You are on page 1of 20

TAHAPAN PERSALINAN KALA II

1. Definisi persalinan Persalinan adalah serangkain kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pelepasan dan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.

2. Batasan kala dua persalinan Kala dua perasalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi dan inisiasi menyusui dini (IMD). Kala dua disebut juga sebagain kala pengeluaran bayi.

3. Definisi His His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada bulan terakhir dari kehamilan sebelum persalinan dimulai, sudah ada kontraksi rahim yang disebut his pendahuluan atau his palsu, yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari pada kontraksi dari Braxton hicks. His pendahuluan ini tidak teratur dan menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan lipat paha tidak menyebabkan nyeri yang menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah seperti his persalinan. Lamanya kontraksi pendek dan tidak bertambah kuat bila dibawa berjalan, malahan sering berkurang. His pendahuluan tidak bertambah kuat dengan majunya waktu bertentangan dengan his persalinan yang makin lama makin kuat. Yang paling penting ialah his pendahuluan tidak mempunyai pengaruh pada serviks.

4. His persalinan Walaupun his itu suatu kontraksi dari otot-otot rahim yang fisiologis akan tetapi pertentangan dengan kontraksi lainnya, bersifat nyeri. Nyeri ini mungkin disebabkan oleh anoxia dari sel-sel otot waktukontraksi, tekanan pada ganglia dalam serviks dan segmen bawah rahim oleh serabut-serabut otot yang

berkontraksi, regangan dari serviks karena kontraksi atau regangan dan tarikan dari peritonium pada kontraksi. Perasaan nyeri tergantung ambang nyeri dari penderita yang di tentukan oleh keadaan jiwanya. Kontraksi rahim, bersifat otonom tidak di pengaruhi oleh kemauan, walaupun begitu dapat di pengaruhi luar misalnya rangsangan oleh jari-jari tangan dapat menimbulkan kontraksi. Seperti kontraksi jantung pada his juga ada pace makers yang memulai kontraksi dengan memualai mengontrol frekuensinya. Kontraksi rahim bersifat berkala dan harus diperhatikan ialah: Lamanya kontraksi: kontraksi berlangsung 45 detik- 75 detik Kekuatan kontraksi: menimbulkan naiknya tekanan intrauterin sampai 35 mmhg. Kekuatan kontraksi secara klinis di tentukan dengan mencoba apakah jari kita dapat menekan dinding rahim kedalam. Interval antara dua kontraksi: Pada permulaan persalinan his timbul sekalai dalam 10 menit, pada kala pengeluaran sekali dalam 2 menit.

Menurut faalnya his persalinan dapat dibagi dalam: His pembukaan ialah his yang menimbulkan pembukaan dari serviks His pengeluaran ialah his yang mendorong anak keluar. His pengeluaran biasanya diserta keinginan mengejan. His pelepasan uri yang melepaskan uri.

5. Tenaga mengejan Tenaga mengejan ialah setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang mendorong anak keluar, selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi dinding otot-otot dinding perut, yang mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar tapi jauh lebih kuat lagi. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhsil kalau pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim.

Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat lahir, misalnya pada penderita yang lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus di bantu dengan forcep. Tenaga mengejan ini juga melahirkan placenta setelah placenta lepas dari dinding rahim.

6. Gejala dan tanda kala II persalinan Gejala dan tanda kala II persalinan : a. Ibu ingin meneran bersamaan dengan kontraksi b. Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rektum atau vaginal c. Perineum terlihat menonjol d. Vulva vagina dan spinger membuka e. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah pada kala II persalinan Saat kepala janin sudah diambang pintu dan siap keluar, lendir dan darah yang keluar dari vagina semakin bertambah. Selain itu, desakan kuat kepala janin akan menyebabkan kantung ketuban pembungkus janin pecah lebih awal atau saat pembukaan lengkap, sehingga cairan ketuban keluar membasahi daerah vagina. Cairan ini sekaligus membut janin lahir semakin licin yang justru memudahkan bayi meluncur keluar dengan mulus.setelah pembukaan benar-benar lengkap dan kepala bayi sudah terlihat di pintu lahir saat inilah ibu diijinkan mengejan. Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam ( informasi objektif ) yang hasilnya adalah : Pembukaan serviks telah lengkap Terlihatmya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

7. Keadaan umum Memantau selama penatalaksanaaan kala II persalinan - Lanjutkan penilain kondisi ibu dan janin dan serta kemajuan persalinan selama kala II secara berkala. - Periksa dan catat:

1. Nadi ibu setiap 30 menit, suhu, nadi, pernafasan. 2. Kandung kemih 3. Hidrasi: cairan, mual, muntah, 4. Kelemahan dan keltihan fisik, tingkah laku dan respon terhadap persalinan serta nyeri dan kemampuan koping 5. Upaya ibu meneran 6. Frekuensi dan lama kontraksi selama 30 menit 7. DJJ selama selesai meneran 8. Penurunan kepala bayi melalui pemeriksaan abdomen setiap 30 menit dan pemeriksaan dalam setiap 60 menit atau ada indikasi. 9. Warna cairan ketuban jika selaputnya pecah (jernih atau bercampur mekonium atau darah) 10. Apakah ada presentasi majemuk ( misalnya tangan ) atau tali pusat berada di samping atau di atas kepala 11. Putaran paksi luar segera setelah kepala bayi lahir 12. Adanya kehamilan kembar yang tidak di ketahui sebelumnya. 13. Semua pemeriksaan dan intervensi yang di lakukan pada catatan persalinan.

8. Kemajuan Persalinan Kemajuan persalinan cukup baik bila penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir serta di mulainya fase pengeluaran. Lama kala II rata-rata menurut friedman adalah 1 jam untuk primigravida 15 menit untuk multipara. Pada kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam bagi primigravida atau 1 jam bagi multipara dianggap sudah abnormal oleh mereka yang setuju dengan pendapat friedman tetapi saat ini hal tersebut tidak mengindikasikan perlunya melahirkan bayi dengan forcep atau vacum ekstraksi. Kontraksi selama kala II adalah sering, kuat dan sedikit lebih lama, yaitu kira-kira 2 menit, yang berlangsung 60-90 detik dengan interaksi tinggi dan semakin ekspulsif sifatnya.

9. Pemantaun kemajuan persalinan. KRITERIA Kontraksi kekuatan ( intensitas ) FASE 1 Periode tenang fisiologi untuk FASE 2 Sangat kuat sekali 2-2,5 mnit FASE 3 Luar biasa kuat ekspulsif 1-2 mnit cepat

semua kriteria 2- meningkat dan 3 mnit refleks ferpuson menjadi aktif

Frekuensi penurunan stasiun show: warna dan

0 sampai +2 Kecil sampai

+2 sampai +4 Aliran darah

+4 sampai lahir kepala janin terlihat pada introitus ; aliran darah menyertai keluarnya kepala

tidak ada kecuali merah tua pada puncak kontraksi terkuat Tenang

Jumlah

Khawatir tentang

Meningkat bermakna Rasa mengedan semakin tidak tertahan

Semakin meningkat Terus bersuara keras dan menghembuskan nafas dengan bersuara Menjerit atau memaki

Usaha mengedan spontan Vokalisasi

kemajuan

Merasa lega setelah melalui masa transisi ke tahap ke dua Merasa letih dan

Suara keras atau menghembuskan nafas dengan bersuara

Perilaku ibu

mengantuk merasa telah menyelesaikan sesuatu dan optimis, bagian tersulit telah selesai merasa dapat Memberitahu saat kontraksi muncul Merasa sangat ingin mengedan Mengubah pola pernafasan, Menyatakan bahwa rasa nyeri sangat luar biasa Menyatakan rasa tidak berdaya Menunjukan

mengendalikan diri

menahan nafas 45 dtk dengan bernafas secara teratur diantaranya 5-7 klai setiap kontraksi Mengeluarkan suara yang keras dan menghembuskan nafas dengan bersuara Sering mengubah posisi

penurunan kemampuan untuk mendengar dan berkonsentrasi dalam semua hal, kecuali dalam melahirkan Menggambarkan adanya lingkaran api Sering kali menunjukan kegembiraan luarbiasa dengan keluarnya kepala

10. Pemantauan janin 10.1. Saat bayi belum lahir a. Denyut jantung janin (DJJ) b. Denyut dasar 120-160 kali permenit Perubahan DJJ, pantau tiap 15 menit Variasi DJJ dari DJJ dasar Pemeriksaan auskultasi DJJ setiap 30 menit

Warna dan adanya air ketuban (jerih, keruh, kehijauan, atau bercampur mekonium, bercampur darah, air ketuban kering )

c. Penyusupan kepala janin Penyusupan adalah indikator pentin tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyelesaikan diri terhadap bagian keras tulang panggul ibu. Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang

tindih antar tulang kepala semakin menunjukan resiko disproporsi kepalapanggul (CPD). Setiap kali melakuakan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase) kepala janin. Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut ini: 0: tulang-tulang kepala janin terpisah,sutura dengan mudah dapat dipalpasi. 1: tualng-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan 2: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih masih dapat dipisahkan 3: tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat di pisahkan.

Kondisi yang harus diatasi sebelum penatalaksaan kala II syok dehidrasi infeksi preeklamsi atau eklamsi inersia uteri gawatjanin penurunan kepala berhenti adanya gejala dan tanda distosia bahu pewarnaan mekonium pada cairan ketuban kehamilan ganda (kembar atau gemeli) lilitan tali pusat

10.2. Saat bayi lahir MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR PERSIAPAN

1. Apakah air ketuban bersih atau tidak bercampur

mekonium atau tidak 2. Apakah bayi menangis atau bernafas spontan dan teratur
3. upaya resfirasi (kuat, tidak teratur, tidak ada ) 4. tonus otot (lemas, sedikit fleksi pada ektremitas, gerakan aktif yang kuat)

bayi menangis atau bernafas spontan dan teratur

Manejemen bayi baru lahir normal

Bayi tidak menangis tidak bernafas spontan dan megap-megap

Air ketuban bercampur mekonium

Manejemen asfiksia bayi baru lahir

Manajemen air ketuban bercampur mekonium

INISIASI MENYUSUI DINI

A. MENGENAL INISIASI MENYUSUI DINI 1. Pengertian Inisiasi Menyusui Dini (Early Initiation) atau permulaan menyusui dini adalah bayi mulai menyusui sendiri segera setelah lahir dan dibiarkan kontak kulit dengan kulit ibunya selama 1 jam. Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara (Dr.Hj.Utami Roesli,SPA,MBA,IBCLC) Dalam praktek pemberian ASI pertama pada bayi baru lahir selama ini, seringkali petugas atau seorang ibu membantu bayi dengan memasukkan putting susu ke dalam mulut bayi, padahal bayi baru lahir belum siap langsung menyusu, kadang ketika dimasukkan putting susu ke dalam mulutnya, ia hanya melihat dan menjilat putting susu tersebut, bahkan kadang menolak tindakan yang mengganggu ini. Ada beberapa intervensi yang dapat mengganggu kemampuan alami bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya. Diantaranya adalah obat kimiawi yang diberikan kepada ibu, bisa sampai ke janin melalui ari-ari dan ini kemungkinan menyebabkan bayi sulit menyusu pada ibu. Kelahiran dengan obat-obatan atau tindakan seperti SC, vakum, bahkan perasaan sakit di daerah kulit yang digunting saat episiotomy dapat pula mengganggu kemampuan alamiah ini.

2. Beberapa penelitian tentang IMD a. Dr. Lennart Rigchard dan seorang bidan Margareta Alade, 1990. Penelitian dilakukan pada 72 pasangan ibu-bayi baru lahir. Ke72 pasangan ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok lahir normal dan lahir dengan obat-obatan (tindakan). Kelompok yang normal dibagi dua lagi, dengan hasil sebagai berikut : Bayi yang begitu lahir, tali pusat di potong, dikeringkan dengan cepat. Setelah itu, segera diletakkan di dada atau perut ibu dengan

kontak kulit bayi ke kulit ibu dibiarkan selama satu jam. Pada usia sekitar 20 menit, bayi mulai merangkak kearah payudara dan dalam usia 50 menit, ia menyusu dengan baik. Kelompok bayi yang lahir normal tanpa obat-obatan, tetapi langsung dipisahkan dari ibunya untuk di timbang, di ukur, dan dibersihkan, hasilnya 50 % bayi tidak dapat menyusu sendiri. Bayi yang lahir dengan obat-obatan atau tindakan, segera lahir diletakkan di dada ibu dengan kontak kulit bayi ke kulit ibu. Hasilnya, tidak semua bayi dapat menyusu sendiri. Yang mencapai payudara ibupun umumnya menyusu dengan lemah. Bayi yang lahir dengan obat-obatan dan segera dipisahkan dari ibunya maka tak satupun yang dapat menyusu sendiri. Kemampuan bayi merangkak mencari payudara bertahan dalam beberapa minggu Pada bayi yang dibiarkan menyusu sendiri, setelah berhenti menyusu selama sekitar satu jam, kemudian di pisahkan untuk di timbang dan diukur. Pada usia 10 jam, saat bayi diletakkan kembali di bawah payudara ibunya, ia tampak dapat menyusu dengan baik.

b. Sose dkk CIBA Foundation, 1987 Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara saat kontak ibubayi pertama kali terhadap lama menyusui. Bayi yang di beri kesempatan menyusui dini dengan meletakkan bayi kontak kulit kekulit setidaknya selama satu jam, hasilnya dua kali lebih lama di susui. Pada usia 6 bulan atau satu tahun, bayi yang diberi kesempatan untuk menyusui dini, hasilnya 59% dari 38% yang masih disusui. Bayi yang tidak diberi kesempatan menyusui dini tinggal 29% dan 8% yang masih diususui di usia yang sama.

c. Fika dan Syafiq, Journal Kedokteran Trisakti, 2003 Penelitian di Jakarta-Indonesia, menunjukkan bayi yang diberi kesempatan untuk menyusui dini hasilnya delapan kali lebih berhasil ASI eksklusif.

d. Dr. Karen Edmond, 2006 Peneliti-peneliti dari Inggris di bawah pimpinan Dr. Karen Edmond melakukan penelitian di Ghana terhadap hampir 11.000 bayi di publikasikan di Pediatrics ( 30 Maret 2006). Judul penelitiannya menunda permulaan menyusui/ Inisiasi Menyusui Dini Meningkatkan resiko Kematian Bayi. Hasil penelitiannya : Penelitian di Ghana melibatkan 10.974 bayi yang lahir antara Juli 2003 sampai dengan Juni 2004 Jika bayi diberikan kesempatan menyusui satu jam pertama setelah lahir dengan dibiarkan kontak kulit ibu ke kulit bayi maka 22 % nyawa bayi di bawah 28 hari dapat di selamatkan. Jika mulai menyusui saat bayi berusia di atas 2 jam dan di bawah 24 jam pertama, tinggal 16 % nyawa bayi dibawah 28 hari yang bisa diselamatkan.

B. DASAR HUKUM PELAYANAN INISIASI MENYUSUI DINI Dasar hukum pelayanan Inisiasi Menyusui Dini dan ASI Eksklusif adalah : 1. Kepmenkes No. 450 tentang 10 langkah keberhasilan menyusui 2. Kepmenkes No.237 tentang larangan dan aturan produk susu formula 3. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan No. 435 tentang pemberian ASI dan IMD bagi ibu yang melahirkan di DKI 4. UU Kesehatan No.23 tahun 1996 tentang bidan 5. Kepmenkes No.900 tentang praktik bidan

C. KEUNGGULAN INISIASI MENYUSUI DINI Alasan pentingnya mengapa kontak kulit bayi dengan kulit ibu segera setelah bayi lahir dalam satu jam pertama kehidupan bayi. 1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara. Ini akan menurunkan kematian karena kedinginan ( hypotermi) 2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernafasan dan detak jantung bayi menjadi lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi. 3. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan, ia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri baik dari kulit ibu. Bakteri baik ini akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri jahat dari lingkungan. 4. Bonding ( ikatan kasih sayang) antara ibu dan bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga, setelah itu bayi akan tidur dalam waktu yang lama. 5. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui eksklusif dan akan lebih lama di susui. 6. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di putting susu dan sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada putting ibu merangsang pengeluaran hormone oksitosin yang berguna untuk : a. Membantu rahim berkontraksi sehingga membantu pengeluaran ari-ari (plasenta) dan mengurangi perdarahan ibu. b. Merangsang produksi hormone lain yang membuat ibu menjadi lebih rileks, lebih mencintai bayinya, meningkatkan ambang nyeri, dan perasaa bahagia c. Menenangkan ibu dan bayi dan mendekatkan mereka berdua. Oleh karena itu dinamakan juga hormone kasih sayang. d. Merangsang pengaliran ASI dari payudara 7. Bayi mendapatkan ASI kolostrum ( ASI yang pertama kali keluar). Cairan emas ini disebut juga The Gift Of Life. Kolostrum merupakan ASI

istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus. 8. Inisiasi Menyusui Dini berperan dalam pencapaian tujuan Millenium Developments Goals (MDGs). Berikut tujuannya : a. Membantu mengurangi kemiskinan Inisiasi Menyusui Dini dapat meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif selama 6 bulan dan lama menyusui. Jika seluruh bayi yang lahir di Indonesia dalam setahun telah disusui secara eksklusif dalam 6 bulan pertama, berarti mengurangi pengeluaran biaya untuk pembelian susu formula, dengan perhitungan sebagai berikut : Harga rata-rata satu kaleng/kotak susu formula Rp.60.000, Jumlah bayi yang lahir di Indonesia 5,5 juta per tahun Biaya pembelian susu formula selama 6 bulan untuk bayi adalah 5,5 juta x 55 susu formula x Rp.60.000,- = Rp. 18,120 triliun. Setiap bayi memerlukan sekitar Rp.3,3 juta dalam 6 bulan. Biaya ini lebih dari 100% pendapatan buruh yang rata-rata hanya

Rp.500.000,- per bulan.

b. Membantu mengurangi kelaparan Bagi anak usia 2 tahun, sebanyak 500 cc ASI ibunya mampu memenuhi kebutuhan kalori 31%, protein 38%, vitamin A 45%, vitamin C 95%. ASI masih memenuhi kebutuhan kalori 70% untuk bayi 6-8 bulan, 55% untuk bayi 9-11 bulan, dan 40% untuk bayi 12-23 bulan. Keadaan ini akan secara bermakna memenuhi kebutuhan

makanan bayi sampai usia 2 tahun. Pemberian ASI membantu mengurangi angka kejadian kurang gizi dan pertumbuhan yang terhenti yang umumnya terjadi pada usia bayi dan balita. Bayi yang berkesempatan melakukan inisiasi menyusui dini, persentase menyusunya bayi usia 6 bulan adalah 59% dan bayi usia 12

bulan adalah 38%. Pada bayi yang tidak di beri kesempatan inisiasi menyusui dini, persentase masih menyusunya hanya 19% untuk bayi usia 6 bulan dan 8% untuk bayi usia 12 bulan. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini 8 x lebih berhasil dalam menyusu eksklusif, berarti bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusui dini akan lebih memungkinkan disusui sampai usia 2 tahun bahkan lebih.

c. Membantu mengurangi Angka Kematian Anak Balita Sekitar 40% kematian balita terjadi pada satu bulan pertama kehidupan bayi. Inisiasi menyusui dini dapat mengurangi 22% kematian bayi 28hari. Berarti inisiasi menyusui dini mengurangi angka kematian balita 8,8% Inisiasi menyusui dini meningkatkan keberhasilan menyusu eksklusif dan lama sampai 2 tahun. Dengan demikian dapat menurunkan angka kematian anak secara menyeluruh

D. PENGHAMBAT PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI Berikut beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak kulit dini kulit ibu dengan kulit bayi 1. Bayi kedinginan tidak benar Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan ibu. Suhu ibu meningkat 0,5 derajat dalam dua menit setelah bayi diletakkan di dada ibu. Berdasarkan penelitian Dr. Niels Bergman (2005), ditemukan bahwa suhu dada ibu yang melahirkan 1C kebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu kepanasan, maka suhu dada ibu akan turun 1C. Jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2C untuk menghangatkan bayi. Jadi, dada ibu merupakan tempat yang terbaik bagi bayi yang baru lahir dibandingkan tempat tidur yang canggih dan mahal.

2. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya tidak benar Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ibu ke kulit bayi segera setelah lahir serta saat bayi menyusu, membantu menenangkan ibu. 3. Tenaga kesehatan kurang tersedia tidak benar Jika bayi ada di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan pekerjaannya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah dan keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu. 4. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk tidak masalah Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan [ada bayi untu meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusui dini. 5. Ibu harus di jahit tidak masalah Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu.

6. Suntikan vitamin k dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorrhea) harus segera diberikan setelah lahir tidak benar Menurut American College of Obstetrics and Gynecology and Academy Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam setelah inisiasi menyusui dini 7. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang dan di ukur tidak benar Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi

kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat di tunda sampai proses Inisiasi menyusui dini selesai 8. Bayi kurang siaga tidak benar Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga ( alert). Setelah itu bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk karena obat yang di konsumsi ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding.

9. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain (cairan prelaktal) tidak benar Kolostru tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi tidak benar Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi ikterik pada bayi, kolostrum melindungi dan mematangkan usus yang masih muda.

E. TAHAPAN PERILAKU BAYI DALAM PROSES INISIASI MENYUSUI DINI Semua bayi dalam proses inisiasi menyusui dini akan melalui lima tahapan perilaku (free-feeding behavior) sebelum ia berhasil menyusui. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut : 1. 30 menit pertama Dalam 30 menit pertama merupakan stadium istirahat/diam dalam keadaan siaga (rest/quite alert stage). Bayi diam tidak bergerak. Sesekali mata terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadaan di luar kandungan. Bonding ( hubungan kasih sayang) merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam suasana aman. Hal ini meningkatkan

kepercayaan ibu terhadap kemampuan menyusui dan mendidik bayinya. Kepercayaan diri ayahpun menjadi bagian keberhasilan menyusui dan mendidik anak bersama-sama ibu. 2. 30 40 menit Pada masa ini, bayi mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum, mencium, dan menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada ditangannya. Bau ini sama dengan bau yang dikeluarkan payudara ibu. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan putting susu ibu. 3. Mengeluarkan air liur Saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya, bayi mulai mengeluarkan air liurnya. 4. Bayi mulai bergerak ke arah payudara Aerola merupakan sasaran bagi bayi. Dengan kaki menekan perut ibu, ia menjilat-jilat kulit ibu, menghentak-hentakkan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan ke kiri, serta menyentuh dan meremas daerah putting susu dan sekitarnya dengan tangannya yang mungil. 5. Menemukan, menjilat, mengulum putting, membuka mulut lebar dan melekat dengan baik

F. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI 1. Tatalaksana Inisiasi Menyusui Dini pada persalinan pervaginam a. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan b. Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan. Dapat diganti dengan cara non-kimiawi, misalnya pijat, aromaterapi, gerakan atau hypnobirthing. c. Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya melahirkan normal, di dalam air, atau dengan jongkok. d. Setelah lahir, seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan dengan segera kedua kedua telapak tangan. Lemak putih (vernix) sebaiknya dibiarkan

e. Bayi ditengkurapkan di dada dan perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan minimum 1 jam atau setelah menyusu awal selesai. Bayi di atas dada dan perut ibu diselimuti dan diberi topi. f. Bayi didibiarkan mencari putting susu ibu, ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut tetapi tidak memaksakan bayi ke putting ibu g. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi bersentuhan kulit dengan kulit ibu, walaupun ia telah berhasil menyusu kurang dari satu jam. Jika bayi beum berhasil menemukan putting payudara ibu dalam waktu satu jam, biarkan bayi tetap di perut dan dadan ibu sampai berhasil menyusu pertama. h. Dianjurkan untuk member kesempatan kontak kulit bayi dengan kulit ibu yang melahirkan dengan tindakan seperti operasi Caesar walaupun kemungkinan berhasilnya sekitar 50% daripada persalinan normal. i. Bayi di timbang, di ukur, dan di cap setelah satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif misalnya suntikan vitamin K dan tetesan mata bayi dapat ditunda. j. Rawat gabung ibu dan bayi dalam satu kamar.

2. Tatalaksana inisiasi Menyusui Dini pada operasi Caesar a. Tenaga dan pelayanan kesehatan yang supportif b. Di usahakan suhu ruangan 20-25C. Disediakan selimut untuk menutup punggung bayi dan badan ibu, juga topi untuk mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi. c. Tatalaksana selanjutnya sama dengan tatalaksana persalinan

pervaginam. Jika keadaan ibu dan bayi belum memungkinkan segera setelah lahir, maka bayi diberikan kepada ibu saat kesempatan tercepat.

d. Jika dilakukan anastesi local, maka sambil tim operasi melakukan penjahitan abdomen, bayi dengan dibantu petugas kesehatan dapat di letakkan di dada ibu dengan posisi menyamping. Jika dilakukan anastesi umum, kontak ibu dan bayi dapat terjadi diruang pulih saat ibu sudah sadar dan dapat merespon walaupun masih mengantuk atau dalam pengaruh obat bius. Sementara menunggu ibu sadar

sepenuhnya, ayah dapat menggantikan ibu untuk memberikan kontak kulit dengan kulit bayi sehingga bayi tetap dalam keadaan hangat, atau bayi di masukkan kedalam inkubator (penghangat) sampai ibu sadar.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bagian obstetri dan ginekologi Fakultas

Kedokteran Universitas

Padjajaran. Bobstetri fisiologi Bandung. 1983. Bandung: Eleman 2. Asuahan persalinan normal. Asuhan esensial persalinan.Buku acuan persalinan 2007.Jakarta. Jaringan Nasioanal pelatihan klinik. 3. http://data.tp.ac.id/dokumen/inisiasi+menyusui+dini.

You might also like