Professional Documents
Culture Documents
Agama Buddha
di Mata
Para Intelek Dunia
( Buddhism in the Eyes of Intellectuals )
Dikomplikasi Oleh :
Ven. K. Sri Dhammananda
Alih Bahasa :
Oeij Sian Pin
Editor :
Ir. Lindawati T.
Penyusun :
K. Sri Dhammananda
25-11-1992 ( B.E.2536 )
BAB 1
Sang Buddha
Perwujudan Kebajikan
Sang Buddha adalah perwujudan dari seluruh kebajikan yang telah Beliau
babarkan. Selama 45 tahun pembabaran DhammaNya yang sukses dan diwarnai
berbagai peristiwa, Beliau menerjemahkan semua kata – kataNya ke dalam tindakan
nyata; dan tiada celah sedikit pun yang disediakan bagi munculnya bebagai nafsu
keinginan rendah. Aturan kemoralan dari Sang Buddha adalah yang paling
sempurna yang pernah dikenal oleh dunia.
(Prof. Max Muller, sarjana Jerman)
Sang Buddha dengan mudah dipilih sebagai satu – satunya orang yang
dikenal oleh manusia yang menerima pujian dari begitu banyak umat manusia.
(Prof. Saunders, Literary secretary YMCA, India, Myanmar, Ceylon)
Sang Buddha adalah sesuatu yang lebih hebat / besar daripada segala doktrin
maupun dogma, dan pesan abadiNya telah menggetarkan umat manusia sepanjang
masa. Barangkali pesanNya tentang perdamaian lebih dibutuhkan bagi umat
manusia yang sengsara dan kacau sekarang ini, daripada pada masa sejarah yang
lampau.
(Nehru)
Jika misalnya kita bertanya, apakah posisi electron itu tetap sama, kita harus
mengatakan ‘tidak’; bila kita bertanya apakah posisi electron itu berubah bersama
waktu, kita harus mengatakan ‘tidak’; jika kita bertanya apakah ia dalam keadaan
bergerak, kita harus mengatakan “tidak”. Sang Buddha telah memberikan jawaban
yang serupa ketika ditanya tentang keadaan diri / jiwa seseorang setelah ia mati;
akan tetapi jawaban tersebut tidak dikenal oleh tradisi sains abad ketujuh belas dan
kedelapan belas.
(J.Robert Oppenheimer)
Hal yang paling menarik perhatian dari Sang Buddha ialah perpaduan yang
unik dari suatu kepala dingin yang ilmiah dan suatu hati yang hangat penuh cinta
kasih dan rasa simpati yang dalam. Dunia dewasa ini semakin dan semakin
berpaling kepada Sang Buddha karena Beliau sendiri menggambarkan suara hati
dari umat manusia.
(Moni Bagghee, “Our Buddha”)
Jenius Filosofis
Sang Buddha adalah seorang pelopor yang mencintai umat manusia, dan
suatu kejeniusan filosofis mengalir ke dalam suatu kepribadian yang penuh
semangat dan bercahaya. Ia memiliki sesuatu untuk disampaikan yaitu bahwa tiada
pria atau wanita, setelah 2500 tahun hilir mudik bersibuk diri dan berceloteh
tentang sumber pengetahuan, dapat menghalau kebodohan. Yang lebih besar dari
kebijaksanaanNya, barangkali, adalah keteladanan yang dilakoniNya.
(Moni Bagghee, “Our Buddha”)
Ketenangan batin dan cinta kepada semua makhluk sangat ditekankan oleh
Sang Buddha. Ia tidak berbicara tentang dosa, tapi hanyalah tentang ketidaktahuan
dan kebodohan yang dapat dilenyapkan dengan pencerahan dan simpati.
(Dr. S. Radhakrishnan, “Gautama The Buddha”)
Sang Buddha adalah mirip seorang dokter. Sama halnya seperti seorang
dokter yang harus mengetahui diagnosa dari berbagai jenis penyakit, sebab –
sebabnya, obatnya dan penyembuhannya, serta harus mampu mengaplikasikannya;
demikian pula halnya Sang Buddha telah mengajarkan Empat Kesunyataan Mulia
yang menunjukkan derita, sumbernya, akhir derita, serta jalan menuju akhir derita.
(Dr. Edward Conze, “Buddhism”)
Sang Buddha bukanlah merupakan milik umat Buddha saja. Beliau adalah
milik semua umat manusia. AjaranNya adalah umum untuk setiap orang. Setiap
agama yang muncul sesudah masa Sang Buddha, telah meminjam banyak ide – ide
bijak dari Beliau.
(Seorang Sarjana Muslim)
Sang Buddha adalah seseorang yang melihat anak – anaknya sedang bermain
– main menikmati api kesenangan duniawi, dan menggunakan berbagai cara yang
bijaksana untuk membawa mereka ke luar dari rumah yang sedang terbakar ini
serta menuntun mereka ke tempat yang aman, Nibbana.
(Prof. Lakshimi Narasu, “The Essense of Buddhism”)
Saya semakin dan semakin merasakan bahwa Sakyamuni adalah yang paling
serasi, baik dalam karakter maupun pengaruh dalam diriNya, Ia yang merupakan
Sang Jalan, Sang Kebenaran, dan Sang Kehidupan.
(Bishop Milman)
Di dunia yang penuh badai dan pertengkaran, kebencian dan kekerasan, pesan
Sang Buddha bersinar laksana sang mentari nan cemerlang. Barangkali pesan
tersebut tak pernah lebih dibutuhkan daripada di dunia zaman bom Atom dan
Hidrogen ini. Dua ribu lima ratus tahun adalah semata – mata telah menambah
vitalitas dan kebenaran dari pesan tersebut. Marilah kita mengingat pesan abadi itu
dan mencoba membentuk pikiran – pikiran dan perbuatan – perbuatan kita di dalam
terangnya ajaran tersebut. Kita bahkan mungkin dapat menghadapi dengan batin
yang penuh keseimbangan, teror – teror dari zaman bom Atom ini dan menolong
beberapa orang dalam mengembangkan pikiran benar dan perbuatan benar.
(Nehru)
Manusia Terbesar Yang Pernah Lahir
Inilah suatu ajaran yang dapat kita ikuti dengan penuh keyakinan. Dalam
dunia aneka ragam agama, pemujaan – pemujaan serta kepercayaan – kepercayaan, di
manakah dapat kita temukan seorang guru yang demikian sempurna? Di antara
taburan bintang – bintang, Beliau adalah sebuah raksasa dari rangkaian yang
terbesar. Tidak begitu mengherankan bahwasanya para ilmuwan, filsuf, dan para
sastrawan telah memproklamasikannya sebagai “manusia terbesar yang pernah
lahir”. Cahaya dari guru besar ini menembus dunia yang penuh derita dan
kegelapan, laksana cahaya mercusuar yang menuntun dan menerangi umat manusia.
(Seorang Penulis Eropa)
BAB 2
Agama Buddha
Buddha Dharma laksana sebuah jembatan yang dibangun kokoh dari baja
fleksibel, ia hanya sedikit memberi pengaruh terhadap angin dan air, ia
menyesuaikan diri terhadap keadaan – keadaan yang berubah, tapi pada saat yang
sama ia memiliki pondasi – pondasi yang aman dan menawarkan suatu jalan aman
menuju ke Alam Tanpa – Kematian, ke Nibbana.
(Phra Khantipalo, “Tolerance”)
Memang dunia Timur yang misterius, ibu yang subur dari agama – agama,
telah memberikan kita melalui agama Buddha suatu penyingkapan (dari rahasia
semesta) yang sejati, karena ia memberitahukan kita tentang keindahan dan kesucian
moral, yang terbaring jauh di dalam sifat manusia yang tidak memerlukan makhluk
(dewa) lainnya selain yang ada dalam nurani manusia untuk membangunkannya
menuju kemulia-an hidup.
(Charles T. Gorham)
Dokrin Buddha Dhamma yang ada dewasa ini tidak terpengaruh oleh
perjalanan waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan, dan masih tetap seperti
ketika petama kali Ia ucapkan. Tidak peduli seberapa jauh pengetahuan ilmiah
dapat memperluas cakrawala mental seseorang, di dalam kerangka kerja Dhamma
terdapatlah ruang untuk penerimaan dan asimilasi terhadap penemuan yang lebih
jauh / baru. Ia tidak bergantung kepada konsep – konsep terbatas dari pikiran –
pikiran yang primitif / kuno juga tidak pada kekuatan pikiran yang negatif.
(Francis story, “Buddhisme as World Religion”)
Revolusi Religius
Dua puluh lima abad yang lalu India menyaksikan suatu revolusi intelektual
dan religius yang berpuncak pada runtuhnya monoteisme, keegoisan yang berkenaan
dengan kependetaan, serta pendirian suatu agama sintetis, dengan suatu sistem
pencerahan dan pandangan yang dengan tepatnya disebut Dhamma, Agama
Filosofis.
(Anagarika Dharmapala, “The World’s Debt to Buddha”)
Problem Modern
Membaca mengenai agama Buddha adalah untuk menyadari bahwa umat
Buddha itu mengetahui -- pada dua ribu lima ratus tahun yang lalu --, jauh lebih
banyak tentang problem – problem psikologi modern daripada setelah mereka
diakui. Mereka mempelajari masalah – masalah ini jauh di waktu yang lampau dan
mereka telah menemukan pula jawaban – jawabannya.
(Dr. Graham Howe)
Latihan Pikiran
Dewasa ini kita mendengar banyak sekali tentang kekuatan pikiran, tapi
agama Buddha adalah sistem latihan pikiran yang paling lengkap dan efektif yang
tersedia hingga kini bagi dunia ini.
(Dudley Wright)
Bangsa Baru
Sang Buddha menciptakan suatu bangsa manusia baru, suatu bangsa dari
para pahlawan moral, suatu bangsa dari para pekerja – keselamatan, suatu bangsa
dari para Buddha.
(Manmatha Nath Sastri)
Penganiayaan
Dari agama – agama besar dalam sejarah, saya lebih menyukai agama
Buddha, khususnya dalam bentuknya yang paling awal, karena agama Buddha
memiliki paling minim unsur penganiayaan.
(Bertrand Russel)
Sang Penyelamat
Jika Sang Buddha akan disebut sebagai seorang “Juru Selamat” yang
sepenuhnya, hal ini hanya dalam artian bahwa Beliau menemukan dan
menunjukkan Jalan menuju Pembebasan, Nibbana. Tapi diri kita sendirilah yang
harus menapaki Sang Jalan itu.
(Dr. W. Rahula, “What The Buddha Taught”)
Tanpa Paksaan
Memaksa seseorang untuk percaya dan menerima suatu hal tanpa pengertian
adalah berkenaan dengan sifat politik, bukannya bersifat spiritual ataupun
intelektual.
(Dr. W. Rahula, “What The Buddha Taught”)
Analisa Rasional
Agama Buddha merupakan satu – satunya agama besar di dunia ini yang
secara sadar dan terus terang berlandaskan kepada suatu analisa rasional yang
sistematis terhadap problem – problem kehidupan serta jalan pemecahannya.
(Moni Bagghee, “Our Buddha”)
Musuh Agama
Cuma ada sedikit apa yang disebut dogma dalam ajaran Sang Buddha.
Dengan luasnya pandangan yang sangat jarang pada masa itu dan tidak biasa
dalam masa kita ini, Beliau menolak membuat kritik yang memojokkan
kepercayaan lain. Ketidaktoleranan bagiNya merupakan musuh agama yang paling
besar.
(Dr. S. Radhakrishnan, “Gautama The Buddha”)
Sekterianisme
Kebanyakan orang – orang baru yang memeluk agama – agama lainnya
dikontrol oleh Guru mereka serta dilarang membaca kitab – kitab suci, ajaran –
ajaran, majalah – majalah, buklet – buklet, dan risalat – risalat dari agama – agama
lainnya. Namun hal ini amatlah jarang terjadi dalam agama Buddha.
(Phra Khantipalo, “Tolerance”)
Nasib Manusia
Di atas dunia yang maha luas ini ia masih tetap bertahan hidup. Adalah
mungkin bahwa dalam hubungannya dengan sains Barat, dan diilhami oleh jiwa
sejarah, ajaran asli dari Gotama yang bangkit kembali dan dimurnikan; masih dapat
memainkan peran yang besar dalam mengarahkan nasib manusia.
(H. G. Wells)
Demokrasi
Agama Buddha adalah suatu gerakan demokrasi, yang menjunjung demokrasi
dalam agama, demokrasi dalam masyarakat, dan demokrasi dalam politik.
(Dr. Ambedkar)
Kebudayaan Dunia
Agama Buddha telah berbuat lebih banyak bagi kemajuan peradaban dunia
dan kebudayaan yang sejati daripada berbagai pengaruh lainnya dalam sejarah
kemanusiaan.
(H. G. Wells)
BAB 4
Toleransi – Kedamaian – Cinta Kasih
Memenangkan Kedamaian
Pertanyaan yang tak terelakkan yang muncul dengan sendirinya adalah,
seberapa jauh pesan agung Sang Buddha dapat diterapkan terhadap dunia – kita
dewasa ini? Mungkin ia dapat diterapkan, mungkin juga tidak; akan tetapi bila kita
mengikuti prinsip – prinsip yang disampaikan oleh Sang Buddha, kita pada akhirnya
akan memenangkan kedamaian dan ketenangan atas dunia ini.
(Nehru)
Tiada selembar halaman pun dalam sejarah agama Buddha yang telah
diserami oleh sinar api – api pengadilan terhadap para pembangkang, atau digelapi
oleh asap dari kota – kota para pembangkang ataupun kaum kafir yang terbakar,
atau dimerahi oleh darah korban – korban tak berdosa akibat kebencian keagamaan.
Agama Buddha menggunakan hanya sebilah pedang --pedang kebijaksanaan, dan
mengenal hanya satu musuh --kebodohan. Ini adalah pembuktian sejarah, yang tak
terbantahkan.
(Prof. Bapat, “2500 years of Buddhism”)
Tiada Penganiayaan
Tiada catatan yang saya ketahui dalam keseluruhan sejarah agama Buddha
yang panjang, melalui abad – abad yang demikian banyak, dimana para penganutnya
yang telah selama periode sedemikian panjang menduduki kekuasaan tertinggi,
melakukan suatu penganiyaan / penindasan terhadap penganut – penganut
kepercayaan lainnya.
(Prof. Rhys. Davids)
BAB 5
Kedudukan Manusia dalam Agama Buddha
Etika Universal
Tiada agama – agama di India sebelum masa agama Buddha dapat dikatakan
telah mampu merumuskan suatu kode etik dan kode agama yang secara universal
dan diwajibkan berlaku sah bagi semua orang.
(Dr. S. N. Dasgupta)
Pertempuran Akbar
Keseluruhan alam semesta merupakan sebuah medan pertempuran yang
maha luas. Di mana – mana terjadi pertempuran. Suatu kehidupan (eksistensi) tidak
lain adalah suatu perjuangan yang sia – sia melawan kuman – kuman penyakit yang
mengerikan, molekul – molekul melawan molekul – molekul, atom – atom melawan
atom – atom, elektron – elektron melawan elektron – elektron. Terlebih lebih lagi,
batin merupakan suatu kancah pertempuran yang lebih dramatis. Bentuk – bentuk,
bunyi – bunyi, cita rasa, dll merupakan perpaduan kekuatan – kekuatan yang saling
berinteraksi dan saling bertempur. Keberadaan yang nyata dari perang
membuktikan bahwa terdapat suatu keadaan kedamaian sempurna. Inilah yang kita
namakan Nibbana.
(Ven. Narada Thera, “The Bodhisatta Ideal”)
*********************