You are on page 1of 4

Negara Indonesia dikenal sangat kaya akan keberanekaragaman sumber alamnya.

Tidak hanya sampai disitu saja dimulai dari kebudayaan, suku bangsa, bahasa, agama dan ras memiliki kemajemukan yang sangat tinggi sehingga bangsa Indonesia dikenal dengan sebutan Zamrud Khatulistiwa. Salah satu hasil dibidang pertanian yang memang sudah ada sejak dari zaman nenenk moyang, dimana hasil pangan ini sering digunakan sebagai bahan pokok pangan juga menjadikannya sebagai urutan teratas untuk dijadikan sebagai sumber pemasukan bagi negara Indonesia. Tentunya kita sudah mengenal apa komoditi yang dimaksud tersebut, yaitu tanaman singkong. Tanaman ini mempunyai multi guna ini mempunyai banyak fungsi, seperti untuk kebutuhan pokok, makanan cemilan, snack, dan komoditi lainnya. Selain hasil tanaman daunnya bisa digunakan untuk bahan sayuran juga singkong yang berada pada akarnya bisa diolah menjadi makanan ringan seperti keripik singkong. Hampir diseluruh wilayah Nusantara kita banyak menjumpai tanaman ini, baik itu didesa, pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi, bahkan sampai ke perkotaan kita masih sering menjumpai tanaman ini. Mengingat tanaman singkong masuk kedalam kategori tanaman tropis dan bisa ditanam mulai dari iklim 210 - 290 sehingga cocok dengan iklim di kepulauan nusantara. Pada kesempatan ini penulis akan mencoba menguraikan untuk mengambil inisiatif untuk bisa mengembangkan tanaman keripik singkong khususnya lebih fokus kepada produksi makanan ringan atau biasa disebut keripik singkong. Keripik singkong mempunyai prospek yang cerah bila mampu mengatur peredarannya baik itu untuk disimpan diwarung, toko, supermarket, koperasi, warung internet. Bahkan penulis berani menyimpulkan makanan ringan ini dalam 3 hari sudah habis ditempat dan pihak penampung penjualan ingin memesan lagi karena keuntungannya sangat cepat didapat tidak seperti jenis makanan yang lainnya meskipun harus tetap memperhatikan tempat mana yang akan memang kondisi pasarnya sangat ramai.

II. Peluang dan Potensi Pasar


Berikut akan diuraikan beberapa peluang dari usaha keripik singkong: Jumlah penduduk Jawa Barat sekitar 35 juta jiwa, tentunya diantara jumlah penduduk itu 50% menyukai makanan ringan keripik singkong. Pendapatan UMK (Upah Minimum Kota Bandung) Rp. 625.000 tentunya sangat cukup untuk membeli makanan keripik singkong hanya dengan kocek Rp. 1.500 Makanan ringan ini sudah mempunyai identitas yang kuat dikalangan para konsumen sehingga sudah tidak asing lagi namanya. Berikut akan diuraikan beberapa Potensi Pasar dari usaha Keripik singkong: Harga lebih murah Kualitas lebih baik dengan rasanya yang renyah dan gurih Produk baru diperoleh langsung dari produsen tanpa perantara grosir Pengiriman lebih cepat tidak dibutuhkan sumber daya manusia yang terlalu besar seperti mobil pick-up.

III. Analisis Peluang Opportunities (Peluang)


Banyak tempat penjulan di Tangerang yang belum memiliki penyuplai kiripik

singkong tepat, kebanyakan penyuplai hanya musiman. Bila dilakukan secara konsisten bisa mendatangkan keuntungan yang menjanjikan. Keripik singkong ini paling cepat habis jika dibandingkan dengan jenis makanan ringan lainnya seperti donat, roti, kue dll. Masa paling cepat yaitu sekitar 3 hari, paling lama 5 hari sehingga peluang Return Of Investment lebih cepat. Dengan pembungkusannya yang sudah tidak manual menjadi nilai tersendiri dibandingkan pembungkusannya dengan manual seperti manual, membuat pencitraan kepada konsumen bahwa makanan keripik singkong ini tidak mudah melepes dan tahan lama.

III. Analisis Keuangan Investasi


Biaya pembelian bahan baku keripik singkong Rp. 43.000 Harga Plastik 1 gepok Rp. 5.500 Alat Press Rp.185.000 Alat Timbangan Rp. 40.000 Total Rp.273.500

Biaya Tidak Tetap


Ongkos Pengepakan 87 bungkus @ 50 Rp. 3.600 Ongkos Antar 87 bungkus x @100 Rp. 8.700 Total Rp. 12.300 Biaya Produksi Biaya Produksi = Investasi + Biaya Tidak Tetap = Rp.273.500 + 12.300 =Rp. 285.800 Hasil Usaha Penjualan Keripik Asumsi (87 bungkus x Rp.1.100) Rp.95.700 Keuntungan/ Omset Keuntungan = Hasil Usaha biaya tidak tetap biaya bahan baku keripik = Rp.95.700 - Rp. 12.300 - Rp. 43.000 = Rp.40.400 Perkiraan balik modal : Misalkan Satu Kali Pengiriman sudah mempunyai langganan dengan catatan 87 bungkus dikirim langsung atau disebar ke para warung penjualan dengan asumsi 5 hari habis, maka menggunakan Rasio perbandingannya sebagai berikut: Biaya Produksi Rp. 285.800 Keuntungan selama 5 hari Rp. 40.400 = Rp. 285.800 : Rp.40.400 = 7:1 = 3 x 9 = 27 Hari Maka Perkiraan dalam 7 minggu sudah bisa balik modal jika pendapatan yang dihasilkan sebesar Rp.40.400 dengan asumsi satu minggu 87 bungkus keripik langsung dikirim kepada tempat penjualan.

Penutup
Demikian ringkasan Business plan yang telah dibuat, mudah-mudahan apa yang telah dibuat dapat dijadikan sebagai acuan dan gambaran sebagai perencanaan dalam mengelola bisnis keripik singkong ini. Kebutuhan terhadap produk keripik singkong masih cukup besar, pangsa pasarnya masih cukup luas dan beragam. Kalau Anda menjualnya dengan gerobak dorong tentunya sasarannya adalah masyarakat menengah ke bawah, namun bila Anda mengemasnya dengan baik tentunya Anda bisa menentukan target pasar menengah ke atas. Apalagi kalau Anda punya sepuluh gerobak dorong untuk berusaha, Anda bisa menjadi juragan usaha keripik singkong. Tetapi, untuk memulai sebuah usaha mulailah yang kecil dulu, selami dan pahami karakteristik usaha keripik singkong. Kalau tidak punya gerobak dorong, mulailah dari rumah Anda sendiri, kenalkan produk Anda ke teman-teman dekat, tetangga-tetangga Anda, seluruh tetangga di kampung, tentunya mereka harus mengeluarkan uang untuk membeli produk keripik singkong Anda disamping Anda harus menyediakan tester sebagai cicip-cicip. Nah, kalau produk Anda diterima mulailah untuk menitipkan produk Anda ke toko-toko, bisa swalayan, supermarket, atau toko khusus pusat oleh-oleh di kota Anda. Tentunya, Anda harus mengemasnya dengan baik dan diberi merek. Namun adakalanya toko pusat oleh-oleh hanya mau menerima kemasan kosongan tanpa merek dan merek atau labelnya akan diberi sendiri oleh toko tersebut. Tidak masalah, sepanjang Anda tidak dirugikan dan keuntungan yang Anda harapkan terpenuhi. Di samping itu pusat oleh-oleh biasanya sudah punya surat ijin produksi atau ijin lainnya dari instansi terkait dan Anda tidak perlu repot-repot untuk mengurusnya. Tetapi lebih baik Anda harus mengurus ijin apabila Anda memberi kemasan pada produk Anda, biar produk Anda tidak dikatakan ilegal. Bagaimana kalau dijual pakai gerobak dorong? Lazimnya ya harus mengurus ijin lebih dulu, karena biaya perijinan untuk pemula memang agak berat, tidak mahal sebenarnya untuk mengurus perijinan, sambil produksi Anda bisa menanyakan ke dinas industri kecil atau ke instansi terkait lainnya. Sebagai langkah awal untuk memulai usaha keripik singkong adalah siapkan singkong yang telah dikupas dan dicuci bersih, dipotong bulat tipis-tipis. Rendam irisan tersebut dalam air kapurselama sekitar 1 sampai 4 jam untuk memperoleh kualitas keripik yang lunak dan renyah. Anda bisa melakukan percobaan dengan beberapa variasi lama perendaman, karena air kapur akan mempengaruhi tekstur dari keripik singkong. Untuk memberi rasa asin bisa diberi garam. Setelah perendaman ditiriskan sejenak dan mulailah menggoreng. Paling bagus jika minyaknya benar-benar mendidih dengan api yang sedang. Pakailah minyak goreng yang banyak sehingga irisan singkong terendam dalam minyak goreng. Bila sudah kekuningan lantas diangkat. Dari tahap ini Anda bisa memberi rasa lain terhadap keripik singkong Anda, keripik singkong rasa manis, rasa balado, rasa itali, atau rasa lainnya yang menurut Anda benar-benar bisa berbeda dengan produk keripik singkong lainnya. Lebih baik rasanya disesuaikan dengan dari

daerah Anda sendiri, karena itu bisa membuat perbedaan. Untuk kemasan keripik singkong, Anda bisa menggunakan kantong plastik yang di desain dengan menarik, untuk melekatkan kantong plastiknya bisa digunakan hand sealer , alat pengemas plastik. Mengenai harga, Anda bisa survey harga ke pasar dan toko-toko terdekat, saat ini harga keripik singkong di pasaran per kemasan bervariasi dari Rp. 2.500,- hingga Rp. 5.000,-, tergantung dari target pasarnya. Selamat berusaha dan terus berinovasi!

You might also like