You are on page 1of 8

Seorang wanita yang menderita lupus dapat berhasil hamil, tetapi ada beberapa resiko dan kemungkinan komplikasi-komplikasinya.

Lupus adalah sebuah penyakit yang paling umum menyerang kaum wanita di sepanjang usia subur mereka. Di masa lalu, wanita-wanita yang menderita lupus disarankan untuk tidak hamil karena diperkirakan terlalu berbahaya baik bagi ibu maupun bayinya. Meskipun hamil dalam kondisi menderita lupus diperkirakan memiliki resiko tinggi, kebanyakan wanita yang menderita lupus yang menginginkan anak dapat memiliki kehamilan yang aman dan berhasil. Bagaimana lupus mempengaruhi kehamilan? Lupus tidak mempengaruhi kemampuan seorang wanita untuk hamil, tetapi lupus meningkatkan resiko akan beberapa komplikasi kehamilan. "Meskipun kebanyakan kehamilan berjalan dengan baik, ada peningkatan resiko akan keguguran dan kelahiran dini. Wanita-wanita yang menderita lupus berada pada resiko terkena komplikasi-komplikasi pada ginjal seperti kegagalan ginjal jika kehamilan terjadi selama fase penyakit ginjal aktif," catat Ignacio Sanz, MD, seorang rheumatologist di University of Rochester Medical Center di Rochester, N.Y dan chair of research committe for the Lupus Foundation of America. Berikut apa yang perlu anda ketahui mengenai resiko-resiko kehamilan dalam beberapa tingkat yang berbeda: Trimester Pertama. Keguguran selama trimester pertama

kadang-kadang terhubung dengan gejala-gejala lupus yang aktif. Sekitar 10% kehamilan pada wanita-wanita yang menderita lupus berakhir dengan keguguran, sementara hampir 15% dari semua kehamilan di Amerika Serikat berakhir dengan keguguran. Trimester Kedua. Komplikasi-komplikasi kehamilan di trimester kedua bisa jadi terhubung dengan antibodi lupus yang dikenal sebagai antiphospholipid antibody. Antibodi-antibodi ini berada dalam darah sekitar 36% wanita-wanita yang menderita lupus dan terhubung dengan formasi penggumpalan-penggumpalan darah yang dapat menyebabkan keguguran. Komplikasi-komplikasi jangka akhir. Melahirkan sebelum waktunya terjadi pada sekitar 25% kehamilan lupus. Wanita-wanita yang menderita lupus juga lebih berkemungkinan besar untuk mengembangkan tekanan darah tinggi dan menopang cairan tubuh selama masa kehamilan, sebuah kondisi yang disebut preeclampsia, yang dapat menyebabkan plasenta pecah. Resiko calon ibu akibat kehamilan lupus "Kekhawatiran utama untuk wanita-wanita penderita lupus yang selalu terjadi adalah bahwa kehamilan akan menyebabkan penyakit lupus mereka semakin intens. Kami telah mempelajari bahwa meskipun banyak wanita memang semakin intens lupusnya (selama masa kehamilan), tetapi tidak seberat yang kami takutkan pertama kali," kata Dr. Sanz. "Namun demikian, rasa aman ini hanya berlaku jika lupus telah diawasi dengan baik selama beberapa bulan."

Lupus yang semakin intens terjadi pada sekitar 18% wanita-wanita penderita lupus yang hamil. Kemungkinan dikarenakan meningkatnya produksi estrogen yang berlangsung dalam tubuh selama masa kehamilan, menstimulasi ke sistim kekebalan untuk bereaksi. Lupus semakin intens lebih banyak terjadi pada para wanita yang sakit lupusnya telah merembet ke ginjal mereka sebelum atau selama masa kehamilan. Resiko janin akibat penyakit lupus Ada beberapa resiko tertentu terhadap bayi jika ibunya memiliki lupus selama masa kehamilan. Antara lain: - Bayi yang kecil. Bayi-bayi yang ibu-ibunya menderita lupus memiliki resiko yang lebih tinggi akan sebuah kondisi yang disebut growth retardation/IUGR (keterlambatan pertumbuhan), yang artinya bahwa bayi yang terlahir jauh lebih kecil dari normalnya. IUGR terjadi pada sekitar 15% kehamilan lupus. IUGR bisa jadi lebih berkemungkinan besar terjadi jika ibu si bayi memiliki preeclampsia, antiphospholipid antibody atau diobati dengan streoid selama masa kehamilan. - Bayi penderita lupus. Pada kasus-kasus yang langka, bayi dapat terlahir dengan antibodi lupus yang melewati plasenta. Di 95% kasus-kasus ini, antibodinya adalah sebuah tipe yang disebut anti-Ro. Meskipun ibunya memiliki anti-Ro antibody, bayi yang menderita lupus terjadi hanya sekitar 1% dari kasus-kasus yang ada. Kebanyakan gejala-gejala bayi yang menderita lupus adalah ringan dan menghilang dalam beberapa bulan, tetapi ada satu komplikasi serius yang disebut congenital heart block. Pada kasus-kasus ini, bayi tidak memiliki irama jantung yang normal dan mungkin memerlukan sebuah pemacu jantung. Menangani lupus selama masa kehamilan "Jika kita harus mengobati lupus selama masa kehamilan, kita masih bisa menggunakan banyak obatobatan yang sama yang biasanya kita gunakan sebelum hamil," kata Sanz. Prednisone, Plaquenil (hydroxychloroquine) dan obat immunosuppressive Imuran (azathioprine) semuanya bisa digunakan jika diperlukan untuk mengontrol lupus selama masa kehamilan. Pada wanita-wanita yang telah diperiksa positif memiliki antiphospholipid antibody, terutama jika mereka memiliki sejarah komplikasi kehamilan sebelumnya, kombinasi aspirin dengan pengencer darah heparin dapat diberikan untuk mencegah penggumpalan darah yang dapat menyebabkan keguguran pada masa trimester kedua.

Bagaimana mempersiapkan diri untuk kehamilan lupus


Jika anda menderita lupus dan ingin hamil, anda harus berbicara terlebih dahulu dengan dokter anda. "Kami menyarankan para wanita untuk tidak hamil jika mereka memiliki lupus yang aktif. Ini khususnya penting jika keaktifannya melibatkan ginjal atau sistim syaraf pusat. Kami ingin memastikan lupus mereka berada dalam pengawasan yang baik selama seitar 6 bulan sebelum mereka hamil." saran Sanz. Begitu anda sudah boleh hamil, anda harus diperiksa untuk antiphospholipid dan anti-Ro antibody. Dokter yang menangani lupus anda dapat merekomendasikan dokter kandungan yang berpengalaman dalam menangani kehamilan yang beresiko tinggi. Bijaksana untuk diawasi oleh tim medis anda sekali

dalam sebulan. Mengawasi harusnya meliputi kerja darah dan pemeriksaan air seni untuk mendeteksi peningkatan apapun pada kegiatan lupus sedini mungkin. Wanita-wanita yang beresiko menularkan antibodi-antibodi lupus anti-Ro kepada bayi atau melahirkan prematur, jantung janin harus diawasi secara teratur dan pemeriksaan janin dan plasenta dengan ultrasound harus dilakukan. Dengan waktu yang tepat dan penanganan yang hati-hati, banyak wanita-wanita yang menderita lupus memiliki kehamilan yang aman dan berhasil. Meskipun kehamilan lupus masih dipertimbangkan beresiko tinggi, para dokter mengetahui bagaimana untuk mengawasi komplikasi-komplikasi dan bagaimana mengobati komplikasi-komplikasi tersebut jika mereka berkembang. Hari-hari konseling wanita-wanita penderita lupus untuk tidak hamil sudah berlalu.

Asuhan Keperawatan Diagnosa Keperawatan 1 Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi dan peningkatan aktifitas penyakit, kerusakan jaringan, keterbatasan mobilitas, atau tingkat toleransi yang rendah. Tujuan Perbaikan dalam tingkat kenyamanan Penyertaan penatalaksanaan nyeri dalam kehidupan sehari-hari

INTERVENSI 1. Laksanakan sejumlah tindakan yang memberikan kenyamanan a. Kompres panas /dingin b. masase, perubahan posisi, istirahat c. kasur busa, bantal penyangga, bidai d. teknik relaksasi, aktivitas yang mengalihkan perhatian 2. Berikan preparat antiinflamasi, analgesik seperti yang dianjurkan. 3. Sesuaikan jadwal pengobatan untuk memenuhi kebutuhan

RASIONAL 1. Rasa nyeri dapat responsive terhadap intervensi bukan obatobatan, seperti perlindungan sendi, latihan fisik, dan teknik relaksasi 2. Nyeri pada penyakit responsive terhadap pemberian obat 1 macam saja, atau kombinasi 3. Pengalaman nyeri sebelumnya dan strategi pelaksanaan dapat berbeda dengan yang dibutuhkan untuk nyeri

HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Mengenali faktor menimbulkan ekserbasi mempengaruhi respon nyeri 2. Mengenali melaksanakan tindakan 3. Mengutarakan dengan kata-kata dalam penatalaksanaan nyeri dan atau faktoryang

4.

5.

6.

7.

pasien terhadap penatalaksanaan nyeri. Dorong pasien untuk mengutarakan perasaannya tentang rasa nyeri serta sifat kronik penyakitnya. Jelaskan patofisiologik nyeri dan membantu pasien untuk menyadari bahwa rasa nyeri sering membawanya kepada metode terapi yang belum terbukti manfaatnya. Bantu dalam mengenali nyeri kehidupan seseorang yang membawa pasien untuk memakai metode terapi yang belum terbukti manfaatnya. Lakukan penilaian terhadap perubahan subjektif pada rasa nyeri.

persisten 4. Mengungkapkan dengan kata-kata merupakan tahap yang penting dalam koping
5. Pengetahuan

berkurangnya nyeri 4. Melaporkan

rasa tanda-

tanda dan gejela efek samping yang tepat untuk timbulnya tambahan 5. Menetapkan realistik 6. mengutarakan bahwa rasa nyeri sering menyebabkan pemakaian cara-cara pengobatan yang bukan medikasi konvensional, belum dibuktikan 7. mengenali perubahan pada kualitas atau internsitas nyeri dan sendiri terapi tujuan perbedaan nyeri yang mencegah masalah

tentang nyeri terapi yang tepat dapat membantu pasien untuk menghindari bentuk-bentuk terapi yang tidak aman dan tidak efektif

6. Dampak nyeri pada kehidupan individu sering menimbulkan kesalahpahaman tentang nyeri dan teknik-teknik penanganannya 7. Penjelasan seseorang mengenai nyeri yang dirasakannya merupakan indicator yang lebih dapat diandalkan ketimbang hasil pengukuran yang objektif, seperti perubahan tanda-tanda vital, gerakan tubuh, dan ekspresi wajah

Diagnosa Keperawatan 2 Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelemahan otot, nyeri pada saat bergerak, keterbatasan daya tahan fisik, kurang atau tidak tepatnya pemakaian alat ambulasi

Tujuan

Mendapatkan dan mempertahankan mobilitas fungsional yang optimal INTERVENSI 1. Dorongan keterbatasan mobilitas 2. Kaji kebutuhan akan konsultasi terapi okupasi atau fisioterapi: a. Menekankan sakit b. Meningkatkan pemakaian alat bantu c. Menjelaskan pemakaian alas kaki yang aman d. Menggunakan yang tepat postur menurut atau pengaturan tubuh individu masing-masing 3. Bantu pasien mengenali rintangan lingkungannya 4. Dorong dalam membantu diperlukan a. Memberikan yang cukup waktu untuk kemandirian mobilitas dan jika dalam kisaran gerak pada sendi yang verbalisasi dalam RASIONAL 1. Mobilitas yang tidak harus HASIL YANG DIHARAPKAN
1. Mengenali

faktoryang

yang berkenaan dengan

berhubungan

faktor mempengaruhi mobilitas 2. Menjelaskan melaksanakan tindakan

dengan deformitas. Rasa nyeri, kaku,dan keletihan dapat mobilitas sementara waktu. 2. Latihan terapi, yang bersifat alas pemakaian membatasi untuk

dan untuk

mencegah gangguan gerakan 3. Mengenali rintangan lingkungan (rumah, sekolah, tempat kerja, dan masyarakat) yang menghalangi mobilitas optimal 4. Menggunakan teknikteknik yang tepat dan alat bantu untuk sumberdalam untuk dalam membantu mobilitas 5. Mengenali sumber masyarakat membantu

kaki yang tepat, dan alat bantu dapat memperbaiki mobilitas. Postur tubuh dan pengaturan posisis yang untuk 3. Adaptasi arsitektur benar diperlukan mempertahankan perabot rumah dan dapat

mobilitas yang optimal

memudahkan mobilitas 4. Perubahan pada mobilitas dapat penurunan keamanan personal 5. Derajat mobilitas secara perlahan-lahan membaik membaik atau dapat tidak dengan membawa pada

menangani penurunan mobiitas

melakukan aktifitas b. Memberikan istirahat waktu sesudah

dilakukannya intervensi

melakukan aktifitas c. Menguatkan kembaili prinsip-prinsip perlindungan dan kerja 5. Inisiatif institusi masyarakat untuk kesehatan melakukan rujukan pada sendi penyederhanaan

Diagnosa Keperawatan 3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan masukan oral Tujuan :

Perbaikan status nutrisi yang adekuat

INETRVENSI

RASIONAL

HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Peningkatan badan pengobatan rehabilitasi berat setelah dan dan

1. Sesuaikan diet sebelum dan sesudah pemberian obat pasien. Ukur sebelum makan berat dan badan sesudah sesuai dengan kesukaan dan toleransi

1. Setiap pasien berespons secara berbeda terhadap makanan dan pengukuran dapat melihat efektif atau tidak diberikan.
2. Pemberian makanan kecil

nutrisi

yang

eefektifan obat serta diet yang dianjurkan 2. Mengkonsumsi makanan yang

yang

diberikan

lebih

2. Sarankan makanan yang lebih kecil tetapi lebih sering Pertimbangkan makanan dingin jika pasien inginkan Beri dorongan masukan cairan yang adekuat, tetapi batasi cairan pada waktu makan.

sering akan lebih mudah diolerasi cepat. karena tidak dapat atau dengan terjadi rasa kenyang yang Anoreksia distimulasi ditingkatkan stimuli noksius. 3. Kesukaan makanan yang ditoleransi dengan baik, dan kalori akan status periode tinggi dan nutrisi kandungan proteinnya selama kebutuhan

adekuat Dengan dingin lahap Melaporkan penurunan badan berat makanan dapat lebih

3. Kaji masukan (intake) dan haluaran Kaji turgor kulit dengan sedikit menekan atau mencubit Berikan posisi yang benar pada saat makan

Menunjukan

turgor

mempertahankan

kulit yang normal dan cairan yang seimbang (balance)

metabolic yang meningkat 4. Tingkat cairan diperlukan untuk produk mencegah Meningkatkan dapat mengarah menghilangkan sampah dan kadar pada dehidrasi. posisi dapat diharapkan membantu dan

4. Berikan dorongan oral hygiene Obati daerah mulut (sariawan) dan kaji rongga mulut setiap hari

peningkatan absorpsi Gastrointestinal defekasi normal 3. Menunjukan mukosa oral yang bersih 4. Menunjukan temuan laboratorium klinis dan yang

cairan bersama makanan keadaan cepat kenyang. 5. Pemberian makanan yang lebih akan terjadi kecil lebih lebih rasa yan g diberikan sering mudah kenyang

5. Sarankan makanan yang disukai dan yang ditoleransi dengan baik oleh pasien, lebih baik lagi makanan dengan kandungan tinggi kalori/ tinggi protein. Hormati kesukan makanan berdasarkan etnik 6. Tingkatkan lingkungan yang rileks, tenang, selama waktu makan

menandakan masukan nutrisi yang adekuat: kadar protein serum dan transferin normal, kadar zat besi serum

ditoleransi karena tidak dengan cepat. 6. Lingkungan yang tenang

dengan meningkatkan interaksi sosial sesuai yang diinginkan.

meningkatkan Interaksi makan.

relaksasi. saat

normal, hematikrit limfosit kadar normal.

kadar

Hb, dan

sosial

makan menigkatkan nafsu

normal, keratin urin

You might also like