You are on page 1of 2

Pannavaro Identitas Umat Buddha di abad XXI

Identitas Umat Buddha Di Abad XXI


oleh: Sri Paññavaro Sanghanâyaka Thera

Sudah menjadi kesepakatan bahwa penalaran sehat, penelitian,


ilmu pengetahuan dan teknologi kebenaran, dan kebebasan. Ia
adalah sekutu untuk mencapai berbicara dengan menumbuhkan
kesejahteraan. Kemajuan dan pengertian, bukan keharusan dan juga
perkembangan iptek (ilmu bukan dengan ancaman.
pengetahuan dan teknologi, Red.)
menjadi tumpuan hampir semua orang Yang menjadi ganjalan, dunia ilmu
untuk memerangi kemiskinan materi. pengetahuan masih sulit menerima
Tetapi sebagai bangsa Timur yang norma-norma agama yang tidak
cenderung melihat kemiskinan dalam mudah dicerna oleh bahasa mereka.
dua dimensi, yaitu kemiskinan materi Sama sekali tidak bijaksana bila hal ini
dan rohani; maka nilai-nilai diatasi hanya dengan pernyataan
keagamaan akan tetap mewarnai bahwa iman memang bukan ilmu.
kehidupannya. Nilai-nilai keagamaan Atau, keyakinan itu memang tidak
ini akan menghadapi kemiskinan masuk akal.
rohani, dan pada saat yang sama
memberikan nilai-nilai kemanusiaan Dalam dasawarsa terakhir abad XX ini
kepada iptek. lptek memang sekutu, para pemuka agama seharusnya tidak
bukan seteru; dan juga bukan seteru terlambat meletakkan jembatan emas
agama. antara iman dan ilmu. Kita memang
sedikit pun tidak akan mengubah nilai-
Nilai-nilai keagamaan akan menjadi nilai iman sebagai kebenaran hakiki
penjaga agar iptek tidak menjelma yang telah diberikan oleh agama,
menjadi kekuatan penghancur yang tetapi era ini mulai menuntut kita
akan menghancurkan manusia itu untuk menanamkan iman itu dengan
sendiri, tetapi iptek mengabdi demi bahasa ilmu. Manusia Timur di abad
kesejahteraan. XXI nanti adalah manusia modern
yang sepenuhnya harus
mengembangkan dan menggunakan
iptek, dan sepenuhnya beriman sesuai
Bahasa Ilmu Pengetahuan dengan ajaran agama.

Kebutuhan akan ilmu pengetahuan Buddha Gotama sebagai salah satu


adalah tuntutan nurani semua orang. pendiri agama —penemu Dharma—
Perkembangan dan penggunaannya telah meletakkan jembatan antara
merupakan fenomena yang tidak iman dan akal itu. Dharma ditemukan
mungkin dihentikan atau dipungkiri. dengan pencapaian Penerangan
Ilmu pengetahuan dan juga teknologi Sempurna (Bodhi), bukan dengan
tidak membedakan —atau mungkin akal. Tetapi, iman terhadap Dharma
tidak mempedulikan— bangsa, harus dibangkitkan dengan pengertian
budaya, dan agama. Ia dikembangkan yang menggunakan penalaran sehat.
dan digunakan oleh semuanya. Ilmu Dengan demikian tidak ada alasan
pengetahuan berbicara dengan bahasa bagi dunia ilmu pengetahuan untuk
yang sama bagi semua orang, yaitu:

Hal 1 dari 2
Pannavaro Identitas Umat Buddha di abad XXI

menyatakan bahwa agama adalah Oleh karena itu, menjadi tantangan


penghambat ilmu-ilmu sekuler. bagi para pemuka agama untuk
mampu mengetengahkan dengan
penuh penalaran dan juga penuh
kebebasan akan nilai-nilai: cinta-kasih,
ketulusan, pengorbanan,
Nilai-nilai Universal
kebersamaan, kejujuran, keuletan,
kesabaran, ketabahan, kebaikan,
Para rohaniwan harus berusaha keharmonian, kedamaian, serta
mengetengahkan nilai-nilai keagamaan kebahagiaan.
dengan bahasa ilmu bagi semuanya.
Manusia modern akan melihat bahwa
kemanusiaan, kebaikan dan kebenaran
bisa didapat dari semuanya dan
menjadi milik bersama. Sebagaimana Menjadi Umat Dharma
ilmu pengetahuan yang tidak
dikembangkan hanya oleh manusia Bagi umat Buddha bukannya menjadi
tertentu, dan untuk manusia tertentu kebanggaan —apalagi tujuan—
pula; maka agama yang mempunyai mengenalkan diri atau disebut sebagai
nilai-nilai universal itu harus mampu seorang umat Buddha. Ia tidak
bertemu dengan ilmu pengetahuan sekadar mengenalkan diri atau
dalam keuniversalannya. diketahui sebagai seorang umat
Buddha, tetapi ia harus selalu
Dharma tidak menuntut umat Buddha menerapkan identitas Dharma dalam
harus menunjukkan identitasnya kehidupannya.
dengan upacara atau tatacara agamis.
Tetapi identitas yang dipunyai adalah Umat Buddha modern mungkin tidak
identitas menerapkan nilai-nilai banyak membutuhkan upacara lagi,
keagamaan dalam kehidupannya karena memang hal-hal itu tidak
sebari-hari dan —sudah tentu— dalam diharuskan oleh Dharma. Tetapi ia
pandangan hidupnya. mengerti Dharma dengan baik. Ia
beriman kepada Tuhan dengan
Nilai-nilai keagamaan yang pengertian benar (samma ditthi). Ia
ditunjukkan Dharma itu adalah nilai- mempunyai waktu untuk bermeditasi.
nilai universal. Seorang umat Buddha Ia hidup dengan nilai-nilai Dharma
akan melihat bahwa nilai-nilai itu sebagai seorang warga negara di
terdapat juga di semua agama. Hal ini tengah-tengah masyarakat.
bukan karena toleransi atau Kehadirannya diterima dengan hangat
pencampur-adukkan, atau oleh semua umat beragama. Manusia
sinkretisme; tetapi memang modern ini —mungkin— hanya akan
merupakan salah satu keyakinan dikenal sebagai umat Dharma atau
bahwa agama-agama mempunyai umat Tuhan.***
nilai-nilai universal. Nilai-nilai itu tidak
mungkin ditinggalkan oleh manusia Sumber:
BUDDHA CAKKHU No.24/XIII/92; Yayasan
modern. Karena dengan meninggalkan
Dhammadipa Arama.
nilai-nilai itu mereka akan kehilangan
nilai-nilai yang sangat berharga bagi
kehidupannya.

*****&&&&&*****

Hal 2 dari 2

You might also like