You are on page 1of 14

ARTI PENDIDIKAN DAN BATAS-BATAS DALAM PENDIDIKAN

Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Dosen : Eko Budi Prasetyo, M. Pd

Oleh : 1. 2. 3. 4. Aulia Azmi Masna Rahmi Rosyidah Susanto Kurnia Shinta Putri Ayu Setiyaningrum 11105244001 11105244028 11105244031 11105244032

JURUSAN KURIKULLUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia dan nikmat-Nya, sehingga makalah tentang definisi pendidikan dan batasan-batasan dapat tersusun. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas ilmu pendidikan. Makalah mengenai definisi pendidikan dan batasan-batasan selain sebagai tugas bisa juga untuk berbagi ilmu dengan pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa fakultas ilmu pendidikan pada khususnya. Dalam menyelaisekan makalah ini penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menghindari kesalahan, kiranya kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapan pastinya dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan.

Yogyakarta, 03 Oktober 2011 Penulis

DAFTAR ISI Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

B. Pembatasan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 C. Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 D. Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 E. Manfaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 A. Definisi Pendidikan Secara Umum. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 B. Definisi Pendidikan Menurut Para Ahli. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 C. Arti Pendidikan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 D. Batas-Batas dalam Pendidikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 BAB III PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10 A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10 B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10 DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Mengapa pendidikan perlu dibahas dan apakah batasan-batasan yang terjadi dalam pendidikan?. Manusia sejak lahir sampai akhir hayatnya tidak lepas dari kegiatan belajar dan pembelajaran, dan dari situ Pendidikan rupanya sudah mendarah daging dalam kehidupan kita. Berbicara masalah pendidikan, Pendidikan seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Definisi-definisi tentang pendidikan sangatlah luas dan juga pendapat pendapat para ahli begitu banyak. Dengan batasan-batasan yang muncul mulai dari peserta didik, dari pendidik, lingkungan dan sarana pendidikan Materi mengenai ini kami tulis untuk berbagi informasi mengenai arti pendidikan dan batasan-batasan yang ada dalam pendidikan. Meskipun kita semua tau apa itu pendidikan, tapi kita juga perlu tau pandanganpandangan terhadap makna pendidikan dan tidak hanya itu tetapi arti dari pendidikan itu sendiri Banyak sekali hal-hal yang dipelajari dalam kata Pendidikan itu sendiri, karena banyak sekali hal yang terkait dengannya. Oleh karena itu, penulis mencoba mengangkat tema pendidikan secara umum

B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah sangat diperlukan untuk menghindari kesalahpahaman. Oleh karena itu perlu dibatasi ruang lingkup masalah. Adapun pembatasan, sebagai berikut: 1. Definisi Pendidikan 2. Arti Pendidikan 3. Batasan-batasan dalam pendidikan

C. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah definisi dari pendidikan secara umum dan menurut para ahli ? 2. Apakah arti dari pendidikan? 3. Apa saja batasan-batasan dalam pendidikan?

D. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi pendidikan dari para ahli maupun orangorang terdahulu. 2. Untuk mengetahui arti dari sebuah pendidikan. 3. Untuk mengetahui batasan-batasan yang ada dalam pendidikab

E. Manfaat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan terutama yang berhubungan dengan pendidikan.

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Pendidikan Secara Umum Pendidikan disebut juga paedagogie. Dan tak bisa dipungkiri pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya pendidikan seseorang yang pada awalnya tidak mengetahui apa-apa menjadi mengetahui segala hal. Dari yang tidak bisa menulis dan membaca menjadi terampil menulis dan membaca. Dari seseorang yang tidak berkemampuan apapun menjadi seseorang yang pandai dan berkemampuan IPTEK. Biasanya pendidikan dijadikan sebagai suatu proses terhadap anak didik yang berlangsung terus sampai anak didik mencapai pribadi dewasa. Karena proses itu merupakan hubungan antar pribadai pendidik dan anak didik dan menuntun anak didik mencapai tujuan tertentu. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga akan mendidik anak-anaknya. begitu pula di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa dididik oleh guru dan dosen. pendidikan adalah khas dan milik manusia. tidak ada makhluk lain yang membuatkan pendidikan.

B. Definisi Pendidikan Menurut Para Ahli Ada beberapa definisi-definisi pendidikan menurut ahli dan tokoh-tokoh pendidikan.

1.

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

2.

Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan yaitu tuntutan di alam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksdunya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya.

3.

Menurut Carter V. Good a. Pedagogy is the art, practice, of profession of teaching. b. The systematized learning or instruction concerning principles and methods of teaching and of student control and guidance, largely replaced by the term education.

4.

Menurut Prof. Brodjonegoro Pendidikan dalam arti luas adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soalsoal yang timbul dalam praktik pendidikan

C. Arti Pendidikan Di atas telah di paparkan berbagai macam opini dan definisi mengenai pendidikan. Sejatinya pendidikan itu sesuatu yang memiliki tujuan, karena sangat tidak mungkin suatu proses tanpa memiliki tujuan. Dan sebenarnya banyak tujuan yang hendak di capai dalam pendidikan tersebut. Tapi saat ini pendidikan hanya di arahkan pada suatu proses yang formal dan

untuk mencapai sebuah tujuan yaitu nilai yang baik. Padahal pandangan demikian bukan pandangan yang benar. Meskipun dalam sekolah formal pendidikan seharusnya bukan sekedar untuk mencari nilai baik dan gelar yang tinggi. Tapi melalui pendidikan kita mampu mendapatkan ilmu dan menjadi seseorang yang berguna. Sebagai contoh dalam kutipan film 3 idiot. Film India 3 Idiots diproduseri oleh Vidhu Vinod Chopra, menceritakan tentang tiga mahasiswa yang kuliah di Imperial College of Engineering (ICE) yakni Rachhondas Shamaldas Chanchad (Racho), Farhan Qureshi (Farhan) dan Raju Rastogi (Raju). Dikampus mereka selalu dipanggil idiot. Rektor ICE, Dr. Viru Shastrabhuddhi (Mr Virus) sangat tegas terhadap mahasiswanya, ia berani tidak meluluskan bahkan sampai mengeluarkan mahasiswa yang menentang dan tidak sesuai keinginannya, akibatnya mereka yang tidak tahan dengan perlakuan Mr Virus lebih memilih bunuh diri daripada membuat orang tua sedih karena melihat anaknya tidak lulus seperti yang dilakukan oleh Joy Loba. Raju juga hampir mati seperti Joy Loba. Raju anak orang miskin, ia ingin cepat bekerja untuk memperbaiki kehidupan keluarganya. Raju memiliki sifat penakut jadi ia banyak berdoa. Racho berhasil merubah cara berfikir Raju sehingga ia bisa lulus dan bekerja di perusahaan. Sedangkan Farhan, ia dipaksa orang tuanya jadi insinyur padahal minat dan jiwanya ada pada photo hewan, ia ingin menjadi wild life photographer, Racho berhasil memotivasi Farhan untuk mewujudkan keinginannya dan orang tua Farhan mengijinkannya menjadi photographer, ia menjadi asisten Andre Istvan (wild life photographer) di Brazil. Kemudian Racho, ia seorang anak yang cerdas, ia ke kampus untuk belajar bukan untuk ijazah, ia mencintai dan menjiwai mesin karena itu ia berhasil menjadi lulusan terbaik. Sebenarnya ia anak yatim piatu yang biasa dipanggil Chhote, ia disekolahkan oleh Bapaknya Racho dengan tujuan ijazah yang ia peroleh untuk dan atas nama anaknya.

Setelah sekian tahun, Phunsuk Wangdu alias Racho menjadi ilmuan besar yang memiliki 400 hak paten. Ia berhasil mengalahkan Chathur, mahasiswa pintar tapi sombong yang belajar hanya menghafal tanpa memahami. banyak pelajaran berharga yang bisa diambil sekaligus sebagai renungan bagi orang tua, para pendidik (guru dan dosen), para siswa dan mahasiswa. Berikut point pentingya. Bersaing atau mati. Inilah gambaran pendidikan di negeri kita, para siswa diajarkan untuk bersaing dengan teman-temannya dalam hal nilai ataupun kelulusan sehingga tidak aneh ada siswa yang bunuh diri sebelum Ujian Nasional (UN) berlangsung karena takut bersaing dengan temannya atau ada yang bunuh diri setelah mengetahui tidak lulus karena telah kalah bersaing dengan temannya. Mereka lebih mudah menghadapi kematian daripada kegagalan. Tekanan dalam belajar. Orang tua menginkan anaknya mendapat nilai tinggi di sekolah tanpa memperdulikan anaknya sanggup atau tidak memperoleh nilai tinggi tersebut. Ketika nilai anaknya rendah, tidak naik kelas bahkan tidak lulus, orang tua marah kepada mereka, padahal jiwa anak sangat tertekan. Guru dan kepala sekolah menginginkan semua siswa lulus ujian walaupun dengan cara yang curang baik oleh siswa itu sendiri maupun difasilitasi oleh sekolah. Semua siswa ditekan mereka harus lulus, mereka harus belajar dengan sungguh-sungguh karena akan sangat memalukan dan dimarahi apabila tidak lulus. Bagaimana memperoleh nilai bagus, bukan memperoleh

pengetahuan. Baik siswa maupun mahasiswa, mereka diajarkan memperoleh nilai bagus dengan menghafal semua isi buku tanpa memahami dan menjadikannya pengetahuan yang akan diterapkan dalam kehidupan. Akibatnya ketika mereka naik ketingkatan selanjutnya, mereka lupa dengan materi yang diajarkan oleh guru atau dosen sebelumnya karena dalam frame berfikir mereka, ketika mereka sudah mendapatkan nilai tinggi maka

selesailah pelajaran/perkuliahan. Inilah bukti apa yang mereka pelajari tidak menjadi pengetahuan tapi lebih kepada value oriented yakni nilai yang tinggi. Mereka berusaha keras mendapatkan nilai yang mereka inginkan tanpa peduli mereka paham atau tidak, bisa mengamalkannya atau tidak. Diberi waktu belajar, maka akan terlihat siapa yang cepat dan siapa yang lambat. Siswa bercepat-cepatan dalam menjawab pertanyaan guru dengan waktu yang sudah ditentukan, terjadi kompetensi antar siswa sehingga terlihat siapa yang cepat dan siapa yang lambat. Mahasiswa juga berkompetensi dalam waktu yang sudah ditentukan, akan terlihat siapa yang cepat lulus dan siapa yang lambat lulus sehingga banyak mahasiswa yang memilih study oriented dan value oriented. Pengumuman hasil tes memperlihatkan kelemahan seseorang dimuka umum. Bagi sebagian siswa atau mahasiswa ketika melihat pengumuman hasil tes bisa termotivasi untuk menjadi lebih baik, tapi ada juga yang down setelah melihat nilainya rendah. Dari pengumuman hasil tersebut juga bisa dilihat nilai teman, apakah lebih tinggi atau lebih rendah. Tapi ketika melihatnya bisa saja muncul perasaan jika temanmu gagal kau akan merasa sedih tapi jika temanmu menjadi yang terbaik kau akan lebih sedih. Oleh karena itu, untuk menghindari kemungkinan down, malu ataupun sedih alangkah baiknya nilai tidak diumumkan di depan umum; kalaupun tetap diumumkan tidak perlu ditulis nama cukup nomor tes, induk atau sejenisnya. Sekolah untuk belajar memperoleh pendidikan bukan sekedar untuk ijazah. Kuliah untuk belajar bukan sekedar untuk titel. Sebagian orang berfikir untuk memperoleh pekerjaan yang layak perlu ijazah sehingga mereka harus sekolah dan kuliah, setelah lulus mereka menggunakan ijazahnya untuk bekerja ditempat yang mereka inginkan bahkan tanpa melihat lagi apakah pekerjaan tersebut sesuai bidang keilmuan mereka atau tidak. Ada orang yang bekerja tidak sesuai dengan keilmuan ataupun titelnya seperti

seorang sarjana hukum menjadi guru, seorang sarjana kehutanan bekerja di kantor, dsb. Itulah bukti mereka kuliah bukan untuk memperoleh ilmu tapi lebih kepada untuk memperoleh ijazah dan titel. Bagi mereka yang sungguhsungguh belajar kelak akan menjadi orang yang sukses. Jadi kesimpulan dengan contoh di atas arti pendidikan adalah media kita untuk menjadi pribadi dewasa dan bermanfaat dengan ilmu pendidikan.

D. Batas-batas dalam Pendidikan Dalam pendidikan juga terdapat batas-batas antara lain :

1. Batas-batas pendidikan pada peserta didik : Peserta didik sebagai manusia dapat memiliki perbedaan, dalam kemampuan, bakat, minat, motivasi, watak, ketahanan, semangat, dan sebagainya. Tidak semua peserta didik memiliki IQ, EQ, dan SQ yang sama mereka berbeda-beda. Meskipun demikian batas ini belum buntu. Dengan segala keterbatasan peserta didik mereka masih bisa menjadi pribadi yang luar biasa. 2. Batas-batas pendidikan pada pendidik : Sebagai manusia biasa, pendidik memiliki keterbatasan-keterbatasan. Namun yang menjadi permasalahan adalah apakah keterbatasan itu dapat ditolerir atau tidak. Keterbatasan yang dapat ditolerir ialah apabila keterbatasan itu menyebabkan tidak dapat terwujudnya interaksi antara pendidik dan peserta didik, misalnya pendidik yang sangat ditakuti oleh peserta didik sehingga tidak mungkin peserta didik datang berhadapan dengannya. Pendidik yang tidak tahu apa yang akan menjadi isi interaksi dengan peserta didik, akan menjadikan kekosongan dan kebingungan dalam interaksi. Serta pendidik yang bermoral, termasuk yang tidak dapat ditolerir, karena pendidikan pada dasarnya adalah usaha yang dilandasi moral.

3. Batas-batas pendidikan dalam lingkungan: Lingkungan dan sarana pendidikan merupakan sumber yang dapat menentukan kualitas dan berlangsungnya usaha pendidikan. 4. Batas-batas pendidikan dalam sarana pendidikan : Penunjang lain yang sebenarnya hampir menjadi kebutuhan primer dalam proses pembelajaran adalah sebuah media. Tetapi terkadang media-media yang terbatas menyebabkan proses pembelajaran kurang maksimal

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan Pendidikan adalah suatu proses terhadap anak didik yang berlangsung terus sampai anak didik mencapai pribadi dewasa. Karena proses itu merupakan hubungan antar pribadai pendidik dan anak didik dan menuntun anak didik mencapai tujuan tertentu. Arti pendidikan adalah bukan hanya untuk memeproleh tujuan formal yang seharusnya menjadi urutan kesekian, tetapi pendidikan untuk memeperoleh pribadi yang dewasa dan berilmu. Meskipun demikian dalam pendidikan juga ada kekurangan-kekurangan yang membatasi dalam pendidikan. Seperti batas dari peserta didik, pendidik, lingkungan, dan sarana pendidikan.

B. Saran Sekolah untuk belajar memperoleh pendidikan bukan sekedar untuk ijazah. Kuliah untuk belajar bukan sekedar untuk titel. Sebagian orang berfikir untuk memperoleh pekerjaan yang layak perlu ijazah sehingga mereka harus sekolah dan kuliah, setelah lulus mereka menggunakan ijazahnya untuk bekerja ditempat yang mereka inginkan bahkan tanpa melihat lagi apakah pekerjaan tersebut sesuai bidang keilmuan mereka atau tidak. Ada orang yang bekerja tidak sesuai dengan keilmuan ataupun titelnya seperti seorang sarjana hukum menjadi guru, seorang sarjana kehutanan bekerja di kantor, dsb.

10

DAFTAR PUSTAKA
Asbullah, 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Purwanto, Ngalim, MP,DRS.. 2009. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Rosa. Pidarta, Made, Prof., Dr.. 2002. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Melly Agustina Permatasari, Dosen Pendidikan Ekonomi FKIP. 2011. http://www.ilmukami.co.cc/2011/04/mengupas-film-3-idiot-tentang-sistem.html.

11

You might also like