You are on page 1of 6

Pannavaro Hiduplah dengan hati hati

Hiduplah Dengan Hati-Hati


Oleh: Yang Mulia Sri Pannavaro Thera
Saudara, kita sering mendengar ungkapan kemudian dia berpikir lebih mendalam, di
HATI-HATI. Kita pun sering memberi nasihat mana pohon itu harus diambil, pohon jenis
kepada orang lain untuk berhati-hati. Tetapi apa yang cocok, kemudian dia berpikir yang
sesungguhnya, hampir dari kita semua tidak lebih detail. Juga, sebelum patung ini
mengerti dengan jelas, apakah muncul, ia muncul terlebih dahulu di dalam
sesungguhnya yang disebut dengan 'hati- ide seseorang. Saya ingin membuat patung
hati' itu. Hati-hati itu memang perlu. Di mana Buddha. Dari ide itu kemudian muncul
saja kalau hati-hati itu memang baik, tetapi rencana. Patung Buddha yang seperti apa,
kalau orang yang saudara beri nasihat itu yang sebesar apa, yang model apa, bahan
bertanya, yang disebut hati-hati itu yang apa, sikapnya seperti apa, kalau dijual
bagaimana? Saudara mau jawab harganya berapa, dll. Dan kemudian muncul
bagaimana? Apakah kalau mengendarai patung seperti ini. Sebelum bangunan ini
mobil 140 km/jam, itu sembrono? Tapi kalau muncul, sebelum gedung-gedung itu
mengendarai mobil 40 km/jam, itu kelewat muncul, muncul lebih dahulu dalam pikiran
takut! Apakah yang hati-hati itu kalau 90 seseorang. Saya akan membangun gedung
km/jam? Apakah begitu? Tidak begitu 4 lantai, kemudian dibuat detailnya, dibuat
saudara. rencananya, dipanggil arsitek, dihitung
konstruksinya, dihitung biayanya, berapa
Saudara, menurut Dhamma, yang dimaksud lama bisa dilakukan, dan sebagainya, lalu
dengan hati-hati adalah suatu sikap yang dilaksanakan dan kemudian jadi.
didasari dengan Kusala Cetana. Kusala
Cetana adalah niat yang baik. Cetana Yang memutuskan adalah pikiran kita. Jadi
artinya niat, kehendak, dorongan pikiran, betapa pentingnya peranan kehendak itu.
motivasi, yang mendasari pemikiran kita. Oleh karena itu, orang yang ingin bersikap
Dan Kusala artinya baik, positif, bersih. hati-hati, minimal dia harus mempunyai
Bersih artinya bersih dari kehendak yang kehendak yang baik. Kehendak yang bersih
tidak baik. Menurut pandangan Dhamma, dari kehendak tidak baik, bersih dari unsur-
apapun yang menjadi sikap kita, perbuatan unsur yang tidak baik.
kita, yang kita lakukan dengan jasmani atau
ucapan, sebelum kita melakukannya, itu Kehendak yang negatif, yang tidak baik,
akan muncul dalam pikiran kita sebagai akan melahirkan atau menghasilkan
"kehendak". perbuatan yang tidak baik. Perbuatan yang
tidak baik itu adalah selain merugikan diri
Menurut pandangan agama Buddha, seperti sendiri juga akan merugikan orang lain. Niat
yang disebutkan dalam Dhammapada, yang tidak baik itu, yang akan merugikan
pikiran itu adalah awal, pikiran itu adalah orang lain, tidak mempunyai dukungan kuat.
pemula, pikiran itu adalah pendahulu, Dengan kalimat yang lain, tidak masuk akal,
pikiran itu adalah pemimpin. Apapun yang tidak sah. Mengapa demikian? Karena,
akan kita ucapkan, yang kita lakukan, bukankah semua makhluk, setidak-tidaknya
sebelum kita melakukan, sebelum kita sesama manusia, setiap orang, semuanya,
mengucapkan, ia telah muncul lebih dahulu agama apapun yang dianut, suku bangsa
di dalam pikiran kita. apapun, bagaimanapun profesi sosialnya,
apakah orang kaya, orang miskin atau
Misalnya pohon yang ada di sana itu. sangat miskin, semuanya menginginkan
Memang saudara tidak bisa membuat pohon kebahagiaan. Kebahagiaan adalah tujuan,
ini. Dia tumbuh secara alami. Tetapi agar obsesi, dan keinginan setiap orang. Bahkan
pohon ini bisa ada di sini, sebelumnya ada pencuri sekali pun kalau ditangkap dan
seseorang yang mempunyai niat, "Saya ditanya, "Kamu mencuri itu apa sih
akan menaruh pohon ini didepan patung tujuannya?" Pencuri itu menjawab: "Saya
Buddha itu". Setelah niat itu muncul mencuri itu karena saya ingin bahagia".

Hal 1 dari 6
Pannavaro Hiduplah dengan hati hati

Tidak ada pencuri yang mencuri untuk Saya ingin memberikan satu contoh dengan
sengsara, "Saya mencuri supaya nanti saya cerita. Di negara mayoritas umat Buddha itu
ditangkap, supaya digebuki", tidak ada. patung Buddha ada di mana-mana, kadang-
Pencuri pun seperti saudara, seperti kita, dia kadang di perempatan jalan, di depan
mencuri itu sesungguhnya juga ingin kantor, sekolah-sekolah, di tepi jalan. Ada
bahagia, hanya caranya yang salah. Apakah yang kecil, ada yang sedang, ada yang
ada alasan kita untuk membencinya? besar. Suatu hari ada umat Buddha yang
Sesungguhnya, tidak. Justru kasihan. berjalan di tengah hujan yang lebat, dia
melihat patung Buddha yang kecil
Alangkah lemahnya orang yang mempunyai kehujanan. Dia pikir, wah tidak pantas ini. Air
kehendak yang mengandung unsur untuk hujan membasahi patung Buddha yang tidak
mencelakakan, memojokkan, ada tutupnya. Tapi dia sendiri tidak
menghancurkan, atau melenyapkan orang membawa payung, pakaiannya basah, mau
lain, alangkah lemahnya dia, tidak masuk di diangkat dari semen, patung itu melekat
akal, tidak bernalar. Mengapa harus dengan alasnya. Dia melihat ke kanan ke
mempunyai niat yang menghancurkan, kiri, terlihat ada sebuah sepatu yang sudah
memojokkan, atau melenyapkan orang lain? dibuang, yang sudah jebol, baunya mungkin
Mengapa? Bukankah semua orang tidak karu-karuan. Sepatu yang jebol itu
termasuk saudara, ingin bahagia? Mengapa diambil, lalu ditaruh di atas kepala patung
saudara berbuat begitu? Oleh karena itu Buddha, supaya tidak kehujanan. Kemudian
saudara, saya ingin memberi garis bawah dia pergi. Pada waktu hujan sudah berhenti,
yang tebal untuk ini. Kalau saudara ingin ada orang lain lewat dan dia juga umat
berhati-hati, cobalah berusaha untuk Buddha. "Siapa ini, sepatu jebol ditumpangi
mengamat-amati, memeriksa, mengintip, di kepalanya patung Buddha. Tidak betul
mengecek setiap kehendak saudara, caranya ini, tidak masuk akal, penghinaan
apakah kehendak saya ini mengandung ini", lalu diambilnya sepatu jebol itu dan
unsur yang negatif ataukah positif? Itu dibuang.
adalah sikap hati-hati yang minimal. Itulah
kriteria hati-hati yang pertama. Saudara, menurut psikologi Buddhis,
menurut jiwa Dhamma, atau menurut ajaran
Kalau saya boleh mengumpamakan, Dhamma, kedua orang ini sama-sama
"kehendak" itu seperti produsen. Karma, memiliki cetana yang positif. Kedua orang ini
ucapan dan perbuatan-perbuatan yang kita sama-sama mempunyai tindakan yang
lakukan —yang baik pun yang tidak baik? itu positif, meskipun caranya yang berbeda.
seperti produk (hasil produksinya). Kalau Orang yang pertama mengerudungi kepala
produsen itu memproduksi barang-barang patung dengan sepatu yang jebol, orang
dengan bahan-bahan yang baik, pasti hasil yang kedua mengatakan; perbuatan ini tidak
produksinya itu baik. Jadi saudara, baik, meskipun ini penilaiannya. Orang yang
bagaimana menjaga ucapan, perbuatan kita pertama tetap mempunyai nilai yang positif,
agar tidak menghancurkan, merugikan meskipun orang yang kedua salah paham
orang lain, melenyapkan, membunuh orang dan mengira orang yang pertama itu
lain atau makhluk lain, sebetulnya tidak mempunyai niat yang tidak baik. Niat yang
perlu saudara pusing kalau saudara bisa positif itu tidak berubah menjadi niat yang
menjaga kehendak saudara, pasti ucapan negatif, meskipun orang lain menilai itu
dan tingkah laku yang muncul itu akan baik. negatif. Kalau saya menanam jagung,
kemudian tumbuh. Sebelum berbuah, orang
Kadang-kadang walau kita sudah punya niat melihat apa yang ditanam ini; "Ini bukan
yang baik, masih saja ada orang yang salah jagung, ini jali". Tidak menjadi soal saudara,
mengerti. Salah mengerti adalah sesuatu meskipun orang menilai jagung ini jali, pada
yang tidak bisa kita hindari. Karena kita tidak waktunya nanti dia berbuah dia tetap akan
bisa membuat orang lain mempunyai menjadi jagung. Dan saudara tidak usah
pandangan seperti yang kita harapkan. pusing dengan apa yang akan saudara
Tetapi saudara, minimal sudah punya itukad hasilkan nanti. Benih itu, bibit itu seperti
baik, niat baik, kehendak baik, itu sudah cetana. Kalau saudara sudah memastikan
positif. bahwa kehendak saudara itu baik, maka
tidak usah pusing. Ucapan dan perbuatan

Hal 2 dari 6
Pannavaro Hiduplah dengan hati hati

saudara, sekalipun orang lain akan salah menemui dia, ingin melakukan ini, ingin
paham, nilainya tetap positif. Apakah orang melakukan itu. Mengamat-amati kehendak
kedua yang melemparkan sandal yang jebol itu adalah fungsi dari sati. Makin kuat sati
itu menghancurkan niat positif orang yang kita, kita tidak akan kecolongan. Makin
pertama? Tidak. Dan apa yang dia lakukan lemah sati kita, kehendak kita akan muncul
itu apakah negatif, karena dia merusak hasil tidak karu-karuan. Lalu bagaimana agar sati
orang yang pertama? Juga tidak. Orang ini menjadi kuat? Ia harus dilatih. Tidak ada
yang kedua juga melakukan hal yang positif, atlet yang langsung mempunyai otot yang
karena dia membuang sepatu yang jebol itu kuat, nafas yang panjang, daya tahan fisik
dengan niat yang positif. yang kuat, tetapi itu harus dilatih. Demikian
juga sati yang kuat, kewaspadaan yang
Kalau kita bisa memeriksa dan memastikan kuat, perhatian yang kuat, yang tidak
bahwa tidak ada unsur yang negatif maka lengah, tidak sembrono, itu harus dilatih.
itu menjadi positif. Sekalipun orang lain Kalau sati saudara baik, maka cetana
salah paham kepada kita, sekalipun kita saudara akan terseleksi. Tidak akan muncul
sudah lakukan namun tidak berhasil, tetap begitu saja, tanpa diketahui, tanpa dilihat,
harganya positif. Itulah yang disebut dengan tanpa diamat-amati.
'Hati-hati'. Orang yang hati-hati adalah
orang yang selalu memeriksa kehendaknya, Sampajanna terjemahannya yang paling
mengamat-amati kehendaknya, jangan tepat adalah 'Pengertian lengkap'
sampai menimbulkan kehendak yang (pengertian atau pengetahuan lengkap).
negatif, yang merugikan orang lain. Tetapi Apakah yang dimaksud dengan pengertian
ini tidak cukup. Memang berhati-hati itu lengkap?
harus mempunyai niat yang baik, kehendak
yang positif, tetapi tidak hanya asal Sampajanna meliputi 4 hal, yaitu:
mempunyai kehendak yang positif, tidak a. Sathaka Sampajanna,
hanya asal mempunyai niat baik. Saya ingin b. Sappaya Sampajanna,
menguraikan faktor yang lain, yaitu sati dan c. Gocara Sampajanna, dan
sampajanna. Apakah yang disebut dengan d. Asammoha Sampajanna.
sati? Menurut Sutta, sati mempunyai banyak
arti. Yang pertama yaitu kemampuan a. Sathaka Sampajanna
mengingat. Jadi apa-apa yang pernah anda
temui, kenalan-kenalan lama, begitu ketemu Artinya "Pengertian yang lengkap tentang
saudara ingat, ini menunjukkan satinya kuat, kebenaran". Ini maksudnya adalah, kalau
ingatannya kuat, tidak lemah. Banyak saudara mempunyai kehendak yang baik,
mempelajari, dan yang dipelajarinya itu tidak saudara harus melihat 'baik' itu dari
dilupakan, itu satinya bagus. Tetapi sati juga berbagai segi. Yang pertama dari segi
berarti pengenalan. Memang ingatan dan Dhamma. Apakah betul niat saya ini baik
pengenalan tidak bisa dipisahkan. dari segi Dhamma, tidak bertentangan
Mengenali bentuk-bentuk, mengenali dengan Dhamma. Yang kedua, tidak
sesuatu, mengenali keadaan, mengenali bertentangan dengan hukum negara. Yang
orang-orang. Tetapi sati juga berarti ketiga, juga tidak bertentangan dengan
kesadaran, sati juga berarti kewaspadaan, hukum yang tidak tertulis yang berlaku di
sati juga berarti perhatian. Jadi itulah arti lingkungan sekitar.
dari sati. Ingatan, pengenalan, kesadaran,
kewaspadaan, atau perhatian; mewaspadai Di daerah saya ada kepercayaan begini:
setiap saat kehendak-kehendak yang Kalau baru selesai melayat orang mati ke
muncul. Kewaspadaan misalnya: dari berdiri kuburan atau ke krematorium, tidak boleh
sudah agak lama saya ingin duduk. Saya langsung menengok orang sakit. Kalau
harus tahu dengan jelas kehendak ini habis melayat orang mati lalu menengok
apakah positif atau negatif. Kalau hanya dari orang sakit itu nanti membuat si sakit cepat
berdiri ingin duduk, dari duduk ingin berdiri, mati. Apakah betul, Bhante? Oh jelas tidak
dari duduk ingin berjalan itu netral (tidak betul. Tidak sesuai dengan kebenaran. Mati,
positif, tidak negatif). Tetapi juga selain sehat, atau sakit itu tergantung dari berbagai
duduk, berdiri dan berjalan, kita juga macam faktor, singkat kata adalah karena
mempunyai kehendak lain, misalnya ingin KARMA masing-masing. Tetapi kalau

Hal 3 dari 6
Pannavaro Hiduplah dengan hati hati

menurut Dhamma, menengok orang sakit itu tetapi cita-citanya itu yang bernalar, jangan
memang baik. Hukum negara juga tidak ada yang muluk-muluk. Pemimpin yang tidak
yang melarang. Tetapi kalau di lingkungan mempunyai atau tidak melihat
atau di daerah orang itu, kalau menengok visi/gambaran, kira-kira tujuan apa yang
orang sakit ini, akan menjadi kesalah- mampu ia capai, maka orang itu tidak bisa
pahaman. Sebagai bhikkhu, saya tidak ingin menjadi pemimpin. Nanti cita-cita,
memperbaiki pandangan yang salah itu? Ya programnya itu meskipun baik, tetapi terlalu
saya ingin, tetapi caranya harus bijaksana, idealis, tidak bakal terlaksana, karena tidak
tidak radikal. Kalau radikal nanti jadi mampu. Nah, itu namanya sembrono, bukan
bumerang. Itu namanya sikap tidak hati-hati. orang yang berhati-hati.

Saudara tidak perlu menjadi pahlawan, c. Gocara Sampajanna


menjadi orang pertama yang memulai,
dengan resiko akan membuat keonaran, Artinya "Pengertian yang lengkap tentang
kekacauan, ketidak-harmonisan. Jadi ruang lingkup". Apa yang dimaksud dengan
memang, punya niat baik itu syarat mutlak, Ruang Lingkup? Saudara boleh melakukan
tetapi dia tidak boleh berdiri sendiri. Tidak apa saja, yang sudah tentu dengan niat
asal niat baik. Tetapi baik itu harus sathaka yang baik dan benar dari segala arah, asal
sampajanna, kita harus melihat tidak hanya apa yang saudara lakukan itu mempunyai
dari satu arah, tetapi dari berbagai arah, hubungan dengan apa yang ingin saudara
sehingga sikap kita tidak akan membuat capai. Contohnya bagaimana? Misalnya kita
keonaran, kekacauan, dan sebagainya. mau membangun vihara, lalu kita bikin
Itulah yang disebut dengan hati-hati. Kalau arisan? Tidak apa. Karena hasil arisannya
saudara tidak mau melihat kiri kanan, tidak nanti akan masuk ke panitia pembangunan.
mau melihat suasana di sekitar, "pokoknya Jual parcel, tidak apa. Apa hubungannya
niatku apik", ini juga termasuk ceroboh. parcel dengan vihara? Karena keuntungan
dari jual parsel ini masuk ke panitia
b. Sappaya Sampajanna pembangunan. Bikin malam kesenian, lho
vihara belum jadi kok malah senang-senang
Artinya "Pengertian lengkap tentang bikin acara malam kesenian. Tidak apa, asal
kelayakan". Apakah yang dimaksud dengan ada keuntungannya, lalu keuntungannya
kelayakan? Kalau saya mempunyai niat masuk ke panitia pembangunan. Arisan, jual
yang seperti ini, jelas sekali itu baik, bersih, parcel, bikin malam kesenian, sepertinya
saya sudah cek berkali-kali, periksa berkali- tidak ada hubungannya dengan
kali, dari segala arah, dari Dhamma, dari pembangunan vihara, tetapi kalau itu
hukum yang tertulis maupun hukum yang ditujukan untuk cita-cita supaya tercapai, itu
tidak tertulis. Tetapi, kita perlu Sappaya termasuk Gocara Sampajanna.
Sampajanna, yaitu apakah saya mampu
melaksanakan niat itu? Saudara harus Sesungguhnya, dalam hidup
mengukur pada diri sendiri. Satu contoh, bermasyarakat, saudara cukup sampai di
seorang ibu-ibu yang sudah berumur 65 sini, yaitu: niat baik, sathaka sampajanna,
tahun, pendidikannya sampai kelas 5 SD, sampaya sampajanna, dan gocara
bisa baca dan tulis. Nah, kalau ibu berumur sampajanna. Nah, inilah bekal atau
65 tahun, dengan pendidikan formal hanya pedoman untuk membawa diri saudara di
SD kelas 5, sekarang kok punya cita-cita tengah-tengah masyarakat dengan berbagai
ingin menjadi menteri —Menteri macam rangsangan, bujukan, dan
Sosial?misalnya, apakah mampu? Saya sebagainya. Tetapi di sini, kalau saudara
pernah mendapatkan penjelasan dari ingin meningkatkan batin saudara menjadi
seseorang yang sering memberi pelajaran ke tingkat yang lebih tinggi, tidak di level
tentang manajemen. Menurut ilmu yang biasa, ada yang nomor empat, ini yang
manajemen modern, seorang pemimpin itu paling sulit.
harus bisa mengira-ngira. Jadi kalau
mempunyai program atau cita-cita itu harus d. Asammoha Sampajanna
bisa mengira-ngira, mengukur, saya mampu
mencapainya atau tidak? Persis sih Yang dimaksud dengan asammoha
memang tidak bisa, halangan pasti muncul, sampajanna adalah "Pengertian yang

Hal 4 dari 6
Pannavaro Hiduplah dengan hati hati

lengkap, bebas dari kegelapan batin, bebas menolong. Lalu, yang ada itu apa, Bhante?
dari moha". Apakah yang dimaksud ini Yang ada adalah proses, proses yang baik,
saudara? Kalau saudara mempunyai niat mata melihat itu, "Kok ia sakit", timbul
baik, sathaka sampajanna, dari segala arah kehendak, melihat obat ada di sini,
dicek dengan baik, dan niat itu tangannya bergerak, lalu obat ini diangkat,
memungkinkan untuk dicapai, dan berhasil. diberikan pada dia. Dianya lalu senyum-
Pada waktu saudara mencapai niat itu, senyum, senang, ya sudah. Hanya begitu
kemudian saudara berhasil, kalau saudara saudara —proses. Itu namanya proses yang
menginginkan Asammoha Sampajanna baik. Aku yang berbuat baik itu tidak ada. Ini
untuk meningkatkan kualitas mental saudara hanya salah satu faktor. Untuk bercakap-
agar naik ke level yang tinggi, saudara tidak cakap, membuat orang agar tidak bingung,
boleh punya perasaan atau pengertian boleh kita mengatakan "Dia yang
bahwa: "Saya sudah melakukan tujuan yang memberikan obat". Tetapi untuk kepentingan
baik dan sudah berhasil". Tidak boleh sama batin, ini tidak boleh. 'Aku' yang sejati itu
sekali. "Saya sudah menolong dia, saya yang mana? Pikirannya, jasmaninya,
sudah berkhotbah dan selesai, saya sudah perasaannya, hidungnya, matanya?
membuat orang lain puas, saya sudah
menyelesaikan kewajiban". Tidak boleh. Sering saya bertanya, saudara melihat ini
Mengapa? Karena ada 'aku yang sebagai apa? Bentuk ini apa? Rumah. Siapa
sesungguhnya' yang melakukan, yang yang diantara saudara melihat ini lalu bilang:
merasakan keberhasilan itu. Padahal tidak "Oh, ini nagasari". Tidak ada. Tetapi coba
ada 'aku yang sesungguhnya' itu. Kalau saudara tunjukkan, mana yang intinya
saudara tanya, Bhante, ini siapa yang rumah, mana yang disebut rumah yang
memberikan Dhammaclass? Saya sejati, yang betul-betul rumah? Kalau yang
mengatakan: 'Saya, aku'. Itu kok boleh, lain-lain dipisah-pisahkan, intinya rumah
Bhante? Itu supaya kita berbicara tidak yang mana? Tidak ada. Coba saudara
bingung. Ini tas siapa? Ini tas saya, bukan tunjuk yang mana? Ini lantai, ini dinding, ini
tas anda. Tetapi pengertian saya sendiri ke plafon, itu atap. Mana yang disebut rumah?
dalam, harus dimengerti bahwa tidak ada Kalau bentuk ini dirobohkan, ditumpuk-
aku yang benar-benar memiliki tas ini, tidak tumpukkan di sini, tidak dibuang, tidak
ada aku yang memberi khotbah yang sudah diambil, utuh tapi diroboh dan ditumpuk-
selesai dan membuat anda puas. Mengapa tumpukkan di sini; rumahnya hilang. Orang
kok tidak ada? Sebab, khotbah ini bisa melihat apa? Oh, itu puing-puing. Jadi
terjadi karena banyak macam sebab! rumah itu apa Bhante? Rumah itu adalah
Misalnya: ada lampu/penerangan. Ada sebutan saja, supaya kita tidak bingung. Ini
saudara, kalau tidak ada saudara, saya mau rumah, ini gelas.
berkhotbah kepada siapa. Ada bahan, ada
kehendak untuk berkhotbah, ada yang Kalau saya pelan-pelan jalan, saudara
dikhotbahi. Jadi seperti ada orang sakit, ada mengatakan ini jalan. Tapi kalau nanti lebih
kehendak untuk mengobati, dan ada obat, cepat, disebut lari. Apakah ini jalan, atau
obatnya lalu diberikan kepada yang sakit. sungguh-sungguh jalan? Ini hanya kaki yang
Yang sakit merasa senang, sembuh. Kalau bergerak begini. Proses kaki ini bergerak, itu
ditanya: "Siapa yang menolong dia, yang yang betul.
memberikan obat?" "Saya". Itu boleh. Tetapi
pengertian untuk kemajuan batin harus Faktor-faktor berkumpul menjadi satu,
dimengerti bahwa tidak ada 'saya' yang cocok, lalu jadi, dan itu tidak kekal. Kalau
menolong mengambil obat. Mengapa? saudara bisa punya pengertian seperti
Kalau tidak ada yang sakit, siapa yang mau begitu, batin saudara akan naik menuju ke
diambili obat? Kalau ada yang sakit, tidak level yang tertinggi. Kalau hanya menjaga
ada obat, apa yang akan diberikan? Kalau niat tidak negatif, tidak jahat, baik dari
saya sudah mengatakan, saya sudah segala arah, punya cita-cita yang masuk
menolong dia, mengatakan begitu dan akal, tidak muluk-muluk, dan berusaha
merasa begitu menang, itu namanya mencapai sukses, dan bahagia, itu biasa
menang-menangan, mendiskreditkan, saudara. Dan itu sudah cukup untuk hidup
menganggap orang sakit dan obat itu tidak bermasyarakat. Jadi kalau saudara tidak
ada. Yang ada, aku sudah berbuat bisa mengerti yang nomor 4, jangan pusing.

Hal 5 dari 6
Pannavaro Hiduplah dengan hati hati

Tinggalkan saja, buang! Tidak usah dipikir- meninggalkan niat yang telah kita sepakati -
pikir, buang saja! Yang penting saya gocara sampajanna-cukup. Kusala Cetana,
menginginkan saudara minimal mempunyai Sathaka Sampajanna, Sappaya
sikap yang disebut hati-hati. Sampajanna, Gocara Saampajanna; cukup!
Kalau saudara tidak mengerti yang nomer 4,
Hati-hati itu menurut ajaran agama Buddha buang saja. Tetapi kalau saudara bisa
adalah punya kehendak baik. Dan itu harus mengerti, saudara membawa sikap mental
sengaja dilihat, diteliti dan betul-betul kita saudara ke tingkat level yang paling tinggi,
mengerti itu sebagai baik. Yang baik itu dari yang mungkin itu adalah ciri khas dari apa
segala arah. Dari Dhamma, dari undang- yang menjadi ajaran agama Buddha.
undang, dari lingkungan, dan dari sama
sekali bukan baik karena saya merasa baik.
Kemudian Sappaya Sampajanna, niat itu (Sumber: Kaset kotbah Dhamma. Dikutip
yang masuk akal, yang mampu kita lakukan dari Mutiara Dhamma X. Dimuat atas izin
dan capai, kemudian berusaha dengan tidak dari Ir. Lindawati T)

******&&&&&*****

Hal 6 dari 6

You might also like