You are on page 1of 7

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Bingung Puting Bingung puting adalah masalah menyusui yang timbul karena bayi yang masih terlalu kecil mengalami kebingungan antara menghisap puting dengan botol susu. Sampai bayi usia 5 minggu, atau 5 bulan, bisa terjadi bingung puting. Bingung puting terjadi jika ibu yang biasa memberi ASI lewat payudara, lalu bayi disusui dengan botol susu, maka ketika akan diberikan lewat payudara lagi bayi kemungkinan menolaknya. Ini lantaran, dot botol lebih lancar mengeluarkan susu dibandingkan lewat payudara. Sedangkan untuk mempersiapkan bayi, ibu harus memulai membiasakan bayi diberi ASI perahan dengan sendok, bukan botol susu. Berikan dengan cara menyuapinya dengan sendok agar bayi tidak bingung putting. Memang di harihari pertama pemberian susu perah dengan sendok, bayi mungkin menolaknya. Ia bahkan bisa cemas dan gelisah. Namun, janganlah khawatir, 3 atau 4 hari setelahnya bayi akan terbiasa. Itu sebabnya, sebelum masa cuti berakhir bayi perlu dilatih disuapi susu dengan sendok. Jadi, tak perlu resah jika harus kembali bekerja. Bibir Sumbing Labioschisis atau biasa disebut bibir sumbing adalah cacat bawaan yang menjadi masalah tersendiri di kalangan masyarakat, terutama penduduk dengan status sosial ekonomi yang lemah. Akibatnya operasi dilakukan terlambat dan malah dibiarkan sampai dewasa. Fogh Andersen di Denmark melaporkan kasus bibir sumbing dan celah langit-langit 1,47/1000 kelahiran hidup. Hasil yang hampir sama juga dilaporkan oleh Woolf dan Broadbent di Amerika Serikat serta Wilson untuk daerah Inggris. Neel menemukan insiden 2,1/1000 penduduk di Jepang. Insiden bibir sumbing di Indonesia belum diketahui. Hidayat dan kawankawan di propinsi Nusa Tenggara Timur antara April 1986 sampai Nopember 1987 melakukan operasi pada 1004 kasus bibir sumbing atau celah langit-langit pada bayi, anak maupun dewasa di antara 3 juta penduduk.

B. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui definisi bingung puting dan bibir sumbing 2. Untuk mengetahui tanda tanda bingung puting 3. Untuk mengetahui cara menyusui yang benar pada bayi bibir sumbing 4. Untuk mengetahui penyebab bibir sumbing

BAB II PEMBAHASAN

A. BINGUNG PUTING Bayi Bingung Puting (Nipple confusion) terjadi akibat pemberian susu formul dalam botol yang berganti-ganti. Hal ini akibat mekanisme menyusu pada puting susui bu berbeda dengan mekanisme menyusu pada botol. Menyusu pada ibu memerlukan kerja otot otot pipi, gusi, langit-langit dan lidah. Sedangkan menyusu pada botol bersifat pasif, tergantung pada faktor pemberi yaitu kemiringan botol atau tekanan gravitasi susu, besar lubang dan ketebalan karet dot.

Tanda bayi bingung puting antara lain : 1. Bayi menolak menyusu 2. Isapan bayi terputus dan sebentar bentar 3. Bayi mengisap puting seperti mengisap dot 4. Pelekatan bayi pada payudara tidak maksimal Hal yang perlu diperhatikan agar bayi tidak bingung puting, antara lain: 1. Berikan susu formula menggunakan sendok ataupun cangkir 2. Berikan susu formula dengan indikasi yang kuat

Cara-cara Mengatasi Bingung Putting

Untuk mempersiapkan bayi, ibu harus memulai membiasakan bayi diberi ASI perahan dengan sendok, bukan botol susu. Berikan dengan cara menyuapinya dengan sendok agar bayi tidak bingung putting. Memang di hari-hari pertama pemberian susu perah dengan sendok, bayi mungkin menolaknya. Ia bahkan bisa cemas dan gelisah. Namun, janganlah khawatir, 3 atau 4 hari setelahnya bayi akan terbiasa. Itu sebabnya, sebelum masa cuti berakhir bayi perlu dilatih disuapi susu dengan sendok.

Tips dan trik menghadapi bingung puting: jangan menyerah (bayi biasanya akan menangis meraung-raung karena kegemarannya tidak segera diberikan) sabar, si kecil mungkin merasakan kegusaran (stres) ibu/pemberi ASI selang-seling/perjarang pemakaian dot karena beberapa bayi sering tidak sabar menanti kucuran ASI, basahi sedikit permukaan puting dan areola dengan ASI dan lumuri pula pada bibir si kecil berikan ASI saat bayi belum terlalu lapar jika bayi sudah tidak sabar, peras ASI, coba berikan dengan sendok (jangan dot) secara perlahan (agar tidak mudah tersedak); dekatkan ke bibirnya, biarkan si kecil menyelesaikannya; ingat pula menyendawakannya perbanyak kontak kulit payudara dengan wajah dan bibir si kecil sehingga ia dapat merasakan kehangatan yang tidak didapatnya dari dot botol coba berikan ASI saat ia tertidur, saat itu si kecil mungkin lupa dengan dotnya; sering pula saya perhatikan si kecil tidur sambil sesekali menggerakkan bibir mungilnya seperti sedang menyusu Setelah dilakukan penanganan pada bayi dengan masalah bingung puting, dapat kita lihat perubahan pada bayi saat menyusu pada ibunya.

Menyusui dalam Keadaan Darurat Masalah pada keadaan darurat misalnya: kondisi ibu yang panik sehingga produksi ASI dapat berkurang; makanan pengganti ASI tidak terkontrol. Rekomendasi untuk mengatasi keadaan darurat tersebut antara lain: pemberian ASI harus dilindungi pada keadaan darurat, pemberian makanan pengganti ASI (PASI) dapat diberikan dalam kondisi tertentu dan hanya pada waktu dibutuhkan; bila memungkinkan pemberian PASI tidak menggunakan botol.

B. Bayi Dengan Bibir Sumbing Bayi yang terlahir dengan labioschisis harus ditangani oleh klinisi dari multidisiplin dengan pendekatan team-based, agar memungkinkan koordinasi efektif dari berbagai aspek multidisiplin tersebut. Selain masalah rekonstruksi bibir yang sumbing, masih ada masalah lain yang perlu dipertimbangkan yaitu masalah pendengaran, bicara, gigi-geligi dan psikososial.
4

Masalah-masalah ini sama pentingnya dengan rekonstruksi anatomis, dan pada akhirnya hasil fungsional yang baik dari rekonstruksi yang dikerjakan juga dipengaruhi oleh masalah-masalah tersebut. Dengan pendekatan multidisipliner, tatalaksana yang komprehensif dapat diberikan, dan sebaiknya kontinyu sejak bayi lahir sampai remaja. Diperlukan tenaga spesialis bidang kesehatan anak, bedah plastik, THT, gigi ortodonti, serta terapis wicara, psikolog, ahli nutrisi dan audiolog. Kelainan ini sebaiknya secepat mungkin diperbaiki karena akan mengganggu pada waktu menyususui dan akan mempengaruhi pertumbuhan normal rahang serta perkembangan bicara. Penatalaksanaan labioschisis adalah operasi. Bibir sumbing dapat ditutup pada semua usia, namun waktu yang paling baik adalah bila bayi berumur 10 minggu, berat badan mencapai 10 pon, Hb > 10g%. Dengan demikian umur yang paling baik untuk operasi sekitar 3 bulan.1,5 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bustami dan kawan-kawan diketahui bahwa alasan terbanyak anak penderita labioschisis terlambat (berumur antara 5-15 tahun) untuk dioperasi adalah keadaan sosial ekonomi yang tidak memadai dan pendidikan orang tua yang masih kurang.1 Bayi dengan bibir sumbing tetap masih bisa menyusu. Pada bayi dengan bibir sumbing, pallatum molle (langit-langit lunak) dan pallatum durun (langit-langit keras), dengan posisi tertentu masih dapat menyusu tanpa kesulitan. Meskipun bayi terdapat kelainan ibu harus tetap menyusu karena dengan menyusui dapat melatih kekuatan otot rahang dan lidah. Anjuran menyusui dengan keadaan bibir sumbing yaitu dengan cara: 1. Posisi bayi duduk 2. Saat menyusui, puting dan aerola dipegang 3. Ibu jari digunakan sebagai penyumbat celah pada bibir bayi 4. Asi perah digunakan pada bayi dengan labiopalatoskisis ( sumbing pada bibir dan langit langit ).

BAB III PENUTUP

Labioschisis atau cleft lip atau bibir sumbing adalah suatu kondisi dimana terdapatnya celah pada bibir atas diantara mulut dan hidung. Kelainan ini dapat berupa takik kecil pada bahagian bibir yang berwarna samapai pada pemisahan komplit satu atau dua sisi bibir memanjang dari bibir ke hidung. Celah pada satu sisi disebut labioschisis unilateral, dan jika celah terdapat pada kedua sisi disebut labioschisis bilateral.

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com http://doktersehat.com/apa-itu-bibir-sumbing www.google.com . Asuhan Kebidanan Nifas

You might also like