You are on page 1of 1

KEDUDUKAN HUKUM ANAK YANG LAHIR DARI HASIL PERKAWINAN WANITA HAMIL (NIKAH HAMIL) DITINJAU DARI HUKUM

ISLAM DAN HUKUM POSTIF YANG BERLAKU DI INDONESIA Riskiani Shenapaty A10040043 ABSTRAK Perkawinan yang dilakukan oleh seorang wanita yang hamil di luar nikah merupakan hal yang sering terjadi di masyarakat Indonesia dewasa ini. Masih banyak masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang beragama Islam yang menyangsikan keabsahan perkawinan tersebut. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan para ulama Islam yang mendasarkan pendapat mereka pada pandangan empat mazhab besar dalam agama Islam dan ketidaktahuan mereka terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia yang mengatur mengenai hal tersebut. Keabsahan perkawinan yang dilakukan oleh seorang wanita yang sedang hamil di luar nikah akan mempengaruhi kedudukan anak yang dilahirkan dalam perkawinan tersebut, apakah ia merupakan anak sah atau anak luar nikah yang hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya saja. Metode penelitian dalam skripsi ini bersifat deskriptif analitis yaitu penelitian yang menggambarkan situasi atau peristiwa yang sedang diteliti kemudian menganalisanya berdasarkan fakta-fakta berupa data sekunder yang diperoleh dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tertier. Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif dengan berusaha meneliti data-data yang berkaitan dengan masalah hukum perkawinan dan hukum keluarga. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan dengan cara studi literatur/dokumen dan wawancara untuk memperoleh data sekunder. Kedudukan anak yang dilahirkan dari perkawinan wanita hamil di luar nikah menurut Hukum Islam adalah anak sah yang dapat dihubungkan nasabnya kepada ayahnya, apabila anak tersebut dilahirkan dalam jangka waktu 6 bulan dari saat akad nikah dan apabila anak tersebut dilahirkan dalam jangka waktu 6 bulan dari saat akad nikah maka anak tersebut tidak dapat dihubungkan nasabnya dengan ayahnya dan hanya mempunyai hubungan keperdataan dengan ibunya dan keluarga ibunya saja. Sementara menurut hukum positif yang berlaku di Indonesia, yaitu Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Kompilasi Hukum Islam, Hukum Adat dan Kitab Undang-undang Hukum Perdata, anak yang dilahirkan dari perkawinan wanita hamil adalah anak sah karena ia dilahirkan dalam sebuah perkawinan yang sah.

iv

You might also like