You are on page 1of 4

Keperawatan klinik menghendaki perawat untuk menggabungkan ilmu pengetahuan dan keterampilan ke dalam praktik.

Salah satu komponen dari ilmu pengetahuan dan keterampilan adalah mekanika tubuh, suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan usaha dalam mengoordinasikan sistem muskuloskeletal dan saraf. Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa kelompok otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara aman. Dalam menggunakan mekanika tubuh yang tepat perawat perlu mengerti pengetahuan tentang pergerakan, termasuk bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi futsgsi integrasi dari sistem skeletal, otot skelet, dan sistem saraf. Selain itu, ada kelompok otot tertentu yang terutama digunakan untuk pergerakan dan kelompok otot lain membentuk postur/bentuk tubuh. Mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti mengekspresikan emosi dengan gerakan nonverbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas hidup seharihari dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal maka sistem saraf, otot, dan skeletal harus tetap utuh dan berfungsi baik.

PENGANTAR MEKANIK A TUBUH


Mekanika tubuli adalah suatu usaha mengoordinasikan sistem muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur, dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak, dan melakukan aktivitas sehari-hari. Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi risiko . cedera sistem muskuloskeletal. Mekanika yan& tepat juga memfasilitasi pergerakan tubuh, yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energi Wt'yang berlebihan.

Kesejajaran Tubuh _________________


Kesejajaran tubuh

dan postur merupakan istilah yang sama, dan mengacu pada posisi sendi, tendon, ligamen, dan otot selama berdiri, duduk dan berbaring. Kesejajaran tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur muskuloskeletal, mempertahankan tonus otot secara adekuat, dan menunjang keseimbangan.

Keseimbangan Tubuh
Kesejajaran tubuh menunjang keseimbangan tubuh. Tanpa keseimbangan ini, pusat gravitasi akan berubah, menyebabkan peningkatan gaya gravitasi, sehingga menyebabkan raiko jatuh dan cedera. Keseimbangan tubuh diperoleh jika dasar penopang luas, pusat gravitasi berada pada dasar penopang, dan garis vertikal dapat ditarik dari pusat gravitasi ke dasar penopang. Keseimbangan tubuh juga dapat

ditingkatkan dengan postur clan merendahkan pusat gravitasi, yang dapat dicapai dengan posisi jongkok. Semakin sejajar postur tubuh, semakin besar keseimbangannya (Perry dan Potter, 19p4). Keseimbangan diperlukan, untuk mempertahankan posisi, memperoleh kestab.ilan selama bergeralc-dari satu posisi ke posisi lain, melakukan aktivitas hidup seharihari, dan bergerak bebas di komunitas. Kemampuan untuk mencapai keseimbangan dipengaruhi oleh penyakit, gaya: berjalan yang tidak stabil pada todler, kehamilan, medikasi, dan proses menua. Gangguan pada kemampuan ini merupakan ancaman untuk keselamatan fisik clan dapat menyebabkan ketakutan terhadap keselamatan s=orang dengan membatasi diri dalam beraktivitas (Berg et a1,1992).

Koordinasi Gerakan Tubuh


Berat adalah gaya pada tubuh yang digunakan terhadap gravitasi. Ketika suatu objek diangkat, pengangkat harus menguasai berat objek clan mengetahui pusat gravitasinya. Pada objek yang simetri pusat gravitasi berada tepat pada pusat objek. Karena manusia tidak mempunyai bentuk geometris yang sempurna, maka pusat gravitasinya biasa berada pada 55% sarnpai 57% tinggi badannya ketika berdiri clan berada di tengah. Gaya berat selalu mengarah ke bawah, hal ini menjadi alasan mengapa objek yang tidak seimbang itu jatuh. Klien yang tidak stabil itu jatuh karena pusat gravitasinya tidak seimbang, gaya gravitasi berat mereka yang akhirnya menyebabkan mereka jatuh. Oleh karena itu perawat perlu mengatur intervensi keperawatan yang inelindungi klien dari jatuh clan menjamin keselamatannya (lihat Bab 36). Friksi adalah gaya yang muncul dengan arah gerakan yang berlawanan dengan gerakan benda. Jika perawat bergerak, berpindah, atau menggerakkan klien di atas tempat tidur maka akan terjadi friksi. Perawat dapat mengurangi friksi dengan mengikuti beberapa prinsip dasar. Semakin besar area permukaan suatu objek yang bergerak, semakin besar friksi. Jika klien tidak mampu pindah sendiri di tempat tidur maka lengan klien diletakkan menyilang di dada. Hal ini meminimalkan permukaan tubuh dan mengurangi friksi. Klien pasif atau imobilisasi akan menghasilkan friksi yang lebih besar untuk bergerak. Kemudian, bila memung.kinkan,

perawat menggunakan kekuatan clan gerakan klien saat mengangkat, memindahkan, atau menggerakkan klien di atas tempat tidur. Hal ini dilakukan dengan penjelasan tentang prosedur dan memberitahu klien ketika klien akan begerak. Hasilnya harus menjadi gerakan sinkron yang mana klien dapat berpartisipasi clan friksi dapat dikurangi. Friksi dapat juga dikurangi dengan mengangkat bukan mendorong klien. Mengangkat merupakan komponen gerakan ke atas dan mengurangi tekanan antara klien dan tempat tidur atau kursi. Pemakaian kain seprai yang dapat ditarik mampu mengurangi friksi karena klien lebih mudah bergerak di atas permukaan tempat tidur.

N G AT U R AN G E R A K AN

Koordinasi gerakan tubuh merupakan fungsi yang terintegrasi dari sistem skeletal, otot skelet, dan sistem saraf. Karena ketiga sistem ini berhubungah erat dengan mekanisme pendukung tubuh, sistem ini dapat dianggap sebagai satu unit fungsional.

Sistem Skeletal
Skelet adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari empat tipe tulang: panjang, pendek, pipih, dan ireguler (tidak beraturan). Tulang panjang membentuk tinggi tubuh (mis., femur, fibula, dan tibia pada kaki) dan panjang (mis. falang pada jari tangan dan jari kaki). Tulang pendek ada dalam bentuk berkelompok, dan ketika dikombinasikan dengan ligamen dan kartilago, akan menghasilkan gerakan pada ekstremitas: Dua contoh tulang pendek adalah tulang karpal di kaki dan tulang patela di lutut. Tulang pipih mendukung struktur bentuk, seperti tulang di tengkorak clan tulang rusuk di toraks. Tulang ireguler membentuk

kolumna vertebra clan beberapa tulang tengkorak, seperti mandibula. Skelet tempat melekatnya otot dan ligamen. Ikatan ini menyebabkan gerakan dari bagian skelet, seperti membuka dan menutup mulut atau meluruskan lengan atau kaki. Skelet juga melindungi organ vital. Misalnya, tengkorak melindungi otak dan rusuk melindungi jantung dan paru. Tulang membantu mengatur keseimbangan kalsium. Tulang dapat menyimpan kalsium dan menyebarkannya ke aliran darah jika dibutuhkan. Klien yang mengalami gangguan pengaturan dan metabolisme kalsium berisiko mengalami osteoporosis dan fraktur patologis (fraktur yang disebabkan oleh kelemahan jaringan tulang), yang dapat terjadi di semua tulang, tetapi paling sering pada rusuk dan tulang penyangga berat badan. Selain itu, stuktur internal tulang mengandung sumsum tulang, yang berperan dalam pembentukan sel darah merah (SDM) dan cadangan untuk darah. Klien yang mengalami gangguan fungsi sumsum tulang atau kurangnya produksi SDM biasa mudah lelah dan lemah, sehingga mobilisasi berkurang dan klien berisiko jatuh.

KARAKTERISTIK TULANG
Karakteristik tulang meliputi kekpkohan, kekakuan, dan elastisitas. Kekokohan tulang itu merupakan basil dari adanya garam anorganik seperti kalsium dan fosfat, yang tersebar dalam matrik tulang. Kekokohan berhubungan dengan kekakuan tulang, yang penting untuk mempertahankan tulang panjang tetap lurus, dan membuat tulang dapat menyangga berat badan saat berdiri. Selain itu, tulang mempunyai tingkat elastisitas dan fleksibilitas skelet yang dapat berubah sesuai usia. Misalnya, bayi baru lahir memiliki lebih banyak kartilago dan lebih fleksibel tetapi tidak mampu menopang berat badan. Tulang pada todler lebih lentur daripada tulang lansia sehingga lebih dapat bertahan dari jatuh.

SENDI

'

Sendi adalah hubungan di antara tulang. Setiap sendi diklasifikasikan sesuai dengan struktur -dan tingkat mobilisasinya.

Ada empat klasifikasi sendi: sinostotik, kartilagonus, fibrosa dan sinovial. Sendi sinostotik mengacu pada ikatan tulang dengan tulang. Tidak ada pergerakan pada tipe sendi ini, dan jatingan tulang yang dibentuk di antara tulang mendukung kekuatan dan stabilitas. Contoh klasik tipe sendi ini adalah sakrum, pada sendi vertebra (Gambar 37-1, A) Sendi kartilaginus, atau sendi sinkondrodial, memiliki sedikit pergerakan, tetapi elastis dan menggunakan kartilago untuk menyatukan permukaannya. Sendi kartilago dapat ditemukau.ketika tulang mengalami penekanan yang konstan, seperti sendi, kostosternal antara sternum dan iga (Gambar 37-1, B). Sendi fibrasa, atau sendi sindesmodial, adalah sendi tempat kedua permukaan tulang disatukan dengan ligamen atau membran. Serat atau ligamennya fleksibel dan dapat diregangkan, dapat bergerak dengan jumlah terbatas. Misalnya, sepasang tulang pada kaki bawah (tibia dan fibula) adalah sendi sindesmotik (McCance dan Huether, 1994) (Gambar 37-1, Q. Sendi sinovial, atau sendi yang sebenarnya adalah sendi yang dapat digerakkan secara bebas karena permukaan tulang yang berdekatan dilapisi oleh kartilago artikular dan dihubungkan oleh ligamen sejajar dengan membran sinovial: Humerus radius dan ulna dihubungkan oleh kartilago dan ligamen membentuk sendi putar (Gambar 37-1, D). Tipe lain sendi sinovial adalah sendi ball-andsocket seperti sendi pinggul dan sendi h i ng e seperti sendi interfalang pada jari.

LIGAMEN

Ligamen adalah ikatan jaringan fibrosa yang berwarna putih, mengilat, fle,ksibel mengikat sendi menjadi satu dan menghubungkan tulang dengan kartilago. Ligamen bersifat elastis sehingga membantu fleksibilitas sendi dan men-

dukung sendi (Gambar 37-2). Selain itu, beberapa ligamen memiliki fungsi protektif. Misalnya, ligamen antarvertebra, ligamen nonelastis, dan ligamentum flavum mencegah kerusakan medula spinalis (tulang belakang) saat punggung bergerak. TENDON Tendon adalah jaringan ikat fibrosa berwarna putih, mengilat, yang menghubungkan otot dengan tulang. Tendon bersifat kuat, fleksibel, dan tidak elastis, serta mempunyai panjang clan ketebalan yang bervariasi. Tendon Achiles (tendon kalkaneus) adalah tendon yang paling tebal clan paling kuat di dalam tubuh.-Permulaan tendon ini berada di pertengahan posterior kaki clan mengikat otot gastroknemius dan soleus di tulang kalkaneus pada kaki bagian belakang (Gambar 373). ' Kartilago adalah jaringan penyambung yang tidak mempunyai vaskuler, yang terletak terutama di sendi dan toraks, trakhea, laring, hidung, dan telinga. Bayi mempunyai sejumlah besar kartilago temporer, yang akan digantikan oleh perkembangan tulang selama masa bayi. Kartilago permanen tidak mengalami osifikasi kecuali pada lansia dan penyakit, seperti osteoartritis. Sendi, ligamen, tendon, clan kartilago mendukung kekuatan dan fleksibilitas skelet. Kekuatannya memungkinkan sistem skeletal mendukung tubuh. Fleksibilitas seseorang diperlihatkan pada rentang gerak. Kekuatan dan fleksibilitas tidak terbentuk seluruhnya dari keempat struktur tersebut. Otot skelet yang adekuat juga diperlu kan.

KARTILAGO

Otot Skelet
Gerakan tulang clan sendi merupakan proses aktif yang harus terintegrasi secara hati-hati untuk mencapai koordinasi. Otot skelet, karena kemampuannya untuk berkontraksi clan berelaksasi, merupakan elemen kerja dari pergerakan. Elemen kontraktil otot skelet dicapai oleh struktur anatomis dan ikatannya pada skelet. Kontraksi otot dirangsang oleh impuls elektrokimia yang berjalan dari saraf ke otot melalui sambungan mio neural. Impuls elektrokimia menyebabkan aktin tipis yang mengandung filamen menjadi memendek, kemudian otot berkontraksi. Adanya stimulus menghasilkan otot relaksasi. Ada dua tipe kontraksi otot: isotonik clan isometrik. Pada kontraksi isotonik, peningkatan tekanan otot menyebabkan otot memendek. Kontraksl isometrik menyebabkan peningkatan tekanan otot atau ke.rja otot tetapi tidak ada pemendekan atau gerakan aktif dari otot, misalnya, menganjurkan klien latihan kuadrisep. Gerakan

volunter adalah kombinasi dari kontraksi isotonik clan isometrik. Misalnya, ketika perawat mengangkat klien di atas tempat tidur, berat klien'menyebabkan peningkatan tegangan otot di lengan perawat sampai tegangan tersebut sama (isometrik) dengan beban diangkat dan beban lengan bawah. Ketika keseimbangan dicapai, stimulasi berlanjut ke otot sehingga otot memendek (isotonik) dan menekuk siku (gerakan aktif), clan kemudian klien terangkat dari tempat tidur. Meskipun kontraksi isometrik tidak menyebabkan otot memendek, tetapi pemakaian energi meningkat. Tipe kerja otot ini dapat dibandingkan dengan kerja mengendarai mobil yang menahan percepatan mobil dan pada perlombaan motor. Pengemudi tersebut tetap duduk tetapi menge luarkan banyakqnergi. Perawat harus mengetahui penggunaan energi (peningkatan frekuensi pernapasan, fluktuasi irama jantung, tekanan darati) yang dikaitkan dengan latihan isometrik, karena hal ini menjadi kontraindikasi. pada klien dengan penyakit tertentu (mis. penyakit infark miokard atau penyakit paru obstruksi menahun).

You might also like