You are on page 1of 3

Pannavaro Jantung Kemanusian

Jantung Kemanusiaan
Oleh: Yang Arya Bhikkhu Sri Pannavaro Sanghanayaka
Mahathera

Sekarang kita telah memasuki bulan


Februari, yang di dalam agama Buddha Kesabaran adalah cara membina diri yang
dikenal dengan sebutan bulan Magha. Pada paling baik, Buddha menyatakan, Nibbana -
saat bulan purnama sempurna di bulan Kebebasan - adalah yang tinggi, Bukanlah
Februari umat Buddha memperingati hari seorang petapa, bukanlah seorang yang
suci Magha. telah meninggalkan hidup keduniawian.

Hari suci Magha merupakan hari yang Bila mereka menyakiti atau menindas orang
sangat bersejarah, hari keramat bagi umat lain,
Buddha. Bersejarah, keramat, dan istimewa; Menghindari semua perbuatan jahat,
karena hari suci ini ditandai dengan empat Menambah kebaikan,
tanda istimewa, yaitu: Membersihkan pikiran sendiri,
Inilah ajaran semua Buddha.
Pada saat bulan purnama sempurna di
bulan magha atau bulan Februari, 1250 Tidak berbicara jahat, tidak menyakiti,
bhikkhu yang semuanya telah mencapai Mengendalikan diri sesuai dengan
tingkat kesucian sempurna atau Arahat, penghayatan Dhamma,
datang bertemu di Veluvana Arama di kota Makan sesuai dengan kebutuhan,
Rajagaha. Tinggal di tempat yang tepat, Berusaha
Keseribu dua ratus lima puluh bhikkhu yang meluhurkan pikiran,
kesemuanya telah mencapai Arahat Inilah ajaran semua Buddha
tersebut, datang dari tempat yang berlain-
lainan berkumpul ke Veluvana Arama di kota "Menghindari semua perbuatan jahat,
Rajagaha untuk menjumpai Sang Buddha, menambah kebaikan, membersihkan pikiran
tanpa janji, tanpa musyawarah, tanpa sendiri, inilah ajaran semua Buddha". Bait
persetujuan sebelumnya. Mereka datang ini sungguh tersusun dari kalimat-kalimat
serempak pada hari dan di tempat yang yang sederhana. Namun, kalau kita mau
sama dengan spontan. merenungkan dalam-dalam, sesungguhnya
Seribu dua ratus lima puluh bhikkhu kalimat-kalimat sederhana tersebut adalah
tersebut, kesemuanya, pada waktu jantung dari kemanusiaan. Jantung dan
ditahbiskan sebagai bhikkhu, ditahbiskan tuntutan setiap umat manusia di muka bumi
langsung oleh Sang Buddha sendiri. Karena ini. "Menghindari semua perbuatan jahat,
itu kesemuanya dikenal dengan sebutan Ehi menambah kebaikan; dan membersihkan
Bhikkhu Upasampada, yang artinya: para pikiran sendiri".
bhikkhu yang ditahbiskan langsung oleh
Sang Buddha sendiri. "Tidak berbuat jahat" adalah tuntutan semua
ajaran agama. "Tidak berbuat jahat" adalah
Pada kesempatan yang keramat dan suara hati sanubari manusia yang paling
istimewa ini, Sang Buddha membabarkan murni dan paling dalam. Kejahatan adalah
khotbah Tiga Bait yang merupakan inti dari pembawa penderitaan bagi makhluk lain,
Dhamma. Sari dari ajaran Beliau. Khotbah bahkan penyebab utama bencana bagi
tiga bait ini terkenal sekali dengan sebutan dunia ini. Dan lebih dari pada itu, kejahatan
Ovada patimokkha, Anjuran Penghayatan adalah perusak kehidupan kita sendiri.
Dhamma. Apakah isinya? Pada kesempatan Karena itu, janganlah kita berbuat jahat.
ini marilah kita ulangi dan kita renungkan "Jangan berbuat jahat" adalah permintaan
bersama isi dan makna dari khotbah tiga kita kepada diri kita sendiri. Juga permintaan
bait tersebut. Demikianlah yang Sang kita kepada setiap umat manusia. Kejahatan
Buddha babarkan: tidak pernah disetujui oleh hati nurani umat

Hal 1 dari 3
Pannavaro Jantung Kemanusian

manusia. Kejahatan tidak pernah disetujui kekuasaan, dengan kegaiban, kekayaan,


oleh hati nurani umat manusia. Kejahatan dan benda-benda dunia lainnya. Namun
tidak pernah mendapat kompromi dari kebaikan mampu mengatasi segala-
semua ajaran agama. galanya. Meskipun kita, mungkin, pada
suatu ketika terkena salah pengertian,
Pada waktu Sang Buddha ditanya oleh ataupun fitnah, atau perbuatan-perbuatan
Yakkha Alavaka, tentang apakah yang harus jahat lainnya, hendaknya kita tetap teguh
dibunuh; maka jawab Sang Buddha dengan dalam niat baik kita yang tulus. Niat baik
tegas, “Kejahatan yang harus dibunuh!”. inilah yang akan mengangkat kehidupan kita
Dan yang paling utama, kejahatan dalam diri dari semuanya itu.
kita sendirilah yang harus kita bunuh.
Memang susah untuk membuktikan secara
“Tambahlah kebaikan”, adalah tuntutan kuat teori, bahwa kebaikan yang kelihatan lemah
bagi setiap umat manusia. Tuntutan dari mampu mengatasi kekerasan dan
semua ajaran agama. Dalam kehidupan ini kejahatan. Tetapi kebenaran ini akan
berusahalah kita berbuat baik. Sekali lagi, membuktikannya. Alangkah menyedihkan,
berbuat baik. Berbuat baik dengan hati yang bila di dunia ini sebagian besar umat
tulus. Berbuat baik hanya dengan tujuan, manusia sudah tidak mempunyai keyakinan
supaya orang lain mendapat kebaikan, dan lagi terhadap kebaikan yang tulus dan
kebaikan dalam diri kita sendiri menjadi murni. Alangkah menyedihkan, bila di dunia
bertambah. Karena kita sadar sesadar- ini banyak di antara kita yang berbuat baik,
sadarnya, bahwa hanya kebaikanlah yang tetapi baik hanya tampak luarnya saja,
akan membuat kita bahagia. Yang akan sedangkan di balik itu bersembunyi pamrih,
membuat kita mampu bertahan menghadapi pamrih nama. pamrih kedudukan,
segala macam problem dan ketegangan kemenangan, materi, dan seribu satu
dalam kehidupan ini. macam yang lain. Bila demikian, maka dunia
kita ini akan dilanda krisis kebaikan.
Bahkan, bukan kekerasan, bukan pula
kekuasaan, bukan peperangan, bukan Di antara semuanya, kebaikanlah yang
materi; tetapi hanyalah kebaikan, kebaikan paling unggul. Di antara senjata, kebaikan
yang tulus, yang akan menciptakan senjata yang paling tajam. Di antara
perdamaian di bumi ini di manapun juga. kekuatan, kebaikan kekuatan yang paling
Janganlah kita berbuat baik dengan pamrih hebat. Di antara segala ilmu gaib, kebaikan
yang lain, misalnya: pamrih materi, pamrih adalah kesaktian yang paling ampuh. Di
kedudukan, pamrih nama, pamrih itu dan ini, antara semua materi, kebaikan adalah
dan bermacam-macam pamrih rendah kekayaan yang paling luhur. Di semesta
lainnya. Meskipun susah, berusahalah alam ini, tidak ada yang bisa menaklukkan
semampu mungkin menolong mereka yang kebaikan. Meskipun dewa Brahma turun ke
membutuhkan pertolongan, mereka yang bumi, kebaikan tetap di atas segala-galanya.
sedang menderita. Berusahalah menghibur
mereka yang sedang sedih, bantulah Seorang umat Buddha hendaknya selalu
mereka; dengan niat berbuat baik yang hidup dengan tenang menghadapi
murni, tanpa embel-embel. Kebaikan inilah persoalan kehidupan sehari-hari. Apapun
modal terbesar bagi kita untuk mencapai bentuknya. Karena seorang umat Buddha,
semua cita-cita luhur kita. Tanpa kebaikan, demikian juga kita semua, hendaknya selalu
kehidupan kita akan cepat hancur. mempunyai keyakinan yang teguh kuat
terhadap kebaikan. Kebaikan yang tulus dan
Kalau kita berusaha berbuat baik dengan murni. Seandainya, kita sudah di ujung
setulus-tulusnya, maka kita pasti, maut; kalau kita masih mempunyai karma-
merasakan kebahagiaan. Kebahagiaan karma baik, karma baik itulah yang akan
sejati, yang lain daripada kebahagiaan- menyelamatkan kita. Berbahagialah saudara
kebahagiaan lainnya. yang tetap teguh di dalam kebaikan.

Memang, dalam dunia ini, dalam kacamata Akhirnya, pada khotbah keramat dalam bait
materi, kebaikan itu kelihatan lemah. kedua tersebut Sang Buddha mengatakan,
Kebaikan itu berbeda jauh dengan “Bersihkan pikiran sendiri”. Tidak berbuat

Hal 2 dari 3
Pannavaro Jantung Kemanusian

jahat, dan selalu menambah kebaikan Inilah tiga kalimat sederhana yang keramat
dengan niat yang tulus, adalah pangkal dan suci, yang menjadi tuntutan suci
kebersihan pikiran. Pikiran ini harus kita sanubari setiap umat manusia. Jantung
bersihkan sendiri. Karena tidak seorang kemanusiaan, dan jalan kebahagiaan.
pun, sekalipun dewa, bisa membuat pikiran “Menghindari semua perbuatan jahat,
kita menjadi bersih. Dengan pikiran yang menambah kebaikan, membersihkan pikiran
bersih kita akan bertahan dalam kehidupan sendiri”.
ini. Breseri-seri di mana pun juga. Batin kita
tenang dan cemerlang. Dikutip dari buku Kumpulan
Dhammadesana, Sri Pannavaro Thera Jilid
II

******&&&&&******

Hal 3 dari 3

You might also like