You are on page 1of 6

ARSENAT Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol As dan

nomor atom 33, golongan VA dalam sistem periodik unsur. Arsenik secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor, dan sering dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga beracun. Arsenik dan sebagian besar senyawa arsenik adalah racun yang kuat. Arsenik membunuh dengan cara merusak sistem pencernaan, yang menyebabkan kematian oleh karena shock. Arsenat, suatu analog fosfat, bersifat racun karena memisahkan oksidasi dari fosforilasi pada proses glikolisis.

Berdasarkan gambar di atas, energi yang terjadi pada oksidasi terwujud dalam ikatan fosfat energi tinggi pada posisi satu dari 1,3bisfosfogliserat. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap menjadi ATP pada reaksi dengan ADP yang dikatalisis oleh enzim fosfogliserat kinase membentuk 3-fosfogliserat. Karena ada 2 molekul triosafosfat yang dioksidasi maka akan terbentuk 2 molekul ATP. Pada reaksi ini,

NAD+ tereduksi menjadi NADH. Reaksi tersebut termasuk fosforilasi pada tingkat substrat. Struktur dan reaktivitas arsenat (AsO43-) sangat mirip Pi. Pada reaksi yang dikatalisis oleh gliseraldehida 3-fosfat DH, arsenat dapat menggantikan fosfat pada penyerangan terhadap zat antara tioester kaya energi. Produk reaksi ini, 1-arseno-3-fosfogliserat tidak stabil, sangat berbeda dengan 1,3-bisfosfogliserat. 1-arseno-3-fosfogliserat dan asil arsenat lainnya dihidrolisis dengan cepat dan spontan. Karenanya, seluruh reaksi dengan adanya arsenat adalah: Gliseraldehid 3-fosfat + NAD+ + H2O 3-fosfogliserat + NADH + 2 H+ Perhatikan bahwa glikolisis dapat berlangsung adanya arsenat tetapi tidak menghasilkan ATP yang biasanya terbentuk pada konversi 1,3-bisfosfogliserat menjadi 3-fosfogliserat. Jadi, arsenat memindahkan oksidasi dari fosforilasi dengan membentuk asil arsenat yang sangat labil. Arsenat dalah racun kuat karena arsenat biasanya mensubstitusi fosfat pada reaksi-reaksi transfer fosforil. Juga, arsenit (AsO2-) membentuk suatu kompleks dengan tiol. Jadi arsenat dapat memutus rangkaian oksidasi dan fosforilasi.

Penetapan arsenat Diendapkan sebagai perak arsenat,Ag3AsO4, dengan penambahan larutan perak nitrat netral: larutan harus netral, atau sedikit asam, dan kelebihan natrium asetat harus terdapat untuk mengurangi keasaman; jika sangat asam, sebagian besar dari asam harus dinetralkan dengan larutan air natrium hidroksida. Perak arsenat ini dilarutkan dalam asam nitrat encer, dan perak itu dititrasi dengan larutan tiosianat standar. Perak arsenat memiliki hampir enam kali

bobot arsen, maka arsen dalam jumlah yang sangat sedikit dapat ditetapkan dengan prosedur ini. Arsenit dapat juga ditetapkan dengan prosedur ini, tetapi mulamula harus dioksidasi dulu dengan mengolahnya dengan asam nitrat. Stibium dan timah dalam jumlah sedikit tidaklah mengganggu, tetapi kromat, fosfat, molibdat, tungstat, dan vanadat, yang mengendap sebagai amonium garam-garam dalam perak, tidak boleh ada. Garam-garam daya jumlah yang berlebihan mempunyai

melarutkan atas perak arsenat itu. Prosedur. Taruh 25 cm3 larutan arsenat dalam sebuah piala 250 cm3, tambahkan 25 cm3 air suling, dan beberapa tetes larutan fenolftalein. Tambahkan cukup larutan natrium hidroksida untuk reaksi basa, lalu hilangkan warna merah dari larutan dengan menjadikannya tepat asam dengan asam asetat. Tambahkan larutan perak nitrat sedikit berlebih sambil diaduk kuat-kuat, dan biarkan endapan turun dalam keadaan gelap. Tuang cairan supernatan melalui krus dari kaca masir; cuci endapan secara dekantasi dengan air suling dingin, pindahkan endapan ke dalam krus, dan cuci endapan ini sampai bebas dan larutan perak nitrat. Bilas wadah penampung dengan seksama. Larutkan perak arsenat itu dalam asama nitrat encer ( kira-kira 1M). (yang membiarkan setiap perak klorida tetap tidak-larut ), cuci dengan asam nitrat yang sangat encer, dan encerkan filtrat dan cairan cucian menjadi 250 cm3 dalam sebuah labu volumetri. Titrasi suatu porsi alikiot yang sesuai banyaknya dengan larutan amonium ( atau kalium ) tiosianat standar dengan adanya tawas besi ( III ) sebagai indikator. 3 mol KCSN 1 mol AsO43-

Reaksi reaksi ion Arsenat Larutan dinatrium hydrogen arsenat Na2HAsO4.7H2, 0,1 M dapat dipakai untuk mempelajari reaksi-reaksi ini. Larutan harus mengandung sedikit asam klorida encer. 1. Hidrogen Sulfida : tidak terjadi endapan segera dengan adanya asam klorida encer. Jika aliran gas diteruskan, campuran arsenik ( III ) sulfida, As2S3, dan belerang mengendap dengan lambat. Pengendapan akan lebih cepat dalam larutan panas. AsO43- + H2S 2AsO33- + 3 H2S + 6H+ AsO33- + S + H2O As2S3 + 6 H2O

Jika asam klorida pekat yang sangat berlebihan terdapat dalam larutan, dan hydrogen sulfida dialirkan dengan cepat dalam larutan yang dingin itu, mengendaplah arsenik pentasulfida, As2S5, yang kuning; dalam larutan panas, endapan terdiri dari campuran tri- dan penta sulfide. 2AsO43- + 5H2S + 6H+ As2S5 + 8H2O

Arsenik pentasulfida, seperti trisulfidanya, mudah larut dalam hidroksida (d) : alkali atau ammonia (a), Amonium Sulfida (b),Amonium Polisulfida (c), Natrium atau Amonium Karbonat

As2S5 + 6OHAs2S5 + 3S2As2S5 + 6S22As2S5 + 3CO32Ketika

AsS43- + AsS43- + AsO3S3- + 3H2O 2AsS432AsS4 + 3S32AsS43- + AsO3S3- + 3CO2 larutan-larutan ini diasamkan dengan

(a) (b) (c) (d) asam

klorida, arsenik pentasulfida mengendap kembali :

2AsO43- + 6H+

As2S5 + 3H2S

Untuk memperoleh pengendapan arsenik yang cepat dari larutan arsenat tanpa harus memakai asam klorida yang sangat berlebihan, kita boleh mengalirkan belerang dioksida ke dalam larutan yang sedikit asam untuk mereduksi arsenik ke keadaan tervalen-nya, dan lalu belerang dioksida yang berlebihan dihilangkan dengan mendidihkan ; pada pengaliran hydrogen sulfide ke dalam larutan hangat yang telah direduksi itu, arsenik disulfida mengendap dengan segera. Pengendapan dapat sangat dipercepat dengan

menambahkan sedikit iodida, misalnya,

1 ml larutan 10 %,

dan sedikit asam klorida pekat. Iodida ini bertidak sebagai katalis dalam artian mereduksi asam arsenat sebagai berikut : AsO43- + 2I- + 2H+ AsO33- + I2 + H2O

Iod yang dibebaskan, seterusnya direduksi menjadi iodida : I2 + H2S 2H+ + 2I- + S

2. Larutan Perak Nitrat ; endapan merah kecoklatan, perak arsenat Ag3AsO4, dari larutan netral ( perbedaan dari arsenit dan fosfat, yang menghasilkan endapan endapan kuning ). Endapan larut dalam asam dan dalam larutan amonia, tetapi tidak larut dalam asam asetat. AsO43- + 3Ag+ Ag3AsO4

Reaksi ini dapat dipakai sebagai uji yang peka terhadap arsenik, secara berikut. Uji ini hanya dapat dipakai, bila tak ada ion-ion kromat, heksasianoferat (II), dan ( III ), yang juga

memberi garam-garam perak yang berwarna yang tidak larut dalam asam asetat. Taruh setetes larutan uji dalam krus mikro, tambahkan beberapa tetes larutan ammonia pekat dan hidrogen peroksida 10-volume, dan panaskan. Asamkan dengan asam asetat dan tambahkan 2 tetes larutan perak nitrat. Endapan atau pewarnaan merah kecoklatan muncul. 3. Larutan kalium iodida : jika ada serta asam klorida pekat, iod akan diendapkan; dengan mengocok campuran dengan 1-2 ml kloroform atau karbon tetraklorida, zat yang terakhir ini akan diwarnai ungu oleh iod. Reaksi ini dapat dipakai untuk mendeteksi arsenat dengan adanya arsenit; zat-zat pengoksida tidak boleh ada.. AsO43- + 2H+ + 2I AsO33- + I2 + H2O

4. Reaksi Uranil asetat : endapan seperti gelatin berwarna kuning muda, uranil amonium arsenat UO2(NH4)AsO4.xH2O, dengan adanya amonium asetat berlebihan. Endapan larut dalam asam mineral, tetapi tidak larut dalam asam asetat. Bila pengendapan dilakukan dari larutan suatu arsenat yang panas, endapan akan diperoleh dalam bentuk granul ( butiran kasar). Uji ini merupakan metode yang sangat baik untuk membedakan arsenat dari arsenit, yang tak memberi endapan dengan reagensi ( larutan uranil asetat kira-kira 0,1 M ) AsO43- + UO22+ + NH2+ UO2(NH4)AsO4

You might also like