Professional Documents
Culture Documents
Contoh padi, tomat, kedelai, kacang hijau, kacang panjang, terung, kelapa genjah, dan cabai
Musim 1
Bulk (dicampur)
Dipilih beberapa tanaman dengan penampilan sama dan biji dicampur untuk ditanaman pada musim 2 Uji hasil pendahuluan bisa beberapa ulangan kultivar parental Galur
Musim 2
ulangan
Musim 3 6
Kontrol
Pengujian hasil lanjutan untuk daya adaptasi dan penampilan (plot lebih besar dan beberapa ulangan)
Musim 7
Perbanyakan biji
2. Seleksi masa negatif (tanaman yang terseleksi ditandai dan dipanen biji/buahnya, yang tidak terpilih dibuang).
3. Seleksi masa Hallet (seleksi dilakukan pada pertanaman dengan kondisi optimum). 4. Seleksi masa Rimpau (seleksi dilakukan pada pertanaman dengan kondisi tercekam)
Dalam plot atau barisan berjauhan Dipilih 200 1000 tan. Biji dipanen terpisah Biji-biji dari masing tanaman terpilih ditanam dalam baris/ plot terpisah Keturunan superior dipanen dan biji dari tanaman dalam satu baris di campur dan ditanam X X X dibuang Ditanam dalam plot-plot obsevasi/ uji hasil pendahuluan dg ulangan dan kultivar kontrol bila biji cukup X Kultivar lokal/ kontrol Menanam yg superior saja Dilanjutkan dengan pengujian hasil, bisa dalam beberapa ulangan
Musim 2
Musim 3
Musim 4 7
Kontrol
X
Musim 8
Perbanyakan biji
Hibridisasi/ Persilangan
a. b. c. d. Kastrasi Emaskulasi Polinasi Fertilisasi
Beberapa pertanyaan penting: Apakah kastrasi dan emaskulasi? Mengapa perlu emaskulasi? Apakah polinasi dan fertilisasi? Apa perbedaan polinasi dan fertilisasi? Apakah setiap kejadian polinasi pasti diikuti fertilisasi?
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PROGRAM PERSILANGAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
1. Sasaran tujuan pemuliaan yang ingin dicapai misal : produksi tinggi, katahanan terhadap hama penyakit, kualitas biji 2. Pemilihan tetua-tetua Peluang keberhasilan bergantung pada : Ketepatan pemilihan tetua (keberadaan gen yang ingin digabung atau dipindahkan) Kompleksitas dari morfologi dan fisiologi bunga (menentukan teknik persilangan buatan) Cara seleksi yang tepat
A
F1
x
Bulk
Seleksi Pedigree
Tanam semua biji hasil persilangan dalam satu plot Semua tanaman F1 ditanam lagi di F2 Diseleksi tanaman tunggal superior dan masing masing dipanen terpisah Biji tanaman F2 terpilih ditanam dalam 1 baris/ plot Diseleksi 3 5 tanaman superior dalam tiap baris Usahakan terdapat 50 100 famili terbaik pada akhir F 3. : terseleksi
dst
F2
F3
F46
Tanam dalam plot biji tan. F3 terpilih dan seleksi famili yang superior dan seragam untuk dilanjutkan pada F7 Uji daya hasil pendahuluan dari galur-galur terpilih F6 dengan menyertakan kontrol
Kultivar kontrol
F7
F 8 - 12
Uji daya hasil lanjutan dan diadakan pengujian di beberapa lokasi dan menggunakan kultivar komersial sebagai pembanding.
A
F1 F2 F36
x
Bulk Bulk Bulk
Seleksi Bulk
Tanam 50 100 tanaman F1
F7
X
F8
F9
Tanaman kontrol
A
F1
x
Bulk
F25
F6
Panen satu biji dari setiap tanaman untuk di tanam pada generasi selanjutnya Pertanaman tunggal Seleksi tanaman superior di F5 dan bijinya dispisah
F7
Biji tanaman terpilih ditanam dalam satu baris Seleksi baris-baris tanaman yang mempunyai sifat baik
X
F 8 12
X X
X
Uji daya hasil pendahuluan dan lanjut. Galur yang berdaya hasil tinggi dapat dicalonkan sebagai kultivar unggul
Kapan menggunakan Metode Back Cross (silang balik)? Untuk memperbaiki kultivar yang hanya kekurangan satu atau beberapa karakter sifat baik Mentransfer satu atau beberapa karakter yang pewarisannya sederhana ke suatu kultivar yang dikenhendaki
Tetua Recurrent
Tetua Donor
A
Peka penyakit
X F1
Rr
B
RR
Gen dominan mengontrol siffat tahan penyakit
rr
BC1
BC2
rr
A
rr
X BC1
Rr rr
Homozigot resesif, peka penyakit , dibuang Di silang balik dg tetua A terus untuk mengembalikan sifat-sifat baik dari tetua A sampai BC5
BC5
A
rr
X BC4
Rr
rr
BC6
BC6F1
BC5
RR
X
Rr
X
rr
Masing-masing di selfing untuk memisahkan yang homozigot dan heterozigot Bersegregasi, ada yang tahan dan peka shg tetua dan keturunannya tidak diteruskan/ tdk diseleksi
BC6F2
RR
Rr
rr
Tetua Recurrent
Tetua Donor
A
Peka penyakit
X F1
Rr
B
rr
Gen resesif mengontrol siffat tahan penyakit
RR
BC1F1
A
RR
X
BC1F1
RR
Rr
RR rr
A
RR BC2F2
X
X BC1F2
rr BC2F2 Rr
Diselfing/ serbuk sendiri
BC4F2
BC4F2