You are on page 1of 6

FISIOTERAPI THORACIC OUTLET PADA M.

PECTORALIS MINOR

MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MENYELESAIKAN TUGAS-TUGAS MATA KULIAH MASSAGE

Disusun Oleh : Nama NIM Jurusan : Anang Rafik Setiyanto : J 100 040 003 : Fisioterapi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2005

FISIOTERAPI THORACIC OUTLET PADA M. PECTORALIS MINOR A. PENDAHULUAN Thoracic outlet (T.O.C) sindroma merupakan kumpulan gejala atau keluhan yang disebabkan oleh karena adanya penekanan atau penarikan pada sebagian M. pleksus brakialis /arteri/vena subclavicula (A.N. De Wolf ,1990). Sedankan menurut Pamela May, 1989 T.O.C Merupakan hasil daripada adanya penekanan pada bagian dari struktur Neurovasculer didalam salah satu dari segitiga yang membentuk pintu keluar (outlet). B. ANATOMI Anatomi pada Thoracic outlet M .Pectoralis minor antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1.Os Clavicula 2.Os Scapula 3.Os Costa 1 sampai 5 4.Os Acromion 5.Os Prosessus coracodius 6.Os humerus M..Pectoralis minor berorigo pada tulang rusuk ke 3 sampai 5 dan berinsertio pada prosessus coracodius clavicula,walaupun demikian kadang origo otot ini sampai pada tulang rusuk 2 dan 6 . Percabangan dari cord Pleksus brakialis turun kebawah melalui sisi atas tulang rusuk diaksila, dimana disisi arteri dan vena aksila lewat. Kesemuanya ini diselubungi oleh otot pectoralis minor. Berbagai tekanan Neurovasculer diduga dapat terjadi didaerah ini.

A. THORACIC OUTLET PADA PECTORALIS MINOR Thoracic outlet ini disebabkan oleh penekanan / penarikan pada otot pectoralis minor, dimana fungsi dari M pectoralis minor untuk menarik bahu kearah anterior (kedepan) dengan istilah protaksi dan internal rotasi. Keluhan pada otot pectoralis minor ini akan bertambah jelas bila pasien selama beberapa waktu mengangkat tangan kearah hiperabduksi. Gejala ini timbul apabila pasien bangun tidur juga saat bekerja atau saat istirahat.

C. PEMERIKSAAN FISIOTERAPI Seperti pada kasus-kasus lain, pemeriksaan pada kasus TOC ini juga mutlak dan perlu dilakukan secara sistematik dan terarah. Pemeriksaan umum dan khusus sangat perlu dilakukan secara efisien dan efektif demi untuk mendapatkan diagnosis yang benar. Prosedur pemeriksaan dimulai saat pasien / klien memasuki ruang periksa. Dengan melihat secara sekilas kadang dapat membimbing kita untuk mengarahkan diagnosis. Aamnesis yang cermat sangat diperlukan dalam pemeriksaan umum ini. Dari anamnesis ini kita dapat menemukan tentang riwayat pekerjaan, sifat keluhan, saat keluhan mulai timbul ataupun kebiasaan sehari-hari yang sangat membantu kita dalam menegakkan diagnosis. Inspeksi untuk melihat ada tidaknya pembengkakan pada pembuluh darah vena di lengan, warna pucat/kemerahan di lengan atau tangan perlu juga kita lakukan. Selanjutnya pemeriksaan gerak yang meliputi gerak pasif, gerak aktif maupun isometris yang sifatnya orientasi perlu kita lakukan. Hal ini terutama ditujukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya patologi pada anggota gerak seperti pada leher, bahu, lengan dan tangan. Selanjutnya untuk memperoleh diagnosis positif perlu kita lakukan tes-tes khusus. Tes ini pada prinsipnya bersifat provokasi untuk memancing timbulnya keluhan dan atau hilangnya / berkurangnya denyut nadi di lengan.

Tes khusus untuk sindrom Pectoralis minor Diagnosis positif diperoleh dengan tes wrigt. Tes ini dilakukan pada pasien dengan posisi pasien tidur terlentang, kemudian tangan pasien disisi sakit dibawa ke arah hiperabduksi. Pemeriksa meraba arteri radialis dan memeriksa apakah denyutnya

hilang/berkurang atau tidak. Dengan minuver ini, maka otot pectoralis minor akan terulur. Pada otot pectoralis minor yang mengalami pemendekan, maka gerakan tadi akan menyebabkan tertekannya struktur neurovaskuler yang terletak di bawah otot.

D. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI Pengobatan fisioterapi pada kondisi thoracic outlet ini bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional penderita dengan cara mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, menghilangkan keterbatasan luas gerak sendi untuk menangani masalah tersebut, modalitas fisioterapi yang harus digunakan adalah : 1) 2) 3) 4) Persiapan pasien Pasien renfor tabel (nyaman) Pasien duduk / berdiri Persiapan alat Handuk Minyak pelicin / Baby oil Ruangan hangat, tenang, ventilasi baik Pelaksanaan terapi Terapi harus bersih, tidak memakai cincin, perhiasan, kuku pendek Irama dan tekanan ritmis mengikuti vena (kearah jantung ) Friction

Merupakan bentuk manipulasi atau massage ringan pada suatu titik tertentu pada jaringan dengan gerakan transver atau melintang. Friction ini ditujukan pada kapsul sendi, antara otot dan ligamen, serta otot dengan otot.

5)

Exercise Therapy

Exercise yang diberikan berupa Hold Relax yang berarti suatu teknik relaksasi dan pengukuran otot antagonis pada pola gerakan terbatasnya luas gerakan sendi. Tujuan terapi ini adalah untuk mengurangi rasa nyeri pada otot plexus brachialis. 6) Activity of Daily Living (ADL)

Tujuan ini adalah menambah gerak sendi atau menambah relaksasi otot antagonis dan memperbaiki kelainan fungsi yang ada.

KEPUSTAKAAN De wolf AN. Mens JMA. Pemeriksaan Alat Penggerak II. Bohn Stafleu Van Loghum, Houten / Zaventem, 1994. John Gibson, MD. Anatomi Fisiologi. Penerbit Buku Kedokteran. Payton, Otto D (ed). Manual of Physical Therapy. Churchill Livingstone, 1989. Sri Surini Pudjiastuti, Smph dari S.Th. Susilowati SMPh., Anatomi Upper Lower Extremitas dan Trunk Bagian II, Akademi Fisiologi Surakarta.

You might also like