You are on page 1of 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Ikterus adalah warna kuning yang dapat terli8hat pada skelra, selaput lendir, kulit, atau organ lain akibat penumpukkan bilirubin. Ikterus fisiologis adalah ikterus yang terjadi karena metabolism normal bilirubin pada bayi baru lahir usia minggu pertama. Peninggian kadar bilirubin pada bayi baru lahir usia minggu pertama. Peninggian kadar bilirubin terjadi pada hari ke-2 dan ke-3 dan mencapai puncaknya pada hari ke-5 sampai ke-7, kenudian menurun kembali pada hari ke-10 sampai ke-14. Pada neonatus cukup bulan, kadar bilirubin tidak melebihi 10 mg/dL dan pada bayi kurang kurang bulan, kurang dari 12 mg/dL. Ikterus fisiologis baru dapat dinyatakan sesudah observasi dalam minggu pertama sesudah kelahiran. Hiperbilirubinemia adalah kadar bilirubin yang dapat menimbulkan efek patologi. Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan efek patologi pada setiap bayi berbeda-beda. Dapat juga diartikan sebagai ikterus dengan konsentrasi bilirubin, yang serumnya mungkin menjurus kea rah terjadinya kernicterus bila kadar bilirubin tidak dikendalikan.

1.2.

Tujuan Penulisan

1.2.1. Tujuan Umum

Diharapkan Mahasiswa Kebidanan mampu mempunyai pengalaman yang nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dengan ikterus neonatorum

1.2.2. Tujuan Khusus

Diharapkan mahasiswa kebidanan mampu :

1. Melakukan pengkajian (pengumpulan data pada bayi dengan ikterus neonatorum. 2. Mengidentifikasi neonatorum. 3. Menentukan antisipasi masalah potensial pada bayi dengan ikterus neonatorum. 4. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada bayi dengan ikterus neonatorum. 5. Menentukan rencana asuhan kebidanan disertai rasionalisasi dan intervensi pada klien dengan ikterus neonatorum. 6. Menimplementasi asuhan yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan klien dengan ikterus neonatorum. 7. Mengevaluasi keefektifan dan asuhan yang telah diberikan pada bayi dengan ikterus neonatorum. masalah (diagnose) pada bayi dengan ikterus

1.3.

Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu dari penulis, maka laporan ini dibatasi pada asuhan kebidanan pada bayi Ny. Y dengan Ikterus Neonatorum.

1.4.

Lokasi dan Waktu

1.4.1. Lokasi

Asuhan kebidanan ini dilaksanakan di Ruang Shofa 2 A Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

1.4.2. Waktu

Pelaksanaan asuhan kebidanan ini dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2011 pukul 16.00 17.00 W.I.B.

1.5.

Metode Penulisan

1.5.1. Studi Kepustakaan

Penulis membekali diri dengan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan asuhan kebidanan bayi dengan risiko tinggi dan asuhan keperawatan perinatal

1.5.2. Praktek Langsung

Penulis memberikan asuhan kebidanan kepada klien secara langsung pada tanggal 4 Juni 2011 pukul 16.00 17.00 W.I.B.

1.5.3. Bimbingan dan Konsultasi

Dalam penyusunan makalah ini, penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing ruangan dan pembimbing pendidikan.

1.6.

Sistimatika Penulisan

BAB I

Pendahuluan 1.1. 1.2. Latar Belakang Tujuan Penulisan

1.2.1. Tujuan Umum 1.2.2. Tujuan Khusus 1.3. 1.4. Batasan Masalah Lokasi dan Waktu

1.4.1. Lokasi 1.4.2. Waktu 1.5. Metode Penulisan

1.5.1. Studi Kepustakaan

1.5.2. Praktek Langsung 1.5.3. Bimbingan dan Konsultasi 1.6. 1.7. Sistimatika Penulisan Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan

1.7.

Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan

1.7.1. Pengertian

Manajemen asuhan kebidan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dan rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney.1997).

1.7.2. Proses Manajemen Menurut Varney (1997)

Proses manajemen terdiri dari tujuh langkah yang berurutan, dimana setiap langkah disempurnakan secara periodic. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah manajemen kebidanan menurut Varney adalah sebagai berikut :

1.7.2.1.Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi keadan klien secara lingkup, yaitu: 1. Riwayat kesehatan 2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya 3. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya 4. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi

1.7.2.2.Langkah II (kedua) : Interprestasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnose yang spesifik.

1.7.2.3.Langkah III (ketiga) : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensialng

Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, apabila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.

1.7.2.4.Langkah IV (keempat) : Identifikasi Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsuktasikan dan ditangani dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan keseimbangan dari proses manajemen kebidanan.

1.7.2.5.Langkah V (kelima) : Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh

Pada langkah kelima ini, direncanakan asuhan yang meyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah seblumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnose atau masalah yang sudah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.

1.7.2.6.Langkah VI (keenam) : Melaksanakan Perencanaan

Pada langkah keenam ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan dan sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

1.7.2.7.Langkah VII (ketujuh) : Evaulasi

Pada langkah ketujuh dllakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnose. Rencana tersebut dapat dianggap efektif apabila memang benar efektif dalam pelaksanaannya.

ASUHAN KEBIDANAN
PADA Bayi Ny. Y Usia 10 Hari Dengan Ikterus Neonatorum Di Ruang Shofa 2 RSU Haji Surabaya

OLEH : FILL INDAH RATNA SARI NPM : 250009199

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA PRODI D-3 KEBIDANAN 2011

KATA PENGANTAR

Saya panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan asuhan kebidanan dengan judul Asuhn Kebidanan Pada Bayi Ny. Y Usia 10 Hari dengan IKterus Neonatorum di Ruang Shofa 2 RSU Haji Surbaya dengan tepat waktu. Dalam hal ini saya mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan asuhan kebidanan ini baik dalam segi moril ataupun materiil. Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Puji Astuti, S. Keb. selaku Kepala Ruangan dan Pembimbing Ruangan Shofa 2 RSU Haji Surabaya telah membimbing dan mengarahkan saya dalam penyelesaian asuhan kebidanan ini. Tujuan pembuatan asuahn kebidanan ini agar kita dapat memahami dan mengimplementasikan asuhan kebidanan dan dapat mengerti bagaimana penerapan masalah kebidanan yang berlaku di Indonesia Dengan keterbatasan kemampuan, saya menyadari bahwa ada kesalahan dalam penyusunan asuhan kebidanan ini. Saya mohon maaf sebesar-besarnya dan saya harapkan saran dan kritik dari pihak pembaca untuk penyempurnaan asuhan kebidanan ini.

Penyusun

DAFTAR PUSTAKA

Surasmi, Kedokteran EGC.

Asrining.2002.Perawatan

Bayi

Risiko

Tinggi.Jakarta:

Penerbit

Buku

Jumiarni.1994.Asuhan Keperawatan Perinatal.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anonim.2001.Pedoman Implementasi Manajemen Kebidanan.Akademi Kebidanan Bandung.

Duenges, M.2002.Rencana Perawatan Materna/Bayil.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

You might also like