You are on page 1of 17

PAPER KASUS II Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Dan Cairan Pada Lansia Disusun untuk memenuhi tugas mata

ajar Keperawatan Gerontik I Oleh Kelompok II : Purwanita Prapti Wuryani Indah Rosita Efi Yuli F. Yudhia K. Purwani Okyantari Farida Niswati Nisa Naelatul Ita Kumalasari Dian Wuri S Siti Shofiyah G2B008073 G2B009012 G2B009021 G2B009033 G2B009041 G2B009052 G2B009062 G2B009070 G2B009080 G2B009087 G2B009094

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Tua atau lansia merupakan proses yang harus dijalani setiap orang, dan proses ini merupakan proses yang alamiah. Hal ini berarti, setiap orang sudah melewati 3 tahapan kehidupan, yakni tahap anak, dewasa dan tua. Seseorang yang sudah memasuki usia tua, akan mengalami penurunan fisik, seperti kulit mengendur, gigi mulai ompong, rambut memutih, penglihatan semakin menurun, kurang jelasnya pendengaran, gerakan yang mulai melambat, dan postur tubuh tidak proposional. WHO dan Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada bab I pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian. 1 Penurunan indra pencium dan pengecap pada lansia mengakibatkan tidak bisa menikmati aroma dan rasa makanan. Pada pertumbuhan atau pertambahan usia pada lansia, nilai ambang terhadap aroma, rasa pahit, manis dan asin mulai nyata penurunannya pada usia 70 tahun. Pengaruh obat tertentu secara tidak langsung dapat mempercepat penurunan fungsi indra-indra tersebut. Kondisi yang seperti itu, secara tidak sadar para lansia lebih suka pada makanan yang asin. Hal ini dapat berpengaruh pada penurunan produksi saliva yang mengakibatkan mulut menjadi kering, yang dapat mengganggu indra pengecap atau perasa. Gigi adalah salah satu unsur terpenting dalam pencapaian derajat kesehatan dan gizi yang baik. Penelitian di dalam dan luar negeri menunjukkan bahwa banyak lansia yang telah kehilangan sebagian besar gigi mereka. Sebagian tidak menggantinya dengan

gigi palsu, dan sebagian yang memakai gigi palsu keadaannya tak nyaman hingga mengganggu saat makan dan mengunyah.2 Lambung memiliki berbagai fungsI yakni mencerna makanan yan telah dikunyah, mencampurnya dengan enzim dan cairan pencerna serta malepaskan makanan ke arah saluran cerna berikutnya. Pada lansia, motilitas lambung menurun hingga pengosongan lambung menjadi lebih lambat. Selain itu terjadi atropic gastriris yang menimpa satu dari empat lansia pada usia sekitar 60 tahun-an dan 40% pada usia 80 tahun-an. Kehilangan atau berkurangnya epitel lambung akan menyebabkan peningkatan pH lambung, dan penurunan sekresi faktor intrinsik. Penurunan pH akan menurunkan kemampuan absorpsi besi, kalsium, vitamin B6, B12 dan folat serta dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri pada usus halus.3 Diare merupakan peningkatan frekuensi defekasi dan sulit untuk dikendalikan, dan bentuknya lebih cair dari biasanya. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh adanya infeksi bakteri dan virus, diet yang berlebihan (terutama pisang) dan pemberian makan yang melalui selang. Adapun diare kronis dapat diakibatkan oleh adanya malabsorpsi, gangguan inflamasi usus, dan penyakit difertikuler.

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Teori penuaan berkaitan dengan nutrisi dan cairan: 1. Faktor Metabolisme Menurut Mc.Cay (1935), Weindruch dan Walford, 1998, menjelaskan bahwa proses menua secara biologic dapat dihambat asalkan gizi seimbang dan menganjurkan agar manusia mulai membatasi jumlah makannya, terutama asupan karbohidrat, asalkan jumlah zat gizi seimbang mulai usia 20 tahun agar proses menua dan penyakit degeneratif dapat dihambat. Hal ini juga dijelaskan oleh Goldstein dkk (1989) yang memperlihatkan bahwa pengurangan asupan kalori pada rodentia muda akan menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur. Hewan yang paling terhambat pertumbuhannya dapat mencapai umur dua kali lebih panjang umur kontrolnya. Perpanjangan umur karena penurunan jumlah kalori tersebut, antara lain disebabkan menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme dalam tubuh. Terjadi penurunan pengeluaran hormone yang merangsang proliferasi sel, misalnya insulin dan hormone pertumbuhan.4 2. Aspek Gizi

Berbicara tentang gizi atau nutrisi sangat luas dan mendalam, begitu banyak yang perlu diketahui. Topik pola makanan sehat sedang hangat dibicarakan dalam bidang kesehatan saat ini. Motto pola makanan sehat adalah "tomorrows medicine ". Dua ribu lima ratus tahun lalu, Hippocrates, "Father of Medicine" berkata bahwa: "biarkan makananmu itu menjadi obatmu dan obatmu menjadi makananmu" dan beliau menyarankan untuk melakukan terapi gizi. Kemudian terapi gizi ini didukung pula oleh seorang tokoh besar abad ke 20, tahun 1968 yaitu Linus Pauling, beliau dua kali memenangkan hadiah nobel dan mengeluarkan istilah "ortho molecular medicine ". Pauling menyarankan bahwa dengan memberi tubuh molekul yang tepat atau nutrisi optimum, kebanyakan penyakit dapat dibasmi. Pernyataan Pauling ini terkenal dengan "nutrisi optimum adalah obat di masa mendatang".Nutrisi optimum itu mencakup mikro-nutrien seperti vitamin, mineral, selenium, zinc, asam amino, enzim, hormon dan lain-Iainnya yang ke semuanya ini banyak terdapat pada sayur-sayuran dan buah-buahan yang ada di sekitar kita.4

B. Proses penuaan terkait dengan nutrisi dan cairan Perubahan-perubaha proses penuaan pada sistem gastrointestinal yang normal5 Perubahan normal terkait usia Rongga mulut a. Hilangnya tulang periosteum dan peridontal b. Retraksi dari struktur gusi c. Hilangnya kuncup rasa Esophagus, lambung, usus a. Dilatasi esophagus b. Kehilangn tonus sfingter jantung c. Penurunan reflex muntah d. Atrofi mukosa lambung e. Penurunan motilitas lambung b. Perlambatan mencerna makanan c. Penurunan absorbs obat-obatan, zat a. Peningkatan resiko aspirasi Implikasi klinis a. Tanggalnya gigi b. Kesulitan dalam mempertahankan pelekatan gigi palsu yang pas c. Perubahan sensasi rasa Peningkatan penggunaan garam

besi, kalsium, vitamin B12 Konstipasi serig terjadi Saluran empedu, hati, kandung empedu, pancreas a. Ukuran hati dan pankreas mengecil b. Terjadi menyimpan penurunan dan kapasitas kemampuan

mensitesis protein dan enzim-enzim penurunan C. Kebutuhan nutrisi dan cairan pada lansia Kebutuhan nutrisi dan cairan yang disarankan pada lansia usia 65-75 tahun menurut RDA (Recommended Daily Allowance) adalah 2300 kkal. Kebutuhan nutrisi dan cairan pada lansia usia 75 tahun diturunkan menjadi 2050 kkal, yang meliputi 55-65% karbohidrat kompleks, lemak kurang dari 30% dan sisanya adalah protein. Kalsium yang dibutuhkan untuk lansia wanita sekitar 600mg per hari. Panduan diit terbaru menyarankan sedikitnya 1000mg per hari untuk seluruh lansia dan 1500 mg per hari untuk wanita lansia yang tidak menggunakan estrogen.5
D. Pengkajian fisik pada lansia dengan gangguan nutrisi dan cairan a. Rongga mulut

Inspeksi : apakah ada penanggalan gigi, stomatitis (sariawan), lesi di sekitar mulut, karies gigi.
b. Mata

Inspeksi : Konjungtiva : anemis atau tidak


c. Abdomen

Inspeksi : Dilihat kesimetrisan perut apakah ada scar, colostomy, ataupun kelainan lainnya.

Auskultasi : dilakukan pemeriksaan bising usus di sekitar umbilicus dengan bising usus normal 8-12x/menit. Palpasi : dilakukan perabaan apakah ada massa, nyeri tekan. Perkusi : untuk mengetahui apakah ada cairan atau massa di dalam rongga perut.6 E. Masalah kesehatan yang berhubungan dengan gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan pada lansia 1. Gizi berlebih Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi. 2. Gizi kurang Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi. Masalah cairan yang lebih sering dialami lansia adalah kekurangan cairan tubuh, hal ini berhubungan dengan berbagai perubahan-perubahan yang dialami lansia, diantaranya adalah peningkatan jumlah lemak pada lansia, penurunan fungsi ginjal untuk memekatkan urin dan penurunan rasa haus. F. Alat penapisan nutrisi untuk lansia Pernyataan pengkajian nutrisi Saya memiliki penyakit atau kondisi yang membuat saya mengubah jenis atau jumlah makanan yang saya makan Saya makan kurang dari dua kali perhari ya 2 3

Saya makan sedikit buah-buahan, sayur-sayuran, atau produk susu Say minim bir, minuman keras, atau anggur lebih dari 3 kali atau lebih hampir setiap hari Saya memilliki masalah gigi atau mulut yang membuat saya sulit untuk makan Saya tidak selalu memiliki uang yang cukup untuk membeli makanan yang saya perlukan Saya makan sendirian hampir setiap hari Saya menggunakan tiga atau lebih obat-obatan yang diresepkan atau yang dibeli bebas dalam waktu 1 hari Tanpa saya inginkan, saya telah kehilangan atau bertambah berat badan sebanyak 5 kilo dalam waktu 6 bulan terakhir Saya tidak selalu mampu secara fisik untuk belanja, masak, atau makan sendiri Total

2 2 2 4 1 1 2 2

Jika nilai anda 0-2 : bagus, periksa kembali nilai total nutrisi anda dalam waktu 6 bulan Jika nilai anda 3-5 : anda berada pada resiko nutrisi tingkat sedang. Lihat apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kebiasaan makan dan gaya hidup. Periksa kembali nilai anda dalam waktu 3 bulan Jika nilai anda 6 atau lebih : anda berisiko tinggi nutrisi. Bawa daftar ini kepada dokter, praktisi keperawatan atau perawat kesehatan rumah anda. Minta bantuaan untuk meningkatkan kesehatan nutrisi anda.5

BAB III PEMBAHASAN KASUS

Kasus : Ibu N berusia 75 tahun, memliki riwayat gastritis 3 tahun yang lalu. Tinggal dengan anak pertamanya, menantu dan 2 orang cucu, keadaan fisik sudah mengalami ompong dan giginya tinggal 3 pada bagian depan sehingga sulit untuk mengunyah makanan yang keras. Kebiasaan makan tidak teratur, saat ini ibu N sedang mengalami diare karena pola makannya yang suka mengkonsumsi makanan yang pedas dan asam. I. PENGKAJIAN a. Identitas pasien Nama Jenis kelamin Usia : Ny.N : Wanita : 75 tahun

b. Riwayat penyakit Dahulu Sekarang : Gastritis 3 tahun yang lalu : Diare

c. Pola Eliminasi Lama diare Frekuensi BAB perhari Bentuk feses : 10 hari : > 5 kali perhari : encer

d. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum gigi Jumlah Gigi

: tidak lengkap : 3 ( pada bagian depan)

NO

DATA FOKUS

MASALAH KEPERAWATAN

ETIOLOGI

DS: mengatakan bahwa ia suka

Pasien Diare

Iritasi terhadap saluran pencernaan

makan tidak

pedas dan asam, makan teratur, mempunyai riwayat gastritis 3 tahun yang lalu DO: Diare selama 10 hari Frekuensi diare 5 x per hari Bentuk encer feses :

DS: Pasien mengatakan

Kekurangan volume

Kehilangan cairan

bahwa ia males makan, mempunyai riwayat gastritis 3 tahun yang lalu, merasa haus DO: Diare selama 10 hari, anemis, lemas,

cairan

DS: Pasien mengatakan ia mengalami kesulitan dalam mengunyah makanan keras, makan tidak teratur DO: Jumlah gigi 3 dibagian depan, lemas, anemis

ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan

Pola makan tidak teratur

INTERVENSI NO DIAGNOSA Tujuan dan kriteria Hasil INTERVENSI

1.

Diare berhubungan Setelah dilakukan tindakan dengan iritasi pada keperawatan selama 3 x 24 dengan kriteria hasil: a. Frekuensi BAB berkurang b. Warna feses kecoklatan c. Bentuk feses lunak , lembek, basah saluran pencernaan jam, diare dapat teratasi

a. Monitor tanda dan gejala diare b. Identifikasi penyebab c. Pantau volume, kali BAB d. Observasi kulit e. Monitor kulit pada area perianal f. Evaluasi asupan nutrisi klien g. Kolaborasi h. Instruksikan kepada pasien mengurangi untuk makanan turgor warna, frequensi,dan faktor

consistensi feses setiap

2.

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

Setelah tindakan keperawatan yang dilakukan selama 3 x 24 jam tidak akan terjadi masalah kekurangan cairan dengan kriteria hasil: a. Turgor kulit normal b. TTV dalam batas normal c. BB normal d. Tidak anemis

yang pedas dan asam a. Timbang berat badan b. Pantau intake dan output c. Monitor status hidrasi d. Monitor tandatanda vital e. Kaji turgor kulit, mukosa membran f. Pantau cairan / makanan

yang masuk g. Sarankan untuk minum air sebanyakbanyaknya 3. ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan pola makan tidak teratur keperawatan selama 5 x 24 jam kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil: a. Pola makan teratur b. Pemasukan nutrisi pada skala 4 c. BB normal a. Monitor intake nutrisi b. Tanyakan apakah pasien memiliki riwayat alergi c. Sarankan untuk makan makanan ringan tapi sering d. Timbang berat badan setiap waktu e. Bantu pasen menentukan program pemenuhan nutrisi f. Sarankan pasien untuk memasang gigi palsu. g. Ajarkan perawatan gigi palsu

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Lansia merupakan proses yang harus dijalani setiap orang, dan proses ini merupakan proses yang alamiah. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian. Diare merupakan salah satu penyakit yang sering dialami akibat menurunnya daya tahan tubuh dan beberapa fungsi tubuh lainnya. Diare merupakan peningkatan frekuensi defekasi dan sulit untuk dikendalikan. Diagnosa yang muncul antara lain diare berhungan dengan iritasi terhadap saluran pencernaan, kekurangan tidak teratur. B. Saran Lansia hendaknya lebih memperhatikan kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat, dan memperhatikan kebersihan lingkungan. Keluarga memiliki peran penting untuk memberikan dukungan dan mengingatkan lansia untuk menjaga kesehatan, mempertimbangkan pemenuhan nutrisi sesuai kebutuhan tubuh. volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan, resiko ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan pola makan

Daftar Pustaka
1. Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperwatan Gerontik dan Geriatrik. Ed. 3. Jakarta : EGC

2. Martono, Hadi & Pranarka Kris dalam Johnson L, Sullivan D. Nutrition and Failure to

Trive. In : Landefeld C, Palmer R, Johnson M, Johnston C, Lyons W, Editors. Current Geriatric Diagnosis & treatment. Boston : McGraw-Hills : 2004. P. 391-406.
3. Martono, Hadi & Pranarka Kris. 2009. Buku Ajar Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut.

Jakarta, Balai Penerbit FKUI 4. Idris, Rasila & Hadi Hartamto. 02 Juli 2007 . Teori Penuaan dan Aspek Gizi pada Proses Penuaan. Vol. 18. Jakarta : Bina Widya.
5. Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperwatan Gerontik. Ed. 2. Jakarta: EGC 6. Anonim. Askep nutrisi pada lansia. Dari : www.scribd.com. Diakses tanggal 31 Oktober

2011

You might also like