You are on page 1of 101

Studi Prinsip Dasar Metode Pengajaran

Bahasa Arab

Author: admin
Filed under: Metode

Thursday
Jun 12,2008

Oleh : Yayat Hidayat


A. Muqaddimah
Belajar Bahasa Arab (asing) berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena itu prinsip
dasar pengajarannya harus berbeda, baik menyangkut metode (model pengajaran), materi
maupun proses pelaksanaan pengajarannya. Bidang keterampilan pada penguasaan
Bahasa Arab meliputi kemampuan menyimak (listening competence/mahaarah al
Istima), kemampuan berbicara (speaking competence/mahaarah al-takallum),
kemampuan membaca (reading competence/mahaarah al-qiraah), dan kemampuan
menulis (writing competence/mahaarah al - Kitaabah).
Setiap anak manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk menguasai setiap
bahasa, walaupun dalam kadar dan dorongan yang berbeda. Adapun diantara perbedaanperbedaan tersebut adalah tujuan-tujuan pengajaran yang ingin dicapai, kemampuan dasar
yang dimiliki, motivasi yang ada di dalam diri dan minat serta ketekunannya.
1.Tujuan Pengajaran Belajar bahasa ibu (bahasa bawaan -edt) merupakan tujuan yang
hidup, yaitu sebagai alat komunikasi untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dalam
hidupnya, oleh karena itu motivasi untuk belajarnya sangat tinggi. Sementara itu belajar
bahasa asing, seperti bahasa Arab (bagi non Arab), pada umunya mempunyai tujuan
sebagai alat komunikasi dan ilmu pengetahuan (kebudayaan). Namun bahasa asing tidak
dijadikan sebagai bahasa hidup sehari-hari, oleh karena itu motivasi belajar Bahasa Arab
lebih rendah daripada bahasa ibu. Padahal besar kecilnya motivasi belajar Bahasa Arab
mempengaruhi hasil yang akan dicapai.
2.Kemampuan dasar yang dimiliki Ketika anak kecil belajar bahasa ibu, otaknya masih
bersih dan belum mendapat pengaruh bahasa-bahasa lain, oleh karena itu ia cenderung
dapat berhasil dengan cepat. Sementara ketika mempelajari Bahasa Arab, ia telah lebih
dahulu menguasai bahasa ibunya, baik lisan, tulis, maupun bahasa berpikirnya. Oleh
karena itu mempelajari bahasa Arab tentu lebih sulit dan berat, karena ia harus
menyesuaikan sistem bahasa ibu kedalam sistem bahasa Arab, baik sistem bunyi, struktur
kata, struktur kalimat maupun sistem bahasa berpikirnya1.
B.Prinsip-prinsip pengajaran Bahasa Arab (asing)
Ada lima prinsip dasar dalam pengajaran bahasa Arab asing, yaitu prinsip prioritas dalam

proses penyajian, prinsip koreksitas dan umpan balik, prinsip bertahap, prinsip
penghayatan, serta korelasi dan isi;
1.Prinsip prioritas
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, ada prinsip-prinsip prioritas dalam penyampaian
materi pengajaran, yaitu; pertama, mengajarkan, mendengarkan, dan bercakap sebelum
menulis. Kedua, mengakarkan kalimat sebelum mengajarkan kata. Ketiga, menggunakan
kata-kata yang lebih akrab dengan kehidupan sehari-hari sebelum mengajarkan bahasa
sesuai dengan penutur Bahasa Arab.
1)Mendengar dan berbicara terlebih dahulu daripada menulis. Prinsip ini berangkat dari
asumsi bahwa pengajaran bahasa yang baik adalah pengajaran yang sesuai dengan
perkembangan bahasa yang alami pada manusia2, yaitu setiap anak akan mengawali
perkembangan bahasanya dari mendengar dan memperhatikan kemudian menirukan. Hal
itu menunjukkan bahwa kemampuan mendengar/menyimak harus lebih dulu dibina,
kemudian kemampuan menirukan ucapan, lalu aspek lainnya seperti membaca dan
menulis. Ada beberapa teknik melatih pendengaran/telinga,yaitu:
i.Guru bahasa asing (Arab) hendaknya mengucapkan kata-kata yang beragam, baik dalam
bentuk huruf maupun dalam kata. Sementara peserta didik menirukannya di dalam hati
secara kolektif.
ii.Guru bahasa asing kemudian melanjutkan materinya tentang bunyi huruf yang hampir
sama sifatnya. Misalnya: , - , - , dan seterusnya3.
iii.Selanjutnya materi diteruskan dengan tata bunyi yang tidak terdapat di dalam bahasa
ibu (dalam hal ini bahasa indonesia, -edt) peserta didik, seperti: , , , , dan
seterusnya. Adapun dalam pengajaran pengucapan dan peniruan dapat menempuh
langkah-langkah berikut4.
i.Peserta didik dilatih untuk melafalkan huruf-huruf tunggal yang paling mudah dan tidak
asing, kemudian dilatih dengan huruf-huruf dengan tanda panjang dan kemudian dilatih
dengan lebih cepat dan seterusnya dilatih dengan melafalkan kata-kata dan kalimat
dengan cepat. Misalnya : , , , dan seterusnya.
ii.Mendorong peserta didik ketika proses pengajaran menyimak dan melafalkan huruf
atau kata-kata untuk menirukan intonasi, cara berhenti, maupun panjang pendeknya.
2)Mengajarkan kalimat sebelum mengajarkan bahasa
Dalam mengajarkan struktur kalimat, sebaiknya mendahulukan mengajarkan struktur
kalimat/nahwu, baru kemudian masalah struktur kata/sharaf. Dalam mengajarkan
kalimat/jumlah sebaiknya seorang guru memberikan hafalan teks/bacaan yang
mengandung kalimat sederhana dan susunannya benar.
Oleh karena itu, sebaiknya seorang guru bahasa Arab dapat memilih kalimat yang isinya
mudah dimengerti oleh peserta didik dan mengandung kalimat inti saja, bukan kalimat
yang panjang (jika kalimatnya panjang hendaknya di penggal penggal). Contoh:

Kemudian dipenggal - penggal menjadi :


Dan seterusnya..
2.Prinsip korektisitas ( )Prinsip ini diterapkan ketika sedang mengajarkan materi
( fonetik), ( sintaksis), dan ( semiotic). Maksud dari prinsip ini adalah
seorang guru bahasa Arab hendaknya jangan hanya bisa menyalahkan pada peserta didik,
tetapi ia juga harus mampu melakukan pembetulan dan membiasakan pada peserta didik
untuk kritis pada hal-hal berikut: Pertama, korektisitas dalam pengajaran (fonetik).
Kedua, korektisitas dalam pengajaran (sintaksis). Ketiga, korektisitas dalam pengajaran
(semiotic). a.Korektisitas dalam pengajaran fonetik Pengajaran aspek keterampilan ini
melalui latihan pendengaran dan ucapan. Jika peserta didik masih sering melafalkan
bahasa ibu, maka guru harus menekankan latihan melafalkan dan menyimak bunyi huruf
Arab yang sebenarnya secara terus-menerus dan fokus pada kesalahan peserta didik5.
b.Korektisitas dalam pengajaran sintaksis Perlu diketahui bahwa struktur kalimat dalam
bahasa satu dengan yang lainnya pada umumnya terdapat banyak perbedaan. Korektisitas
ditekankan pada pengaruh struktur bahasa ibu terhadap Bahasa Arab. Misalnya, dalam
bahasa Indonesia kalimat akan selalu diawali dengan kata benda (subyek), tetapi dalam
bahasa Arab kalimat bisa diawali dengan kata kerja ( ) . c.Korektisitas dalam
pengajaran semiotik Dalam bahasa Indonesia pada umumnya setiap kata dasar
mempunyai satu makna ketika sudah dimasukan dalam satu kalimat. Tetapi, dalam
bahasa Arab, hampir semua kata mempunyai arti lebih dari satu, yang lebih dikenal
dengan istilah mustarak (satu kata banyak arti) dan mutaradif (berbeda kata sama arti).
Oleh karena itu, guru bahasa Arab harus menaruh perhatian yang besar terhadap masalah
tersebut. Ia harus mampu memberikan solusi yang tepat dalam mengajarkan makna dari
sebuah ungkapan karena kejelasan petunjuk.
3.Prinsip Berjenjang ( )Jika dilihat dari sifatnya, ada 3 kategori prinsip berjenjang,
yaitu: pertama, pergeseran dari yang konkrit ke yang abstrak, dari yang global ke yang
detail, dari yang sudah diketahui ke yang belum diketahui. Kedua, ada kesinambungan
antara apa yang telah diberikan sebelumnya dengan apa yang akan ia ajarkan selanjutnya.
Ketiga, ada peningkatan bobot pengajaran terdahulu dengan yang selanjutnya, baik
jumlah jam maupun materinya.
a.Jenjang Pengajaran mufrodat Pengajaran kosa kata hendaknya mempertimbangkan dari
aspek penggunaannya bagi peserta didik, yaitu diawali dengan memberikan materi kosa
kata yang banyak digunakan dalam keseharian dan berupa kata dasar. Selanjutnya
memberikan materi kata sambung. Hal ini dilakukan agar peserta didik dapat menyusun
kalimat sempurna sehingga terus bertambah dan berkembang kemampuannya.
b.Jenjang Pengajaran Qowaid (Morfem) Dalam pengajaran Qowaid, baik Qowaid Nahwu
maupun Qowaid Sharaf juga harus mempertimbangkan kegunaannya dalam
percakapan/keseharian. Dalam pengajaran Qawaid Nahwu misalnya, harus diawali
dengan materi tentang kalimat sempurna (Jumlah Mufiidah), namun rincian materi
penyajian harus dengan cara mengajarkan tentang isim, fiil, dan huruf.

c.Tahapan pengajaran makna ( ) Dalam mengajarkan makna kalimat atau katakata, seorang guru bahasa Arab hendaknya memulainya dengan memilih katakata/kalimat yang paling banyak digunakan/ditemui dalam keseharian meraka.
Selanjutnya makna kalimat lugas sebelum makna kalimat yang mengandung arti
idiomatic. Dilihat dari teknik materi pengajaran bahasa Arab, tahapan-tahapannya dapat
dibedakan sebagai berikut: pertama, pelatihan melalui pendengaran sebelum melalui
penglihatan. Kedua, pelatihan lisan/pelafalan sebelum membaca. Ketiga, penugasan
kolektif sebelum individu. Langkah-langkah aplikasi ( ) Ada delapan
langkah yang diperlukan agar teknik diatas berhasil dan dapat terlaksana, yaitu:
1.Memberikan contoh-contoh sebelum memberikan kaidah gramatika, karena contoh
yang baik akan menjelaskan gramatika secara mendalam daripada gramatika saja.
2.Jangan memberikan contoh hanya satu kalimat saja, tetapi harus terdiri dari beberapa
contoh dengan perbedaan dan persamaan teks untuk dijadikan analisa perbandingan bagi
peserta didik.
3.Mulailah contoh-contoh dengan sesuatu yang ada di dalam ruangan kelas/media yang
telah ada dan memungkinkan menggunakannya.
4.Mulailah contoh-contoh tersebut dengan menggunakan kata kerja yang bisa secara
langsung dengan menggunakan gerakan anggota tubuh.
5.Ketika mengajarkan kata sifat hendaknya menyebutkan kata-kata yang paling banyak
digunakan dan lengkap dengan pasangannya. Misalnya hitam-putih, bundar-persegi.
6.Ketika mengajarkan huruf jar dan maknanya, sebaiknya dipilih huruf jar yang paling
banyak digunakan dan dimasukkan langsung ke dalam kalimat yang paling sederhana.
Contoh Jumlah ismiyyah: , Contoh jumlah fiiliyah :
7.Hendaknya tidak memberikan contoh-contoh yang membuat peserta didik harus
meraba-raba karena tidak sesuai dengan kondisi pikiran mereka.
8.Peserta didik diberikan motivasi yang cukup untuk berekspresi melalui tulisan, lisan
bahkan mungkin ekspresi wajah, agar meraka merasa terlibat langsung dengan proses
pengajaran yang berlangsung.
C.Metode Pengajaran Bahasa Arab
Ibnu khaldun berkata, Sesungguhnya pengajaran itu merupakan profesi yang
membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan kecermatan karena ia sama halnya dengan
pelatihan kecakapan yang memerlukan kiat, strategi dan ketelatenan, sehingga menjadi
cakap dan professional. Penerapan metode pengajaran tidak akan berjalan dengan efektif
dan efisien sebagai media pengantar materi pengajaran bila penerapannya tanpa didasari
dengan pengetahuan yang memadai tentang metode itu. Sehingga metode bisa saja akan
menjadi penghambat jalannya proses pengajaran, bukan komponen yang menunjang
pencapaian tujuan, jika tidak tepat aplikasinya. Oleh karena itu, penting sekali untuk

memahami dengan baik dan benar tentang karakteristik suatu metode. Secara sederhana,
metode pengajaran bahasa Arab dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu: pertama,
metode tradisional/klasikal dan kedua, metode modern. Metode pengajaran bahasa Arab
tradisional adalah metode pengajaran bahasa Arab yang terfokus pada bahasa sebagai
budaya ilmu sehingga belajar bahasa Arab berarti belajar secara mendalam tentang
seluk-beluk ilmu bahasa Arab, baik aspek gramatika/sintaksis (Qowaid nahwu),
morfem/morfologi (Qowaid as-sharf) ataupun sastra (adab). Metode yang berkembang
dan masyhur digunakan untuk tujuan tersebut adalah Metode qowaid dan tarjamah.
Metode tersebut mampu bertahan beberapa abad, bahkan sampai sekarang pesantrenpesantren di Indonesia, khususnya pesantren salafiah masih menerapkan metode tersebut.
Hal ini didasarkan pada hal-hal sebagai berikut: Pertama, tujuan pengajaran bahasa arab
tampaknya pada aspek budaya/ilmu, terutama nahwu dan ilmu sharaf. Kedua kemampuan
ilmu nahwu dianggap sebagai syarat mutlak sebagai alat untuk memahami teks/kata
bahasa Arab klasik yang tidak memakai harakat, dan tanda baca lainnya. Ketiga, bidang
tersebut merupakan tradisi turun temurun, sehingga kemampuan di bidang itu
memberikan rasa percaya diri (gengsi) tersendiri di kalangan mereka. Metode
pengajaran bahasa Arab modern adalah metode pengajaran yang berorientasi pada tujuan
bahasa sebagai alat. Artinya, bahasa Arab dipandang sebagai alat komunikasi dalam
kehidupan modern, sehingga inti belajar bahasa Arab adalah kemampuan untuk
menggunakan bahasa tersebut secara aktif dan mampu memahami ucapan/ungkapan
dalam bahasa Arab. Metode yang lazim digunakan dalam pengajarannya adalah metode
langsung (tariiqah al - mubasysyarah). Munculnya metode ini didasari pada asumsi
bahwa bahasa adalah sesuatu yang hidup, oleh karena itu harus dikomunikasikan dan
dilatih terus sebagaimana anak kecil belajar bahasa. Penjelasan:
1.Metode Qowaid dan tarjamah (Tariiqatul al Qowaid Wa Tarjamah)
Penerapan metode ini lebih cocok jika tujuan pengajaran bahasa Arab adalah sebagai
kebudayaan, yaitu untuk mengetahui nilai sastra yang tinggi dan untuk memiliki
kemampuan kognitif yang terlatih dalam menghafal teks-teks serta memahami apa yang
terkandung di dalam tulisan-tulisan atau buku-buku teks, terutama buku Arab klasik11.
Ciri metode ini adalah:
a.Peserta didik diajarkan membaca secara detail dan mendalam tentang teks-teks atau
naskah pemikiran yang ditulis oleh para tokoh dan pakar dalam berbagai bidang ilmu
pada masa lalu baik berupa syair, naskah (prosa), kata mutiara (alhikam), maupun
kiasan-kiasan (amtsal).
b.Penghayatan yang mendalam dan rinci terhadap bacaan sehingga peserta didik
memiliki perasaan koneksitas terhadap nilai sastra yang terkandung di dalam bacaan.
(bahasa Arab - bahasa ibu).
c.Menitikberatkan perhatian pada kaidah gramatika (Qowaid Nahwu/Sharaf) untuk
menghafal dan memahami isi bacaan.
d.Memberikan perhatian besar terhadap kata-kata kunci dalam menerjemah, seperti
bentuk kata kiasan, sinonim, dan meminta peserta didik menganalisis dengan kaidah

gramatikal yang sudah diajarkannya (mampu menerjemah bahasa ibu ke dalam Bahasa
Arab)
e.Peserta tidak diajarkan menulis karangan dengan gaya bahasa yang serupa / mirip,
dengan gaya bahasa yang dipakai para pakar seperti pada bacaan yang telah
dipelajarinya, terutama mengenai penggunaan model gaya bahasa, al itnab at Tasbi al
Istiarah yang merupakan tren / gaya bahasa masa klasik. Aplikasi Metode Qowaid dan
tarjamah dalam proses pembelajaran;
a.Guru mulai mendengarkan sederetan kalimat yang panjang yang telah dibebankan
kepada peserta didik untuk menghafalkan pada kesempatan sebelumnya dan telah
dijelaskan juga tentang makna dari kalimat-kalimat itu.
b.Guru memberikan kosa kata baru dan menjelaskan maknanya ke dalam bahasa
local/bahasa ibu sebagai persiapan materi pengajaran baru.
c.Selanjutnya guru meminta salah satu peserta didik untuk membaca buku bacaan dengan
suara yang kuat (Qiroah jahriah) terutama menyangkut hal-hal yang biasanya peserta
didik mengalami kesalahan dan kesulitan dan tugas guru kemudian adalah membenarkan.
d.Kegiatan membaca teks ini diteruskan hingga sekuruh peserta didik mendapat giliran.
e.Setelah itu siswa yang dianggap paling bisa untuk menterjemahkan, kemudian
selanjutnya diarahkan pada pemahaman struktur gramatikanya12.
2.Metode langsung (al Thariiqatu al Mubaasyarah)
Penekanan pada metode ini adalah pada latihan percakapan terus-menerus antara guru
dan peserta didik dengan menggunakan bahasa Arab tanpa sedikitpun menggunakan
bahasa ibu, baik dalam menjelaskan makna kosa kata maupun menerjemah, (dalam hal
ini dibutuhkan sebuah media). Perlu menjadi bahan revisi disini adalah bahwa dalam
metode langsung, bahasa Arab menjadi bahasa pengantar dalam pengajaran dengan
menekankan pada aspek penuturan yang benar ( al - Nutqu al Shahiih), oleh karena itu
dalam aplikasinya, metode ini memerlukan hal-hal berikut;
a.Materi pengajaran pada tahap awal berupa latihan oral (syafawiyah)
b.Materi dilanjutkan dengan latihan menuturkan kata-kata sederhana, baik kata benda
( isim) atau kata kerja ( fiil) yang sering didengar oleh peserta didik.
c.Materi dilanjutkan dengan latihan penuturan kalimat sederhana dengan menggunakan
kalimat yang merupakan aktifitas peserta didik sehari-hari.
d.Peserta didik diberikan kesempatan untuk berlatih dengan cara Tanya jawab dengan
guru/sesamanya.

e.Materi Qiroah harus disertai diskusi dengan bahasa Arab, baik dalam menjelaskan
makna yang terkandung di dalam bahan bacaan ataupun jabatan setiap kata dalam
kalimat.
f.Materi gramatika diajarkan di sela-sela pengajaran,namun tidak secara mendetail.
g.Materi menulis diajarkan dengan latihan menulis kalimat sederhana yang telah
dikenal/diajarkan pada peserta didik.
h.Selama proses pengajaran hendaknya dibantu dengan alat peraga/media yang memadai.
Penutup Sebagai penutup, bahwa alur makalah ini lebih menekankan tentang pentingnya:
Seorang guru (pendidik) sebaiknya memahami prinsip - prinsip dasar pengajaran bahasa
Arab diatas sebagai bahasa asing dengan menggunakan metode yang memudahkan
peserta didik dan tidak banyak memaksakan peserta didik ke arah kemandegan
berbahasa. Adapun bagi bagi seorang siswa, bahwasanya belajar bahasa apapun,
semuanya membutuhkan proses, banyak latihan dan banyak mencoba.
Daftar Pustaka
1.Abdurrahman al Qadir Ahmad, Thuruqu Taalim al Lughah al Arabiyah,
Maktabah al Nahdah, al Mishriyah, Kaira ; 1979.
2.Ahmad al Syaalabi, Tarikh al Tarbiyah al Islamiyah, Cet. 11, Kaira: tnp., 1961.
3.Ahmad Syalaby, Talim al Lughah al Arabiyah lighairi al Arab, Maktabah al
Nahdhah al Mishriyah, Kairo ; 1983.
4.Anis Farihah, Nazhriyaat Hal Lughah, dar al Kitab al Ubnany, Beirut, dar al Kitab
al Ubnany, 1973.
5.Ibrahim Muhammad Atha, Thuruqu Tadris al Lughah al Arabiyah Wa al
Tarbiyah al Diniyah, Maktabah al Nahdhah al Mishriyah, Kairo 1996 M / 1416 H.
6.Jassem Ali Jassem, Thuruqu Talim al Lughah al arabiyah Li al Ajanib, (Kuala
Lumpur : A.S Noorden, 1996).
7.Kamal Ibrahim Badri dan Mahmud Nuruddin, Nadzkarah Asas al Talim al Lughah
al ajnubiyah, LIPIA, Jakarta, 1406 H
8.Muhammad Jawwad Ridla, Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam (perspektif
sosiologi-filosofis). P.T Tiara Wacana, Yogyakarta: 2002.
9.Munir, Nizhamu Talim al Lughah al Arabiyah fi al Mahad al Islamiyah,
Darul Huda, Skripsi, 1996.
10.Munir M.Ag., Pengajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing, yang terkumpul dalam
buku yang berjudul Rekonstruksi dan Modernisasi Lembaga Pendidikan Islam. Global
Pustaka Utama, Yogyakarta: 2005.
11.Munir, M.Ag., dkk, Rekonstruksi dan Modernisasi Pendidikan Islam, Global Pustaka
Utama, Yogyakarta, 2005,


:
: : .
- :
.
- :
1 .2 : - - - .3 : .4 . 5 . -6 .
-7 .
-8 .
-9 . .
-10 : . .
-11 .
-12 .
-13 .
-14 .
: :
-1 .
-2 : - - - .
- 3 : .
-4 .
-5 .
6 . -7 .
- 8 .
-9 .
- 10 : .
-11 : .
-12 : .
-13
14 . : :
-1 .
-2 .
-3 .
: :
-1 .
-2 .
-3
-4 .
: :

-1 .
-2 .
-3 .
-4 .
: :
-1 . .
.
-2 .
. .
-3 . . ..
-4 . .
-5 . . .
6 . -7 . .


. .



.
" "




.



.


... ...
...
.


" ) (
"


) (
. :" :
...
. :

. :

) (.
:




.

:






"



" ) .(1986 99
:



.


Verbal





.

) (Output )
(Input
.
.1
.
.2 :
.



.

.3



)
( )
(
) (
) (.
:




:
""
" :

" )
1 .(5


Huez "

...

" ). (Guez 1919, p.5

.
)( .


.
:
.
: :




.




: :
: .
:


:



.



...
.

)
(
"
" ) . (204 :
) (

.

. " :

" ) (29
.

) (
.



)
:(





.
.

.







.



" :


" ) 13 .(16
""
...
...
)(
:

.


...
"" ""
.




" :
"



" :

"
) .(1981 52



:
.1
.
.2

.
.3
.
.4


.5

" : "
.


. :
:

) . . 1/115
.(116



":
" ) .(4
.





.

...

...
.

...

" )
168 .(169


. " : "
" " " :
" ) (18

.




%70
) : (163
11% .
15% .

32% .
42% .



.
.







.



.

:
.1

) (....
) ( )
( )( ...
.
.2 Intonation



" ) 1978 .(168

" : " ) .
.(99
.3 Intensity





Bold .
.4



Pitch Tember

.



)(
Sonogram Identity
.


.


.
" "

.









"
"
) . 9/63 ( .

) (

.



.


) .(1/144

.
. :
"
" ) (15
"
" ) .(1/77




) (
) (. .



.



.

)(


) (
) (.... 18 14 912 )
(
.





.


.

"

" ) 1978 (181

.




.




:
.1
.
.2

) . 1978 (240


.
.


.


Pratt

(Pratt 1953, p.315 320).




Feedback

.







.

. Purposeful active Listening


.



.


:
.1

.
.2


.

.3


.
.4


.
.5


.






.







.

.



.





.
.1
.2
.3
.4
.5
.6
.7

.

3
.1986
.
10.1978

2.1978
3
.1985

5 : .1982

3 .1981

.8
.1981
.9

. .

.10
..

.11
..

.12
..
Huez,E.B,Psycology and Padagogy of reading, N.Y. The
.13
.Mcmillan Aco,1919
Prrot, L, The Expeimental Improvement of Listening,
.14
,Unublished Doctoral Dissertation, State University of Iowa City

. .





.

.

.





.








)(
.



.






.







.
:
:

.

.


.



.



.



.
.

.






.

.





.
.


.

:
. .

. :


.


:
.




.

. :





.



.
.


.


.



.. .



.
:

:

.
.
. :
.
.
.

.




.

.


.


...

..

:
:
: .
:


.



..
.. ...

.
:


. .
.

.

..


.

.:

/38
:

.
.

.

.


.

.





.



.






.

.


.

....

:



.
:

.
.
.
.




.

:

.



.
:





.




.



.

:

:
.1 .


.
...

.
_ 2


.



.




.

...



.


. :
.
.


.


...


.


..



...

...

.





.


.
:
.1

.
.2
.
.

.


.
.3

.







...


.
...

...
...
...
_ _
.
!
.
.
:
: :
.
:
:
.

)
( ) ( ...



.


:
: " "
! : .
.

...

) (


.

) (
"" " "
"" " " .

) (
) (
:
) ( .
: 9 0

.




...
.
...
... __ __

" "1
" "111 .

.

...




...
.
:
.

...
...

... ...
%50 %100
...


.
.


...
...

...

....


50%
100%
50%
50%
50%
50%
100%
%.
50%
100%
0%
100%
%.
100%


) (
) ( )( )
(

.
" :
"
.
:
.


) (
..
) (
... :...

) (

) (
.




.

- ...

.
) (...

.
" "
" ... "
...
...

.

" " " "
" "


.



1 2
...

.
...
.
...
.

:
) :
( .
...
...

... :
...
...
:
) ( ) (
....
""
" " ""
.
! ) ( )
( ...
.
) (
...
.
) (

:
... .

.
.

..

(.
...

.
.

.
. .





...
...
.


""
.

"
"

:
) (
+
) (
{ ) (
{ + ) (.
) (
+

) ( ) !(



" "

...


.
) ( .



.
:
.

:
: .
) - (
.

.
: .
..
. .
.
.
_ .

. ) (
) (

.
...


:
) ( )
(
)
( ) ( :


...
. :




:

)
(
... : ...
...
...
)(

) ...(
) (

)
+ (.


) ( ) (
.



... ) (
.
:
) ( _
:

: ...

) ) ( (.

.

) (
:
...

)
(.
):(.
!
) (.

) (
... .
) (
...
) (
...


...
...

) (


.
) ) ( (49-44
.
:


) (
) (

.
-
.

:



) ( ) (
) (

) (
) ( )
(
... .

" "
.

:

) (





:
...

...

...
...
...
...

:
:

: !
: ...

:
: ...
: ...

: ...

: ...
) ! (


.
:



.

. !


...
) ( .



...
.. ...


.
...
+ 1
1

... .

... ...
!


... ... :
...

.



...


) (

.

:

) (1 )

) (2 ) ( ) (
) ( . ""



.



...
.
)
( ) (
) ( ) (.
" "
) ( " ".
...
:
...
... ... .
"
"
) (

....
...


) (
) (3
:

)
.
( ) (4





""
) .(5
.
""

....
.


( )
)

( :


( ...
)

) (.
) (
.

.
...

.
... ...


.
" ..." ... [
] ) (16
... .
...
....

...
.

:


...

.
)
( . ...
...

...
...
( .

)

.
:



...
. ...


... ) (
...

...
.





.
...

.
:
... ...
(
)



...
)
( ...

!
:

. ...
...
...
...
... ...

...
... ...

...
...
...
...



. )( ) (

.




...
:




.

.

) (



...

...
...
.
:





... "
" .

...



.

.

[ :
] ) (31 )
(6





.





.



...

.





.
...



) ( ...

...





.
:
(MANUAL
)


!



: ) (9

X 3
9 = 3 +3 +3
9=1+8
9=7+3=9
2 9 = 119 110 9 = 92 _ 83
9 = 63 7 9 = 36 4
.
X 3 3
...
.
.

... ... .
.
...


.

.
:

.
. ) (
...


... ... .



... ...

.


.

.
.




... .

...

...

...


.
[ ] ).(7

:
.1
.

.
.2
: .
.3 )(
... )(
_ _
. .
.4
0 (.
.5 ) :
.
(.. .59-58
)


(
.112 111
.6 _ 1408
.113_111\1
.7 .21


-1
-2
- 3
-4
-5
-6
-7 0
-8

:



:
-1

-2

-3

-4
-5

:



-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
:








:

:
-1
-2
-3
-4
- 5
- 6
:
-1
-2
-3
- 4
- 5
- 6
:
- 1

- 2
- 3
- 4
:
- 1
-2
:





:






:
-1
-2
- 3
- 4
- 5
- 6
:
-1
- 2
-3 0
- 4



:



:
- 1
- 2
- 3
- 4
:
- 1
- 2
- 3


.
:
: :
:
)( . ..
( . ..
)


.
: :





:
-1 .
-2 .
-3 :
.
: :
:
)( : .
( .
)
)( .
) ( .
.
: :
) (

-1 .
-2 .
-3 .
-4 .
-5





: :

.
: :
.
. :
-1 : .
-2 .
-3 .
-4


.
-5
.

.
.
.
.
.
. .
.
.
.

-1 ) :
( . .
-2 ) (.
.
-3 : :

- : ) : :
( .
- ) : : ( .
- ) : :
( .
) :
( .

) : ( .
) :
( .
) :
( .
.

-1 .
-2 .
-3 .
- 4 .
- 5 .
- 6 .
- 7 .
- 8 .
- 9 .
-10 .
:
: .
.
.
). (
.
: :
.
.
.
.
.
/

)*( .



.
.




.

" :
- :
- .. ...
..

")] ([1
. " :

) (...
) (... .([2])...

.

.

.
:
.1

.2

.3


.
.

.


.


.
"
...
") (110
"
) ".
.(111


.
.


.










)]. ([3

:
.1

.2

.3

.
.4


.

.

.

.
.I ) ( :


.
.

. 1 :



.

.1.1

:
:
.1.1.1 :


.
.

.

"


")].([4

.
" :


.

.
")].([5
"

").(6



.


.
.2.1.1 :

.
.
.
.


.
.

.


.




.
.1.1.3 :




. " :
([7]).

"

)] .([8
" "" )(

"" ""
"" . )(
)( ""
"" "" ... "")] ".([9
" : ) 4( 5
)(
) (... "" "
"" ""
:
.([10])"...




.


.
.
. 2 :
:

1.2 :


.



.

.



.




.
.2.2 :




.
"
")].([11


.

. .
"

")].([12
.3 .2 :


.

. . "






([13])".



.
.2.1 :


:
( :


.
( :



.
:

( :


.
( :


.
.II :


.

. "


.

")].([14

.
"


")].([15


" "
"
")].([16

" "
"


")].([17


" :


")].([18


.

)( " P.j. Cachia



")].([19


" :


")].([20



.


.

.
)*( .
) (1 :
: 2 1986
.402
) (2 : :
: 5
1983 .152
) (3 : : :
212 1996 :
: 4 1-2
1999 28
:
. : .180
:
: 1983-3
53 .

) (4 : 127
: :
1983 .420
) (5 .143
) (6 .145
) (7 ) (
2000 .143
) (8 .159
) (9 159 : .
) (10 179 .
.
.
.
.
) (11 : .159
) (12 : .150
) (13 : :

1993 .173-172
) (14 :
1986 .142

) (15 : .122
) (16 .137
) (17 .138
) (18 : ) (2 :
: : 16 1 1978 .207
) (19 : : .170
) (20 : :
.371

:







.







:
) (





. .....

.

)
).
: -
.











. .............


:
. -
)...( -
.
-
.
:
*
.
. *
. *
. *
:
1-
.
. 2-
. 3-

) (

........
.

:

:
. : -
. : -
. : -

:


)()(
:) (
:(
. * . * . * . *
[
( ] ..

.
(
.
(

.
( ) (

.
(
)
).
( ) (


.

(
.
(
.
.(
)(
(






)

).
( )(
) (

.
(
.
:
) -
).
-

.
-
.
-
.
.. -

.
-
.
. -
-


.
-
.
-

.
:
-

.
. -
. -
-
.

. -
. -
) -
).
. -
-
.
:





.
) -

(
.
) ( -
)
).
-
.
)( -
)
).
. -
-
)(

.
-
.
-
.
: -


.

-
.

,-
.

-
:

.(( ((
-
:




.......... :








-


.......
-
.
-
.
:
) ):
. -
. -
. -
. -
-
.
. -

:
. -
. -
. -
. -
. -
. -

:
:
).)( -2 . -3) 1-
. : -
. : -
-

. :
):( )
. ) ( -
. ) ( -
. -
-
.
[IMG]file:///C:/DOCUME%7E1/ait/LOCALS
%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif[/IMG]-

)
(



)(
. ) (
-


.
-
.
. -
:(
-
.
-
.
-

.
. -
. -
. -
:(
. -

. -
. -
. -
-
.
. -
. -

:
.


.



.
:

.
.
:

,

.
: ))((


. ............
: )) ((
. -
. -
. -
. -
-
.
. -
. -
:


.
:
. (2 . (3 . )1
:
: -
.
. -
. -
-


.
_


.
: -
.
-
:

.
:



.
. -
.

. 1-
. . 2-
. ) (. 3-
) (. 4-
.
. ) (. 5-
. ) (. , 6-
, 7-
. ) (,.


. -
1.
.
2.
.
) 3.
).
. 4.
) ) 5.

.
: -
( )
).
).( )
: -
: )( ) (
) (
.
:
). ) -
): -

).
) ( -
.
: -
.
-
)
)....

. :
. : -
). ).... -

. *
. *
. *


.
.:
:
))
:
.
. :
-
-
-
-
: :
.)( -
.)( -
)( -
.

:) (
) 1-
.( ))(( :
2-
)) (( :.....
3-
. ))(( :
: 4-
. : -
. : -
. : -
:
.
.
.
)) ((

:
+ + + +
. :
. :
. :

: ,
.
::

.


.

2009

: .
) -(
bimanese@yahoo.com

-:
-

.

. -

[i].

[ii].

[iii].

-

[iv].

.

.
: -:


.
.

.

.
:
.
.1


" :
"[v].

:
. :
.

.
.

.
: : : ].
[vi


.
: [vii]
[viii].
. :


.
[ix].

:



" "[x].



.
. :


.
[xi].


[xii].

.
.
.
. :

.

.
" " [xiii].
. .

.

[xiv].

.
.
. :
.
. .

"
" [xv].
.
) ( [xvi].

. :

].
:
[xvii . [xviii]
.

-
" :
"[xix].
.2 :
:
.
.

" :


"[xx].
.


.
.



.
[xxi].
.

-
. "" :-------
... .
""
].
[xxii

[xxiii]:

- :
) ( .

- :



. :
.
-

"" "" . "" "".


-



. :
:////////
:////
:////
://///
://
-:


.
-:

"" "" "".


- :

)/(.
- :
:
.



.

[xxiv].
.3
) (Contrastive Analysis

.
.

) (Linguistics Across Cultures 1957
.
-
.
.

. [xxv].
[xxvi]:
.1 .
.2 .
.3 .
-

-[xxvii]
-
[xxviii].



.
.4
) (Error Analysis
.

50 %60
. :
....
][xxix

.
[xxx]:
. :
.
. :

.
. : .


.
.
.
.
[xxxi]:
.1
.
.2 .
.3 .



.
-:

.

- :

.1
.
.2

.
.3

.
.4
.
.
.5
.
.
] [i " "
17 2000 .15-13 :
] [ii )
( 2003 .86 :
] [iii 1980 .18 :
] [iv .18 :
] [v .21 :
[vi] Fred West, The way of language: an Introduction, Harcourt Brace
Jovanovich, Inch. 1975, p:13.
] [vii 1999 .81 :
] [viii
2002.574 :
] [ix .5 :
] [x ) ( : 1 1956
.1052:
] [xi .2526 :

: .22 :
] [xii .25 :
] [xiii .61 :
] [xiv 1997 .31::
Ronald Wardhaugh, The Context of Language, Newbury House Publishers,
.Inc. Rowly Massachusetts, 1969, pp: 5,6
] [xv " : )communicative
) competence " :
1997 .25 :
]xvi] Christopher Brumfit, Communicative Methodology in Language Teaching,
Cambridge University Press, 1984, p:92
] xvii] S. Pit Corder, Introducing applied Linguistics, Hazell Watson & Viney Ltd.,
.Great Britain, 1975, p: 70
] [xviii .24:
] [xix .50 :
] [xx
1402 1982/ 18 : Irving T.B., How Hard is :
.Arabic, Modern Language Journal, 41 (6), 1957, pp:289-291
] [xxi 1983 .19:
] [xxii 2
1406 1985/ .32 :
] [xxiii :
- 1989 .39-37:
] [xxiv .50:
] xxv] Robert Lado, Linguistics Across Cultures: Applied Linguistics for Language
.Teachers, Ann Arbor-The University of Michigan Press, 1957, pp: 1-3
:
Gerhard Nickel, Contrastive Linguistics and Foreign-Language Teaching, in
Gerhard Nickel (ed.), Papers in Contrastive Linguistics, Cambridge University
.Press, 1971, p: 2
] [xxvi 2000 .49-47:

] [xxviiR. Ellis, Understanding Second Language Acquisition, Oxford :


.University Press, 1986, p: 27
] [xxviii .49 : :
: :
- 1403 /
1982 .99 :
] [xxix
14021982 / : . :
1 1406 1985/ :
.98
] [xxx :
- 1989 .54: :
R. Ellis, Understanding Second Language Acquisition, Oxford University
Press, 1986, p: 51
]xxxi] S.P. Corder, The Significance of Learners' Errors, in Jack C. Richard (ed.),
Error Analysis: Perspectives on Second Language Acquisition, Longman
:
Group Limited, London, 1974, p: 25
M.P. Jain, Error Analysis: Source, Cause and Significance, in Jack C.
Richard (ed.), Error Analysis: Perspectives on Second Language Acquisition,
Longman Group Limited, London, 1974, pp: 207, 208

You might also like