You are on page 1of 11

MATERNAL PHYSIOLOGI Adaptasi fisiologi, anatomi, dan biokimia pada kehamilan sangatlah besar.

Perubahan tersebut dimulai segera setelah fertilisasi dan berlanjut selama gestasi. Perubahan tersebut lebih disebabkan sebagai respon terhadap stimulus fisiologi dari fetus. TRAKTUS REPRODUKSI A. UTERUS Pada wanita tidak hamil, uterus memiliki struktur yang hampir padat, berat 70 g, dan kapasitas 10 mL atau kurang. Pada kehamilan, uterus berubah menjadi organ muscular yang berdinding relatif lebih tipis untuk mencukupi kapasitas fetus, plasenta, dan cairan amnion. Volume totalnya rata-rata 5 L sampai 20 L atau lebih, oleh karena itu pada saat kehamilan akhir uterus bisa mencapai kapasitas 500 sampai 1000 kali lebih besar dari aslinya dan beratnya bisa mencapai 1100 g. Saat kehamilan, pelebaran uterus mencakup peregangan dan hypertrophy sel-sel otot, sedangkan produksi myocit baru terbatas. Peningkatan ukuran sel otot disebabkan oleh akumulasi jaringan fibrosa, terutama pada lapisan otot eksternal, bersamaan dengan peningkatan tinggi pada jaringan elastis, sehingga memperkuat dinding uterus. Walaupun dinding corpus uterus menjadi sangat tebal pada awal kehamilan tetapi, menjadi menipis seiring dengan perkembangan fetus. Uterus berubah menjadi tipis, lembut, elastis, terbukti dengan mudah terabanya fetus dalam rahim. Pada awal kehamilan, hipertrofi uterus mungkin distimulasi terutama oleh kerja estrogen dan mungkin juga progesteron. Hypertrofi uterus pada awal kehamilan bukan seluruhnya disebabkan oleh regangan atau massa uterus hasil konsepsi karena pada kehamilan ektopik pun terjadi perubahan uterus yang serupa. Tetapi, setelah sekitar 12 minggu, peningkatan ukuran uterus lebih disebabkan oleh tekanan massa uterus hasil konsepsi. Pelebaran uterus lebih terlihat pada fundus. Pada kehamilan muda, tuba valopi, ovarium, dan round ligamen hannya menempel sedikit di bawah apeks fundus uteri, sedangkan pada bulan selanjutnya terletak sedikit di atas bagian tengah uterus. Susunan sel otot uterus saat kehamilan: 1. outer hoodlike layer, mencapai fundus dan meluas hingga berbagai ligamen. 2. middle layer, terdiri dari jalinan padat serabut-serabut otot yang dilalui pembuluh darah dari berbagai arah. 3. internal layer, terdiri dari serabut-serabut seperti spinchter yang mengelilingi lubang tuba fallopi dan internal os cervic. Corpus dan fundus semakin menyerupai bola. Pada beberapa minggu pertama kehamilan, uterus mempertahankan bentuk aslinya, tetapi seiring dengan perkembangan kehamilannya, corpus dan fundus semakin berbentuk bulat, pada minggu ke 12 bentuknya hampir menyerupai bola. Pada akhir minggu ke-12, uterus menjadi terlalu besar untuk tetap terletak

sepenuhnya di dalam pelvis. Uterus semakin membesar, kemudian mulai menyentuh dinding anterior abdomen, merubah letak intestin menjadi lateral dan posterior dari uterus. Kenaikan uterus dari pelvis umumnya berotasi ke kanan, disebut dextrorotation, disebabkan letak rectosigmoid pada sisi kiri pelvis. Dengan uterus semakin naik, regangannya diatasi oleh broad dan round ligament. Perubahan kontraksi Dari sejak trimester pertama, uterus mengalami kontraksi irregular. Pada trimester kedua, kontraksi ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan bimanual yaitu Braxton Hicks (1872). Ciri-ciri kontraksi: tidak terprediksi, tidak beritme, dan intensitasnya berfariasi antara 5-25 mmHg. Sampai akhir bulan kehamilan masin infrequent, tetapi menjadi sering pada minggu kedua atau satu sebelum kelahiran. Pada waktu ini kontraksi terjadi setiap 10-20 menit. Kenaikan aliran darah uteroplasenta Aliran darah uteroplasenta berfungsi sebagai distribusi makanan dan sampah antara maternal dan fetus. Terdapat kenaikan darah uteroplasenta sekitar 450-650 mL/menit.

B. CERVIX Pada awal kehamilan, 1 bulan setelah konsepsi, cervic menjadi ledih lembut dan membiru, disebabkan oleh peningkatan vaskularisasi dan edema pada seluruh cervic, bersamaan dengan hypertrofi dan hyperplasia kelenjar cervic. Perubahan konsistensi mukus cervic, disebabkan oleh adanya progesteron. Selama kehamilan mukus serviks yang disebarkan dan dikeringkan pada glass slide dan dilihat di bawah mikroskop terbentuk kristalisasi sedangkan pada mukus bukan kehamilan terlihat jalinan seperti paku atau jarum-jarum. C. OVARIUM Terjadi pemberhentian ovulasi dan penundaan maturasi folikel ovarium. Hanya terdapat satu corpus luteum yang dipertahankan di ovarium saat kehamilan. Corpus luteum hanya berfungsi pada minggu ke-6 atau ke-7 kehamilan (4-5 minggu postovulasi). Decidual reaction Reaksi desidua di atas dan di bawah permukaan ovarium, menyerupai reaksi desidua yang terlatak pada stroma endometrium. Hal ini pun terlihat pada bagian posterior serosa uterus, di atas atau di dalam organ-organ pelvic dan bahkan organ-organ ekstrapelvic abdomminal. Reaksi ini belum seluruhnya dipahami, Taussig (1906) dan lainnya menyatakan bahwa penemuan ini disebabkan oleh cellular detritus dari endometrium yang melewati tuba fallopi. Peningkatan diameter vaskular ovarium. Diameter vaskular ovarium melebar saat kehamilan dari 0,9 cm sampai kira-kira 2,6 cm. Relaxin berfungsi memperbaiki jaringan konektif pada traktus reproduksi, sehingga membantu saat kehamilan dan saat melahirkan. Relaksin disekresi juga oleh corpus uteum, decidua, dan plasenta. Relaksin pun disekresi olah jantung dan peningkatan jumlahnya dapat ditemukan pada gagal jantung.

D. TUBA FALLOPI Jaringan ototnya mengalami hypertrofi. Epitelnya menjadi datar (flattened). E. VAGINA DAN PERINEUM Chadwick sign, disebabkan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia yang terbentuk pada kulit dan otot perineum dan vulva. Perubahan ini pun mempengaruhi vagina. Peningkatan volume sekresi cervic di dalam vagina terdiri dari discharge putih dan tebal. pH-nya rendah, bersifat asam (3,54) disebabkan oleh peningkatan produksi asam laktat dari glikogen pada epitel vagina oleh Lactobacillus acidophilus. Vaginal cytologi menyatakan sel-sel epitelnya sama seperti pada masa luteal. KULIT A. DINDING ABDOMEN Striae gravidarum Pada akhir kehamilan, garis-garis kemerahan dan sedikit dalam biasanya terdapat pada kulit sekitar abdomen, bahkan pada daerah dada dan paha. Diastasis recti Kadang-kadang, otot-otot dinding abdomen tidak bisa menahan regangan, dan otot rectus berpisah pada garis tengah, menghasilkan diastasis recti. B. PIGMENTASI Linea nigra Garis tengah abdomen (linea alba) menjadi hiperpigmentasi sehingga menjadi berwarna hitam kecoklatan. Chloasma atau melasma gravidarum Merupakan lipatan irregular kecoklatan dengan berbagai bentuk di sekitar leher dan wajah. Disebut juga mask of pregnancy. Hiperpigmentasi pada areolae dan kulit genital. Hiperpigmentasi ini dipengaruhi oleh tingginya estrogen dan progesteron yang mempengaruhi melanocyte stimulating hormone (MSH) sehingga melanosit menghasilkan melanin lebih banyak. C. PERUBAHAN VASKULAR Angomas (vascullar spiders) dan palmar erytema, lebih disebabkan oleh kadar progesteron yang tinggi dalam darah. PAYUDARA Perubahana konsistensi dan ukuran payudara Pada minggu awal, payudara menjadi lebih lembut dan terasa sensasi menggelikan.

Setelah minggu kedua menjadi membesar dan membulat disebabkan hipertrofi alveolus mamae, vena-vena menjadi terlihat, nipple membesar, lebih gelap dan lebih erectile. Setelah beberapa bulan akan keluar collostrum (cairan kekuningan) apabila dilakukan pemijitan, areola semakin meluas dan lebih gelap. Glands of Montgomery Sejumlar garis peninggian areora yang mana merupakan hipertropi kelenjar sabaceous. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh tingginya kadar estrogen dan progesteron yang memiliki fungsi deposit lemak, pertumbuhan kelenjar-kelenjar air susu. PERUBAHAN METABOLIK A. PENINGKATAN BERAT BADAN Kenaikan berat badan pada ibu hamil disebabkan oleh pembesaran uterus dan massa di dalamnya, payudara, kenaikan volume darah dan cairan ekstravaskular, peningkatan cellular water, deposisi lemak dan protein sebagai cadangan makanan maternal. Rata-rata kenaikan berat badan pada ibu hamil adalah 12,5 kg. B. METABOLISME AIR Kenaikan penyimpanan air saat kehamilan merupakan perubahan fisiologis normal. Penyimpanan atau penahanan air ini diperantarai oleh jatuhnya osmolalitas plasma kira-kira 10 mOms/kg yang disebabakan oleh perubahan Threshold osmotik dan sekresi vasopresin. Air pada fetus, plasenta, dan cairan amnion berjumlah sekitar 3,5 L. Akumulasi 3 L lainnya disebabkan oleh peningkatan pada volume darah maternal, ukuran fetus dan payudara. Jadi, jumlah minimum air extra rata-rata bertambah 6,5 L pada kehamilan. C. METABOLISME PROTEIN Janin, uterus, dan darah maternal biasanya kaya akan protein daripada lemak dan karbohidrat Berat fetus dan plasenta adalah sekitar 4 kg dan mengandung rata-rata 500gr protein. 500 gr protein terdiri dari : protein kontraktil pada uterus, kelenjar mamae, Hb dan protein plasma pada darah maternal D. METABOLISME KARBOHIDRAT Kehamilan normal setara dengan Hypoglikemia pada puasa ringan, postprandial hyperglikemia dan hyperinsulinemia. Pada kehamilan, setelah makan akan tejadi hyperglikemia dan hyperinsulinemia yang panjang. Respon ini dikaitkan dengan resistensi insulin perifer dengan tujuan memastikan suplai glukosa ke fetus. Kerja insulin lebih redah 50-70 % dari wanita normal tidak hamil.

Mekanisme resistensi insulin belum seluruhnya dimengerti. Progesteron dan estrogen mungkin berpengaruh terhadap resistensi insulin ini baik secara langsung atau tidak. Selama kehamilan, jumlah lactogen plasenta plasma meningkat, protein ini digolongkan pada hormon yang memiliki aktifitas serupa dengan aktifitas hormon pertumbuhan yang menyebabkan peningkatan lipolisis dengan pembebasan asam lemak bebas. Peningkatan konsentrasi asam lemak bebas yang bersirkulasi menyebabkan peningkatan resistensi jaringan terhadap insulin. Wanita hamil merubah dengan cepat kadar glukosa postprandial (setelah makan) menjadi mempertahankan kadar glukosanya pada tingkat puasa dengan menurunkan kadar glukosa dan asam amino seperti alanin.

E. METABOLISME LEMAK Konsentrasi lipid, lipoprotein, dan apolipoprotein dalam plasma meningkat pada masa kehamilan. Penyimpanan lemak meningkat terutama pada pertengahan kehamilan. Pada akhir kehamilan, seiring dengan meningkatnya kebutuhan nutrisi fetus, cadangan lemak maternal menurun. Progesteron mungkin bekerja mengatur lipostat pada hipotalamus, di akhir kehamilan lipostat kembali pada tingkat nonpregnant dan tambahan lemak hilang. Penyimpanan lemak pada wanita hamil berfungsi melindungi maternal dan fetus saat kelaparan yang berkepanjangan atau saat melakukan aktifitas berat. Leptin yang disekresi oleh plasenta meregulasi lemak tubuh dan pengeluaran energi. F. METABOLISME ELEKTROLIT DAN MINERAL Pada kehamilan normal, sedikitnya 1000 mEq sodium dan 300 mEq potasium dipertahankan. Walaupun filtrasi glomerulus terhadap Na dan K meningkat, eksresi elektrolit ini tidak berkurang karena terjadi peningkatan reabsorpsi pada tubulus. Walaupun kehamilan dihubngkan dengan akumulasi total Na dan K, konsentrasi elektrolit ini dalam serum sedikit mengalami penurunan karena volume plasma yang meningkat. Total Ca plasma mengalami penurunan menyebabkan penurunan konsentrasi albumin dalam plasma sehingga terjadi penurunan jumlah zat yang terikat dengan protein pengangkut. Pada trimester ketiga, Ca dideposit pada tulang bayi. Masukan makanan Ca ibu harus diperhatikan jangan sampai menyebabkan penurunan Ca ibu yang besar. Saat kehamilan, renal threshold untuk eksresi phospat inorganik meningkat karena terdapat peningkatan calsitonin. PERUBAHAN HEMATOLOGI A. VOLUME DARAH Volume darah maternal selama kehamilan mengalami peningkatan.

Studi pada wanita normal, volume darah lebih tinggi 40-45 % pada wanita hamil dibandingkan dengan wanita tidak hamil. Tingginya volume darah saat kehamilan, memiliki 3 fungsi: 1. untuk menenuhi permintaan uterus yang membesar dengan hipertrofi sistem vaskularnya. 2. untuk melindungi ibu dan juga fetus, melawan pengaruh-pengaruh yang mengganggu venous return pada posisi terlentang dan tegak. 3. untuk memberikan keamanan terhadap ibu ketika kehilangan banyak darah saat melahirkan. Volume darah maternal mulai meningkat pada trimester pertama. Meningkat dengan cepat pada trimester kedua. Pada trimester ketiga peningkaannya melambat dan mencapai garis plateu pada beberapa minggu terakhir kehamilan. Terjadi hiperplasia sedang eritroid pada sumsum tulang, jumlah retikulosit sedikit meningkat. Hal ini dihubungkan dengan peningkatan jumlah eritropoietin plasma. B. KONSENTRASI HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT Konsentrasi hemoglobin dan hematokrit menurun. Walaupun eritropoiesis meningkat, konsentrasi hemoglibin dan hematokrit sedikit menurun pada kehamilan normal, sehingga menyebabkan viskositas darah menurun. C. METABOLISME IRON Penyimpanan besi: 1. jumlah iron besi: wanita: 2-2,5 g laki-laki: 4g 2. jumlah penyimpanan: wanita: 300mg laki-laki: 300 mg Kebutuhan besi: 1000 mg. 300 mg fetus 200 mg hilang pada rute normal 500 mg sirkulasi eritrosit Pada pertengahan kedua usia kehamilan Kehilangan darah saat melahirkan hanya setengahnya yang hilang D. FUNGSI PERTAHANAN TUBUH DAN LEUKOSIT Terdapat penekanan berbagai fungsi imun humoral dan selular sehingga fetus tidak dianggap benda asing oleh tubuh. Mekanismenya terlihat pada penekanan sel T-helper (Th) 1 dan T-cytotoxic (Tc) 1, yang menurunkan sekresi interleukin (IL)-2, interferon-, dan tumor necrosis factor-. Selanjutnya, interferon- yang terdapat pada hampir seluruh jaringan dan cairan fetus. Tidak semua pertahanan tubuh ditekan. Seperti pada mukus cervic, immunoglobullin A dan G mencapai nilai puncaknya.

Relaksin mengganggu aktifasi neutrofil.

E. KOAGULASI Koagulasi pada kehamilan meningkat karena jumlah fibrinogen meningkat. Konsentrasi neutrofil plasma menurun disebabkan karena hemodilution. SISTEM KARDIOVASKULAR Perubahannya mulai terjadi pada minggu ke delapan kehamilan. Diafragma naik 4 cm merubah letak jantung bagian apeks menjadi lebih ke kiri dan ke atas, ukuran ventrikel kiri membesar, menyebabkan kecepatan denyut saat istirahat meningkat sekitar 10 denyut per menit sehingga cardiac output meningkat. Cardiac output meningkat pada minggu ke-5. Perubahan suara jantung. Suara jantung pertama menjadi lebih keras, suara jantung ke-2 tidak ada perubahan, dan suara jantung ke-3 mudah didengar dan keras. Tekanan darah arteri dan resistensi vascular menurun sedangkan volume darah, berat badan maternal, dan basal metabolic rate meningkat. TRAKTUS RESPIRATORY Diaphragama naik sekitar 4 cm saat kehamilan. Subcostal angel melebar karena diameter transversal thoracic cage meningkat sekitar 2 cm. Lingkar thoracic meningkat sekitar 6 cm tetapi tidak cukup untuk mencegah penurunan volume residual paru-paru. A. PULMONARY FUNCTION Volume tidal, minute ventilatory volume, dan minute oxygen uptake meningkat secara signifikan seiring dengan perkembangan kehamilan. Fungtional residual capacity dan residual volume menurun akibat dari kenaikan diaphragma. Airway conductance meningkat dan total pulmonary resistance menurun, kemungkinan disebabkan oleh aktivitas progesteron. Perbedaan maternal arterivenous oxygen menurun. Hal ini disebabkan oleh jumlah oksigen yang dialirkan pada paru-paru dengan meningkatnya volume tidal melebihi kebutuhan oksigen saat kehamilan sedangkan jumlah hemoglobin dalam sirkulasi, dan kapasitas pengangkutan oksigen menurun. Oksigen pada aliran arteri wanita hamil lebih rendah dari pada wanita setelah kehamilan. Walaupun cardiac output meningkat secara signifikan sesuai dengan keadaan kehamilan normal, pengaruhnya terhadap pengiriman oksigen ditiadakan oleh kandungan hemoglobin yang rendah. B. KESEIMBANGAN ASAM-BASA

Meningkatnya keinginan bernafas. Peningkatan frekuensi bernafas yang kemudian menurunkan tekanan CO2 saat kehamilan diinduksi oleh tingginya progesteron. Aktifitas progestin secara langsung mempengaruhi pusat respiratory. Untuk mengimbangi alkalosis respiratori, bikarbonat dalam plasma menurun dari 26 sampai sekitar 22 mmol/L. Sehingga pH darah meningkat walaupun sedikit. SISTEM URINARY A. GINJAL Ukuran ginjal sedikit membesar. Disebabkan karena kerja ginjal saat kehamilan lebih berat seiring dengan meningkatnya volume darah. Kecepatan filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate) dan aliran plasma ginjal (renal plasma flow) meningkat. Kallikrein, protease jaringan yang disintesis pada tubulus renal distal mengalami peningkatan. Meningkatnya jumlah berbagai nutrisi dalam urin. Kreatinin dan urea serum menurun. Creatinine clearence pada kehamilan meningkat 30%. Glucosuria Peningkatan filtrasi glomerulus disertai dengan ketidakseimbangan kapasitan reabsorpsi tubulus untuk memfiltrasi glukosa berperan dalam kebanyakan kasus glikosuria. Walaupun glikosuria pada wanita hamil merupakan hal yang normal, tetapi tetap harun mewaspadai adanya diabetes mellitus. B. URETER Ureter tertekan pada pelvic brim oleh peningkatan ukuran uterus. Dilatasi ureter Schulman dan Herlinger menemukan dilatasi ereter bagian kanan lebih besar 86% pada penelitian wanita hamil. Ketidaksamaan dilatasi ini mungkin disebabkan oleh adanya bantalan colon sigmoid pada ureter kiri dan mungkin juga disebabkan oleh lebih besarnya tekanan pada ureter kanan akibat dari dextrorotasi uterus. Dilatasi ureter kanan pun disebabkan oleh kompleks vena ovarium bagian kanan yang mengalami dilatasi saat kehamilan dan terletak pada ureter kanan. C. BLADDER Peningkatan trigone bladder dan penebalan bagian sisi posteriornya. Kecenderungan sering buang air kecil. Peningkatan tekanan bladder dan penurunan kapasitas bladder yang disebabkan oleh tekanan pembesaran uterus, diseimbangkan oleh pemanjangan bladder. TRAKTUS GASTROINTESTINAL

Lambung dan usus mengalami perubahan letak disebabkan pelebaran uterus. Apendiks menjadi terletak di bagian atar lateral. Pyrosis (heart burn), disebabkan oleh refluks sekresi zat asam pada lower esophagus. Gusi menjadi lebih lembut dan dapat terjadi hyperemic. Hemorhoid, disebabkan oleh konstipasi dan peningkatan tekanan vena di bawah uterus yang melebar. Diameter vena porta hati dan aliran darahnya meningkat, tetapi ukuran hatinya tetap. Serum aspartat transaminase, alanin transaminase, -glutamyl transferase, dan bilirubin sedikit menurun. Konsentrasi serum albumin sedikit menurun. Pada kehamilan tua, konsentrasi albumin 3,0 g/dL dibandingkan dengan konsentrasi albumin pada wanita tidak hamil 4,3 g/dL. Sedangkan total albuminnya meningkat karena volume darah wanita hamil lebih tinggi daripada wanita tidak hamil. Penurunan konsentrasi serum albumin diikuti dengan peningkatan sedikit konsentrasi globulin menyebabkan penurunan rasio albumin terhadap globulin. Aktivitas leucine aminopeptidase meningkat. Merupakan enzim spesifik pada kehamilan. Kehamilan menstimulus aminopeptidase memiliki aktivitas oksitokinase dan vassopresinasse. Daya kontraksi gallbladder menurun. Diperkirakan disebabkan oleh aktivitas progesteron yang menghambat cholecystokinin yang menengahi stimulus terhadap otot polosnya, yang merupakan regulator utama kontraksi gallblader. Ketidakseimbangan kontraksi gallblader menyebabkan stasis dan dihubungkan dengan peningkatan saturasi cholesterot saat kehamilan. SISTEM ENDOKRIN A. KELENJAR HIPOFISIS Kelenjar hipofisis membesar sekitar 135 %, diduga cukup untuk menekan optik chiasma sehingga dapat menyebabkan gangguan atau kelainan penglihatan. Pada trimester pertama, growth hormone disekresi terutama oleh kelenjar hipofisis maternal. Pada minggu ke-8, growth hormone yang disekresi oleh plasenta mulai tedeteksi. Pada minggu ke-17, plasenta merupakan sumber utama growth hormone. Prolaktin meningkat saat kehamilan. Setelah melahirkan, konsentrasi prolaktin plasma menurun bahkan pada wanita yang menyusui. Stimulasi estrogen meningkatkan jumlah sel-sel laktotrof pada hipofisis anterior dan dapat menstimulus pelepasan prolaktin dari sel-sel ini. B. KELENJAR TIROID Perubahan kelenjar tiroid pada kehamilan disebabkan oleh 3 hal: 1. kehamilan menginduksi peningkatan protein transport tiroksin utama, thyroxine-binding-globulin, sebagai respon terhadap kadar tinggi estrogen.

2. beberapa faktor-faktor penstimulus tiroid dihasilkan oleh plasenta dalam jumlah besar. 3. kehamilan disertai dengan penurunan iodida. Hal ini disebabkan oleh peningkatan eksresi dan renal clearence yang menyebabkan defisiensi iodin. Thyroid sedikit membesar karena hiperplasia glandular dan peningkatan vaskularitas. Glinour dan rekan-rekannya (1990) menemukan rata-rata kenaikan volume thyroid pada awal trimester adalah 12,1 mL sampai 15,0 mL saat kelahiran.

C. KELENJAR PARATIROID Regulasi konsentrasi kalsium erat hubungannya dengan magnesium, posfat, hormon paratiroid, vitamin D, dan fisiologi kalsitonin. Hormon Paratiroid dan Kalsium Penurunan kalsium dan magnesium plasma menstimulus sekresi hormon paratiroid, sedangkan tingginya kalsium dan magnesium plasma menekan sekresi hormon paratiroid. Kerja hormon paratiroid terhadap resorpsi tulang, absorpsi usus, dan reabsorpsi tubulus ginjal adalah untuk meningkatkan calsium pada cairan extraselular dan menurunkan posfat. Pada trimester pertama kehamilan, hormon paratiroid menurun dan kemudian meningkat tajam seiring dengan perkembangan kehamilan. Peningkatan ini disebabkan oleh rendahnya konsentrasi kalsium. Rendahnya konsentrasi kalsium disebabkan oleh tingginya volume darah, peningkatan kecepatan filtrasi glomerulus, dan transfer kalsium antara maternal-fetus. Estrogen pun memblok kerja hormon paratiroid pada resorpsi tulang. Kalsitonin dan Kalsium Calsium dan magnesium meningkatkan biosintesis dan sekresi kalsitonin. Kerja kalsitonin umumnya adalah bertentangan dengan hormon paratiroid yaitu menjaga kalsifikasi skeletal saat calsium stress. Kehamilan dan laktasi menyebabkan calsium stress, dan pada saat itu level kalsitonin lebih tinggi daripada wanita tidak hamil. Level vitamin D serum ditingkatkan saat kehamilan normal. D. KELENJAR ADRENAL Pada kehamilan normal, kelenjar adrenal maternal menjadi kecil. Cortisol Konsentrasi cortisol yang bersirkulasi meningkat, tetapi sebagian besar diantaranya diikat oleh cortisol-binding-globulin, atau transcortin. Kecepatan sekresi cortisol adrenal tidak berubah dan mungkin menurun bila dibandingkan dengan wanita tidak hamil. Kecepatan clearence metabolik kortisol pun menurun. Pada awal kehamilan, corticotropin (ACTH) menurun. Seiring dengan perkembangan kehamilan, level ACTH dan cortisol meningkat. Aldosteron Pada minggu ke-15, adrenal maternal mensekresikan peningkatan jumlah aldosteron. Pada trimester ke-3, sekitar 1 mg/hari disekresikan. Apabila intake

sodium dibatasi renin dan angiotensin II meningkat sekresi aldosteron meningkat menberikan proteksi melawan efek-efek natriuretic dari progesteron dan atrial natriuretic peptida. SISTEM LAINNYA A. SISTEM MUSKULOSKELETAL Progressive lordosis, lordosis menggeser pusat gravity punggung di atas ekstrimitas bawah. Menyebabkan rasa sakit, kaku, dan lemah pada ekstrimitas atas. Peningkatan mobilitas sacroiliac, sacrococcygeal, dan pubic joint. Mobilitas sendi dikaitkan dengan perubahan postur maternal, dan menyebabkan ketibaknyamanan pada bagian punggung, terutama pada masa akhir kehamilan. B. MATA Tekanan intraocular menurun saat kehamilan. Hal ini dihubungkan dengan peningkatan aliran keluar cairan vitreous. Penurunan sensitifitas kornea, dengan perubahan yang besar pada kehamilan tua. Hal ini disebabkan oleh penebalan kornea katena edema. Permukaan posterior kornea menjadi merah kecoklatan, disebabkan oleh peningkatan pigmentasi. C. SISTEM SARAF PUSAT Sering silaporkan terdapat banyak wanita yang menjadi memiliki masalah dengan konsentrasi, atensi, dan ingatan saat kehamilan sampai periode pospartum awal. Zeeman dan rekan kerjanya (2003) menemukan rata-rata aliran darah secara bilateral pada arteri serebral bagian tengah dan posterior menurun secara progresif dari 147 dan 56 mL/menit menjadi 118 dan 44 mL/menit. Mekanismenya hingga saat ini belum diketahui.

Willliams Obstetrics; edisi 22; chapter 5, Maternal Phyologi; hal. 122-145

You might also like