You are on page 1of 20

ASMA BRONKIAL

Definisi : penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu Faktor predisposisi : Genetik dan gender Faktor presipitasi : Alergen, perubahan cuaca, stress, lingkungan kerja, olahraga/ aktifitas jasmani yang berat

ASMA BRONKIAL
Etiologi : Klasifikasi menjadi 3 tipe, yaitu: 1. Ekstrinsik (alergi): debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. 2. Intrinsik (non-alergi): infeksi saluran pernafasan dan emosi 3. Asma gabungan: bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik

PATOGENESIS ASMA BRONKIAL

PATOGENESIS
Reaksi Cepat: berupa bronkospasme terjadi kurang lebih dalam waktu 2 jam. Terjadi bronkokonstriksi akibat dari mediator-mediator yang dilepaskan oleh sel mast. Reaksi Lambat: timbul setelah 3-5 jam kemudian bronkospasme disertai edema mukosa & peradangan saluran napas maksimum setelah 48 jam dan menghilang 812 jam kemudian. Timbul kepekaan peninggian Hiper Reaksi Bronkus, yang telah mulai 8 jam kemudian dan menetap kepekaan terhadap perangsangan non alergik juga akan meninggi penyakit asam menjadi lebih berat

klasifikasi
Derajat Intermiten Gejala Gejala kurang dari 1x/minggu Asimtomatik Gejala malam Kurang dari 2 kali dalam sebulan Faal paru APE > 80% Mild persistan -Gejala lebih dari 1x/minggu tapi Lebih dari 2 kali dalam sebulan APE >80%

kurang dari 1x/hari -Serangan dapat menganggu Aktivitas dan tidur

Moderate persistan

-Setiap hari, -serangan 2 kali/seminggu, bisa

Lebih 1 kali dalam seminggu

APE 60-80%

berahari-hari. -menggunakan obat setiap hari -Aktivitas & tidur terganggu

Severe persistan

- gejala Kontinyu

Sering

APE <60%

-Aktivitas terbatas
-sering serangan

Gejala Klinis:
sesak napas mendadak batuk di malam hari fase ekspirasi memanjang wheezing dada terasa berat

Diagnosa
Anamnesa : keluhan dari gejala riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi lain Pemeriksaan Fisik : I : dinding torak tampak mengembang, melebarnya ICS, retraksi ICS P : Vokal Fremitus kanan=kiri P : hipersonor A : terdengar wheezing (mengi), ekspirasi memanjang. Pemeriksaan laboratorium : Darah rutin didapat peningkatan eosinofil dan IgE Sputum didapat adanya eosinofil, spiral crushman, kristal charcot Leyden. Foto toraks dapat normal diluar serangan, hiperinflasi saat serangan, adanya penyakit lain Faal paru (spirometri /peak flow meter) menilai berat obstruksi, reversibilitas, variabilitas Uji provokasi bronkus untuk membantu diagnosis

PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan asma : a. Menghilangkan & mengendalikan gejala asma b. Mencegah eksaserbasi akut c. Meningkatkan & mempertahankan faal paru optimal d. Mengupayakan aktivitas normal (exercise) e. Menghindari ESO f. Mencegah airflow limitation irreversible g. Mencegah kematian Terapi Edukasi kepada pasien/keluarga bertujuan untuk : meningkatkan pemahaman (mengenai penyakit asma secara umum dan pola penyakit asma sendiri) meningkatkan keterampilan (kemampuan dalam penanganan asma sendiri/asma mandiri) membantu pasien agar dapat melakukan penatalaksanaan dan mengontrol asma

Pencegahan Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi Menghindari kelelahan Menghindari stress psikis Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin Olahraga renang, senam asma

Komplikasi Pneumotoraks Pneumodiastinum dan emfisema subcutis Atelektasis Gagal nafas

BRONKIEKTASIS
Definisi : suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi (ektasis) dan distorsi bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik, persisten atau irreversible.

BRONKIEKTASIS
Etiologi : Sebagai gejala sisa infeksi paru : Pneumonia nekrotikans atau supuratif, pertusis pada anak, tuberkulosis paru Obstruksi bronkus: penyebab yang sering adalah tumor, benda asing, dan kadangkadang sumbatan mucus. Kelainan congenital atau herediter: pada fibrosis kistik, imunodefisiensi, Syndrome Kartagener Atelektasis

PATOGENESIS
Faktor Radang & Nekrosis Radang msbbkan silia dari epitel bronkus tidak berfungsi. Epitel kolumnar epitel bertatah Elemen kartilago muskularis mengalami nekrosis Jaringan elastis yang di sekitarnya mengalami kerusakan dinding bronkus menjadi lemah, melebar tidak beraturan dan permanent Bila ulserasi mengenai pembuluh darah, dapat terjadi batuk darah berulang Timbul hipertrofi dari pembuluh darah serta terbentuk banyak anastomosis antara vena bronkialis dengan vena pulmonalis

continueeee
Faktor Mekanis :
Distensi mekanik sebagai akibat dinding bronkus yang lemah, secret yang menumpuk dalam bronkus, adanya tumor atau pembesaran kelenjar limfe. Peningkatan tekanan intra bronchial distal dari penyempitan akibat batuk. Penarikan dinding bronkus oleh karena fibrosis jaringan paru, sebagai akibat timbulnya perlekatan local yang permanent dari dinding bronkus

Gejala Klinis
Batuk kronik bersputum mukopurulen Hemoptisis Kadang-kadang sianosis Dispnea Diagnosa
Anamnesa Pemeriksaan Fisik : o dilihat dari gejala, penderita tampak kurang gizi, sering didapatkan jari tabu pada tangan & kaki, ronki basah persisten Pemeriksaan Laboratorium : tidak khas, Hb dapat rendah (anemia), dapat pula tinggi bila tidak ada polisitemia sekunder

sebagai akibat dari insufisiensi paru. Lekositosis dengan laju endap darah yang tinggi sering dijumpai bila ada infeksi sekunder Pemeriksaan Radiologi : o foto torak PA dan lateral : Honey Comb Appearance o bronkografi : sarana diagnosis pasti untuk bronkiektasis, karena dengan bahan kontras yang dimasukan kedalam saluran napas atas akan tampak kelainan ektasis o bronkoskopi o pemeriksaan faal paru

PENATALAKSANAAN
Bronkodilator menurunkan kejadian obstruksi saluran napas & membersihkan sekret Antibiotik mengontrol infeksi Vaksinasi

You might also like