You are on page 1of 9

Kualitas Sperma Menjadi Penyebab Kemandulan Hitungan sperma (sperm count).

Angka yang normal untuk ini adalah 200 juta per sentimeter kubik. Kelincahan gerak (motilitas). Uji ini, yang diberi nilai dari buruk sampai istimewa, menyatakan tingkat aktivitas sperma. Jika sperma tidak bergerak, mereka tidak dapat sampai ke telur. Morfologi. Ini memberi informasi tentang bentuk sperma anda. Bisa mikro (dalam hal ini berarti terlalu kecil), bisa makro (dalam hal ini berarti terlalu besar). Ukuran yang diharapkan adalah sedang. pH. Semen harus bersifat agak basa -7,0 hingga 8,5. Viskositas. Semen harus mudah dituang. Volume. Yang normal dalam hai ini adalah dua hingga lima sentimeter kubik (kirakira 1/2 hingga 1 sendok teh).

Analisa sperma merupakan salah satu pemeriksaan awal yang dilakukan pada kasus infertilitas (susah dapat anak). Masalah sperma (semen) terdapat pada lebih dari 1/3 pasangan infertil. Pada saat dilakukan analisa, hal-hal berikut diperiksa : volume, waktu mencairnya, jumlah sel sperma per mililiter, gerakan sperma, PH, jumlah sel darah putih dan kadar fruktosanya (gula). Hasil anlisa sperma bisa menetukan apakah : ada masalah reproduksi (infertilitas), vasektomi berhasil dan apakah reversal (menyambung kembali) vasektomi berhasil. Sebelum dilakukan pengambilan sampel sperma (semen) harus melakukan abstinen/tidak mengeluarkan sperma/ ejakulasi 2 - 5 hari sebelumnya. Hal ini bertujuan agar sperma dalam kondisi paling baik. Jangan kelamaan, karena jika sampai 1-2 minggu maka justru sperma jadi kurang aktif. Di samping itu juga harus menghindari konsumsi alcohol. Sample diambil tentunya dengan cara ejakulasi. Bisa dilakukan di lab atau di rumah / tempat lain dan membawanya dalam waktu tertentu ke lab. Cara paling sering adalah dengan masturbasi dan ditampung ke dalam wadah sampel. Cara lain adalah dengan senggama terputus (coitus interruptus), saat akan ejakulasi, P dicabut dan di arahkan ke wadah sampel. Sedangkan cara lainnya adalah dengan sampling dengan kondom (lewat senggama), dengan catatan kondom khusus. (kondom biasa harus di cuci dulu agar lubrikannya gak membunuh sperma). Jika sampel diambil dirumah, maka sudah harus sampai di lab dalam waktu satu jam. Hindari sampel dari terkena sinar matahari langsung dan jangan terlalu panas/terlalu dingin. Jika udara dingin (di barat sono), simpan wadah penampungnya menempel di tubuh(dalam kantung jaket dll agar hangat). Jangan masukkanb kedalam lemari es. Agar hasil pemeriksaan lebih baik. Lalu dilakukan analisa 2-3 kali dengan hari yang berbeda dalam waktu 3 bulan. Nilai
normalnya bervariasi :

Volume

Normal:

minmal 2 mL - 6,5 mL per ejakulasi

Abnormal: Volume yang rendah atau bahkan yang berlebih dapat menyebabkan masalah kesuburan Waktu mencair Jumlah sperma Normal: Kurang dari 60 menit

Abnormal: Masa mencair yang lama bisa merupakan tanda infeksi. Normal: 20150 juta per mL

Abnormal: Jumlah yang rendah kadang masih bisa menghasilkan keturunan secara normal. Normal: Minimal 70% memiliki bentuk dan struktur normal.

Bnetuk sperma

Abnormal: Sperma yang gak normal bentuknya kurang daru 15 % disebut Teratozoopsermia. Ini juga mempersulit kehamilan. Normal: Minimal 60% sperma bergerak maju ke depan atau minimal 8 juta sperma per-mL bergerak normal maju ke depan.

Gerakan sperma

Abnormal: Jika sebagian besar geraknya tidak normal akan menyebabkan masalah fertilitas. pH Normal: Semen pH of 7.18.0

Abnormal: An abnormally high or low semen pH can kill sperm or affect their ability to move or to penetrate an egg. Sel darah Normal: Tidak ada sel darah putih atau bakteri. putih Abnormal: Bakteri dan sel darah putih yg banyak menunjukkan adanya infeksi. Kadar fruktosa Normal: 300 mg per 100 mL ejakulat

Abnormal: Tidak adanya fruktosa memperlihatkan tidak adanya veikuls seminalis atau blokade pada organ ini.

Jika ditemukan jumlah sperma yang rendah atau tingginya abnormalitas, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti pengukuran kadar hormon: testosteron, luteinizing hormone (LH), follicle-stimulating hormone (FSH), atau hormon prolaktin. Juga dilakukan biopsi testis (zakar) dalam kondisi yang sangat ekstrim (steril misalnya). Faktor2 yang bisa mempengaruhi akurasi pemeriksaan :

Obat-obatan (Cimetidine, sulfasalazine, nitrofurantoin) Kafein, alkohol, kokain, marijuana, dan merokok. Herbal seperti dosis tinggi echinacea. Sampel dingin/panas. Terkena radiasi . Tidak terkumpul sempurna (terbaik dengan masturbasi).

Kualiatas Sperma Baik Sperma yang baik adalah jika memenuhi persyaratan dari aspek makroskopis dan mikroskopis. Secara makroskopis maksudnya dapat terlihat mata, sedangkan mikroskopis maksudnya yang teramati dengan bantuan alat mikroskop. Secara makroskopis sperma yang baik jika volumenya lebih dari 2 ml dalam sekali ejakulasi, berwarna agak keputihan, terdapat gumpalan seperti jelly yang disebut koagulum, dan baunya khas seperti kaporit. Jika volumenya kurang dari 2 ml saat ejakulasi, mungkin, itu karena ejakulasi yang tidak sempurna, misalnya, karena cemas. Namun, bila volume saat ejakulasi selalu sedikit (kurang dari 2 ml), mungkin ada masalah hormonal, yaitu kadar testoteron yang rendah atau kurang. Jika sperma berwarna kemerahan, mungkin ada perdarahan. Sedangkan, sperma yang berbau tidak seperti seharusnya, misalnya, jadi amis, mungkin karena ada infeksi.

Dalam proses keluarnya sperma (ejakulasi), lazimnya, setelah sperma yang cair keluar kemudian secara berurutan koagulum mengalir, tampilannya seperti jelly. Cairan yang keluar awal, secara mikroskopis, banyak mengandung sel sperma (spermatozoa). Koagulum berisi zat gula (fruktosa) yang berfungsi sebagai sumber energi spermatozoa. Selain tampilan sperma secara makroskopis, hasil pemeriksaan secara mikroskopis lebih menentukan kondisi kualitas kesuburan sperma. Tiga parameter penting yang menentukan kualitas sperma yang baik secara mikroskopis adalah konsentrasi spermatozoa, bentuk normal spermatozoa, dan kemampuan gerak spermatozoa. Jika dalam pemeriksaan laboratoris didapatkan konsentrasi spermatozoa lebih dari 20 juta sel benih dalam tiap ml cairan sperma, konsentrasi sperma yang baik. Selanjutnya, apabila spermatozoa yang ada lebih 50 persen mampu bergerak cepat dan lebih 50 persen punya bentuk sel normal, morfologi dan motilitas spermatozoa baik. Sperma bisa disebut baik normozoospermia atau kemungkinan besar subur- jika hasil analisa sperma menunjukkan secara mokroskopis dan mikroskopis baik. Istilah kemungkinan besar subur maksudnya, bila tidak ada masalah dengan pasangan, istri Anda akan segera hamil jika Anda menikah.

sumber : http://wijapalopo.blogspot.com
PEMERIKSAAN PARAMETER SPERMA Parameter-parameter sperma dapat dinyatakan secara : 1. Kuantitatif, misalnya volume, jumlah spermatozoa/ml, kadar fruktosa. 2. Semi kuantitatif, misalnya viskositas sperma, motilitas spermatozoa. 3. Kuantitatif, misalnya bau dan warna sperma. Yang akan dibahas berikut adalah pemeriksaan parameter-parameter sperma pada analisa sperma dasar (rutin). Analisis sperma dasar dilakukan menurut tahapan sebagai berikut : 1. Pemeriksaan makroskopis.

Segera setelah sperma diejakulasikan, hendaknya diamati dalam wadah pe-nampung : 1. Ada/tidaknya koagulum 2. Warna sperma 3. Bau sperma 4. Proses likuefaksi sperma Setelah proses likuefaksi selesai, ditentukan parameter sebagai berikut : 1. Volume sperma 2. pH sperma 3. Kekerasan dan warna sperma 4. Viskositas sperma 2. Pemeriksaan mikroskopis Pemeriksaan mikroskopis dilakukan setelah proses likuefaksi selesai. Pemeriksaan ini meliputi : 1. Pergerakan spermatozoa 2. Kepadatan spermatozoa 3. Morfologi spermatozoa 4. Ada/tidaknya aglutinasi spermatozoa 5. Adanya sel bundar (Round cells) 6. Mikroorganisme 7. Partikel lepasan dan Kristal INTERPRETASI SPERMIOGRAM

Interprestasi spermiogram sampai saat ini adalah berdasarkan pada 3 parameter pokok, yakni :
1. Jumlah spermatozoa/ml 2. Persentase spermatozoa motil 3. Persentase spermatozoa berbentuk normal Dengan perkataan lain, penilaian dititik beratkan pada spermatozoa. Walaupun demikian, parameter-parameter sperma yang lain tidak selalu dapat kita abaikan nilainya. Misalnya sperma yang tidak mengandung spermatozoa dengan volume kecil dan pH asam, memberikan dugaan suatu kelainan konginital tertentu dari sistem reproduksi pria. Jumlah spermatozoa/ml Jumlah spermatozoa/ml yang menjadi pegangan untuk dikatakan cukup, kurang ataupun berlebih adalah 20 juta/ml. Istilah yang dipakai adalah sbb : 0 Juta/ml disebut Azoospermia > 0 - 5 Juta/ml disebut Ekstrimoligozoospermia < 20 juta disebut oligozoospermia > 250 Juta/ml disebut Polizoospermia Jumlah spermatozoa 20 250 juta/ml sudah dianggap masuk dalam batas-batas yang normal. PROSENTASE SPERMATOZOA MOTIL Kualitas pergerakan spermatozoa disebut baik bila 50% atau lebih spermatozoa menunjukkan pergerakan yang sebagian besar adalah gerak yang cukup baik atau sangat baik (grade II/III). Gradasi menurut W.H.O. untuk pergerakan spermatozoa adalah sebagai berikut : 0 = spermatozoa tidak menunjukkan pergerakan 1 = spermatozoa bergerak ke depan dengan lambat 2 = spermatozoa bergerak ke depan dengan cepat 3 = spermatozoa bergerak ke depan sangat cepat Bila spermatozoa yang motil kurang dari 50%, maka spermatozoa disebut astenik. Istilah yang digunakan adalah Astenozoospermia.

PERSENTASE MORFOLOGI NORMAL

Spermatozoa disebut mempunyai kualitas bentuk yang cukup baik bila 50% spermatozoa mempunyai morfologi normal. Pemeriksaan morfologi men-cakup bagian kepala, leher dan ekor dari spermatozoa. Bila > 50% spermatozoa mempunyai morfologi abnormal, maka keadaan ini di sebut teratozoospermia. Dengan pegangan ketiga parameter pokok tersebut di atas, maka didapat kesan atau diagnosis spermatologis dalam istilah-istilah sbb : Normozoospermia Oligozoospermia Extrimoligozoospermia Astenozoospermia Ekstrimoligoastenozoospermia Oligoastenozoospermia Oligoastenoteratozoospermia Astenoteratozoospermia Poliastenozoospermia Azoospermia

Parameter sperma yang lainnya juga mempunyai nilai informatif untuk penilaian fungsi kelenjar Seks asesori pria, sehingga perlu dicantumkan dalam spermiogram. Parameter-parameter tersebut adalah : 1. Volume : Umumnya 2 4 ml. 2. Warna : Lazimnya putih keabuan agak keruh, atau sedikit kekuningan. 3. Bau : Khas spesifik sperma, atau langu 4. pH : 7.2 7.7 5. Koagulum : Normal terdapat sesaat setelah sperma diejakulasi dan tidak tampak lagi setelah 20 menit, oleh karena proses likwefaksi telah selesai. Bila proses likuefaksi belum selesai/sempurna dalam waktu 20 menit, kita sebut waktu likuefaksi memanjang. 6. Viskositas : - Normal : waktu tetesan 1 2 detik 7. Aqlutinasi : - Normal : tidak terdapat aqlutinasi sejati. 8. Lekosit : - sebagai batasan, sperma normal tidak mengandung lekosit lebih dari satu juta/ml. Sperma yang mengandung lebih dari 1 juta lekosit per ml disebut sebagai sperma yang mengalami pencemaran.

Pemeriksaan Sperma Pemeriksaan sperma (lebih tepatnya analisis semen) adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur jumlah serta kualitas semen dan sperma seorang pria. Pengertian semen berbeda dengan sperma. Secara keseluruhan, cairan putih dan kental yang keluar dari alat kelamin pria saat ejakulasi disebut semen. Sedangkan 'makhluk' kecil yang berenang-renang di dalam semen di sebut sperma. Analisis semen merupakan salah satu pemeriksaan lini pertama untuk menentukan kesuburan pria. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan apakah ada masalah pada sistim produksi sperma atau pada kualitas sperma, yang menjadi biang ketidaksuburan. Perlu diketahui, hampir setengah pasangan yang tidak

berhasil memperoleh keturunan, disebabkan karena ketidaksuburan pasangan prianya. Ada dua tahap penting pada pemeriksaan sperma, yaitu tahap pengambilan sampel dan tahap pemeriksaan sperma. Pada tahap pengambilan sampel, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah : 1. Pria yang akan diambil semennya dalam keadaan sehat dan cukup istirahat. Tidak dalam keadaan letih atau lapar. 2. Tiga atau empat hari sebelum semen diambil, pria tersebut tidak boleh melakukan aktifitas seksual yang mengakibatkan keluarnya semen. WHO bahkan merekomendasikan 2 7 hari harus puasa ejakulasi, tentunya tidak sebatas hubungan suami istri, tapi dengan cara apapun. 3. Semen (sperma) dikeluarkan melalui masturbasi di laboratorium (biasanya disediakan tempat khusus). Sperma kemudian ditampung pada tabung terbuat dari gelas. Jika mengalami kesulitan untuk mengeluarkan sperma dengan cara ini, diskusikan dengan dokter anda. 4. Masturbasi tidak boleh menggunakan bahan pelicin seperti sabun, minyak, dll. Sedangkan pada tahap kedua, dilakukan pemeriksaan sampel semen di laboratorium. Beberapa hal yang diperiksa antara lain : Hitung Sperma (Sperma Count) Semen normal biasanya mengandung 20 juta sperma per mililiternya dan 8 juta diantaranya bergerak aktif. Sperma yang bergerak aktif ini sangat penting artinya, karena menunjukkan kemampuan sperma untuk bergerak dari tempat dia disemprotkan menuju tempat pembuahan (tuba fallopi, bagian dari kandungan wanita). Hasil pemeriksaan biasanya disajikan dalam istilah sebagai berikut : Polyzoospermia : Konsentrasi sperma sangat tinggi Oligozoospermia : Jumlah sperma kurang dari 20 juta/ml Hypospermia : Volume semen <> 5,5 ml Aspermia : Tidak ada semen Pyospermia : Ada sel darah putih pada semen Hematospermia : Ada sel darah merah pada semen Asthenozoospermia : Sperma yang mampu bergerak <> 40% sperma mempunyai bentuk yang tidak normal Necozoospermia : sperma yang tidak hidup

Oligoasthenozoospermia : Sperma yang mampu bergerak <>Bentuk Sperma (Sperm Morphology) Pemeriksaan ukuran, bentuk, dan gambaran sperma biasanya melalui pemeriksaansampel yang telah diwarnai di bawah mikroskop. Hasil pemeriksaan dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu : bentuk normal, kepala tidak normal, ekor tidak normal, dan sel sperma belum matang (immature germ cells, IGC). Gerakan Sperma (Sperm Motility)Dikatakan normal jika 40% atau lebih sperma dapat bergerak normal. Tetapi, beberapa pusat laboratorium mengatakan bahwa nilai normal adalah 60% atau lebih.

PERSIAPAN PEMERIKSAAN SPERMA Kepada pria yang hendak memeriksakan spermanya, hendaknya dokter atau petugas laboratorium menjelaskan hal-hal seperti berikut : 1. Keadaan pria hari pemeriksaan hendaknya cukup sehat, tidak dalam keadaan letih atau lapar dan cukup beristiraahat. 2. Sperma dikeluarkan setelah didahului oleh abstinensia seksual (tidak ejakulasi dengan cara apapun) selama 3 - 4 hari (rekomendasi WHO abstinensia 2 sampai 7 hari) 3. Sperma dikeluarkan secara mastrurbasi di Laboratorium, dan harus di tampung secara utuh. Dalam keadaan dimana pria tidak dapat mengeluarkan sperma di Laboratorium, maka boleh yang bersangkutan mengeluarkan di tempat lain, misalnya di rumah dengan memperhatikan hal-hal berikut : 1. Masturbasi tidak diperkenankan memakai bahan pelicin seperti sabun, minyak dan lain-lainnya. 2. Wadah penampung harus terbuat dari gelas yang sudah dicuci bersih dan dibilas berulang-ulang untuk menghilangkan sisa sabun/ditergen yang di pakai. Botol sebaiknya bermulut lebar, mempunyai volume 20-50 ml. Tidak diperkenankan menampung sperma kedalam kondom. Gelas penampung ditutup cukup dengan kertas biasa. 3. Sperma yang sudah tertampung segera dalam waktu setengah jam sudah di serahkan kepada petugas Laboratorium. Dalam perjalanan menuju Laboratorium suhu sperma dipertahankan sekitar 25-35oC, misalnya dalam kantong pakaian yang dikenakan. Dalam keadaan dimana penderita sama sekali tidak dapat melakukan masturbasi maka pengeluaran dengan cara senggama terputus boleh dilakukan asalkan dengan memperhatikan persyaratan/persiapan yang tersebut di atas.

You might also like