasa dari mukosa tersebut. - Sebagian penderita dari giardiasis tanpa gejala, tetapi pada infeksi yang berat akan menimbulkan : diarre, sebah perut, kembung, atau hal-hal yang lebih berat. Penderita akan mengeluh kesakitan pada abdomina bagian : opigastrium atau caecum. - Mamalia pun akan terkena penyakit ini, akibat memakan kista-kista dewasa di dalam duodenum, kista akan pecah oleh karena suasananya yang alkalis, dari kista satu akan menjadi 2 tropozoit.

MIKROBIOLOGI DAN PENYAKIT INFEKSI


Diagnosis : Giardiasis Organisme dan sifat-sifat fisiknya : Giardia lamblia Protozoa flagelata yang tampak dalam bentuk tropozoit dan kista : bentuk infektifnya ialah bentuk kista. Etiologi dan epidemiologi Penularan terjadi dengan menelan kista, yang dapat terjadi melalui pencemaran tinja pada air (wabah komunitas), penularan oral fekal (pada pusat perawatan) atau kontak oral-anal (homoseksual). Aliran air pegunungan yang terinfeksi oleh pencemaran tinja manusia, berangberang, tikus air, dan binatang lain merupakan sumber infeksi yang umum pada orang-orang yang berkemah. Manifestasi klinik Gejala biasanya timbul 1 4 minggu setelah terpajan. Gejala penyakit bervariasi mulai dari tanpa gejala, diare cair ringan sampai sindroma malabsorpsi yang lebih berat. Penderita tanpa gejala dapat menjadi karier dan mengeluarkan kista di dalam tinjanya. Sindroma malabsorpsi menunjukkan gejala kejang perut, tinja berbau busuk, sering buang angin, dan steatore (tinja berlemak) dan dapat berlangsung selama 4 minggu. Patogenesis Tropozoit menyerang sel-sel epitel di dalam duodenum dan jejunum dengan cakram pengisap ventralnya. Meskipun organisme ini tidak menginvasi, mereka menghambat penyerapan zat makanan, terutama lemak. Diagnosis laboratorium Tampak kista yang mengandung 4 inti pada tinja yang berbentuk dari karier tanpa gejala. Tropozoit yang berbentuk seperti buah pir dengan 4 flagel, 2 inti dan cakram pengisap ventralnya dapat ditemukan pada tinja penderita diare. Telah tersedia berbagai uji antigen tinja tes benang (string test) yang dipergunakan untuk menangkap tropozoit dari duodenum ketika hasil pemeriksaan tinja negatif. Pengobatan dan pencegahan Metronidazol, furazolidon, ataun albendazol sering dipergunakan untuk pengobatan. Paromomisin direkomendasikan untuk mengobati wanita hamil yang menunjukkan gejala penyakit ini. Pencegahannya ialah higiene yang baik, pendidikan tentang proses penularan dan menghindari infeksi dengan penyaringan atau mendidihkan air minum yang berasal dari aliran air pegunungan.

You might also like